Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Tutik Hartini
"Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit adalah pelayanan pemeriksaan laboran yang diberikan oleh pegawai laboratorium. Kinerja pegawai laboratorium yang baik dalam pelayanan pemeriksaan laboran akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Makin baik mutu pelayanan kesehatan makin tinggi minat masyarakat menggunakan jasa rumah sakit. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif kuantitatif, untuk mengetahui gambaran kinerja pegawai Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSAL Dr. Mintohardjo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lebih dari 50% pegawai mendapat pelatihan, kepemimpinan, supervisi yang baik dan memiliki motivasi yang tinggi serta imbalan yang cukup dan didukung oleh sumber daya yang memadai. Kinerja pegawai Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSAL Dr. Mintohardjo sebagian besar sudah baik (68,6%). Jika dilihat dari masing-masing komponen, maka persentase tertinggi untuk kinerja yang baik adalah untuk komponen kualitas kerja dan tanggung jawab (77,1%), sedangkan persentase terendah adalah untuk komponen kerjasama (62,9 %).
One of the factors influencing the quality of hospital service is laboratory test service provided by laboratory officer. Laboratory officer that gives good service in holding laboratory service may increase the quality of health service. It can impact on public's interest to have hospital service. This study is using quantitative descriptive design, which aims to find performance description of Clinical Pathology Laboratory Installation Officer in RSAL Dr. Mintoharjo and any factors which are influencing. This study shows that more than 50% officers has got proper training, leadership, supervision, and has big motivation and also get reasonable repayment. In addition, they are supported by adequate resources. Officers' performance of Clinical Pathology Laboratory Installation Officer in RSAL Dr. Mintoharjo is good (68.6%). If we see each component, we find that the highest percentage for good performance is for work quality and responsibility components (77.1%), whereas the lowest percentage is for cooperation component (62.9%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S5594
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Tutik Hartini
"Badan Narkotika Nasional sebagai leading sector dalam penanganan narkotika harus terus diperkuat lembaganya agar dapat menjalankan fungsinya untuk melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Rehabilitasi merupakan salah satu fungsi pencegahan dimana upaya ini bertujuan mencegah sekaligus memulihkan penyalahguna narkotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman yang dimiliki BNN dan merumuskan strategi pengembangan program rehabilitasi yang inovatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan utama penelitian berjumlah 6 (enam) orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan BNN adalah kemitraan/rujukan, anggaran, fasilitas, dan lokasi yang strategis. Kemudian faktor kelemahannya adalah promosi program, petugas rehabilitasi, program rehabilitasi, serta SOTK dan perizininan klinik rehabilitasi BNN. Sementara itu untuk peluang yang dimiliki BNN adalah kepercayaan masyarakat, tren penyalahgunaan zat, dan persepsi manfaat rehabilitasi. Faktor yang menjadi ancaman adalah persepsi hambatan rehabilitasi, lembaga rehabilitasi di luar BNN, dan penemuan kasus narkotika yang sulit. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi inovasi program rehabilitasi yang menjadi prioritas untuk memperkuat ketahanan lembaga Badan Narkotika Nasional adalah membuat algoritma layanan rehabilitasi rawat jalan, peningkatan kemampuan petugas, dan peningkatan promosi program rehabilitasi yang lebih informatif dan terintegrasi.
National Narcotics Board Republic of Indonesia as the leading sector in the handling of drugs must continue to be strengthened in order to carry out the prevention and eradication of drugs abuse and its illicit trafficking. Rehabilitation is one of the preventive functions where this program aims to prevent substance use disorder and at the same time they are expected to stop abusing drugs and they can recover from addictions. This study aims to identify BNN's strengths, weaknesses, opportunities, and threats and also formulate strategies for developing innovative rehabilitation programs. This study uses a qualitative approach with 6 main research informants. Data was collected using in-depth interviews, document review and observation. Data analysis techniques use SWOT analysis. The results showed that the factors that became the strength of BNN were partnership/referral, budget, facilities, and strategic location. Then the weakness factors are program promotion, rehabilitation officers, rehabilitation programs, and BNN primary clinic licensing. Meanwhile, the opportunities that BNN has are public trust, trends in substance use, and perceptions of the benefits of rehabilitation. Factors that pose a threat are perceptions of barriers to rehabilitation, the other rehabilitation center, and hard to find cases of substance use disorder. Based on the results of the SWOT analysis, the rehabilitation program innovation strategy that is a priority to strengthen the resilience of the National Narcotics Board is to create an outpatient rehabilitation service algorithm, increase the ability of officers, and increase the promotion of an integrated and more informative rehabilitation program."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library