Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar T. A.
Abstrak :
Resiko pelaksanaan proyek konstruksi pada tahap III dari Project Life Cycle, yaitu tahap Produksi atau Pelaksanaan konstruksi fisik perlu mendapat perhatian manajemen sejak tender sampai proses pengakhiran proyek. Manajemen resiko meliputi Identifikasi, Kuantifikasi, Pengembangan respon dan Kontrol. Dari analisa tersebut diketahui faktor resiko yang dominan. Dengan mengelola faktor-faktor resiko yang dominan diharapkan bisa mengantarkan proyek kepada pencapaian sasarannya. Proyek yang karena perubahan design menjadi bermasalah dalam pencapaian target laba kotor yaitu dari rencana Rp. 9,651 milyard menjadi Rp. 5,383 milyard atau berkurang sebesar Rp. 4,467 milyard. Setelah dilakukan kegiatan respon terhadap resiko yang dominan, diprediksikan bisa kembali mencapai target labanya, bahkan dimungkinkan bisa dicapai laba kotor sebesar Rp. 14,577 milyard atau 151 % dari target rencana aslinya. Mengejar target perusabaan bersamaan dengan usaha pemenuhan kebutuhan para stake holder akan lebih memperbesar kemungkinan tercapainya target tersebut.. Dan penggunaan teknik-teknik analisa yang sesuai dengan permasalahannya terbukti menghasilkan peneiitian yang berakurasi tinggi.
Construction Risk at the 3r phase of Project Life Cycle ( production, fabrication, installation) should have the adequate concern from the tendering up to the closing of the project. Risk Management consist of Identification, Quantification, Risk Response development and Control. These processes define the dominant risk factor. Concentrating on these dominant risk factors management will reach the project objectives. The Project when facing the design change meet the crucial condition to achieve the gross profit target from Rp. 9,652 billion to Rp. 5,383 billion or decreasing Rp. 4,269 billion. By the dominant risk response action, the gross profit predicted to rise over the targeted gross profit. Even possible to reach Rp. 14,577 billion or 151 % from the original of profit target. Simultaneously attaining internal corporate objectives and provided stakeholders needs make the greater probability to overcome the targets. And utilization of adequate techniques of analyses to the problem solving represent the high accuracy research finding.
2001
T760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Ikan tongkol lisong (Auxis rochei) merupakan salah satu ikan pelagis dan termasuk dalam suku Scomberidae. Berdasarkan data menunjukkan produksi ikan tongkol lisong yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi sumberdaya ikan tongkol lisong melalui nilai potensi maksimum lestari (MSY) dan upaya optimum dalam kegiatan penangkapan. Aspek biologi menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tongkol lisong yang didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah allometrik positif, yakni pertumbuhan berat lebih cepat daripada pertumbuhan panjang. Berdasarkan TKG diketahui bahwa ikan tongkol lisong yang tertangkap dalam kondisi belum matang gonad. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa ikan tongkol lisong betina lebih banyak dibanding ikan tongkol lisong jantan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan ikan tongkol lisong belum melebihi potensi lestari (MSY) dan Jumlah Tangkap Yang Dibolehkan (JTB). ......Bullet tuna (Auxis rochei) is one of the pelagic fish and are classified in the Scomberidae class. The data shows that bullet tuna production landed in National Fishing Port of Palabuhanratu experiences fluctuations within 10 (ten) years. This research aims to determine the potential resources of bullet tuna by means of the Maximum Sustainable Yield (MSY) value and optimal catch effort. The biological aspect of bullet tuna landed on National Fishing Port of Palabuhanratu shows positive allometric growth, which is weight grows faster than the growth in length. Based on gonad maturation stage of are caught in a state of immature gonads. Sex ratio shows that the number of female bullet tuna is more than the male. Results of analysis shows that bullet tuna in Palabuhanratu not exceeds of the maximum sustainable yield (MSY) and Total Allowble Catch (TAC).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Rehabilitasi Sosial Kasus Tindak Pidana Narkoba di LAPAS Klas IIA Narkotika Jakarta belum maksimal tidak sebanding dengan kondisi jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang mencapai 3 kali lipat dari kapasitas LAPAS. Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan di LAPAS Klas IIA Narkotika Jakarta dalam penelitian ini adalah Rehabilitasi Sosial Theurapeutic Community (TC) dan Criminon. Penelitian kedua Rehabilitasi Sosial ini apakah dapat ditangani di dalam LAPAS, dapat merubah pola pikir WBP setelah mengikuti rehabilitasi sosial dan dengan perubahan pola pikir ini berdampak terhadap Ketahanan LAPAS. Penelitian dengan locus di LAPAS Klas IIA Narkotika Jakarta ini dengan tujuan untuk mengetahui perubahan pola pikir WBP setelah mengikuti Rehabilitasi Sosial Theurapeutic Community (TC) dan Criminon dalam meningkatkan Ketahanan LAPAS. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan teknik penelitian melakukan observasi langsung di LAPAS Klas IIA Narkotika Jakarta, wawancara, dokumen resmi yang tersedia, undang - undang yang berkaitan dengan penelitian dan studi kepustakaan dengan menggunakan dokumen yang ada. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan Rehabilitasi Sosial Theurapeutic Community (TC) dan Criminon di LAPAS Klas IIA Narkotika Jakarta dapat ditangani di dalam LAPAS tetapi belum maksimal karena jumlah WBP yang banyak tidak sebanding dengan jumlah WBP yang ikut Rehabilitasi Sosial dilaksanakan di LAPAS, Rehabilitasi Sosial TC dan Criminon menunjukkan bahwa dapat merubah pola pikir dan perilaku WBP terhadap kehidupan sehari-hari di LAPAS dan pada akhirnya dengan adanya perubahan pola pikir dan perilaku WBP yang mengikuti Rehabilitasi Sosial TC dan Criminon ini dapat berimplikasi terhadap Ketahanan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). ...... Social rehabilitation for narcotics prisoners serving their sentence in the Class IIA Jakarta Narcotics Prison has not been optimal since the number of inmates (Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)) in that correctional facility is 3 times the capacity of the prison. Social rehabilitation programs held in the Class IIA Jakarta Narcotics Prison investigated in this study are Therapeutic Commnunity (TC) and Criminon. The study on the two rehabilitation programs focuses on whether these social rehabilitation programs can be held in the prison and can change the mindset of the inmates who have taken part in the rehabilitation program and whether the change in the mindset has an implication on the resilience of the prison. The location of the research is the Class IIA Jakarta Narcotics Prison and the objective of the research is to find out about the impact of the changes in the mindset of inmates who have taken part in Therapeutic Community (TC) and Criminon programs on the improvement of resilience of the prison. This study used a descriptive qualitative analisys by direct observation technique conducted in the Class IIA Jakarta Narcotics Prison, interview, study of available official documents, laws relating to the research and literature study in examining existing documents. The results of the research show that the treatment in Therapeutic Community (TC) and Criminon in the Class IIA Jakarta Narcotics Prison can be handled in the prison but it is not yet optimal because the proportion of inmates participating in the rehabilitation programs is still very small compared to the total number of inmates in the prison. In addition, the research shows that Therapeutic Community (TC) and Criminon programs can change the mindset and behavior of the inmates in their daily life in the prison and eventually the change in mindset and behavior of these inmates after they participated in Therapeutic Community (TC) and Criminon programs may have an implication on the resilience of the prison.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Umar
Abstrak :
Anemia merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu hamil, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu melahirkan dengan APGAR score bayi yang dilahirkannya pada pasien ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2011. Metode penelitian yang dipakai adalah cross-sectional; data diambil dari rekam medis ibu seluruh ibu melahirkan di RSCM pada tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28,7% ibu melahirkan di RSCM menderita anemia berdasarkan kriteria anemia pada ibu hamil menurut World Health Organization (WHO). Sedangkan persentase bayi dengan APGAR score yang buruk untuk menit ke-1 dan ke-5 masing-masing adalah 11,5% dan 3,6%. Uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) proporsi bayi dengan APGAR score buruk antara kelompok ibu anemia dengan tidak anemia, baik menit ke-1 maupun menit ke-5. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu dengan APGAR score baik menit pertama maupun menit kelima. ...... Anemia is a worldwide problem, including Indonesia, especially in pregnant women because of high prevalence among them. The goal of this study was to know the relationship between maternal anemia and APGAR score among Cipto Mangunkusumo Hospital`s patients in 2011. The study design was cross-sectional; data was gathered from all medical record of women whom give birth in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2011. From the study it was known that 28,7% of pregnant women in RSCM was anemic, according to the criterion of maternal anemia from WHO. Total numbers of baby born with poor APGAR score were 11,5% for the 1st minute and 3,6% for the 5th minute. Result of chi square test showed that there was not significant different in proportion of poor APGAR score between group of maternal with anemia and without anemia (p>0.05). In conclusion, Maternal anemia has not significant relation with the APGAR score both for the 1st minute and 5th minute.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Bahan bakar fosil saat ini masih mendominasi penggunaannya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor industri dan transportasi. Mengingat bahan bakar fosil sifatnya tidak berkelanjutan, maka bahan bakar alternatif diperlukan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus meningkat. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang dapat mengatasi masalah kebutuhan energi sebagai substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel. Namun, biodiesel memiliki beberapa masalah. Seperti sensitif pada temperatur rendah dan adanya kontaminan (pengotor) yang berdampak pada penyumbatan filter. Kemudian sifatnya yang lebih rapat dan kental daripada minyak solar yang berdampak pada kurang optimalnya pengabutan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0-B100) terhadap karakteristik Fisika-Kimia bahan bakar yang mempengaruhi masalah tersebut. Karakteristik yang dimaksud berupa densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Campuran bahan bakar menggunakan minyak solar dengan angka setana 51 (CN 51) dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) dengan variasi campuran B10 hingga B90. Hasilnya seluruh karakteristik semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel. Untuk peningkatan maksimum densitas 6,06%; viskositas kinematik 64,35%; CFPP 14 oC; FBT 10,05 kali lipat; dan total kontaminan 4 kali lipat. Kemudian dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor guna memvalidasi hasil pengujian densitas dan viskositas kinematik pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel dengan peningkatan maksimum sebesar 5,7%. Dilakukan perhitungan regresi korelasi guna memvalidasi hubungan keduanya secara matematis. Nilai R2 untuk densitas sebesar 0,9471 dan viskositas kinematik sebesar 0,9436. Artinya hubungan keduanya kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1. .......Fossil fuels currently are still dominating in their use, especially fuel oil in the industrial and transportation sectors. Considering that fossil fuels are unsustainable, alternative fuels are needed to overcome the problem of increasing energy needs. Biodiesel is one of the biofuels that can overcome the problem of energy needs as a substitution for petro-diesel for diesel engine fuel. However, biodiesel has several problems. Such as sensitive at low temperatures and the presence of contaminants (impurities) that have an impact to filter clogging. Then it has properties that are denser and viscous than petro-diesel so it has poor injector spray. The purpose of this study is to determine the effect of blending rate of biodiesel with petro-diesel (B0-B100) on the physico-chemical properties of the fuel that affect the problems. The properties are density, kinematic viscosity, cleanliness, total contaminants, filter blocking tendency (FBT), and cold filter plugging point (CFPP). The fuel blends used petro-diesel with a cetane number 51 (CN 51) and biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) as the base fuels with a blending variation of B10 to B90. As a result, all properties increase with increasing biodiesel content. For a maximum increase of density is 6.06%; kinematic viscosity is 64.35%; CFPP is 14 oC; FBT 10.05 times; and total contaminants ±4 times. Then tested the pressure of injector spray in order to validate the results of density and kinematic viscosity tests under actual conditions. As a result, the pressure increase with increasing biodiesel content with a maximum increase of 5,7%. Correlation regression was calculated to validate the correlation between those properties as mathematically. The value of R2 of density is 0,9471 and kinematic viscosity is 0,9436. It means that the correlation between those two are strong because it is more than 0,5 and close to 1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Latar belakang: Cisplatin diketahui sebagai agen kemoterapi yang paling sering digunakan dalam terapi keganasan hematologi dan tumor padat. Namun, efek samping cisplatin nefrotoksisitas menjadi masalah utama, sebab pemberian cisplatin sesuai dengan dosis terapeutik saja sudah menimbulkan kerusakan ginjal. Tujuan penelitian: Membuktikan efek kurkumin yang bersifat renoprotektif terhadap kerusakan ginjal yang diinduksi cisplatin melalui penurunan ekspresi endothelin-1 (ET-1). Endothelin-1 merupakan peptida yang berkaitan dengan fungsi ginjal, karena memiliki peran sebagai vasokonstriktor poten dan sebagai hemodinamik di organ ginjal. Metode: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa organ tersimpan dari penelitian Ni Made Dwi Sandhiutami, S.Si, M.Kes, Apt. Sampel dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok tikus normal (N), kanker ovarium tanpa perlakuan (Ca), kanker ovarium perlakuan cisplatin (Cis), dan kanker ovarium perlakuan cisplatin+curcumin (Cur). Induksi kanker ovarium dengan cara injeksi 7,12-Dimethylbenz[a]anthracene (DMBA) melalui benang silk dan dirawat selama 20 minggu membentuk adanya tumor pada ovarium. Hasil: Hasil yang diperoleh memperlihatkan kelompok Ca mengalami peningkatan ET-1 sebesar 2,8555±0,69981, kelompok Cis terjadi peningkatan ET-1 sebesar 6,0965±2,1558, namun pada kelompok Cis+Cur terjadi penurunan ekspresi ET-1 sebesar 2,1616±0,71623. Meskipun, data pada pemeriksaan ekspresi ET-1 tidak berbeda bermakna secara statistik, namun pemberian kurkumin dapat dikatakan bermakna secara kondisi klinis karena menurunkan ekspresi ET-1 sebesar 64,5%. Pada pemeriksaan serum kreatinin, hanya kelompok tikus normal (N) dengan kelompok tikus kanker ovarium dengan perlakuan cisplatin (Cis) yang berbeda bermakna dan signifikan. Kesimpulan: Cisplatin bersifat nefrotoksisitas meskipun dalam dosis terapi, serta pemberian kurkumin bermanfaat sebab dapat bersifat renoprotektif bagi kerusakan ginjal yang diinduksi cisplatin. ......Introduction: Cisplatin is known as a chemotherapy agent that is most often used in the therapy of hematologic malignancies and solid tumors. However, the side effects of cisplatin nephrotoxicity are the main problem, because giving cisplatin in accordance with the therapeutic dose alone has caused kidney damage. Purpose of the study: To prove the effect of curcumin which is renoprotective against cisplatin-induced renal damage through decreased expression of endothelin-1 (ET-1). Endothelin-1 is a peptide related to kidney function, because it has a role as a potent vasoconstrictor and as a hemodynamic agent in the kidney. Methods: The samples used in this study were stored organs from research by Ni Made Dwi Sandhiutami, S.Si, M.Kes, Apt. Samples were divided into 4 treatment groups, namely normal mice (N), ovarian cancer without treatment (Ca), ovarian cancer treated with cisplatin (Cis), and ovarian cancer treated with cisplatin + curcumin (Cur). Ovarian cancer induction by injection of 7,12-Dimethylbenz [a] anthracene (DMBA) through silk thread and treated for 20 weeks to form a tumor in the ovary. Results: The results showed that the Ca group experienced an increase in ET-1 by 2.8555 ± 0.69981, the Cis group had an increase in ET-1 by 6.0965 ± 2.1558, but in the Cis + Cur group there was a decrease in ET-1 expression. equal to 2.1616 ± 0.71623. Although, the data on the examination of ET-1 expression were not statistically significant, but curcumin administration can be said to be clinically significant because it reduces the expression of ET-1 by 64.5%. In the serum creatinine examination, only the normal (N) group of mice with ovarian cancer mice treated with cisplatin (Cis) was significantly and significantly different. Conclusion: Cisplatin is nephrotoxicity even in therapeutic doses, and curcumin administration is beneficial because it can be renoprotective for cisplatin-induced renal damage
2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S6029
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Perkembangan gadai emas syariah di Indonesia dapat dikategorikan cukup pesat. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 tepatnya sejak Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah disahkan, bank syariah memperoleh dasar hukum untuk dapat membuka produk gadai syariah pada praktik perbankan. Seiring dengan perkembangan tersebut muncul fenomena di masyarakat mengenai metode gadai emas berjenjang yang disingkat gadai berjenjang. Gadai emas berjenjang atau biasa disebut dengan istilah berkebun emas merupakan suatu metode berinvestasi yang sering digunakan dalam produk gadai emas syariah pada perbankan syariah. Permasalahan yang timbul adalah apakah metode gadai berjenjang tersebut sesuai dengan prinsip syariah. Permasalahan lain yang timbul adalah metode gadai berjenjang atau berkebun emas ini, tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metode tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan data sekunder dengan hasil deskriptif analisis. Secara umum, dalam penelitian ini terdapat sebuah kesimpulan bahwa penerapan metode gadai berjenjang dalam gadai emas syariah tidak sesuai dengan prinsip syariah. Penelitian ini juga mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode gadai emas berjenjang di Bank Syariah Mandiri dalam aplikasinya tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan antara lain metode gadai berjenjang tidak sesuai dengan prinsip syariah, metode gadai berjenjang/berkebun emas menggunakan rata-rata statistik jangka panjang untuk menjustifikasi tujuan jangka pendek, dan metode gadai berjenjang/berkebun emas menggunakan asumsi angka pinjaman dari bank syariah tetap. Kelemahan-kelemahan tersebut menjadikan gadai emas berjenjang ini yahg sebelumnya kerap disebut sebagai investasi tanpa risiko sehingga perlu diketahui menjadi lahan investasi yang sangat berisiko untuk dilakukan. ......The development of shariah gold pawn in Indonesia is quite rapid. This is because that in 2008, precisely since the adoption of Law Number 21 of 2008 concerning Shariah Banking, shariah banks obtain legal basis to open a shariah pawn product in the practice of banking. As it develops, another phenomenon appears in the society about the method of multilevel gold pawn, which is shortened to multilevel pawn. Multilevel gold pawn or usually known as "gold gardening" is an investment method that is often used in shariah product on the pledging of gold in shariah banking. The issue that arises is whether the multilevel pawn method is in accordance with the principles of shariah. Another issue that arises is that the multilevel pawn method or gold gardening is not free from weaknesses. The research method that is used in this research is a qualitative method by utilizing secondary data and produces an analytical descriptive result. Generally, in this research it concludes that the implementation of multilevel pawn method is not in accordance with the principals of shariah. This research also concludes that the implementation of multilevel gold pawn method in Bank Syariah Mandiri is not free from weaknesses, such as it is not in accordance with the principles of shariah, the multilevel pawn method/gold gardening is using a long term average statistic to justify short term objectives, and the multilevel pawn method/gold gardening is using the assumption of constant shariah bank loan rate. Those weaknesses consequentially causing this multilevel gold pledging to turn from, what is commonly known as an investment without any risk, into a risky investment.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Musni Umar
Abstrak :
Teknik penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kendari mengenai Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, yang utama adalah menggunakan kualitatif, didukung dengan teknik kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 11 informan utama. Cara mendapatkan informasi/data yaitu melalui wawancara mendalam terhadap 11 informan utama, Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Kendari, Peraturan Daerah produk DPRD, UU Otonomi Daerah, dan observasi lapangan. Teori yang dipakai ialah pembagian kekuasaan, dan fungsi-fungsi Badan Legislatif, dengan konsep DPRD sebagai penyeimbang eksekutif.

Penelitian ini telah membuat indikator untuk mengukur kinerja DPRD dan menemukan data yang amat penting tentang peran DPRD di era reformasi, di mana institusi itu ternyata tidak efektif, sehingga harapan terwujudnya perimbangan kekuasaan (balance of power) antara legislatif (DPRD) dengan eksekutif (Bupati) masih jauh dari kenyataan. Akibatnya, pelaksanaan otonomi yang dititik-beratkan pada daerah kabupaten dan kota, telah memindahkan sentralisasi kekuasaan ke tangan Bupati, sehingga terjadi monopoli kekuasaan, dan muncul kecenderungan semakin meluas dan bertambah merajalela praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di era otonomi daerah.

DPRD sebagai simbol demokrasi dan representasi dari rakyat yang berdaulat, tidak berdaya menghadapi Bupati, karena masih tetap dijalankan paradigma lama pemerintahan yaitu Bupati adalah sebagai penguasa tunggal di daerahnya, Penyebab lainnya ialah terbatasnya kualitas anggota DPRD, dominannya kepentingan pribadi anggota Dewan, lemahnya masyarakat madani (civil society) di kabupaten Kendari, masih kuatnya pengaruh feodalisme dan terus dibatasinya kewenangan anggota Dewan untuk menjalankan fungsi dan menggunakan hak Dalam Tata Tertib DPRD Kabupaten Kendari secara jelas dapat ditemukan pasal-pasal yang mempersulit serta menghambat pelaksanaan fungsi dan hak anggota DPRD seperti fungsi pengawasan yang diatur dalam paragraf 4 yaitu hak mengadakan penyelidikan (pasal 14), paragraf 6 hak mengajukan pernyataan-pendapat (pasal 18), dan paragraf 9 hak mengajukan pertanyaan (pasal 22); serta paragraf 7 hak prakarsa untuk mengajukan rancangan peraturan daerah (pasal 19). Pasal-pasal tersebut sebaiknya dalam rangka reformasi dan upaya meningkatkan kinerja DPRD direvisi. Temuan lainya bahwa pelaksanaan peran DPRD dilihat dari jumlah produk peraturan Daerah, ternyata DPRD di masa Orde Baru lebih tinggi produktivitasnya dibanding DPRD di era reformasi. Begitu juga dalam penggunaan hak-hak Dewan, serta pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD secara keseluruhan tetap memprihatinkan. Kendati begitu, dari sisi penggunaan hak Dewan terutarna keberanian para anggota mengadakan perubahan terhadap rancangan peraturan daerah, dan pelaksanaan pengawasan langsung terdapat peningkatan yang cukup menggembirakan. Dalam hal pembentukan Peraturan Daerah, tidak ada bedanya DPRD di era Orde Baru dengan DPRD di era reformasi, karena semua rancangan peraturan daerah bersurnber dari inisiatif eksekutif, tidak ada yang dilahirkan dari hasil inisiatif atau prakarsa DPRD. Akibatnya, produk peraturan daerah umumnya kurang bernuansa pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Hampir semua produk peraturan daerah, bersifat membebani rakyat, dan untuk kepentingan kekuasaan_ Itulah sebabnya, masyarakat menilai bahwa DPRD belum berperan secara optimal dalam mendorong perbaikan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Mereka lebih sibuk mengurus kepentingan diri sendiri.

Mengenai keterwakilan rakyat di DPRD, sudah mulai ada kemauan politik yang ditunjukkaan dalam proses pencalonan anggota DPRD dengan dipilihnya para calon anggota DPRD dari Kecamatan atau Desa. Hanya proses menuju keterwakilan rakyat terhenti setelah pemilu, tidak berlanjut dan berkesinambungan di DPRD melalui perjuangan untuk memajukan kesejahteraan rakyat yang dicerminkan dalam pembuatan berbagai peraturan daerah, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, pengawasan yang efektif, dan penyaluran aspirasi serta kepentingan rakyat. Dalam praktek, kita menyaksikan terjadinya interaksi yang baik antara DPRD dengan eksekutif, tetapi belum menghasilkan manfaat nyata bagi perbaikan nasib rakyat. Demikian juga, interaksi antara DPRD dengan rakyat mulai berjalan dinamis, hanya tingkat ketidakpuasan rakyat terhadap DPRD masih tinggi. Indikatornya dapat ditunjukkan antara lain tetap banyaknya rakyat yang berdemonstrasi di DPRD, walaupun menurut penilaian Pimpinan DPRD dan Ketua-Ketua Fraksi di DPRD bahwa hal tersebut justru merupakan bukti bahwa rakyat percaya kepada DPRD. Kalau tidak percaya, tidak mungkin rakyat datang mengadukan nasibnya ke DPRD. Sedang peran DPRD di masa lalu, mengalami pasang surut karena mengikuti dinamika dan kebijakan politik yang dijalankan ditingkat nasional. Jika pemerintah pusat menjalankan pemerintahan secara demokratis, maka imbasnya merembet ke seluruh daerah dalam wujud desentralisasi dan otonomi luas, sehingga memberi dampak positif kepada rakyat dan DPRD karena dapat berpartisipasi dan berperan aktif menjalankan fungsinya. Demikian pula sebaliknya, jika pemerintah pusat menjalankan kebijakan pemerintahan secara otoriter, maka imbasnya ke berbagai daerah akan termanifestasi dalam wujud sentralisasi dan dekonsentrasi pemerintahan, yang dampaknya negatif bagi rakyat dan DPRD karena demokrasi dipasung. Akan tetapi, pengalaman menunjukkan bahwa politik desentralisasi dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah, tidak selamanya berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh elit penguasa dan politik baik eksekutif maupun DPRD untuk membangun masyarakat madani. Disinilah urgensinya membangun kesadaran masyarakat (common consciousness) agar sadar bahwa kedaulatannya yang telah diserahkan kepada wakil mereka di DPRD melalui pemilu, harus selalu dikontrol, supaya mereka menjalankan fungsinya secara optimal dan baik.

Berkaitan dengan upaya memperkuat peran masyarakat di DPRD, maka dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, semakin dirasakan pentingnya membangun kekuatan masyarakat madani yang terdidik, dan demokratis. Untuk itu, nilai-nilai budaya lokal yang mengandung unsur-unsur demokrasi yang berakar kuat di masyarakat sudah saatnya dikembangkan dan dibudayakan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>