Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udin. S.
Jakarta: Dian Rakyat, 1978
920 Udi s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi`udin
Jakarta: Toko Gunung Agung, 1997
297.124 RAF h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Saifuddin
"Pemerintah telah mengambil langkah strategis dalam bidang pos, yaitu merubah Perum Pos dan Giro menjadi PT. POS Indonesia pada tahun 1995. Perubahan tersebut untuk menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan pos di tingkat nasional dan global, yang bergerak secara dinamis dan cepat. Penyesuaian awal yang telah dilakukan adalah menetapkan struktur organisasi Perum Pos dan Giro. Dalam perkembangan selanjutnya, harus diadakan perubahan baru yang lebih tepat sesuai dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2001-an.
Berbagai hal yang dapat diidentifikasi dan perlu mendapat perhatian, antara lain :
  • Bidang SDM, marketing, aplikasi, saran dan perlengkapan.
  • Koordinasi antara pusat dengan wilayah-wilayah dan UPT-UPT.
  • Pembinaan divisi-divisi dan pendelegasian wewenang.
Tujuan studi ini antara lain adalah memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan konsepsi teori organisasi yang menyangkut perubahan organisasi, struktur yang tepat untuk P.T. Pos Indonesia saat ini, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif.
Dari hasil studi dapat ditemu kenali hal berikut :
  • Bidang SDM dan Perlengkapan/Sarana memerlukan pemisahan dengan pembentukan masing-masing Direktorat secara terpisah.
  • Direktorat pemasaran perlu dilengkapi fungsi penelitian pasar.
  • Pengembangan divisi menjadi unit mandiri dan pusat laba.
  • Fungsi pendidikan dan latihan di bawah koordinasi Direktorat SDM.
  • Penyederhanaan rentang kendali oleh Direktur Utama.
  • Reorganisasi koordinasi dan pembinaan divisidivisi.
  • Reorganisasi koordinasi kantor-kantor wilayah dan UPT.
Hasil studi dituangkan dalam bentuk saran struktur organisasi yang baru, yang diproyeksikan berlaku hingga tahun 2001, seperti dituangkan dalam BAB V. Struktur organisasi usulan tersebut merupakan sistem campuran antara multi-divisi dengan sistem fungsional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T8058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Sjamsudin
"

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia kepada kita semua, sehingga upacara pengukuhan pagi ini dapat berlangsung. Judul pidato pengukuhan yang akan saya kemukakan adalah Masalah Keracunan di Indonesia.

Alasan saya memilih judul ini pertama-tama berdasarkan terdapatnya petunjuk semakin meningkatnya kasus keracunan di Indonesia. Seperti kita ketahui, masyarakat Indonesia mempunyai tingkat heterogenitas yang tinggi baik dari segi sosio-budaya maupun ekonomi. Heterogenitas tersebut berdimensi sangat kompleks sehubungan dengan jumlah penduduk yang besar, yaitu sebanyak 178 juta jiwa. Terlebih lagi masyarakat Indonesia dewasa ini, lengkap dengan segala konsekuensinya terlanda arus industrialisasi dan globalisasi. Di tengah-tengah masyarakat seperti ini, tidaklah mengherankan, apabila kita seringkali membaca dan mendengar berita mengenai keracunan seperti dikemukakan dalam media cetak maupun elektronik. Penemuan akademik pun acapkali mengungkapkan sejumlah kasus keracunan di lapangan yang dilukiskan dengan angka yang memprihatinkan.

Alasan lain dalam pemilihan judul ini berkenaan dengan pemikiran bahwa secara langsung atau tidak, masalah keracunan tidak terlepas dari upaya kita semua dalam menciptakan dan membina sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masalah keracunan, dalam hubungan ini, dapat mengakibatkan terganggunya upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Masalah kualitas manusia ini memperoleh perhatian khusus dalam pengarahan umum Pembangunan Jangka Panjang Tahap II (PJPT II), serta merupakan aset yang amat berharga bagi pembangunan nasional.

Dari kedua alasan di atas jelaslah bagi kita, bahwa kasus keracunan di tanah air kita merupakan masalah penting. Masalah ini perlu mendapat perhatian berbagai kalangan khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, mereka yang berfungsi sebagai pengambil dan pelaksana kebijakan, serta masyarakat luas pada umumnya.

Perkenankanlah saya untuk mengetengahkan apa yang dimaksud dengan keracunan yang umum dipergunakan oleh dunia medik dan akademik. Pada umumnya keracunan didefinisikan sebagai masuknya zat kimia termasuk obat ke dalam tubuh manusia dalam jumlah besar atau berlebihan, sehingga menimbulkan gejala yang membahayakan, menimbulkan cacat, atau bahkan dapat mengundang kematian. Zat kimia atau obat dalam jumlah besar yang menyebabkan keracunan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut, kulit, paru-paru, atau mata. Misalnya pestisida bentuk cair dapat masuk tubuh manusia melalui mulut atau melalui kulit (1-6).

Setiap zat kimia pada dasarnya bersifat racun, dan terjadinya keracunan ditentukan oleh besarnya dosis dan cara masuk zat tersebut ke dalam tubuh manusia, Paracelsus pada tahun 1564, menyatakan bahwa hanya dosislah yang menentukan apakah suatu zat kimia bersifat racun atau tidak. Meskipun dewasa ini dikenal banyak faktor yang menentukan sifat dan daya racun suatu zat kimia, namun dosis tetap merupakan suatu faktor penentu yang penting dan dominan (7,8). Dengan demikian jelaslah bahwa setiap obat dapat bersifat racun.

Batasan yang dikemukakan di atas mengarahkan perhatian kita sekurang-kurangnya pada dua jenis keracunan yang dapat terjadi dalam kehidupan manusia yaitu keracunan akut dan kronik.

Pembedaan jenis keracunan ini selain memperhatikan aspek dosis, juga memperhitungkan jangka waktu terjadinya keracunan. Marilah kita telusuri satu per satu jenis keracunan ini, agar kita memperoleh keseragaman pengertian.

"
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB 0104
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Saefudin
"Perbankan syariah di Indonesia merupakan fenomena bisnis baru yang menawarkan jasa dan produk - produk baru. Sebagai bisnis baru dengan produk baru yang belum dikenal luas, bank - bank syariah dihadapkan pada persaingan dengan bank - bank konvensional yang telah terlebih dahulu berada di pasar. Tantangan semakin menguat, ketika awal Januari 2004, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa bahwa bunga bank adalah Riba dan haram hukumnya. Fatwa ini membawa implikasi perlunya bank - bank syariah memberikan layanan pada seluruh umat yang meyakini haramnya bunga bank, yang tersebar bukan hanya di served area (wilayah yang sudah terlayani bank syariah) tetapi juga di un-served area (wilayah yang tersebar di berbagai pelosok tanah air yang belum memiliki jaringan layanan perbankan syariah).
Permasalahannya, bagaimana perbankan syariah menyiasati keterbatasannya dalam memberikan layanan kepada pasar yang tersebar (scattered) pada sewed maupun unserved area dan bagaimana komunikasi pemasaran produk - produk baru yang dilakukan perbankan syariah?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan eksploratif yang bersifat deskriptif analitis, dengan kategori studi kasus single case, multilevel analysis. Kasus yag diteliti dan unit anaiisisnya adalah Kartu Share , yaitu sebuah produk baru hasil inovasi aliansi dari Bank Muamalat Indonesia.
Kajian komunikasi pemasaran terhadap produk baru bank ini, antara lain karena pionir bank syariah nasional yang mulai beroperasi 1 Mei 1992 / 27 Syawal 1412 Hijriyah ini merupakan satu - satunya bank syariah yang survive pada mesa krisis moneter 1997 -- 1998, tanpa program rekapftalisasi dan terus menunjukkan kinerjanya yang positif. Bank ini menetapkan visinya untuk ?Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional.'' Pasar spiritual adalah masyarakat yang meyakini bahwa bunga bank adalah riba dan haram hukumnya. Sedangkan pasar rasional adalah masyarakat atau pasar yang dafam menggunakan bank tanpa mempertimbangkan haram- halalnya bunga bank.
Upaya mewujudkan visi ini dihadapkan pada persaingan dan keterbatasan, antara lain kurangnya jaringan layanan, variasi produk, sumber daya insani dan permodalan. Kesenjangan (gap) ini memotivasi Muamalat untuk melakukan inovasi (innovation) melalui penemuan (invention) yang menghasilkan produk baru (new product), dipadu aliansi (alliance) dalam dua sisi, yaitu: jaringan pembukaan rekening dan penyetoran (depository arrangement) dan layanan pengambilan tunai, transfer, serta kemudahan transaksi lainnya.
Bagi Bank Muamalat, komersialisasi (commercialization) Shar-e menjadi fokus dalam meningkatkan nasabah ritel perorangan (retail customer base), dana pihak ketiga (dana masyarakat), efisiensi biaya dana (cost of fund) dan memberikan beragam tayanan lainnya. Shar-e menjadi flagship product balk pada sisi tangible benefits (indikator keuangan) maupun pada intangible benefits (pengakuan dan sejumlah penghargaan).
Untuk mengetahui proses komersialisasinya sebagai produk baru hasil inovasi (produk inovatif), tesis ini memfokuskan pada bagaimana Komunikasi Pemasaran Terpadu (integrated Marketing Communications) Shar-e sehingga mampu meningkatkan penjualan (sales volume) dan memberi kontribusi pada kinerja bisnis sesuai visi dan misi perseroan.
Dapat dicatat bahwa komunikasi pemasaran Shar-e sebagai produk baru telah dilakukan dengan fokus, terpadu, berlangsung efektif dan berhasil menambah jumlah nasabah secara signifikan. Bauran komunikasi (Communications Mix) yang diramu dalam bauran promosi (Promotional Mix), antara lain perikalan (advertising), publikasi dan kehumasan (publicity and public relations), promosi penjualan (sales promotion), penjualan langsung (direct selling) dan penjualan tatap muka (personal selling). Keberhasilan komunikasi pemasaran ini ditunjang aiiansi yang memungkinkan tersedianya produk ini (availability of product) pada jaringan di served maupun urserved area. Inovasi dalam ?Modes of Entry" ini mendapat sejumlah penghargaan, antara lain pengakuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Menteri Negara Riset dan Teknologi bekerjasama dengan majalah SWA dan MARS Consulting, dan menempatlan Shar-e sebagai the Most Innovative Product.
Dapat disimpulkan bahwa apabila produk baru hasil inovasi didukung komunikasi pemasaran terarah, fokus dan terpadu, akan memiliki tingkat keberhasilan komersial yang meningkatkan kinerja bisnis, reputasi produk maupun reputasi korporasi. Namun demikian, dalam kasus produk baru ini masih perlu dilakukan peningkatan komunikasi pemasaran terpadu, termasuk perlunya riset khusus tentang brand, diferensiasi keunggulan dan positioningnya di benak masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Asrorudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T52052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, M. Udin
Jakarta: Badan Penerbit IBLAM, 2005
346.06 SIL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Udin Human
"Berangkat dari pengamatan terhadap peta-peta dan data sejarah yang ada, penulis berasumsi bahwa Banten nampaknnya pernah roemiliki sarana pertahanan berupa tembok kota. Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya melacak keberadaan tembok kota sebagaimana yang pernah tampak pada peta-peta kuna tentang Banten. Mengingat penelitian ini berorientasi untuk memeperoleh kejelasan masalah tembok kota secara khusus, maka penelitian difokuskan pada tembok kota yang pernah diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PUSLITARKENAS) dan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ekskavasi tersebut dilakukan tahun 1985-1988. Kecuali itu dalam melengkapi analisisnya, penulis melakukan ekskavasi berupa kotak uji untuk menelusuri bagian struktur tembok kota yang belum terungkap pada penelitian sebelumnya. Landasan hipotetis yang digunakan dalam ekskavasi tersebut adalah deskripsi peta tahun 1659 dan catatan V.I. van de Wall, sedangkan penelitian-penelitian sebelumnya digunakan sebagai landasan operasional dalam menentukan lokasi kotak uji Melalui penelitiannya penulis. membuktikan kebenaran bahwa di Banten Lama terdapat tembok yang berbentuk zig-zag dan lurus dengan masing-masing ciri teknologinya. Perkiraan umur tembok kota tersebut sekitar 115 tahun. Secara lebih pasti umur ini dapat ditentukan dengan merujuk peta tahun 1596, sehingga perkiraan umur menjadi sekitar 89 tahun. Peta tahun 1659 menunjukkan adanya tembok yang berbentuk lurus, berarti umur tembok berbentuk zig-zag di misi Utara sekitar 63 tahun, sedangkan tembok yang berbentuk lurus bertahan selama 28 tahun hingga tahun 1685. Penulis juga mencatat bahwa penyertaan pagar keliling sebagai tembok kota telah dikenal sejak awal-awal Masehi, bahkan lebih awal lagi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pagar keliling merupakan gejala umum, yang berguna untuk mempersiapkan pertahanan dan perlindungan di berbagai tempat. Dengan membedakan kota-kota di Jawa abad ke 16-19 secara geografis menjadi kota pantai dan kota pedalaman menunjukkan bahwa pagar keliling atau tembok kota selalu terdapat pada kota pantai, sedangkan pada kola pedalaman tembok tersebut mengelilingi istana atau keraton. Terdapatnya tembok kota pada kota pantai merupakan alasan untuk mempersiapkan pertahanan kota yang memadai, karena keletakkan kota yang lebih terbuka dari arah laut"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Sumantri
"ABSTRAK
1. MASALAH POKOK. Perjanjian sewa menyewa ruangan mulai banyak dikenal khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta no. Bd,3/2I4./I9/1972 tanggal (Nopember 1972 tentang Larangan Penggunaan Rumah Tempat Tinggal untuk Kantor atau Ternpat Usaha, Sejak saat tersebut mulai banyak pihak swasta yang mendirikan gedung-gedung perkantoran, dengan tujuan untuk menyewakan ruangan- ruangannya. Sejak tanggal 1 April 1985, telah dimulailah operasi pe nerbangan secara resmi di Bandar Udara Internasional ' Jakarta Soekarno Hatta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no, 20 tahun 198i| tentang Perum Pelabuhan Udara Cengkareng dan Keputusan Menteri Perhubungan no. KM,6/0T.OO2/Phb-65 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng ;adalah satu-satunya pengelola Pelabuhan Udara Cengkareng,. yaitu sebagai satu-satunya badan/pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah untiik mengelola Pe labuhan Udara Cengkareng, termasuk menyewakan fasilitas-fasili tas yang tersedia. Fasilitas-fasilitas yang dapat disewakan di Bandar Uda ra Internasional Jakarta Soekarno Hatta di tetapkan oleh Mente ri Perhubungan, .dan saat ini telah dituangkan dalam Surat Keputusannya no. KM 212/PR.303/PHB-85 tanggal 30 Oktober 1985 tentang Tarif Sewa Sewa di Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta, Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi pada se wa raenyewa ruangan saja, sehingga judul yang dikemukakan pe nulis adalah Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan di Bandar Udara Internasional Jakarta Soekamo Hatta, Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan di Bandar Udara Inter nasional Jakarta Soekarno Hatta ini dilaksanakan secara tertu lis dalam bentuk akte dibawah tangan, Bahan baku perjanjiannya disediakan pihak Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dalam bentuk standard form, dan para pihak penyewa tinggal menyetujui/menanda tangani formulir terse but. Pokok pembahasan penulis adalgh pembahasan terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan di Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta yang pada dasamya telah dituangkan dalam suatu standard form, didasarkan atas hukum positip dan pendapat-pendapat para akhli hukum. 2. METOPE PENELITIAN. Sesuai dengan data-data yang diperlukan yang meliputi data primer dan sekunder, maka penelitian dilaksanakan dilapangan dan kepustakaan, a. Sifat penelitian. Penelitian dilaksanakan secara empiris normatip, karena data-data yang diperlukan meliputi data primer dan sekunder. b, Metode pengolahan dan anallsa data, Untuk mengurapulkan data-data yang diperlukan, maka pe nelitian yang dilaksanakan adalah : 1, Studi kepustakaan / library reseach 2. Penelitian lapangan / field reseach ( meliputi wawancara dan observasi ). 3. HAL-HAL YANG DIKETEMUKAN. a, Temyata KUH Perdata buku III tidak, mengatur tentang sewa menyewa ruangan, Dalam praktek temyata ketentuan buku III bab VII, bagian 2 dan 3 tentang.sewa menyewa tanah, rumah dan isi rumah digunakan juga dalam perjanjian sewa menyewa barang-barang pada umumnya. Jadi dengan demikian maka pada dasamya ketentuan biiku III bab VII bagian 2 dan 3 tersebut berlaku juga dalam perjanjian sewa menyewa ruangan. b, Dengan adanya sistim terbuka buku III KUHPerdata dan adanya asas kebebasan berkontrak sebagaima di simpulkan dari pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, maka, temyata ketentuan-ketentuan buku III KUH Perdata hanya berperan sebagai hukum pelengkan, dengan pengertian bahwa para pihak bebas membuat perjanjian secara menyimpang dari ketentuan buku III KUH Perdata, asal tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban unium. Jadi ketentuan-ketentuan dalam buku III hanya raengikat/ berlaku sepanjang tentang hal-hal tersebut tidak diatur dalam perjanjian Dalam perjanjian sewa menyewa ruangan, biasanya perjanjiannya dilaksanakan secara tertulis dan dalam bentuk akte dibawah tangan Dalam hal ini pihak yang menyewakan biasanya 'telah menyediakan bahan baku perjanjian sewa menyewa dalam bentuk standard form, yang kemudian tinggal disodorkan kepada masing-masing pihak penyewa untuk disetujui/ ditandatangani, Keuntungan utama perjanjian sewa menyewa yang demiki an adalah perjanjian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tidak banyak mengeluarkan biaya, d, Dalam suatu perjanjian timbal balik, biasanya para pihak selalu berusaha mengemukakan kepentingannya ma sing-masing, dan berusaha menghindarkan timbulnya kerugian dalam bentuk apapun, Sejalan dengan hal ini maka dalam suatu perjanjian .timbal balik para pihak biasanya sepakat untuk mengenyampingkan ketentuan pasal 1265 dan pasal 126 KUH Perdata, Hal ini mengingat penyelesaian masalah perdata melalui badan pengadilan dalam tiga tingkatan biasanya memerlukan waktu yang lama, e, Menurut pasal 15II-8 KUH Perdata, yang dapat menjadi obyek dalam perjanjian sewa menyewa adalah benda atau barang ( zaak ). Berdasarkan penapsiran analogi dari pasal -1999 KUHPerdata dan pendapat para ahli hukum, ternyata ruangan dapat dijadikan obyek perjanjian sewa menyewa, k- SARAN-SAPAN. Pada pokoknya penulis menyarankan agar dalam lapangan hukum perjanjian segera dilaksanakan kodlfikasi, Hal ini mengingat hukum perjanjian dalam buku III KUH Perdata telah kiino dan tidak didasarkan atas pandangan masyarakat In donesia, Rancangan kodifikasi htikum perjanjian pernah dikemukakan oleh Prof, Dr. Wirjono Prodjodikoro SH dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional ke I yang diadakan oleh Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia ( MIPI ) di Malang tanggal 3 s/d 9 Agustus 1958. Menurur Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro SH, hukum perjanjian adalah suatu bagian hukum, yang dapat dikodifikasikan dalam waktu pendek."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Syamsudin
"Baja karbon rendah merupakan material ferromagnetik yang banyak digunakan untuk teras besi transformator, rotor pada generator pembangkit listrik, maupun rotor mesin/ motor listrik. Alat-alat ini diroperasikan dalam waktu yang cukup lama pada temperatur tinggi, akan disertai kenaikan temperatur dari alat, khususnya teras besi tersebut. Kenaikan temperatur ini akan menimbulkan perubahan pada microstruktur, sifat mekanik, dan sifat magnetik.
Dilakukan penelitian pada sampel baja karbon rendah untuk mempelajari pengaruh perlakuaan panas secara line heating dan quenching terhadap hysteresis magnet. Sampel diidentifikasi dengan menggunakan peralatan X Ray Diffraksi (XRD) , Scanning Electron Microscope (SEM), Permagraph.
Perubahan sifat kemagnetan sampel yang diukur dengan permagraph dinyatakan dalam bentuk kurva hysteresis magnetik, yang mengambarkan proses magnetisasi dan demagnetisasi. Adanya perubahan bentuk kurva mengidikasikan telah terjadi perubahan sifat kemagnetan sampel.
Dari kurva hysteresis magnet dapat ditentukan besaran-besaran magnetik diantaranya, remanen magnet, koersivitas magnet, saturasi magnet, permeabilitas maksimum, dan hysteresis core losse.
Hasil penelitian menunjukan terjadinya perubahan pada sifat-sifat magnetik setelah dilakukan quenching diantaranya, kenaikan remanen magnet dan koersivitas magnet meningkat dengan adanya kenaikan suhu, tetapi menurun jika waktu penahanan suhu semakin lama. Permeabilitas mencapai harga maksimum pada pemanasan 500°C, dan semakin mengecil pada suhu yang lebih tinggi akibat adanya efek agitasi termal dari molekuk-molekul. Hysteresis core loss mengalami perubahan, dimana besarnya perubahan mengikuti pola perubahan remanen dan koersivitas magnet.

Low carbon steel is ferromagnetic material which is widely used for magnetic core in transformator, rotor at electricity plant generator, and electrical motor. Devices are operated at a long term and at high temperature, and there is always a temperature raise of the devices especially the magnetic core. The raise of temperature will cause changes on the microstructure, mechanical properties, magnetic properties.
A research is conducted to a low carbon steel sample to study the effect of heat treatment by quenching of hysteresis magnetic. Sample will be identified using X Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), and Permagraph.
The magnetic properties of the sample measured wiht permagraph is statead in the in the form of magnetic hysteresis loop, describes the process of magnetization, and demagnetization. The change of the magnetic hyeteresis loop form indicates the change of magnetic properties.
Magnetic hyeteresis loop determines the quantity of such as remanence magnetic, coercivity magnetik, permeability maximum, magnetic saturation, hysteresis core losses.
The result of research show changes on magnetic properties after quenching, that is the raising of magnetic remanent, magnetic coercivity follow with the raisisng of the haeting temperature, but it is opposite of with the holding time. Permeability reaches the maximum point at 500°C heating, and decreases at higer temperature, because of agitasi thermal effect of the molecules, where amount the change of magnetic remanent, and magnetic coercivity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>