Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ubaidillah
"TBC Paru merupakan penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang panting di dunia, khususnya di negara yang sedang berkembang.
Menurut WHO prevalensi penyakit ini didunia adalah sekitar 15-20 juta, dengan insiden sekitar 10 juta dan tidak kurang dari 3 juta kematian setiap tahun. Jumlah penderita TBC Paru di Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan ada sekitar 500.000 penderita baru setiap tahun dengan 175.000 kematian.
Di Kabupaten Lahat penyakit ini menduduki peringkat ketiga pola penyebab penyakit untuk semua golongan umur dan merupakan penyebab kematian utama pada golongan umur 60 tahun keatas. Tingginya prevalensi penyakit ini disebabkan masih rendahnya angka kesembuhan penderita (<85%). Salah satu penyebab rendahnya angka kesembuhan penderita ini adalah ketidakteraturan berobat penderita.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan berobat penderita TBC Paru di Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data sekunder yaitu data yang bersumber dari kartu pengobatan penderita (TB 01) yang ada di puskesmas. Data yang dianalisis adalah data selama 2 tahun yaitu tahun 1999 dan tahun 2000.
Metode penelitian adalah desain kasus kontrol dimana kasus adalah penderita yang berobat tidak teratur dan kontrol adalah penderita yang berobat teratur. Jumlah sampel sebanyak 225 prang yaitu 75 kasus dan 150 kontrol (1 kasus : 2 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi penderita TBC paru masih cukup tinggi (32%). Faktor yang berpengaruh terhadap ketidakteraturan penderita ini adalah a) Tipe penderita (p= 0,0193). Penderita kambuh mempunyai risiko 18 kali lebih besar untuk tidak teratur berobat (OR 18,18 95% CI 2,1 ; 157,4). b) Selang waktu antara penegakan diagnosis dan pemberian obat (p= 0,0059). Penderita yang mempunyai selang waktu mempunyai risiko 3 kali untuk tidak teratur berobat (OR 3,0, 95% CI 1,37 ; 6,57). c) Status Pengawas Menelan Obat (PMO). PMO merupakan faktor pencegah terhadap ketidakteraturan berobat (p=0,132). Penderita yang mempunyai PMO anggota keluarga mempunyai risiko 0,34 kali lebih kecil untuk tidak teratur berobat.
Dalam pengobatan penderita TBC paru perlu memperhatikan tipe penderita dan selang waktu antara diagnosis dan pemberian obat. Penderita kambuh dan penderita yang mempunyai selang waktu perlu diberikan penyuluhan yang lebih intensif agar mereka mengikuti program pengobatan dengan teratur sampai akhir pengobatan. Setiap penderita harus ditunjuk seorang PMO yang dapat mengawasi mereka dalam menelan obat. PMO yang ditunjuk ini sebaiknya adalah anggota keluarga sendiri.
Daftar Pustaka 48 : (1972 - 2000).

Factor Influencing Disobedience of Taking Medicine on Lung Tubeculosis Patients in Lahat District, South Sumatera ProvincesLung Tuberculosis is a communicable disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. The disease is still an important health problem especialy in under devloving countries. According to WHO, the prevalence is about 15 to 20 millions while the incidence is 10 millions which caused nat least 3 millions deaths every year. Indonesia has the third biggest of lung tuberculosis patients after India and Cina. It was estimated that there will be 500.000 new patients every year and 175.000 deaths caused by the disease.
In Lahat district, South Sumatera Provinces, this disease is the third as the disease pattern cause in all age and to first to those above 60 years of age. The prevalence of the disease still high because of the low patients recovery rate (< 85 %). One of the causes is disobedience of patients in taking medicine.
The purpose of this research is to know factors influencing disobedience of lung tuberculosis patient in Lahat district. This research used secondary data which taken from patients card (TB 01) available in public health centers of two years priori, since 1999 to 2000. The design is case control. Cases is the disobey patients while controls is the obey patient. Sample are 225 patients which consist of 75 cases and 150 controls.
The result showed that proportion of disobedience patient is still high (32 %). Factors influencing disobedience of patients of taking medicine are the patients type (p=0,0193), Repeated patients have risk 18 times bigger than new patients. (OR 18,18, 95% CI 2,1 < OR < 157,4). In interval between diagnosis and taking therapy (p=0,0059) The patients which have interval have risk 3 times bigger to be disobey. (OR 3,0, 95% CI 1,37
Considering the result of this research I suggest to focus on patients type as wel as interval between diagnosis and taking therapy. Bisides that, it could be better if they could be given information to follow their medication more intensively and have the supervisor of taking medicine from their own family members.
Refrences : 48 ( 1974 - 2000)."
2001
T9551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah
"Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur termasuk beberapa negara ASEAN membuat publik memberikan perhatian pada kemampuan neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Defisit transaksi berkepanjangan yang berkepanjangan diduga menjadi salah satu penyebab krisis karena defisit tersebut tidak sustainable dan membebani devisa. Pendekatan model intertemporal budget constrain: dapat digunakan untuk menganalisis tingkat keberlanjutan transaksi berjalan suatu negara. Pendekatan ini melihat hubungan antar waktu antara transaksi berjalan dengan net output dengan memaksimalkan discounted value utility-nya dari fungsi konsumsi yang dibangun.
Estimasi bivariat VAR dari pendekatan intertemporal menunjukkan bahwa pada semua lima Negara ASEAN, posisi defisit neraca pembayaran menghasilkan peningkatan net output pada periode berikutnya. Namun pada tahapan selanjutnya, hanya pada kasus Singapura, Indonesia dari Malaysia yang peningkatan net output-nya berpengaruh dalam memperbaiki posisi defisit transaksi berjalan dengan Singapura yang menunjukkan pengaruh paling kuat. Sementara untuk Thailand, pengaruhnya tidak konsisten dan Philipina tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Dengan kata lain, tidak berlangsung siklus yang mulus dari posisi deficit ke peningkatan net output dan perbaikan posisi transaksi berjalan pada periode berikutnya. Meskipun demikian, kelima Negara ASEAN secara umum menunjukkan posisi transaksi berjalan yang masih sustainable pada sebagain besar periode antara 1966-2004. Posisi yang tidak aman hanya terjadi pada beberapa periode pendek di Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand terutama menjelang krisis 1997/1998. Trade balance menjadi factor penting dalam menentukan keberlanjutan transaksi berjalan. Namun pelajara dari krisis menunjukkan aliran modal jangka pendek yang cenderung massif dan tinggi juga berpotensi membahayakan posisi transaksi berjalan. Posisi transaksi berjalan yang tidak sustainable sekaligus juga menjadi sinyal terjadinya krisis ekonomi terutama disektor eksternal (nilai tukar dan kewajiban luar negeri)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah
"Kerjasama antardaerah menjadi isu penting di era otonomi daerah di tenga egoisme daerah yang justru muncul sebagai respon atas desentralisasi. Egoisme daerah bahkan telah melahirkan sejumlah konflik antar daerah yang berbatasan langsung. Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul tiga kabupaten yang relatif tertinggal di bagian selatan Pulai Jawa justru mampu merintis kerjasama yang diberi nama "Pawonsari". Diawali dengan keinginan kuat tiga bupati untuk membuat nota kesepahaman yang kemudian menjadi landasan kerjasama operasional (KSO) kerja sama disusun dan dilaksanakan. Sekretariat bersama dibentuk dan ditempatkan secara bergiliran dengan pembiayaan bersama tiga kabupaten yang terlibat. Dukungan politis juga datang dari legislatif dengan dikeluarkannya keputusan DPRD tiga kabupaten. Sumber permasalahan bersama yaitu keamanan dan air bersih justru menjadi sektor utama yang dikerjasamakan. Masyarakat dilibatkan tidak hanya pada pelaksanaan tapi juga pada penyusunan KSO. Sampai tahun 2004, sudah empat KSO yang dilaksanakan dan empat KSO lain telah selesai dibuat. Meski tetap dalam kerangka Pawonsari, kerjasama yang dibangun dapat hanya melibatkan dua dari tiga kabupaten anggota Pawonsari. Kerjsama ketiga kabupaten di sektor air bersih telah mendatangkan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui proyek pipanisasi senilai 5 milyar rupiah. Pelayanan publik di bidang kesehatan dan pendidikan juga telah menjadi jauh lebih baik. Kelembagaan kerjasama dibuat lentur dan KSO dirancang untuk melayani kebutuhan masyarakat. Keberhasilan membangun kerjsama Pawonsari ini membuktikan bahwa kerja sama sangat mungkin dibangun walau daerah daerah yang melkukan kerjas ama bukan merupakan daerah kaya dan terletak jauh dari ibu kota provinsi. Keinginan kuat untuk maju membuat kerja sama menjadi sangat bagi Pawonsari."
2005
JUKE-1-1-Agust2005-97
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah
"Latar Belakang: Prognosis pasien kanker payudara Triple Negative (TNBC) lebih buruk dibandingkan dengan kanker payudara tipe lain. Hal ini seringkali dikaitkan dengan terjadinya peningkatan ekspresi PD-L1 pada pasien TNBC. Hubungan PD-L1 dengan kesintasan pada kanker payudara triple negative masih belum sepenuhnya dipahami dan beberapa penelitian menyatakan hasil yang masih berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola ekspresi PD-L1 dihubungkan dengan kesintasan pasien TNBC.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah pasien TNBC yang berobat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dilakukan pemeriksaan ekspresi PD-L1 dari jaringan kanker payudara dengan menggunakan pewarnaan PD-L1, ditentukan follow-up selama tiga tahun. Kemudian dilanjutkan analisa survival untuk mendapat data prognosis PD-L1 dan dinilai juga faktor klinikopatologi yang berpengaruh terhadap ekspresi PD-L1. Analisis statistik dilakukan menggunakan software SPSS 20.
Hasil : Dari 40 sampel yang diteliti, sebagian besar sampel memiliki ekspresi PD-L1 positif (67,5%). Sebanyak 14 subjek (51,9%) dengan PD-L1 positif dan 5 subjek (38,5%) dengan PD-L1 negatif meninggal pada pengamatan selama 36 bulan. Subjek yang meninggal memiliki rata-rata waktu survival sebesar 19 bulan dengan waktu terpendek 3 bulan dan paling lama 35 bulan serta paling sering muncul adalah 11 bulan. Rata-rata durasi overall survival didapatkan sebesar 27,78 ± 1,69 bulan. Sementara itu, pada kelompok PD-L1 positif rata-rata durasi survival sebesar 26,56 ± 2,15 bulan dan pada kelompok PD-L1 negatif rata-rata durasi survival sebesar 30,31 ± 2,57 bulan.
Kesimpulan : Durasi rata-rata survival pasien TNBC dengan ekspresi PD-L1 positif lebih rendah dibandingkan ekspresi PD-L1 negatif. Akan tetapi ekspresi PD-L1 secara statistik tidak berhubungan signifikan dengan survival pasien TNBC selama tiga tahun massa follow up.

Background: Triple Negative Breast Cancer (TNBC) prognosis is the worst compared to other types of breast cancer. This is often associated with an increase PD-L1 expression in TNBC patients. The PD-L1 relationship with survival in the negative triple breast cancer is still not fully understood and some studies declare the results that are still different. This research was conducted to determine the pattern of PD-L1 expression associated with the survival of TNBC patients.
Methods: This research was a retrospective cohort study. The subjects were TNBC patients who were treated at Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, examined the expression of PD-L1 from breast cancer tissue using PD-L1 staining, was determined by three years follow-up. Then proceed with survival analysis to obtain prognostic data for PD-L1 and also clinicopathological factors that affect PD-L1 expression. Statistical analysis was performed using SPSS 20 software.
Results: Of the 40 samples studied, most of the samples had positive PD-L1 expressions (67.5%). A total of 14 subjects (51.9%) with PD-L1 positive and 5 subjects (38.5%) with PD-L1 negative died on observation for 36 months. The subjects that did not survive had an average of 19 months of survival time with the shortest time of 3 months and a maximum of 35 months and most often appears is 11 months. The average duration of overall survival was 27.78 ± 1.69 months. In the PD-L1 positive group, mean overall survival was 26.56 ± 2.15 months and in the PD-L1 negative group, mean overall survival was 30.31 ± 2.57 months.
Conclusion: The average duration of survival of TNBC patients with positive PD-L1 expression was lower than that of negative PD-L1 expression. However, PD-L1 expression was not significantly associated with the survival of TNBC patients during the three-year follow-up period.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Ubaidillah
"Dari seluruh ciptaan yang telah diciptakan Tuhan, manusia merupakan makhluk yang memiliki nilai spesial. Karena ia adalah makhluk yang secara khusus mengemban tugas sebagai wakil Tuhan (khalifah). Tugas ini merupakan beban yang sangat berat, karena mengemban amanat Tuhan adalah kewajiban melaksanakan kebaikan dan meninggalkan keburukan yang tujuannya untuk mencapai rido-Nya. Untuk itu tentu ada hubungan yang harus dilakukan antara manusia dengan Tuhan agar manusia selalu dibimbing dalam setiap pelaksanaan amanat yang telah diberikan-Nya.
Maka pertanyaanya adalah kenapa manusia yang diberikan sifat kebaikan untuk dijadikan pengemban tugas wakil Tuhan (khalifah). Dalam hal ini sufisme yang diwakili Ibn Al-'Arabi dan kebatinan yang diwakili Ranggawarsita berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Menurut. pemikiran kedua tokoh dan aliran ini, manusia dijadikan sebagai pengemban tugas wakil Tuhan (khalifah), karena dalam kejadiannya manusia memiliki nilai kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Ia merupakan pengejawantahan nama-nama Tuhan secara keseluruhan, sehingga ia adalah cermin bagi Tulis yang bersih dan bening. Tuhan dapat melihat citra Diri-Nya dengan sempurna melaluinya. Maka manusialah yang dapat dijadikan wakil Tuhan di bumi untuk melaksanakan kewajiban syari'at dan mengelola alam. Akan tetapi tidak semua manusia berhasil menjadikan dirinya sebagai wakil Tuhan (khalifah), karena tidak semua orang dapat mengejawantahkan nama-nama Tuhan. Dalam anti bahwa, bagi manusia yang tidak dapat melaksanakan kebaikan dan tidak bisa menjauhkan segala hal yang buruk, ia adalah manusia yang tidak dapat menggunakan nama-nama Tuhan secara proprosional, yang menurut bahasa Ibn Al-`Arabi tidak berakhlak dengan akhlak Allah. Manusia seperti ini adalah manusia hewan atau hamba nalar, Sedangkan manusia yang dapat melaksanakan kebaikan dan manjauhkan keburukan dengan baik, ia akan mendapatkan pengetahuan hakikat segala realitas dan mejadikan diri-Nya dekat dengan Tuhan. Manusia seperti ini menurut Ibn Al-`Arabi dinamakan insan kamil, sedangkan menurut Ranggawarsita dinamakan manusia pilihan atau manusia golongan klas. Bagi manusia yang ingin mencapai derajat insan kamil atau golongan khusus terlebih dahulu ia harus menjalani mujahadah, yaitu serangkaian pendekatan diri kepada Tuhan secara intensif dengan melalui berbagai ujian dan cobaan. Untuk itu tidaklah mudah dalam mencapai apa yang diharapkan. Dengan hati yang suci dan konsekuenlah manusia yang dapat mencapai kesempurnaan tujuan.
Dua pemikiran yang masing-masing mewakili golongannya tersebut secara garis besar memiliki persamaan mendasar. Walaupun terdapat perbedaan dalam sebagian keterangan, tetapi perbedaan itu bukanlah sesuatu yang prinsipil. Perbedaan hanya didasari dari pola pemikiran. lbn Al-'Arabi menclasarkan pemikirannya atas pengetahuan intuitif atau pengalaman batin, yang dalam dunia sufisme pemikiran ini melalui ciri khan khusus. Sedangkan Ranggawarsita memiliki pola pikir kebatinan berdasakan prinsip " sangkan paraning dumadi."
Adapun Persamaan pemikiran kedua tokoh ini diakibatkan pemikiran yang satu telah mepengaruhi pemikiran yang lain. Dalam hal ini pemikiran Ibn Al-`Arabi, semenjak abad ke 16 telah masuk dalam dunia pemikiran Islam Nusantara, sehingga pemikiran Ranggawarsita pun terpengaruh dalam menelurkan konsepnya tentang manusia. Maka tidaklah heran jika kedua pemikiran ini memiliki persamaan pemikiran yang cukup mendasar.
Human Being on the Perspective of Sufism and Mysticism: a Comparative Study on the Thoughts of lbn Al-Arabi and Ranggawarsita Compared to the other Gods' creatures man has more special values. He is especially relied on to be the representative of God (khalifah) in the earth. A very heavy duty he must carry out is to do goodness; instead of to prohibit badness, its goal is only to obtain the favor of God. Therefore there must be a relationship established between roan and God. So that, man is always guided in doing the mandate God has given.
Now, the question is why human is given the goodness in order to be a caretaker of tasks of khalifah. In this case, Sufism which is represented by Ibn Al-`Arabi and the Mysticism represented by Ranggawarsita, all at once, attempts to answer that question. According to both of those authors and credos, man is chosen as the caretaker of the mandate of khalifah because he is created with the special perfection that the other creatures do not have. He is a manifestation of the names of God on the whole. So, man is a kind of a clear mirror for God to see well about the image of Him-self. That is why; man is elected to be God's representative in the earth to do the obligation of Islamic law (syariah) and to manage the nature. Yet, some people cannot treat themselves as the God's representative successfully. Because, some people can only manifest the names of God. It means that the man who is not able to do the kindness and to prevent the badness cannot employ the names of God suitably that is so-called by Ibn Al-Arabi as the man who does not behave based on the moral of God. This kind of man is the Animal Man or the slave of reasoning. Whereas, the man being able to conduct the goodness and to forbid the badness will achieve the nature of knowledge reality and will make him-self get closer to God. According to Ibn Al-Arabi, this kind of man is called as the Perfect Man (insan kamil), though the man is regarded as the Elected Man (golongan khas) by Ranggawarsita. Those who are interested in becoming the Perfect Man or the Elected Man must follow mujahadah first. Mujahadah is a set of personal approach to God intensively through various efforts and ordeals. Then, it is not easy to gain what is hoped. People can only reach the perfection of goal with the pure hearth and consistency.
The two of thoughts represented by each of authors have the fundamental similarity in general. Although there is distinction in some of their thought explanations, it is not a principle difference. The difference is only based on the pattern of thought. Ibn Al-Arabi refers his thought to the intuitive knowledge or soul experience that has a special character in the circle of Sufism thought. Whereas, Ranggawarsita has his own Mysticism thought according to the principle of where is man from and where will he be back, "sangkan paraning dumadi."
Because one thought influences another one, both of the authors come to their similarity each other. The thought of Ibn Al-Arabi have entered the Islamic thought in Indonesian archipelago since the 16 centuries. So that, Ranggawarsita is also affected by `Arabi particularly in producing his concept of human. Then, it is not a strange matter that both of the above thoughts have the fundamental similarity.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ubaidillah
"Skripsi ini berisi analisa roman Mat' (ibunda) karya Maxim Gorky (1869-1936) dengan menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra Marxis sebagai landasan teori. la lebih dikenal dengan nama Gorky dikarenakan pengalaman hidupnya yang pahit dan penuh penderitaan. Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk membuktikan bahwa gerakan buruh) yang terdapat dalam roman Mat' merupakan cermin dari realitas yang sebenarnya terjadi di Rusia serta menjelaskan bahwa gerakan buruh yang dipelopori oleh Pavel MichaiIowitsj Vlassov dan Pelageya Nilovna merupakan manifestasi kesadaran kelas pekerja di Rusia. Latar belakang Maxim Gorky yang lahir dan tumbuh di lingkungan kelas bawah serta aktivitas politiknya dalam kelompok Marxis untuk menentang penguasa Rusia cukup mempengaruhi Cara penulisannya seperti terlihat dalam roman Mat' yang ditulis pada tahun 1907. Roman tersebut menggambarkan dengan cermat problem sosial-politik yang terjadi khususnya mengenai perjuangan kelas buruh dalam memperjuangkan Rusia ke masa depan yang lebih baik. Pavel Michailowitsj Vlassov dan Pelageya Nilovna, serta sejumlah buruh yang mempunyai kesadaran sebagai kelompok masyarakat yang dirugikan oleh sistem kapitalisme yang eksploitatif serta kesewenang-wenangan penguasa Rusia yang despotik dan terus melakukan kegiatan revolusioner untuk melakukan penyadaran. Maxim Gorky menggambarkan keberanian Pelageya Nilovna, untuk turut serta dalam gerakan buruh hingga nasib yang sangat tragis menimpanya, yaitu matinya tokoh Pelageya Nilovna di tangan alat penguasa Rusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ubaidillah
"Migrasi Seismik adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu. Migrasi yang digunakan adalah migrasi Kirchhoff, dimana keberhasilan dari migrasi Kirchhoff sangat dipengaruhi oleh model velocity yang digunakan untuk melakukan migrasi serta penggunaan frekuensi tertentu sehingga migrasi yang dilakukan dapat menghasilkan penampang seismik yang mendekati struktur geologi yang sebenarnya. Ada dua metode migrasi yaitu pre-stack time migration dan post-stack time migration. Pre-stack time migration adalah proses migrasi sebelum stacking. Pre-stack time migration sering diaplikasikan untuk lapisanlapisan dengan profil velocity yang kompleks, atau ketika struktur terlalu kompleks untuk proses post-stack time migration.

Seismic Migration is a process to relocate position of a reflector to its true geology structure in the subsurface. The different image between the stacked section and true subsurface position of the event, because the record of normal incidence is not always perpendicular to its reflector, especially a reflector with a certain dip. Migration also can collapse a diffraction that appears if there is a point diffractor in the subsurface. One of the method that will be used in this thesis is Kirchhoff migration. The success of Kirchhoff migration is dependent on the frequency that is used for migration so the result of migration can represent the true subsurface geology structure. Two of the more important migration methods are pre-stack time migration and post-stack time migration. Pre-stack time migration is essentially when seismic data is adjusted before the stacking sequence occurs. Pre-stack time migration is often applied only when the layers being observed have complicated velocity profiles, or when the structures are just too complex to see with post-stack time migration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29430
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Ubaidillah
"DNA merupakan komponen penting dalam tubuh makhluk hidup dalam kaitannya dengan sintesis asam amino penyusun protein. Informasi mengenai sintesis asam amino tersebut direpresentasikan oleh empat buah karakter nukleotida A, T, C dan G yang merupakan simbol basa-basa nitrogen penyusun DNA. Rangkaian DNA makhluk hidup tersusun atas gen-gen yang panjangnya jutaan bahkan milyaran karakter nukleotida.
Namun, yang terpakai sebagai kode genetik dalam sintesis asam amino hanya karakter nukleotida yang terdapat pada suatu daerah pengkodean yang disebut exon dalam seliap gen.
Dengan menggunakan analisis transformasi fourier, lokasi exon-axon pada suatu segmen gen dapat dipredikasikan. Pada teknik ini, rangkaian karakter nukleotida diubah dalam representasi numerik sebagai urutan indikator biner. Jika didefinisikan koefisien-koefisien numerik a, t, c dan g sebagai representasi dari tiap karakter nukleotida, rangkaian karakter nukleotida tersebut dapat ditransformasikan ke dalam spektrum fourier sehingga karakteristik frekuensinya dapat diamati. Dalam hal ini ditetapkan suatu varaibel acak W sebagai perkalian antara koefisien-koefisien numerik dengan variabel acak dari masing-masing urutan indikaror biner. Dengan membuat fungsi optimisasi untuk mendapatkan nilai koefisien-koefisien numerik yang tepat, W merupakan suatu predictor yang sangat baik dalam mengidentifikasi lokasi exon pada suatu segmen gen.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan tiga segmen gen yang akan diuji. Data yang diperoleh dan simulasi menampilkan grafik spektrum daya dari ketiga segmen gen tersebut yang memperlihatkan puncak pada lokasi di mana terdapat exon pada segmen gen yang bersangkutan. Dari perhitungan nilai akurusi didapatkan bahwa hasil prediksi lokasi exon pada ketiga segmen gen yang diuji memiliki korelasi yang kuat dengan lokasi exon sebenarnya dengan presentase rata-rata di atas 75%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqqi Ubaidillah
"ABSTRAK
Klien dengan diabetes sangat beresiko mengalami kecelakaan lalu lintas, diantaranya dapat disebabkan oleh komplikasi akut yakni, hipoglikemia dan hiperlikemia, komplikasi kronis yakni, penyakit mikrovaskular, penyakit makrovaskular dan neuropati. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam pengalaman klien diabetes saat berkendara di Kota Depok. Metode penelitian menggunakan fenomenologi. Enam orang dewasa dengan diabetes dipilih dengan purposive sampling. Tujuh tema diperoleh dengan metode content analysis Colaizzi yang merupakan perwakilan makna yang terkandung dari pengalaman berkendaraan pada klien DM. Ketujuh tema tersebut saling terkait. Penelitian ini memberikan gambaran dan data dasar bahwa terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan pada klien diabetes yang aktif berkendara. Oleh sebab itu, diharapkan adanya regulasi dan edukasi klien diabetes yang aktif berkendara.

ABSTRACT
Clients with diabetes are particularly at high risk of traffic accidents that might be caused by the acute complications such as, hypoglycemia and hyperglycemia as well as chronic complications such as, micro-vascular diseases, macro-vascular diseases and neuropathy. This study aimed to get an in-depth understanding about the experience of diabetic clients during driving car or riding motorcycle at Depok city. Six participants were recruited using a purposive sampling method. A Colaizzi content analysis was employed. Seven Themes emerged depicted the meaning of experiences of driving among DM clients. The seven themes were interdependence. This study concluded that diabetes clients who actively drive had high risk of having road accident. This study suggested the necessity of regulation and education for clients with diabetes who actively drive"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqqi Ubaidillah
"ABSTRAK
Prevalensi hospitalisasi pasien diabetes cukup tinggi dengan berbagai macam alasan untuk dirawat inap, namun upayadalam pengontrolan glukosa darah sering mengalami kegagalan walaupun sudah dilakukan dengan pendekatan medis.Kegagalan dalam pengontrolan glukosa darah dapat mengakibatkan komplikasi baik akut maupun kronis. Pencegahankomplikasi memerlukan peran dari berbagai multidisiplin ilmu salah satunya adalah perawat spesialis medikal bedahdalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan berbagai teori keperawatan. Salah satunyaadalah Model adaptasi Roy yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dankomprehensif dengan meminimalkan stimulus yang mempengaruhi adaptasi agar tercapai perilaku yang adaptif. Praktekberbasis bukti atau evidence based nursing menggunakan kognitif behavioral terapi bertujuan untuk meningkatkankepatuhan pasien terhadap regimen terapeutik. Peran perawat spesialis sebagai inovator untuk meningkatkan self-carepasien DM tipe 2 dengan upaya program self-health assessment. Kata kunci: Diabetes Mellitus, Perawat Spesialis, Model Adaptasi Roy, kognitif behavioral terapi dan self-care.
ABSTRACT
Abstract Prevalence of hospitalization diabetes patient is quiet high with various reason to be admitted, but the efforts incontrolling blood glucose often fail even after performed by medical approach. Failure of glucose control could causeboth acute and chronic complication. A multidisciplinary approach is essential to prevent DM complications and improvepatient rsquo s quality of life. The medical surgical nurse specialist is expected to have a central role in diabetes care, and toperform nursing care based on nursing theories. Roy adaptation model can be utilized as a framework for nurses inproviding a holistic and comprehensive nursing care by minimizing stimuli that affect patient rsquo s ability to become adaptive.Evidence based nursing used cognitive behavioral therapy purposed to improve patient rsquo s adherence towards DM therapyprogram. The medical surgical nurse specialist took part as the innovator of care to enhance self care diabetes tipe 2through self health assessment program.Key word diabetes mellitus, nurse specialist, adaptation model Roy, cognonitive behavioral therapy and self care"
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>