Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tumalun, Victor Larry Eduard
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi beras merah pecah kulit terhadap kadar malondialdehida plasma postprandial setelah makan makanan tinggi lemak pada individu dewasa sehat. Desain penelitian ini adalah desain uji klinis, cross over, tersamar tunggal. Penelitian ini melibatkan 13 subyek: 8 laki-laki dan 5 perempuan, dengan rerata usia 38,3 ± 6,7 tahun. Subyek penelitian diberikan makanan tinggi lemak dalam tiga waktu makan, yaitu makan pagi, makan siang, dan snack di antara dua waktu makan tersebut, dan diberikan juga nasi dari beras merah pecah kulit atau nasi dari beras putih sebagai kontrol. Total lemak yang diberikan sebesar 140 g. Kadar MDA plasma diukur pada basal, 2 jam, dan 3 jam setelah makan siang. Hasil penelitian ini menunjukkan kecenderungan terjadinya stres oksidatif postprandial yang lebih rendah pada kelompok yang diberikan nasi dari beras merah pecah kulit dibandingkan dengan kelompok yang diberikan nasi dari beras putih pada jam kedua dan ketiga postprandial walaupun tidak bermakna secara statistika (p > 0,05). Penelitian ini menunjukkan adanya tendensi konsumsi beras merah pecah kulit dapat menurunkan stres oksidatif postprandial yang terjadi setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak, pada orang dewasa sehat.
ABSTRACT
The objective of this study was to evaluate the effect of whole red rice on postprandial plasma MDA concentrations after a high-fat meal intake in healthy adults. This is a clinical trial, cross over, single blind design which involved 13 subject, 8 men, and 5 women, with aged was 38,3 ± 6,7 years old. The subjects were given high fat meal for breakfast, lunch, and snacking between them. For each breakfast and lunch, the subjects were given rice from whole red rice or white rice as a control. Totally, the fat contents was 140 g. Blood samples for plasma MDA were assesed at baseline, 2 hours, and 3 hours after lunch. This study indicate a tendency in which whole red rice did lower degree of postprandial oxidative stress than white rice on two or three hours postprandial although no statistically significant (p > 0,05). The results of this pilot study shows a trend that intake of whole red rice may decreased postprandial oxidative stress that occur after intake of high fat meal in healthy adults.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumalun, Victor Larry Eduard
Abstrak :
Latar Belakang: Insidensi dan prevalensi diabetes melitus tipe 2 (DMT2) terus meningkat. Penurunan imunitas yang terjadi pada DMT2 dapat meningkatkan risiko infeksi. Kontrol gula darah yang baik bermanfaat dalam pengendalian infeksi dan pencegahan komplikasi makro dan mikrovaskuler tetapi penelitian yang melibatkan pasien DMT2 usia lanjut masih belum konklusif. Serial kasus ini dilakukan untuk melihat efektivitas kontrol gula darah terhadap kesintasan pasien DMT2 yang dirawat di rumah sakit, dan untuk implementasi tatalaksana nutrisi sesuai kebutuhan dan kondisi klinis pasien. Metode: Pasien pada serial kasus ini berusia antara 47 ? 65 tahun. Penyulit infeksi pada keempat pasien ini yaitu gangren diabetikum, selulitis, dan sepsis dengan infeksi paru dan infeksi saluran kemih. Tatalaksana nutrisi pasien dilakukan sesuai dengan rekomendasi American Diabetes Association dan Therapeutic Lifestyle Changes disesuaikan dengan kondisi klinis dan toleransi pasien. Perhitungan kebutuhan nutrisi menggunakan rekomendasi untuk perawatan pasien sakit kritis bagi pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU), dan menggunakan perhitungan dengan formula Harris-Benedict bagi yang dirawat di ruangan dengan faktor stres sesuai derajat hipermetabolisme pasien. Pasien dipantau selama 7 ? 11 hari. Edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga selama perawatan dan saat akan pulang. Hasil: Dalam pemantauan, tiga pasien menunjukkan perbaikan klinis, toleransi asupan, dan laboratorium, dan dapat dipulangkan, sedangkan satu pasien meninggal dunia. Kesimpulan: Kontrol gula darah, asupan nutrisi yang adekuat, dan edukasi yang sesuai, dapat meningkatkan kesintasan pasien DMT2 dengan penyulit infeksi yang dirawat di rumah sakit. ...... Background: The incidence and prevalence of type 2 diabetes mellitus (T2DM) is increasing. Immune disfunction in T2DM patient may increase the risk of infection. The appropriate blood glucose control has a benefit in infection control and macro and microvascular complication prevention. The Studies of glycaemic control included older patients did not find convincing evidence. The aim of this case series is to assess the association between glycaemic control and clinical outcome of hospitalized T2DM patient with comorbid infection, and to provide appropriate nutrition therapy based on individual nutrition needs. Method: Patients in this case series were between 47 - 65 years old. There of those patients were diagnosed T2DM with comorbid gangrenous diabeticum, cellulitis, and sepsis with lung infection and urinary tract infection. Two patients need intensive care in ICU, and another patients in the ward. Two patients received nutrition therapy as critically ill condition, and the rest as American Diabetic Association recommendation, with basal calorie requirement were calculated using Harris-Benedict formula and stress factor suitable for metabolic changes. Monitoring was done for 7 - 11 days. Education was done for the patient and family during hospitalization and discharge planning. Results: Three patients showed the improvement of clinical conditions, intake tolerance, and laboratory results, whatever one patient was pass away. Conclusion: Glycaemic control, adequate nutrition intake, and intensive education, may improve survival rate in hospitalized T2DM patient with infection as comorbid.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library