Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suriansyah
"Besi tuang kelabu sudah sangat di kenal di kalangan industri logam, khususnya industri otomotif karena penggunaannya yang cukup luas untuk komponen mesin kendaraan, misalnya untuk selubung silinder dan tutup silinder. Selain itu juga digunakan untuk rumah pompa, generator dan rangka mesin produksi (mesin bubut ).
Dalam era transformasi global kualitas bahan harus diperhatikan, karena akan terus terjadi kompetitip antara bahan yang satu dengan bahan lainnya.Oleh karena besi tuang kelabu banyak dibutuhkan oleh masyarakat, agar permintaan pasar tetap stabil bahkan bisa meningkat, maka besi tuang kelabu perlu ditingkatkan kualitasnya (kekerasan, kekuatan tank, ketahanan aus) yang salah satunya dengan menambabkan unsur paduan.
Untuk itu dilakukan penelitian terhadap besi tuang kelabu FC-10 yang dimodifikasi komposisi kimianya dengan menambahkan unsur Ni, Si, Ni dan Si. Adapun metode pemaduan yang digunakan antara FC-10 dengan unsur Ni, Si, Ni dan Si yaitu : Ni: 0,5% sampai 2%. Si: 0,10% sampai 0,25%. Ni dan Si , 1,3% Ni dan 0,20% Si. 2,5% Ni dan 0,25% Si, dengan metode pengecoran. Pemaduan dilakukan di ladel secara bertahap terhadap besi tuang kelabu dengan unsur-unsur paduan pada ± 1400°C.
Dari hasil pengujian sifat mekanik diperoleh bahwa FC-10 yang di padu dengan unsur Ni, Si, Ni dan Si, menunjukkan adanya peningkatan sifat mekaniknya. Data hasil pengujian menunujukkan bahwa kadar Ni lebih baik dibandingkan kadar Si sebagai paduan untuk meningkatkan ketahanan besi tuang kelabu FC-l0 terhadap laju keausan. Selain itu hasil-hasil lain yang didapat dan penelitian ini adalah:
1) Sifat mekanik produk cor paduan tergantung pada prosentase fase yang ada dan pada penelitian ini diperoleh sifat mekanik optimal pada kondisi perlit 80 % , ferit < 10 % dan grafit < 10 %.
2) Semakin tinggi Carbon Equevalent (CE ), berpengaruh terhadap turunnya laju keausan besi cor paduan FC-10.
3) Nilai kekerasan dan jumlah fraksi perlit sangat menjamin peningkatan.ketahanan besi tuang kalabu FC-10 terhadap laju keausan
4). Kuat tank tidak menjamin ketahanan aus terhadap laju keausan FC-10.
Dengan meningkatnya sifat mekanik besi tuang kelabu setelah dilakukan pemaduan, maka fungsionalisasinya pun akan meningkat di era perkembangan industri logam saat ini mau pun masa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suriansyah
"Salah satu program unggulan yang dijadikan sebagai altematif pemecahan masalah kemiskinan yang dihadapi komunitas nelayan adalah program PEMP. Program ini telah dilaksanakan di Kelurahan Mamburungan Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan periode tahun 2001 - 2002. Penelitian ini mencoba melakukan penelusuran terhadap proses pelaksanaan program untuk memperoleh penjelasan bagaimana hasil yang telah dicapai program dalam memberdayakan komunitas nelayan di wilayah tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analitik untuk menghasifkan informasi tentang proses dan hasii pelaksanaannya, yang diperoleh melalui informan. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling yakni meliputi penanggung jawab operasianal program, penanggung jawab wilayah kecamatan dan kelurahan, konsultan manajemen (KM) dan staf teknis program, pihak pengelola program dan nelayan sebagai penerima manfaat program. Untuk mendapatkan informasi dari informan tersebut, peneliti menggunakan in-depth interview, observasi dan studi pustaka.
Dari hasil penelitian diketahui, proses perencanaan program diiaksanakan di tingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan. Keseluruhan proses penyusunan rencana kegiatan di tingkat Kota dan Kecamatan dilaksanakan untuk memfasilitasi pelaksanaan program baik secara administrasi maupun teknis kepada Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) dengan menumbuhkan peran serta dan berbagai pihak yang terkait untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program. Pada tingkat Kelurahan dilaksanakan penyusunan usulan rencana kegiatan tindak lanjut (RIM) melalui diskusi kelompok peserta yang sistematis dalam kerangka perencanaan partisipatif. Proses pelaksanaan program melalui dua tahap kegiatan yaitu persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Persiapan program diimplementasikan melalui kegiatan sosialisasi, seleksi peserta, pembentukan kelembagaan, pelatihan peserta, pencairan dan penyaluran dana ekonomi produktif (DEP) sebagai upaya fasilitasi dan menstimulir kelompok peserta program untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Pelaksanaan kegiatan ekonomi produktif dilandasi pengetahuan lokal nelayan, introduksi teknologi dan pengadaan sarana penunjang, pelatihan teknis perikanan, pendampingan manajemen usaha kelompok dan kewirausahaan serta kerjasama pemasaran hasil perikanan secara vertikal dan horizontal. Proses pengernbangan kegiatan ekonomi dlarahkan kepada keberdayaan komunitas nelayan dalam mengakumulasi dan mendistribusikan DEP secara koordinatif dan kerjasama antar lembaga PEMP dengan prioritas pengembangan kepada keterkaitan jenis dan skala usaha KMP sebelumnya. Proses pengawasan dilakukan secara tes-buka dan melibatkan berbagai pihak terkait untuk berperan aktif menyampaikan hasil pengawasannya. Metode pengawasan dan pelaporan, dilaksanakan secara eksternal oleh Dinas/Intansi terkait yang melibatkan KMP dan masyarakat kelurahan dan secara internal dilakukan antar pengurus Mitra Desa (MD), KMP, LEPP-M3, Tenaga Pendamping Desa (TPD) dan staf teknis program.
Dari proses pelaksanaan program PEMP tersebut, telah dihasilkan perencanaan kegiatan di tingkat Kota dan Kecamatan yaitu administrasi, pemilihan KM, menetapkan lokasi dan peserta program, koordinasi dan sinkronisasi program serta alokasi pembiayaan program. Perencanaan kegiatan ini mampu mendorong partisipasi aparat pemerintah, pihak swasta, masyarakat nelayan dan stakeholders terkait lainnya untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program. Perencanaan kegiatan di tingkat kelurahan melalui forum musyawarah dan diskusi kelompok antar peserta program berhasil menyusun rencana kegiatan ekonomi produktif.
Keberhasilan dalam penyusunan ini telah mampu mendorong partisipasi aktif komunitas nelayan, baik secara individu maupun kelompok didalam menyusun rencana kegiatan ekonomi produktifnya. Persiapan program berhasil memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas komunitas nelayan dalam melaksanakan kegiatan program, hal ini ditunjang dengan berfungsinya forum sosialiasi berjenjang, keterlibatan peserta dalam seleksi program, pembentukan kelembagaan berdasarkan sistem tata nilai dan unit unit usaha masyarakat setempat serta pengembangan kelembagaan melalui penguatan secara internal dan eksternal, pelatihan secara terstruktur dan terencana sesuai kebutuhan jenis usaha dan lembaga serta mekanisme penyaluran dan pengembalian DEP dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan ekonomi produktif mampu meningkatkan pendapatan KMP, memenuhi kebutuhan dasar, kepemilikan aset kelompok, melaksanakan tabungan anggota dan kelompok serta membayar angsuran kredit. Manajemen usaha KMP telah menumbuhkan partisipasi aktif anggota kelompok dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Pada tahap pengembangan kegiatan ekonomi, KMP mampu mendatakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja baru bagi nelayan miskin dilokasi dan diluar lokasi sasaran program, pengembangan jenis dan skala saha pendukung, partisipasi untuk dana sosial program, pembangunan kelurahan dan dana swakelola sosial lainnya, tersedianya dana operasional LEPP-M3 dan dana insentif MD. Pengawasan program mampu meningkatkan kernampuan dan keterlibatan anggota dan pengurus KMP serta masyarakat kelurahan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan program secara berkesinambungan.
Hasil penelitian merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah : pertama, meningkatkan struktur armada KMP Pukat dan melatih nelayan dalam operasionalnya serta upaya diversifikasi produk olahan, memfasilitasi kemitraan usaha KMP yang baru, meningkatkan penyediaan modal melalui skim kredit Mina Mandiri, mengimplementasikan pedaman teknis Nilai Tukar Nelayan. Kedua, meningkatkan sarana prasarana pemasaran KMP Induk, agar berkembang menjadl Cold Storage Mini. Ketiga, melaksanakan proses legalisasi LEPP-M3 menjadi Koperasi Nelayan dan merestrukturisasi Mitra Desa menjadi Lembaga Keswadayaan Sosial Masyarakat Pesisir (LKSMP). Keempat meningkatkan kegiatan koordinasi dan pembinaan teknis pasta program. Kelima, menerbitlan Peraturan Daerah tentang sistem pengelolaan perikanan dengan merevitalisasi kearifan lokal nelayan. Usulan rekomendasi kepada komunitas nelayan : pertama, kearifan lokal nelayan dikembangkan sesuai perkembangan tatanan kehidupan. Kedua, menyelenggarakan asuransi nelayan sebagai bentuk jaminan sosial kegiatan usaha. Ketiga, sistem pengawasan secara internal yang berkesinambungan dapat dikembangkan melalui sistem pengawasan masyarakat Keempat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh nelayan perlu dikembangkan dengan memfungsikan peran kelembagaan program sebagai media pendidikan nelayan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Suriansyah
"ABSTRAK
Pembangunan nasional bermuara pada manusia sebagai insani yang harus dibangun kehidupannya dan sekaligus merupakan sumberdaya pembangunan yang harus terus ditingkatkan kualitas dan kemampuannya untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Upaya ini digariskan dalam GBHN 1993 sebagai sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJPII), yaitu terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembangunan perlu diketahui pengaruhnya terhadap kesejahteraan penduduk dan kualitas kehidupannya, terutama pada penduduk di sekitar kegiatan pembangunan yang merasakan langsung pengaruh kegiatan pembangunan tersebut.
Pembangunan industri (industrialisasi) bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, selanjutnya melalui pendapatan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di sisi lain, pertumbuhan industri yang tinggi akan mengakibatkan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Di samping itu perubahan struktur ekonomi dari berat sebelah pengolahan bahan pertanian ke arah ekonomi yang seimbang (adanya keseimbangan antara sektor pertanian dan industri) dan disertai dengan perluasan usaha ekonomi, mengakibatkan semakin berubahnya lingkungan alam menjadi lingkungan buatan manusia.
Sejauh ini industrialisasi di Aceh Mara dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Sebelum adanya kegiatan industri, penduduk setempat sebagian besar bergerak di bidang pertanian saja. Setelah adanya kegiatan industri tersebut maka penduduk beralih kepada sektor industri untuk meningkatkan sejahteraan dan kualitas hidupnya. Dari uraian .tersebut, timbul suatu permasalahan, yakni bagaimanakah pengaruh industrialisasi terhadap kualitas hidup masyarakat di sekitar industri tersebut.
Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui pengaruh industrialisasi terhadap kualitas hidup secara makro dan mikro; 2) untuk mengetahui persepsi penduduk terhadap keberadaan industri di daerahnya.
Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah 1) Diduga bahwa industrialisasi (melalui tingkat pendapatan) mempunyai korelasi yang nyata terhadap kualitas hidup baik diukur secara makro maupun secara mikro; 2). Diduga bahwa masyarakat mempunyai persepsi yang positif terhadap kehadiran industri di daerahnya, bahwa industrialisasi akan dapat memperbaiki kualitas hidupnya.
Pengambilan data dilakukan dalam 2 tahap, pertama penentuan lokasi penelitian dan kedua penentuan responden. Penentuan lokasi penelitian memakai pendekatan purposive sampling dan terpilih 3 desa sebagai sampel, yakni : desa Keude Krueng Geukuh, Tambon Baroh dan Tambon Tunong. Pengumpulan data primer (pada responden) dilakukan terhadap sampel, dan dilakukan dengan teknik random sampling.
Dalam analisis data, untuk melihat adanya korelasi antara industrialisasi dengan kualitas hidup alas analisis yang dipakai adalah metode x2 (chi-square) dan Psysical Quality of Life Index (PQLI). Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan industri dipergunakan metode descriptif analysis.
Kesimpulan penelitian : 1) Industrialisasi di Kecayaatan Dewantara Kabupaten Aceh Mara telah berwawasan lingkungan dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terbukti bahwa hasil perhitungan X2 terdapat pengaruh yang nyata antara industri terhadap pendapatan; pendapatan terhadap, kondisi tempat tinggal, pengeluaran untuk makan, crowding index, kesehatan balita, air bersih, kemiskinan dan pendidikan. Pengukuran secara makro juga menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Dewantara baik, dengan nilai PQLI sebesar 80,561.; 2) Persepsi masyarakat terhadap kehadiran industri (industrialisasi) cukup baik. Persepsi masyarakat terhadap kehadiran industri sebagai berikut : a) Sebagian besar masyarakat menyatakan sangat senang dan senang atas adanya industrialisasi, masing-masing mempunyai nilai 43,2% dan 53,7k; b) Sebagian besar masyarakat (67,45) menyatakan bahwa sejak adanya industri, mendapatkan pekerjaan mudah; c) Sebagian besar masyarakat (80,05) menyatakan bahwa sejak adanya industri desa mereka menjadi semakin baik; d) Sebagian besar masyarakat (64,2°x) menyatakan bahwa di antara mereka (khususnya dengan tetangga) mempunyai hubungan yang akrab; e) Sebagian besar masyarakat (65,3%) menyatakan bahwa industri yang ada di kecamatan Dewantara telah berkembang dengan baik.

ABSTRACT
The national development emphasizes man as a human being which life has to be built and at the sometime poses as the development resources that quality and ability have to be developed to raise their dignity all the time. This effort is line in the quidelines of State." Policy (GBHN) 1993 as a second long term development goals, is to obtain the quality of a man and The Indonesian Forward society as well as self supporting community. Then in each development activity, it's important to know the impact on the citizen welfare and its quality of life, especially toward the population in the development area which directly under going the impact of the development activity.
The industrial development aims to raise the society welfare; due through the income will raise the society quality of life. On the other side, high industrial growth will cause pressure on the natural resource and the environment.
Besides that, the change in the economic structure from the sides of collecting agriculture material toward the economic balance (the balance between the agriculture and. the industrial sector) and inherent with the development of the economic activity, will cause the change of the natural resources into the man made environment.
So far the industrial in north Aceh practically has successfully raised the domestic income of the district, the society income, and the local economic growth. Before the industrial evolution the greater part of domestic population lived only from the agricultural sector. Then, the society change their life into the industrial sector to raise their welfare and quality of life.
Based from mentioned above, the problems are: with the industrialization, how is the quality of life of the society in the industrial area.
The purposes of the research are: 1) to get to know the impact of the industrialization of the population quality of life in a macro as well as a micro. 2) To find out the perception of the population towards the existence of industry in their area.
Work hypothesis in this research are: 1) It is predicted that the industry (through the income rate) has a significant influence on the quality of life, measured macroly as well as microly; 2) It is predicted that the society has a positive perception toward the existence of industry in the district, the industry will promote the quality of life.
The data collecting was done in two stages, first to fix the research location. To fix research location we use purposive sampling method and there are 3 villages as samples, is: Keude Krueng Geukuh, Tambon Sarah and Tambon Tunong village.
The data needed in this research included the primary and the secondary data's. The data collecting was done through the random sampling method.
In the data's analysis, to know a correlation exist between industrialization with the quality of life, the analysis's instrument is used the X2 (chi square) method and the Physical Quality of Life Index (PQLI) method. To know the community perception towards the existence of the industry is used the description analysis method.
The conclusion of the research are: 1) The industrialization in the Kecamatan Dewantara, the district of north Aceh has already been environmental scope and able to raise the quality of life of the society, proved there is a significant influence between industry toward income, income toward housing condition, expense for food, crowding index, the health of infant, clean water, poverty and education. Macro measuring showed that quality of life of the Dewantara society is good with the value PQLI 80.561; 2) The society perception towards the industrial existence is quite well. The Society perception toward the industry e.g.: a) the greater part of the society stated very pleased with the industry, each has the value of 43.2% and 53.71; b) The greater part (67,41) stated that the industry gives facility to the work vacancies; c) The greater part of the society (80.0%) stated that since the industry flourishes, the welfare of the village growth; d) the greater part of the society (64,2%) stated that between then (especially the neighbor) has at close relation; e) The greater part of the society (65.3% stated that the industry in the Dewantara village is well growth.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Suriansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library