Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viona
"Penambahan platina ke dalam titania nanotube arrays dengan menggunakan metode reduksi kimia untuk produksi hidrogen dari gliserol telah dilakukan. Pemilihan metode penyisipan dopan antara reduksi kimia dan fotodeposisi telah diinvestigasi terlebih dahulu dengan menggunakan titania nanopartikel. Metode reduksi kimia memiliki dispersi 82,67%, sedangkan metode fotodeposisi sebesar 47,78%. Karakterisasi FESEM menunjukkan titania nanotube arrays dengan anodisasi ultrasonic bath selama 90 menit menghasilkan ketinggian film mencapai 7 μm. Morfologi titania nanotube arrays menghasilkan hidrogen tujuh kalinya dibandingkan morfologi nanopartikel. Penambahan dopan dengan metode reduksi kimia ke dalam titania nanotube arrays dilakukan dengan memasukkan plat titania berukuran 3,5 x 3,5 cm ke dalam larutan H2PtCl6 dengan konsentrasi tertentu, kemudian ditambahkan NaBH4 sebagai agen pereduksi. Penambahan Pt ke dalam titania nanotube arrays mampu meningkatkan produksi hidrogen, yang terbukti menghasilkan hidrogen 1,7 kalinya dibandingkan dengan titania nanotube arrays tanpa Pt atau 13 kalinya dibandingkan dengan titania nanopartikel tanpa Pt.

Addition of platinum into titania nanotube arrays by chemical reduction to produce hydrogen from glycerol solution has been carried out. The selection methods of insertion dopant between chemical reduction and photodeposition have been investigated fotodeposisi advance using titania nanoparticles. Chemical reduction method has a dispersion of 82.67%, while fotodeposisi method 47.78%. FESEM characterization of titania nanotube arrays using ultrasonic bath anodization have film thickness reach 7 μm. Titania nanotube arrays produce hydrogen seven times compared with titania nanoparticle. Addition of dopants using chemical reduction method is done by entering titania foil sized 3.5 x 3.5 cm into a H2PtCl6 solution with specific concentration, then NaBH4 as reducing agent is added. The addition of Pt into titania nanotube arrays can increase the production of hydrogen, which is proven can generate hydrogen 1.7 times compared with titania nanotube arrays without Pt or 13 times compared with titania nanoparticle without Pt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viona
"Lebih dari 56,8 juta manusia di seluruh dunia mengalami penderitaan yang sebenarnya bisa ditangani dengan layanan paliatif, namun hanya 14% pasien yang akhirnya mendapatknannya. Pengintegrasian layanan paliatif ke sistem kesehatan primer akan mempermudah akses pasien terhadap layanan paliatif, mengurangi overkapasitas pelayanan di fasilitas kesehatan lanjut, dan mengurangi beban finansial baik untuk fasilitas kesehatan lanjutan maupun untuk pasien. Kunjungan rumah oleh tim paliatif juga dapat mengurangi angka hospitalisasi, lama rawat inap saat hospitalisasi, dan lebih memungkinkan pasien meinggal di rumah daripada di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia dan dampaknya dalam penyelenggaraan layanan paliatif kanker. Saat ini tingkat ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia berada pada tingkat sedang – baik dengan permasalahan yang terjadi adalah tidak adanya regulasi, minimnya atensi dari pemerintah mengenai layanan paliatif, tidak adanya pembiayaan khusus, serta ketidak tersediaan morfin di Puskesmas. Untuk mengembangkan layanan paliatif di Puskesmas Indonesia, diperlukan adanya pembentukan regulasi, penjaminan ketersediaan obat – obatan, edukasi kepada tenaga kesehatan yang terstruktur dan terstandarisasi nasional mengenai layanan paliatif dan penjaminan pembiayaan program paliatif.

More than 56.8 million people worldwide experience suffering that can be treated with palliative services, but only 14% of patients that finally get it. Integrating palliative services into the primary health system will facilitate easier access to palliative services, reduce overcapacity of services at secondary health facilities, and reduce the financial burden for both secondary health facilities and for patients. Home visits by the palliative team can also reduce hospitalization rates, length of stay during hospitalization, and are more likely to die at home than in the hospital. This research is an analytic descriptive study with quantitative and qualitative methods to determine the availability of resources at Indonesian primary health centers and its impact on the implementation of cancer palliative services. At present, the level of resource availability at primary health care is at a moderate level but problems that occur are the absence of regulations, the lack of attention from the government regarding palliative services, the absence of allocated financing, and the unavailability of morphine in primary health centers. To develop palliative services at Indonesian primary health centers, it is necessary to form regulation about palliative services, guarantee the availability of medicines, educate health workers regarding palliative services that is structured and nationally standardized and guarantee the financing of palliative programs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Viona
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan plestari belajar anak yaitu bagaimana status sosial ekonomi orang tua berkaitan dengan prestasi belajar dan bagaimana sosialisasi belajar anak yang dialaminya dalam keluarga secara umum sosialisasi dapat dibagi menjadi dua sosialisasi partisipasi dan sosialisasi represi. Studi ini merupakan studi kasus terhadap murid SMA di Jakarta Selatan dengan melihat sosialisasi belajar anak dalam keluaran akan terlihat pola sosialisasi yang bagaimanakah yang berkaitan dengan pencapaian prestasi belajar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Lovenia Viona
"Sistem metering listrik dengan kWh konvensional yang telah diterapkan sebelumnya belum cukup untuk mendukung pertumbuhaan demand energi listrik di Indonesia karena sistem pembacaan memiliki karakteristik pembacaan secara manual, menghabiskan banyak waktu (kurang efisien),akurasi data dan pengembangan aplikasi yang kurang, serta membutuhkan biaya tenaga kerja tinggi. Perkembangan teknologi saat ini dapat mendukung upaya peningkatan aksebilitas pasokan listrik untuk menjangkau seluruh daerah berkaitan erat dengan konsumsi energi listrik dan efisiensi tenaga listrik di Indonesia.Smart meter dengan penerapan Advanced Metering Infrastructure (AMI) dengan teknologi komunikasi LoRa memberikan solusi mengukur konsumsi energi yang digunakan, tegangan, dan parameter lainnya secara real-time menjangkau cakupan area yang jauh,kekuatan sinyal yang kuat,dan beroperasi dengan daya yang rendah.Penelitian ini membahas tentang kualitas sinyal media komunikasi LoRa pada smart meter yang di aplikasikan di lokasi FT UI.Untuk mengetahui kualitas LoRa pada smart meter dilakukan pengujian keberhasilan sistem untuk memastikan data pengujian berhasil terkirim dari receiver menuju gateway dan server dibuktikan dengan hasil nilai RSSI dan SNR di 4 titik lokasi masih dalam batas minimum LoRa untuk mengirimkan sinyal dari receiver ke transmitter. Pada pengujian dengan jarak 33.77 m menghasilkan rata-rata RSSI sebesar -115,7 dBm dan SNR sebesar -2,3 dB. Pengujian dengan jarak 102.7 m menghasilkan rata-rata RSSI sebesar -117,4 dBm dan SNR sebesar -11,30695652 dBm.Pengujian dengan jarak 81.74 m menghasilkan nilai rata-rata RSSI sebesar -118,2173913 dB dan SNR sebesar -12,46869565 dB.Pengujian dengan jarak 156,96 m menghasilkan nilai rata-rata RSSI sebesar -118,3625 dBm dan SNR sebesar -12,6525 dB.Semakin jauh jarak lokasi pengujian dari gateway maka nilai RSSI dan SNR semakin menurun bernilai negatif dan kualitas sinyal semakin buruk. Selain jarak,nilai RSSI dan SNR juga dapat dipengaruhi oleh hambatan sekitar lingkungan seperti pepohonan,gedung,dinding tebal, dan lain-lain sehingga RSSI dan SNR pengujian dengan jarak 102.7 m lebih tinggi dibandingkan pengujian dengan jarak 81.74 m.

The electric metering system with conventional kWh meter that has been applied previously is not sufficient to support the growing demand for electrical energy in Indonesia because the reading system has the characteristics of manual reading, takes a lot of time (is less efficient), data accuracy and application development is less, and requires high labor costs.Current technology developments can support efforts to increase the accessibility of electricity supply to reach all regions closely related to electrical energy consumption and electricity efficiency in Indonesia. Smart meters with the application of Advanced Metering Infrastructure (AMI) with LoRa communication technology provide a solution to measure the energy consumption used, voltage, and other parameters in real-time coverage of remote areas, strong signal strength, and operating at low power. This study discusses the signal quality of LoRa communication media on smart meters that are applied at the FT UI location. To determine the quality LoRa on the smart meter is tested for the success of the system to ensure that the test data is successfully sent from the receiver to the gateway and server as evidenced by the results of the RSSI and SNR values at 4 location points which are still within the minimum LoRa limit for sending signals from the receiver to the transmitter. In testing with a distance of 33.77 m, the average RSSI is -115.7 dBm and an SNR of -2.3 dB. Testing with a distance of 102.7 m resulted in an average RSSI of -117.4 dBm and an SNR of -11.30695652 dBm. Testing with a distance of 81.74 m resulted in an average RSSI value of -118.2173913 dB and an SNR of -12.46869565 dB Testing with a distance of 156.96 m produces an average RSSI value of -118.3625 dBm and an SNR of -12.6525 dB. The farther the test location is from the gateway, the lower the RSSI and SNR values are negative and the signal quality gets worse . Apart from distance, the RSSI and SNR values can also be influenced by environmental obstacles such as trees, buildings, thick walls, etc. so that the RSSI and SNR testing with a distance of 102.7 m are higher than those of the test with a distance of 81.74 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Melva Viona
"Penelitian ini menguji apakah struktur kepemilikan dan independensi dewan komisaris berpengaruh terhadap prilaku pengambilan risiko (risk-taking behaviour) perusahaan non keuangan di Indonesia. Struktur kepemilikan yang diuji adalah kepemilikan negara, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Selain itu, penelitian ini juga menguji apakah invesment opportunity dan independensi dewan komisaris memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan risk-taking behaviour. Sampel penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian 2017-2023. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap risk-taking behaviour. Tidak ditemukan pengaruh signifikan kepemilikan negara, kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional terhadap risktaking behaviour. Investment opportunity juga ditemukan tidak memoderasi hubungan struktur kepemilikan dan risk-taking behaviour. Independensi dewan komisaris terbukti memperlemah hubungan positif kepemilikan asing dengan risk-taking behaviour. Namun independensi dewan komisaris tidak terbukti memoderasi hubungan kepemilikan negara, kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional dengan risk-taking behaviour.

This study examines whether ownership structure and independent commissioners influence the risk-taking behavior of non-financial firms in Indonesia. The ownership structures analyzed include state ownership, foreign ownership, managerial ownership, ix and institutional ownership. Additionally, the study investigates whether investment opportunity and the independence of the board of commissioners moderate the relationship between ownership structure and risk-taking behavior. The research sample consists of non-financial firms listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2017–2023 period. The findings reveal that institutional ownership has a positive effect on risk-taking behavior. However, no significant effect was found for state ownership, foreign ownership, or managerial ownership on risk-taking behavior. Furthermore, investment opportunity was not found to moderate the relationship between ownership structure and risk-taking behavior. The independence of the board of commissioners was shown to weaken the positive relationship between foreign ownership and risk-taking behavior. However, independent commissioners did not moderate the relationships between state ownership, managerial ownership, and institutional ownership with risktaking behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library