Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syadiidah
"Skripsi ini membahas manuskrip Melayu Surat Keputusan Ternate sebagai surat formal yang berlaku pada masanya. Pengkajian filologi dilakukan untuk menghasilkan edisi teks. Naskah disunting dengan menggunakan metode kritis yang bertujuan agar naskah ini dapat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya, surat diklasifikasikan, struktur dan format dianalisis untuk melihat bentuk surat keputusan pada masa lampau dan perbedaannya dengan surat keputusan masa kini. Selain itu, skripsi ini juga membahas kandungan isi berupa peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Surat Keputsan Ternate.

This mini undergraduate discusses The Malay manuscript of Surat Keputusan Ternate as a formal letter that was used in the past. The Philological studies were conducted to produce text editing. The manuscript was edited using the critical method to be easily read and understood. Moreover, the letter would be classified and the form and the structure would be analyzed to know how the previous letter is different from the ancient letter. Furthermore, this undergraduate thesis also described the incident that caused the writing of Surat Keputusan Ternate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadiidah
"Artikel jurnal ini berisi tentang pergeseran fungsi dan proses pewarisan pada kesenian tanjidor. Kesenian ini merupakan kesenian Betawi berupa pertunjukan musik tanpa vokal. Dahulu di Batavia, tanjidor selalu menjadi primadona dalam memeriahkan acara tahun baru, acara hajatan orang Betawi, juga perayaan hari besar Cina, seperti Cap Go Meh dan lainnya. Namun saat ini, pertunjukan tanjidor menjadi hal yang langka. Bahkan, dalam acara pernikahan orang Betawi, tanjidor merupakan pertunjukan yang jarang ada dan saat ini pertunjukan tersebut lebih sering ditanggap untuk acara yang bertemakan ikon Jakarta.
Berdasarkan penelitian, turunnya intensitas pertunjukan tanjidor disebabkan oleh bergesernya fungsi utamanya sebagai hiburan. Tidak adanya persepsi keislaman yang dekat dengan kehidupan masyarakat Betawi menjadi pemicu berkurangnya pertunjukan tanjidor di kalangan komunitasnya. Selain itu, pergeseran juga terjadi dalam proses pewarisannya. Proses pewarisan yang dilakukan oleh seniman Betawi mendapat hambatan karena sulitnya mereka untuk mentransfer keahliannya. Berbeda dengan seniman tanjidor non-Betawi yang memiliki cara khusus untuk memindahkan keahliannya kepada murid-muridnya. Hal ini akan berakibat adanya penyeberangan pewarisan tanjidor dari Betawi ke non-Betawi karena tanjidor terasa lebih hidup di tangan non-Betawi.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan sebab dan dampak tergesernya fungsi tanjidor dalam masyarakat Betawi sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran dalam proses pewarisan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode lapangan kualitatif dengan mengacu pada data di lapangan kemudian dianalisis dengan bantuan studi pustaka.

This journal article contains about the shift of functions and processes inheritance on tanjidor art. This art is art Betawi in the form of musical performances without vocals. Formerly in Batavia, tanjidor has always been a prima donna in enlivening the new year event, Betawi celebration events, as well as Chinese celebrations of the day, such as Cap Go Meh and more. But nowadays, tanjidor show becomes thing which is rare. In fact, in the marriage of the Betawi people, tanjidor is a show that rarely exists and is currently a show it is more often considered for an icon themed event Jakarta.
Based on research, the decrease in the intensity of the show tanjidor is caused by shifting its main function as entertainment. The absence of a perception of Islam that is close to the life of the community Betawi became the trigger for the reduction of tanjidor performances in the circle community. In addition, shifts also occur in the process inheritance. Inheritance process done by Betawi artist get inhibited because of their difficulty to transfer his expertise. In contrast to non Betawi tanjidor artists who have a special way to transfer his skills to his students. This result in a crossing of tanjidor inheritance from Betawi to non Betawi because the tanjidor feels more alive in the hands of non Betawi.
This article aims to explain the cause and the impact of displacement tanjidor function in Betawi society causing a shift in the inheritance process. The research method done is a qualitative field method with reference to the data in the field then analyzed with the help of literature study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library