Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Tiara Muzadilah
"Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas indonesia adalah Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan PSPA. Pelaksanaan PKPA ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa PSPA menjadi Apoteker yang mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal dan etik di Apotek, Rumah sakit, Industri Farmasi, Puskesmas, maupun Pedagang Besar Farmasi, melalui keterlibatannya dalam praktik kefarmasian pada masing-masing bidang, membekali calon Apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian, memberi gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian dan penyelesaiannya. Praktik kerja profesi apoteker dilakukan di PT Harsen laboratories, Apotek Atrika, Rumah Sakit Universitas Indonesia, PT Medquest Jaya Global, dan Puskesmas Kecamatan Matraman.
One of the learning activities carried out at the Pharmacist Professional Study Program (PSPA) at the Faculty of Pharmacy, University of Indonesia is the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) for students who are studying PSPA. The implementation of this PKPA aims to prepare PSPA students to become pharmacists who are able to practice pharmacy professionally, legally and ethically in pharmacies, hospitals, pharmaceutical industries, health centers, and pharmaceutical wholesalers, through their involvement in pharmaceutical practice in each field, equipping candidates Pharmacists should have insight, knowledge, skills and practical experience to practice pharmacy, provide a real picture of problems in pharmaceutical practice and their solutions. Pharmacist professional practice is carried out at PT Harsen Laboratories, Atrika Pharmacy, University of Indonesia Hospital, PT Medquest Jaya Global, and the Matraman District Health Center."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tiara Muzadilah
"Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida. Seringnya terjadi infeksi jamur menyebabkan penggunaan obat antijamur mengalami resistensi, oleh karena itu, kebutuhan untuk meneliti senyawa aktif dari bahan alam yang memiliki aktivitas antijamur perlu ditingkatkan. Tanaman yang diketahui memiliki potensi sebagai antijamur adalah daun teh putih (Camellia sinensis (L.)) dan daun makasar (Brucea javanica (L.) Merr. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antijamur dari ekstrak etanol 70% daun teh putih dan daun makasar, mengetahui kadar fenol total ekstrak etanol daun teh putih dan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun makasar. Kedua ekstrak diekstraksi menggunakan metode maserasi. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan dua metode yaitu metode mikrodilusi dan difusi cakram. Pada penetapan kadar fenol menggunakan standar asam galat, sementara penetapan kadar flavonoid dengan standar kuersetin. Dari hasil uji aktivitas antijamur metode mikrodilusi pada Candida albicans, ekstrak daun makasar memiliki Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) 4.000 μg/mL sedangkan ekstrak daun teh putih 8.000 μg/mL. Kemudian pada Candida krusei ekstrak daun makasar dan ekstrak daun teh putih memiliki KHM 4.000 μg/mL. Pada uji difusi cakram, untuk Candida albicans ekstrak daun makasar memiliki KHM 2.000 μg/mL dan ekstrak daun putih 4.000 μg/mL. Kemudian untuk Candida krusei ekstrak daun makasar KHM 4.000 μg/mL dan ekstrak daun teh putih 8.000 μg/mL. Kadar fenol total pada ekstrak daun teh putih 657,7067 EAG/gram. Kadar flavonoid total pada ekstrak daun makasar adalah 289,901 EK/gram, Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun teh putih dan ekstrak daun makasar memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dan Candida krusei.
Candidiasis is a fungal infection caused by Candida. The frequent occurrence of fungal infections causes the use of antifungal drugs to experience resistance, therefore, requirement to research active compounds from natural ingredients that have antifungal activity needs to be increased. Plants known to have potential as antifungals are white tea leaves (Camellia sinensis (L.)) and Makassar leaves (Brucea javanica (L.) Merr. This study aimed to examine the antifungal activity of 70% ethanol extract of white tea leaves and Makassar leaves, determine the total phenol content of white tea leaf ethanol extract and the total flavonoid content of the Makassar leaf ethanol extract. Both extracts were extracted using the maceration method. Antifungal activity testing was carried out using two methods, namely the microdilution method and disc diffusion. flavonoid levels with quercetin standards. From the results of the antifungal activity test using the microdilution method on Candida albicans, Makassar leaf extract had a Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of 4,000 g/mL while white tea leaf extract was 8,000 g/mL. Then on Candida krusei, Makassar leaf extract and extract white tea leaves have a MIC of 4,000 g/mL. In the disc diffusion test, for Candida albicans Makassar leaf extract has a MIC of 2,000 g/mL and white leaf extract 4,000 g/mL. Then for Candida krusei Makassar leaf extract KHM 4,000 g/mL and white tea leaf extract 8,000 g/mL. Total phenol content in white tea leaf extract was 657.7067 EAG/gram. The total flavonoid content in the Makassar leaf extract was 289.901 EK/gram. From the results of the research conducted, it can be concluded that white tea leaf extract and Makassar leaf extract have antifungal activity against Candida albicans and Candida krusei."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library