Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, 1999
616.24 TJA d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, 2001
613.85 TJA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 1997
616.24 TJA p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: Lab Mikrobakteriologi RSUP Persahabatan, 2000
616.24 TJA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 2006
616.2 TJA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang dilakukan dengan cara cross sectional di mana analisa data dilakukan secara kuantitatif yang kemudian didukung analisa lebih lanjut secara kualitatif.
Penelitian dilakukan pada 17 orang pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta, terdiri dari 9 rumah sakit pemerintah (termasuk ABRI) dan 8 rumah sakit swasta. Dari analisa identitas responden didapatkan 15 orang pria (88,82%) dan 2 orang wanita (11,8%), dengan umur rata-rata 50,94 tahun ± 7,6 dan lama rata-rata menjadi direktur adalah 4,14 tahun ± 3,15. Sebelas responden (64,7%) adalah dokter spesialis dan 8 responden (47,05%) telah memiliki latar belakang pendidikan manajemen kendati baru 5 responden (29,41%) yang memiliki pendidikan manajemen rumah sakit. Tiga belas orang responden (76,5%) telah mempunyai pengalaman pekerjaan baik fungsional, struktural maupun anggota direksi sebelum diangkat menjadi pimpinan kali ini, dan 35,3% responden berasal dari rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang kini dipimpinnya. Sebelas orang responden (64,7%) menapunyai gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan yang cenderung ke arah customer dan 8 responden (47,05%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan ke arah pengharapan standar tinggi. Sementara itu, 8 responden (47,1%) ternyata sangat berorieritasi memberdayakan karyawannya dan 14 responden (82,35%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang pada penilaian orientasi kepemimpinan ke arah eksperimental. Mereka yang dengan pengalaman sebagai pejabat struktural dan atau anggota direksi mempunyai orientasi yang lebih ke customer, demikian juga dengan pimpinan rumah sakit swasta.
Seluruh responden merasa perlu untuk selalu mendapat masukan tentang apa yang terjadi di rumah sakitnya, 11 responden (64,7%) scat ini telah memiliki dokumen tertulis untuk mengukur kepuasan pasien dan 6 (35,29%) responden yang lainnya akan segera membuatnya._ Enam responden (35,29%) merasa bahwa kendati sumber daya terbatas prestasi kerja yang excellence masih mungkin dapat dicapai dengan meningkatkan kreativitas dan motivasi. Semua responden merasa senang jika bawahan dapat memecahkan masalah sendiri dan bekerja sendiri secara baik pula, kendati hanya 8 responden (47,65%) yang sepenuhnya setuju bawahannya melakukan tindakan kreatif tidak memenuhi aturan untuk kepuasan pelanggan. Enam belas responden (94,11%) merasa exited dengan pekerjaannya dan sejumlah sama juga sering melakukan hal yang baru dalam pekerjaannya.
Diajukan saran untuk mengintervensi orientasi kepemimpinan para responden agar lebih mengarah ke customer, serta menggunakannya indikator kepuasan konsumen sebagai kriteria keberhasilan tugas. Juga disarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan profil pimpinan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang akan membantu dalam penentuan kriteria pimpinan rumah sakit secara lebih baik.
Daftar pustaka: 60 buah (1983-1998)

ABSTRACT
The Profiles of Hospital Directors in JakartaA survey was conducted to get information on the profiles of hospital directors in Jakarta. This is a cross sectional descriptive-analytic survey, in which the data was analyzed quantitatively and qualitatively. The Survey was done to 17 hospital directors in Jakarta, consist of 9 government and 8 private hospitals. There were 15 male (88.82%) and 2 female (11.8%), mean of age was 50.93 years with s.d 7.6 years. Eleven participants (64.7%) of this survey were specialists, 8 of them (47.05%) have a management education background, and only 5 among them (76.5%) who has a degree in hospital administration. Thirteen participants (76.5%) had an experience working as a functional as well as administrative staff within hospital, including member board of director, and 35.3% of participant were working in the same hospital before they were promoted as a director in that particular hospital.
In terms of customer orientation dimension of leadership, I I participants (64.7%) were in a categories of middle and middle-low scales. In terms of orientation to high standard dimension, 8 participants (47_05%) were also in a category of middle and middle-low scales. Meanwhile, 8 participants (47.05%) were highly oriented to empowered their employees and 14 participants (82.35%) were in a category of middle and middle-low in their orientation to experimental dimension of leadership. Those who have experience working as an administrative staff and/or board of director, and those who were working in private hospitals were more oriented to customer than provider.
Eleven participants (643%) have standard written patient satisfaction document/questionnaire in their hospitals. Six participants (35.24%) felt that their hospital could achieves excellence status even though there were a lack of resources, by improving motivation and creativity among employees. All participants allowed their staff to solve their own problem, even though only 8 participants (47.65%) will allow their staff to perform creative activities which do not follow the rule to satisfied customers. Sixteen participants (94.11%) feel exited in their job.
This study recommends that government or other responsible bodies should encourage hospital directors to be more oriented to their customers and use customer satisfaction as one of a performance appraisal index for a director. It is also proposed that further survey should be conducted to elaborate the profile of hospital directors and other related factors.
Bibliography : 60 (1983 -1998)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"Avian influenza atau Flu Burung adalah penyakit menular pada binatang yang kemudian menulari manusia pula. Penularan pada manusia menimbulkan masalah kesehatan penting sejak tahun 2004, apalagi dengan adanya ancaman pandemi. Sampai I Maret 2006 pasien penyakit ini pada sudah dilaporkan di 7 negara, yaitu Cambodia, Indonesia, Thailand, Viel Nam, China, Irak dan Tnrki. Jumlah total kasus adalah 174 orang, 94 diantaranya meninggal dunia (54.02%). Sampai 1 Maret 2006 Indonesia mempunyai 27 pasien, 20 meninggal (74.07%). Pasien A! Indonesia sebagian besar adalah pria (62.5%) dan semuanya datang dengan kehtlum demam. Pandemi influenza terjadi bila muncul virus sub tipe baru yang sebelumnya tidak menyerang manusia. Karena itu, avian H5N} punya potensi unluk menimbulkan pandemik karena mungkin menulari antar manusia. Dampak pandemik dapat berupa tingginya angka kesakitan serta pekerja absen dari tugasnya, yang semuanya akan memberi dampak sosio ekonomi yang besar. Tentang kematian, pengalaman masa lalu temyata bervariasi, tergantung dari 4 faktor, yaitu jumlah orang yang terinfeksi, vindensi virus, keadaan kesehatan pasien dan efektfitas upaya pencegahan yang ada. Prediksi akurat tentang angka kematian sulit dibuat. (Med J Indones 2006; 15:125-8)

Avian influenza, or "bird flu", is a contagious disease of animals which crossed the species barrier to infect humans and gave a quite impact on public health in the world since 2004, especially due to the threat of pandemic situation. Until 1" March 2006, laboratory-confirmed human cases have been reported in seven countries: Cambodia, Indonesia, Thailand, Viel Nam, China, Iraq and Turkey with a tola! of 174 cases and 94 dead (54.02%). Indonesia has 27 cases, 20 were dead (74.07%). AI cases in Indonesia are more in male (62.5%) and all have a symptom of fever. An influenza pandemic is a rare but recurrent event. An influenza pandemic happens when a new subtype emerges that has not previously circulated in humans. For this reason, avian H5NI is a strain with pandemic potential, since it might ultimately adapt into a strain that is contagious among humatts. Impact of the pandemic could include high rates of illness and worker absenteeism are expected, and these will contribute to social and economic disruption. Historically, the number of deaths during a pandemic has varied greatly. Death rates are largely determined by four factors: the number of people who become infected, the virulence of the virus, the underlying characteristics ami vulnerability of affected populations, and the effectiveness of preventive measures. Accurate predictions of mortality cannot be made before the pandemic virus emerges and begins to spread. (MedJ Indones 2006; 15:125-8)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-2-AprilJune2006-125
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"Di awal dan sepanjang abad 20 ada beberapa kemajuan penting dalam penanggulangan tuberkulosis, termasuk ditemukannya vaksin dan pengembangan obat anti-TB. Tetapi, memasuki abad ke-21 ini TB ternyata masih merupakan masalah kesehatan penting. Bila tidak ada perubahan memadai, maka di tahun 2020 jumlah kasus baru akan meningkat menjadi 11 juta jiwa. Masalah TB yang utama meliputi kegagalan memberikan obat dengan baik, penemuan kasus yang lemah, vaksin yang tidak adekuat, meningkatnya resistensi terhadap obat, kegagalan pemberian terapi profilaksis dan migrasi penduduk, epidemi HIV serta infeksi nosokomial. Dalam hal perkembangan diagnosis di masa datang, diperlukan sarana yang mampu mendeteksi infeksi laten, meningkatkan kemampuan pemeriksaan sediaan langsung, memperbaiki diagnosis pasien dengan BTA (-) dan mendapatkan cara sederhana untuk uji kepekaan. Beberapa tehnik diagnosis baru meliputi nucleic acid probes, amplification tests, high performances liquid chromatography (HPLC), gas / liquid chromatography (GLC), dan automated system for radiometric and non radiometric detection dan penggunaan molecular fingerprinting. Di pihak lain, obat baru juga amat diperlukan untuk memperpendek lama pengobatan, mampu mengobati resistensi ganda (MDR) serta dapat mengobati infeksi laten. Beberapa obat / bahan yang diharapkan punya efek anti mikobakterial yang baik antara lain adalah fluorokuinolon, oksazolidinon, nitroimidazol, tiolaktomisin, nitroimidazopiran dan isositrate liase inhibitor. Riset untuk menemukan obat baru memang terbentur pada aspek finansial dan perhitungan kemungkinan keuntungan yang tidak terlalu menjanjikan. Untuk menjamin proses penemuan penderita dan pengobatannya maka harus dilangsungkan program penanggulangan TB secara nasional dengan baik, dan juga di tingkat global. Integrasi program TB dengan penanggulangan masalah merokok serta program penanggulangan penyakit paru kronik mungkin dapat jadi salah satu alternatif. (Med J Indones 2002; 11: 190-4)

Beginning and during the 20th century there were several milestones in TB control, including the development of vaccine and chemotherapy. But , as we enter the 21th century, TB continue be a global public health problem and if there is no improvement in TB control, the number of new TB cases is projected to rise to 11 million by 2020. Problems faced include inability to deliver / assure chemotherapy, deficient case finding, inadequate vaccine, rising level of drug resistance, failure to employ preventive chemotherapy and migration, HIV epidemics and nosocomial transmission. As far as recent advances in TB diagnostics, there is a need to find a tool for identification of latent infection, detection of diseases in migrant and other high risk populations, replace or facilitate AFB microscopy, improve the diagnosis of AFB smear-negative cases, and simple tools for determining drugs susceptibility. New diagnostic technologies includes nucleic acid probes, amplification tests, high performances liquid chromatography (HPLC), gas / liquid chromatography (GLC), and automated system for radiometric and non radiometric detection and molecular fingerprinting approach. In the coming years new drugs are needed, especially to shorten the duration of TB treatment or otherwise simplify its completion, improve the treatment of latent TB infection and to be eliminate. MDR-TB. There are some problems in pursue tuberculosis research because of the high investment required to bring a product to market and lack of likely commercial returns. Some new drugs and molecules with promising antimycobacterial activity include Fluoroquinolone, Oxazolidinones, Nitroimidazole, Thiolactomycine, Nitroimidazopyran and Isocitrate lyase inhibitor. To deliver good case finding and treatment, effective TB control program should be implemented in the country, as well as globally. The integration of TB control program with tobacco control program and chronic respiratory diseases control program could be one of the alternative. (Med J Indones 2002; 11: 190-4)"
2002
MJIN-11-3-JulSep2002-190
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0286
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 1997
613.85 TJA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>