Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Nafisa
"Tulisan ini berfokus kepada pemisahan gender terhadap perempuan di ruang privat dan ruang publik sebagai upaya untuk mempertegas ‘kodrat’ perempuan yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah dalam pemahaman metode para salaf al-salih atau yang disebut dengan manhaj Salaf oleh kelompok Salafi di Bekasi. Peraturan bagi perempuan untuk tetap berada di rumahnya—mengurus anak dan suami—dinegosiasi oleh sebagian perempuan Salafi yang memiliki peluang untuk mengakses pekerjaan di tempat yang non- syar’i, namun tetap menjunjung syari’at dalam kesehariannya untuk menjaga kesalehan serta komitmennya mengikuti manhaj Salaf. Adanya peluang untuk melakukan resistensi terhadap kewajiban para perempuan Salafi sebagai seorang ibu dan istri akan dilihat melalui sudut pandang agensi dari Saba Mahmood. Dari sudut pandang yang berbeda, para perempuan Salafi yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah sering dilanda kebingungan dalam mematuhi aturan mengenai pemisahan gender dengan kondisi ekonomi dan sosialnya yang tidak stabil. Untuk melihat kehidupan mereka, konsep resiliensi dari Sarah Bracke, yang juga menjadi kritik terhadap resistensi sebagai agensi oleh Saba Mahmood, akan digunakan untuk menggambarkan beragamnya kehidupan perempuan Salafi di Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi kualitatif dengan mewawancarai sepuluh orang informan yang aksesnya didapat melalui seorang informan yang juga adalah gatekeeper penelitian ini. Penulis berargumen bahwa perempuan Salafi di Bekasi, tergantung dengan kondisi kelas ekonominya, memiliki bentuk agensi yang berbeda. Sebagai konklusi, penulis berpendapat bahwa upaya kelompok Salafi dalam mewujudkan kesalehan publik melalui ruang publik yang syar’i, dapat menghasilkan lebih banyak subjek resilien yang hidup perekonomiannya terombang-ambing.

This paper will be focused on the issue of gender segregation towards women in private and public spaces as a means to reinforce the ‘nature’ of women, based on Al- Qur’an and Sunnah in understanding the method of salaf al-salih (manhaj Salaf) by the Salafi group in Bekasi. The discussion about working rules for women in the Salafi discourse often touches on the status of the syar’i or not the syar’i of public space as their place of work. Regulations for women to remain at home—taking care of children and husbands—are negotiated by some Salafi women who have the opportunity to access work in non-syar’i places, but still uphold the syari’a in their daily lives to maintain piety and commitment to follow manhaj Salaf. Any opportunity to resist the obligations of Salafi women as mothers and wives will be seen through the agency's point of view from Saba Mahmood. From a different point of view, Salafi women who come from the lower middle economic class are often confused about complying with the rules regarding gender segregation due to their unstable economic and social conditions. To see into their lives, Sarah Bracke's concept of resilience, which also a criticism of resistance as an agency by Saba Mahmood, will be used to describe the diverse lives of Salafi women in Bekasi. The method used in this study is qualitative ethnography by interviewing ten informants whose access was obtained through an informant who is also the gatekeeper of this study. The author argues that Salafi women in Bekasi, depending on the condition of their economic class, have different forms of agency. In conclusion, the also author argues that the efforts of the Salafi group in realizing public piety through syar’i public spaces can produce more resilient subjects whose economies are shaken up."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library