Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tavip Dwikorianto
"

Eksploitasi fluida panasbumi akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisik maupun kimia reservoir suatu lapangan geothermal. Hal ini terjadi di Lapangan Panasbumi Kamojang yang diproduksikan dalam empat periode, yaitu sebesar 30 MW sejak 1982 dan menjadi 140 MW sejak tahun 1987. Pada tahun 2005 produksinya menjadi 200 MW dan sejak tahun 2015 sehingga sampai saat ini produksi uap Lapangan Kamojang adalah 235 MW. Untuk melihat perubahan kondisi tersebut maka dilakukan survei Microgravity Time-lapse (gravitasi mikro time-lapse) guna mengetahui gambaran perubahan reservoir secara lebih luas berdasarkan perubahan nilai gravitasi reservoir dari waktu ke waktu yang diakibatkan terjadinya pengurangan masa dari kegiatan produksi fluida dan penambahan masa dari kegiatan injeksi fluida dalam reservoir. Secara umum, hasil kajian gravitasi mikro time-lapse dari tahun 1984 sampai 2018 menunjukkan adanya perubahan nilai gravitasi mikro negatif yang lebih banyak yang artinya terjadi defisit masa fluida yang lebih banyak dibanding penambahan masa fluida ke dalam reservoir. Hasil pemodelan 3- Dimensi menghasilkan defisit massa sekitar-168 MTon dan penambahan massa sekitar 33 MTon. Adanya defisit massa yang lebih banyak tersebut maka perlu dibuat konsep pengelolaan reservoir yang baik melalui skenario produksi dan reinjeksi guna pengelolaan Lapangan Panasbumi Kamojang berkelanjutan.

 


Geothermal fluid exploitation is expected to cause physical as well as chemical changes to the reservoir of a geothermal field. This is what happened to Kamojang Geothermal Field which has been producing for four periods, starting from the initial production capacity of 30 MW (1982) which became 140 MW (1987), then 200 MW (2008) and 235 MW since 2015 up to now. To observe changes of subsurface condition, Microgravity Time-Lapse as one of geophysical survey activity is carried out in order to obtain the reservoir changes in a wider view based on the changes of gravity value that due to the extracted and injected fluid mass and it is reflected to the rock density changes. Generally, the microgravity study result from 1984 until 2018 shows the existence of microgravity value changes which correlates to the amount of fluid mass produced is more much than the water mass which was reinjected back into the reservoir. It is proven in 3-D modelling which there is deficit mass around -168 MTon and addition mass around 33 MTon only. By knowing that is important to find good reservoir management through production and reinjection scheme for Kamojang Geothermal Field sustainable development.

 

"
2019
T54382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tavip Dwikorianto
"Lapangan Geotermal Hululais terletak di Propinsi Bengkulu, yang dalam tatanan tektonik berada di tepi cekungan struktur pull-apart dalam zona Sistim Sesar Sumatera. Sebanyak 24 sumur telah dibor sejak tahun 2007 sampai 2018. Distribusi permeabilitas sumur-sumur ini menunjukkan karakteristik yang bervariasi. Untuk mengidentifikasi distribusi permeabilitas dan karakteristik reservoir bawah permukaan lapangan yang tergambar dalam suatu model kecepatan gelombang shear 3D sebagai hasil pengukuran kecepatan gelombang Rayleigh, maka dilakukan penelitian menggunakan metode Ambient Noise Tomography (ANT) dalam skala lokal. Akuisisi data gelombang permukaan di lapangan ini menggunakan 20 seismometer yang dipasang di 156 titik pengamatan dengan spasi 500 - 1000 meter. Pemrosesan data diawali dengan ekstraksi gelombang permukaan hasil korelasi silang dari dua titik amat menggunakan Fungsi Green dan ekstraksi grup kecepatan dari kurva dispersi untuk pemodelan ke depan (forward model) dilakukan inversi dengan metode Fast Marching Method (FMM). Selanjutnya untuk mendapatkan resolusi pencitraan tomografi yang lebih tinggi dilakukan checker board test sebelum dilakukan inversi model dengan teknik inversi subspace. Grup kecepatan gelombang Rayleigh dalam domain periode, kemudian dilakukan konversi ke domain kedalaman dengan menggunakan metode Neighborhood Algorithm (NA) untuk mendapatkan profil kecepatan gelombang Shear 1 D. Profil kecepatan 1 D ini yang digunakan dalam pencitraan gelombang Shear dalam 3D. Hasil pencitraan tomografi gelombang Shear menggambarkan adanya distribusi anomali kecepatan (Vs) rendah yang berasosiasi dengan zona permeabel di zona patahan dan hal ini ditunjukkan adanya kondisi hilang sirkulasi pada saat pemboran sumur. Sedangkan distribusi anomali Vs tinggi yang bersasosisi dengan batuan kompak dijumpai di sumur yang tidak terjadi hilang sirkulasi pada saat pemboran. Sebaran anomali Vs rendah juga dijumpai pada kedalaman dangkal, sesuai dengan penyebaran anomali resistivitas rendah dari MT (<20 ohm-m), yang berasosiasi dengan lapisan batuan penutup (cap rock). Sedangkan penyebaran anomali Vs tinggi yang berasosiasi dengan granodiorit sebagai batuan dasar teramati di beberapa sumur pemboran. Distribusi kecepatan gelombang Shear rendah yang berasosiasi dengan zona permeabel dipakai sebagai dasar dalam penentuan target pemboran.

Hululais Geothermal Field is located in Bengkulu Province which is tectonically located on the edge of a pull-apart structure basin in the Sumatra Fault System zone. A total of 24 wells have been drilled since 2007 to 2018. The permeability distribution of these wells shows varying characteristics. To determine the permeability distribution and characteristics of the subsurface reservoir in the field described in the 3D shear wave velocity model from Rayleigh wave velocity measurements, a study was conducted using the Ambient Noise Tomography (ANT) method on a local scale. Surface wave data acquisition in this field used 20 seismometers installed at 156 observation points with a spacing of 500 – 1000 meters. Data processing begins with surface wave extraction from the cross-correlation results of two very different points using the Green's Function and velocity group extraction from the dispersion curve for forward model inversion using the Fast Marching Method (FMM). Furthermore, to obtain a higher tomography imaging resolution, a checker board was performed before the model inversion was carried out using the subspace inversion technique. The Rayleigh wave velocity group in the period domain is then converted to the depth domain using the Neighborhood Algorithm (NA) method to obtain a 1 D shear wave velocity profile. This 1 D velocity profile is used in 3D shear wave imaging. The results of shear wave tomography imaging illustrate the presence of low velocity (Vs) distribution anomalies associated with permeable zones in the fault zone and this indicates the presence of lost circulation conditions during well drilling. While the high Vs anomaly distribution associated with compact rocks was found in wells that did not indicate loss of circulation during drilling. The low Vs anomaly distribution was also found at shallow depths, in accordance with the low resistivity anomaly distribution of MT (<20 ohm-m) associated with the cap rock. While the high Vs anomaly distribution associated with granodiorite as the bedrock was observed in several drilling wells. The low shear wave velocity distribution associated with permeable zones is used as a basis for determining drilling targets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library