Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taryono
"Pengelasan merupakan proses penyambungan logam yang umum dilakukan. Proses ini menyebabkan perubahan sifat mekanis dan struktur logam, sehingga mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap korosi. Untuk mengetahui prilaku korosi lasan baja karbon rendah dan pengaruh pemberian inhibitor organik berbasis amina dalam berbagai konsentrasi serta lamanya pemaparan terhadap penurunan laju korosi, telah dilakukan penelitian dengan menggunakan Metode Elektrokimia - Ekstrapolasi Tafel. Pengujian ini dalam larutan yang mengandung 5000 ppm ion CI- pada kondisi temperatur 60°C dan pengadukan 1000 rpm untuk tiga jenis benda uji yaitu Iogam induk, deposit Las (weld metal) dan lasan (weldment). Secara umum, laju korosi benda uji lasan lebih besar dari pada benda uji deposit las dan logam induk. Temperatur dan pengadukan meningkatkan laju korosi yang signifikan. Penambahan inhibitor organik berbasis amina memperkecil perbedaan potensial korosi antara ketiga benda uji dan mampu menurunkan laju korosi pada tingkat yang berarti, yang besarnya tergantung dari karakteristik benda uji, konsentrasi inhibitor dan lamanya waktu pemaparan (exposure). Pemberian 2 cc/1 inhibitor dengan waktu pemaparan 24 jam dapat memberikan perlindungan optimal untuk ketiga benda uji, dengan efisiensi inhibisi tertinggi sebesar 93,5 % yang terjadi pada benda uji deposit las. Laju korosi benda uji lasan lebih besar dari pada benda uji deposit las dan logam induk, namun efisiensi inhibisinya reiatif lebih kecil.

Welding is a common method of joining metals. This process cause change both of mechanical properties and structures of the metals, therefore increasing of corrosion susceptibility of the metals. To recognize the corrosion behavior of the low carbon steel weldments and effect of addition of amine base organic inhibitor in various concentration and test exposure duration to the corrosion reduction, the laboratory testing has been conducted using Electrochemical Methods -- Tafel Extrapolation. Such test was performed in solution containing 5000 ppm of chloride ion with 60°C in temperature and stirred at 1000 rpm. Generally, the corrosion rate of weldment sample was greater than weld metals and parent metals, Both of temperature and stirring was increasing of corrosion rate significantly. Addition of the amine base organic corrosion inhibitor was decreasing corrosion potential deference of the three samples as well as corrosion rate significantly, which is depend on sample characteristic, inhibitors concentration and test exposure duration. Addition of 2 ccll inhibitor with 24 hours test exposure duration provide the optimum protection for the three of samples and the greater efficiency by 93,5 % occurred in weld metal sample respectively. Corrosion rate of weldment was greater than weld metals as well as parent metals, but lower in inhibition efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Taryono
"Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada segenap anggota militer TNI-AU, dimana di satu pihak terdapat kebutuhan dan tuntutan Akan pelayanan kesehatan yang semakin bertamhah sedangkan di lain pihak tersedianya anggaran yang semakin terbatas, diperlukan suatu perencanaan program kegiatan dan penggunaan anggaran yang lebih terarah dan efisien. Suatu perencanaan program pelayanan kesehatan yang terarah adalah perencanaan yang tidak hanya didasarkan kepada kebutuhan (need) semata-mata, melainkan memperhatikan pula pola pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut. Untuk maksud tersehut diperlukan beberapa masukan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia.
Penelitian ini hcrtujuan untuk mcmperoleh masukan tentang faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang herhuhungan. dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Dipilihnya Pangkalan Udara X sebagai objek penelitian, karena peneliti ingin menyumbangkan hasil penelitian tcrsebut kepada Instansi asal peneliti yaitu TNT-AU. Penelitian ini merupakan studi korelasi, dimana pengumpulan datanya dilakukan secara ?cross sectional? melalui pengisian kuesioner oleh responden yang jumlahnya telah ditentukan secara ?proportional stratified simple random sampling? Teknik analisa yang digunakan adalah Tabel Silang, Uji Chi Square dan Uji Korelasi.
Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa terdapat faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Faktor Pendapat Kecukupan Obat, faktor Pendapat Kecukupan Spesialis dan faktor Kebutuhan Yang Dirasakan, merupakan faktor yang berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X dengan tingkat keeratan paling tinggi. Faktor Persepsi Sakit, Pangkat, Pendapat Sikap Paramedis, dan Pendapat Sikap Dokter, berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dengan tingkat keeratan lebih rendah. Faktor Pendapaian Perkapita ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik tersebut. Kecuali itu terungkap pula bahwa sebagian responden masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan.
Demikian pula diketahui habwa masih terdapat sebagian tenaga paramedislmedis bersikap kurang memuaskan dalam memberikan pelayanan juga tentang kecukupan obat dan spesialis, sebagian anggota menyatakan masih kurang. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, disarankan agar diambil tindakan intervensi seperlunya sejauh kemampuan yang ada. Untuk inelengkapi hasil penelitian ini, kepada Peneliti lain di lingkungan Direktorat Kesehatan TNI-AU disarankan untuk mengadakan penelitian lainnya yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu Faktor Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dan Faktor Pelayanau Kesehatan Lain."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Taryono
"ABSTRAK
Pengelasan konstruksi lambung kapal yang terletak di bawah permukaan air (water backing welding) pada kondisi kapal mengapung di taut sampal saat inl masih menjadi permasalahan. Permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dipecahkan dalam Industri galangan kapal modem. Pengelasan kondisi water backing belum boleh dilaksanakan karena mutu akhir lasan tidak diketahui secara pasti. Dalam studs ini dilakukan peneiitian skala laboratorium untuk mengetahul pengaruh water backing terhadap perobahan sifat mekanis dan metalurgis lasan pelat baja lunak spesifikasi Biro Klasifikasi Indonesia grade A. Penelitian dilaksanakan dengan memperslapkan Welding Procedure Specification sesuai AWS 3.6-83, A type dry weld. Pengelasan manual (SMAW) pada sambungan fillet dilaksanakan dengan elektrode hidrogen rendah (AWS E7016), teknik deposisi logam las stringer bead dan temper bead. Dua pengelasan dengan kondisi Water backing dan Water backing preheat 100 0C dilakukan di atas bak air taut, sedangkan satu acuan pengelasan dilakukan dalam kondisi kering. Pengujian yang dilakukan dalam studi ini meliputi: 1) Uji radiografi; 2) Uji Visual; 3) Uji tank logam Ias; 4) Uji tariklgeser las fillet; 5) Uji patahan Ias fillet; 6) Uji takik 'V* logam las; 7) Uji Kekerasan mikro; dan 8) Foto metalografi. Selain delapan pengujlan di atas laju pendinginan pada pengelasan water backing juga diukur dari hasil pengujian, observasi dan analisa data dapat disimpulkan, bahwa: 1) Water backing menurunkan regangan maksimum lasan kering 45 %, menaikan nilai kekerasannya 10,5 %, dan menurunkan kekuatan impaknya (pada suhu uji 1 0 0C) 36,5 %; 2) Prapemanasan 100 °C pada pengelasan water backing menurunkan regangan maksimum lasan kering 29 %, menaikan nilai kekerasannya 7 %, dan menurunkan kekuatan impaknya (pada suhu uji10 °C) 25,6 %; 3) Water backing menghasilkan struktur mikro martensit pada batas las; 4) Semua hasil pengujian laboratorium yang telah disimpulkan diatas secara teknis masih memenuhi standard AWS .3.6; 5) Teknik deposisi temper bead tidak meningkatkan kekuatan geser las fillet dan hanya memperbaiki struktur mikro lasan. 6) Semua WPS yang telah dikualfikasi memenuhi syarat AWS .3.6 sehingga semua prosedur pengelasan yang telah dilakukan dalam studi lni dapat diterapkan untuk las produksi alternatif.

ABSTRACT
The welding of ship hull construction under sea water level (water backed welding) on floated condition is still problem recently. This kind of problem is a challenge to solve for modem shipbuilding industry_ The water backed welding can not perform until now, cause the final quality of weidments is not know exactly. The laboratory research has done to study the effects of water hacking on mild steel plate welded with grade A specification of Biro Klasifikasi Indonesia. The research is performing by preparing twelve kinds of welding procedure specifications in according to AWS .3.6, A type dry weld. The low hydrogen type (AWS E7016) of electrodes has used to manually weld (Shield Metal Arc Welding) fillet joint of steel plate on stringer bead and temper bead deposition techniques. Both of waters backed and water backed preheated 100 0C welding has performed above circulated sea water tank and the other one of welding that used as reference is performs on dry condition. The eight of examination and test kind are perform in this study, that are radiography examinations, visually examinations, all weld metal tensile tests, fillet weld shear test, fillet weld fracture test, charpy "VP notched impact test, micro hardness test, and metallographic on welded steel plate. Beside examinations and test above stated, cooling rate of water backed welding is study in this research. Based on the above stated the conclusions are list as state on bellowed. 1) Water backing is decrease the maximum strain of dry weld up to 45 %, its impact strength on 10 centigrade of test temperature up to 36.5 %, and increases its hardness up to 10.5 %. 2) The application of 100 0C preheating on water backed welding Is decrease the maximum strain of dry weld up to 29 %, Its impact strength on 10 centigrade of test temperature up to 25,6 %, and increase its hardness up to 7 %. 3) The water backed welding is tending to form the martensite micro structure on weld fusion zone. 4)All of the laboratory test results have above concluded technically is satisfactory to AWS .3.6. 5) The application of temper bead technique deposition of weld metal is not increase the fillet weld shear strength, but only improved the weld micro structure. 6) All of WPS has qualified is futhll to AVVS .3.6 specification and all of them can apply to production weld alternatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yono Taryono
"Penggunaan ventilator pada pasien yang sudah mengalami perbaikan harus segera dilakukan penyapihan. Salah satu indikator penyapihan ventilator adalah dengan menggunakan RSBI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai RSBI pada semi fowler 15°, 30° dan 45°. Rancangan penelitian ini pre-experimental designs dengan desain penelitian menggunakan one group pretest posttest design. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling sebanyak 27 responden. Uji statistik dengan menggunakan uji repeated anova. Hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15°, 30° dan 45° p value 0.003, terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15° dengan semi Fowler 30° p-value 0,013, tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 15° dengan semi Fowler 45° p-value 0,629, dan terdapat perbedaan yang signifikan nilai RSBI pada semi Fowler 30° dengan semi Fowler 45° p-value 0,003. Rekomendasi dari penelitian ini semi Fowler pada 30° adalah posisi yang terbaik untuk mendapatkan nilai RSBI yang paling rendah.

Patients with ventilator need to have weaning process gradually. RSBI is one of the indicators in giving weaning process patient with ventilator. The purpose of this study is to examine and compare the score of RSBI on patient with ventilator who is given semi fowler position 15°, 30° and 45°. This is pre-experimental designs study using one group pretest posttest design. Consecutive sampling had been used in recruiting 27 respondents. Repeated anova had been used to analyze the data. The result shows significant different amongst RSBI score on semi Fowler position 15°, 30° and 45° (p value 0.003). Significant different also shows on RSBI score between semi Fowler 15° and 30° (p-value 0,013), semi Fowler 30° and 45° (p-value 0,003), however there is no significant different on RSBI score between semi Fowler 15° and 45° (p-value 0,629). It is recommended that semi Fowler 30° is the best semi Fowler position with the lowest score of RSBI."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library