Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suradi
Abstrak :
Tesis ini merupakan suatu gambaran terjadinya konflik di Aceh, sebab - sebab terjadinya konflik dan solusi bersama penyelesaian konflik. Konflik yang terjadi di Aceh mempunyai latar belakang perrnasalahan yang unik, dari memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sampai mempertahankannya hingga pembangunan pengisi kemerdekaan sampai sekarang konflik di Aceh masih terjadi. Konflik yang terjadi di Aceh berawal dari tidak ditepatinya janji yang pernah diucapkan oleh Presiden pertama RI Ir.Soekamo yang telah merealisasi bahwa setelah kemerdekaan Indonesia, Aceh akan dianugerahkan sebagai daerah istimewa dan mempunyai hak-hak yang sesuai dengan daerahnya. Anugerah sebagai daerah istimewa karena daerah Aceh dianggap sebagai modal dan motor dari memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan di dunia internasional. Konfrensi memperjuangkan harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional setelah kemerdekaan menelan biaya yang cukup besar. Sementara biaya pengembalian pemerintah pusat ke Yogyakarta tahun 1948 juga cukup besar, semua biaya tersebut didapat dari sumbangan masyarakat Aceh sebagai simpatisan dan sekaligus sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Cikal bakal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan perintis dari pembentukan Negara Kesatuan ini bermula dari tokoh pejuang Aceh yang ingin mempersatukan seluruh wilayah RI dalam satu kesatuan yang utuh dan besar. Setelah Indonesia di proklamirkan kemerdekaannya, harapan untuk menjadi negara yang berdaulat adil dan makmur tidak dirasakan oleh masyarakat Aceh. Aceh di jadikan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) semasa Orba, kekayaan alam di bawa ke pusat semua ini menambah penderitaan masyarkat Aceh, hingga akhirnya mereka melakukan perlawanan terhadap pemerintah pusat. Konflik yang berkepanjangan menjadi sorotan bagi para elit politik dan pemerintah pusat. Solusi - solusi yang pernah di tempuh oleh pemerintah pusat maupun GAM untuk mengatasi dan mengakhiri konflik dilaksanakan. Namun semuanya tidak membuahkan hasil, karena pihak yang berkonflik tidak konsekuen dalam mematuhi semua perjanjian bersama perdamaian. Hingga perjanjian kesepakatan bersama juga di saksikan oleh Henry Dunant Centre (HDC) juga telah dilaksanakan namun belum berhasil. Harapan untuk dapat menyelesaikan konflik yang terjadi di Aceh terus dilaksanakan, dan ini menjadi dambaan dari masyarakat Aceh.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Abstrak :
The global changes in all sectors open a tight competitions among hospitals which create a much higher need of a marketing strategy. Until now the marketing department was not yet established in the PKU Muhammadiyah Surakarta Hospital. In this study we conduct three step in determining the marketing strategy. The first step analyzed the overall study on hospital comprising the organization, the missions, the product and the appearance. The second step was a the costumer's opinion survey that included demographical characteristics. The last step conducted a SWOT analysis and determining the hospital position. Following those steps then the marketing strategy was determined. The results of the analysis showed that the marketing oriented was not applied. It was found that the market segment consist of low to middle level of sosioeconomical society, comprising private workers, farmer, private laborer, retired worker, government workers and armed-forces. Majority of the customers were Moslem (96.05%). All the specialist doctors were not fulltimes and not optimally botwating or (96.05%). All the specialist doctors were not fulltimes and not optimally botwating or promotions patients to be hospital customers. The results of the poll gave, in general, sufficient hospital services, Although there were some bad comment which needed further action. At present the hospital is developing skin cosmetic surgery. The hospital is at present in the position to raise the manpower and the hospital physical building. As a follow up; the hospital her sit three objectives for improvement, which are to make the hospital more popular and serve to be chosen, and give better 2 valith of services. The program of the marketing strategy consist of establishing the marketing department, improving and training the manpowers. As a follow up of the marketing audit , hospital introduce to all related hospital staffs, the goal of the organization the position of the target markets, and prepare alternatives concerning product, price, place, promotion.
Arus perubahan di era globalisasi memberikan dampak persaingan antar rumah sakit menjadi semakin diperlukan. Namun sampai saat ini rumah sakit PKU Muhammadiyah ternyata belum memiliki lembaga yang secara khusus mengelola bidang pemasaran. Dalam upaya penetapan strategi pemasaran, dilakukan analisis pertama gambaran umum rumah sakit baik menyangkut organisasi, visi, dan misi serta produk dan penampilan tahap kedua analisis konsumen terhadap layanan jasa rumah sakit. Tahap selanjutnya dilakukan analisis SWOT, dan penentuan posisi rumah sakit. Atas dasar itu dibuat penetapan kebijakan strategi pemasaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumah sakit belum berorientasi pada pemasaran. Segmen pasar terdiri atas golongan ekonomi menengah kebawah dengan jenis pekerjaan swasta, petani, buruh, pensiunan, pegawai negeri/ABRI. Sebagian besar konsumen beragama Islam (96,05). Seluruh dokter spesialis sebagai dokter tamu dan belum optimal menjadi motivator dan atau promotor acuan kedatangan konsumen ke rumah sakit. Terhadap kualitas layanan, sebagian besar konsumen berpendapat cukup, bahkan terdapat nilai kurang dan buruk. Ini berarti perlunya peningkatan kualitas layanan. Rumah sakit sedang mengembangkan bedah kosmetik kulit. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pada posisi yang memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sarana fisik. Sebagai saran dibuat rumusan tujuan rumah sakit yaitu agar lebih dikenal oleh masyarakat, pantas untuk dipilih dan dapat menyajikan pelayanan jasa kesehatan yang berkualitas. Strategi program meliputi pembentukan badan yang mengelola pemasaran, penambahan dan pelatihan tenaga. Tindakan lanjut dari audit pemasaran adalah memasyarakatkan tujuan organisasi kepada seluruh jajaran rumah sakit yang terlibat, pemahaman keadaan pasar sasaran, dan disusun alternatif pengembangan menyangkut produk, harga, tempat, dan promosi.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Jakarta: Suara Bebas, 2004
920.71 SUR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997
320.54 SUR h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Abstrak :
Studi ini merupakan kajian sejarah pergerakan nasional dengan mengambil kasus H. Agus Salim dan sikapnya terhadap Pemerintah Kolonial Belanda dalam kaitan perkembangan Sarekat Islam antara 1915 - 1940. Jadi dalam pembahasan ini akan lebih difokuskan kepada tokoh H. Agus Salim. Pengumpulan data atau sumber primer dilakukan melalui penelitian surat kabar semasa, terutama surat kabar yang diterbitkan oleh Sarekat Islam, mengumpulkan kembali tulisan-tulisan H. Agus Salim yang tersebar dalam pelbagai penerbitan seperti surat kabar, majalah dan buku-buku. Penelitian sekunder penulis lakukan pula atas sebagian besar buku-buku yang membahas periode pergerakan nasional, yang termasuk di dalamnya pergerakan Islam (1908-1942). Untuk melengkapi data-data ini dilakukan pula wawancara kepada dua orang murid H. Agus Salim, bekas pengurus Pergerakan Penyadar. Persoalan Kooperasi dan Non-Kooperasi muncul dalam masa pergerakan, karena dibentuknya Dewan Rakyat atau Volksraad pada tahun 1918. Pada mulanya Sarekat Islam menganut politik Kooperasi dengan mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Volksraad (1918 - 1923). Dukungan dan kemungkinan-kemungkinan manfaat dari Volksraad dikemukakan oleh pemimpin-pemimpin SI, terutama H. Agus Salim dan Abdoel Moeis. Sejak tahun 1924 mengubah politik Kooperasinya dengan Non-Kooperasi (Hijrah). Alasan utamanya bukan pada masalah prinsipiel, tetapi karena SI kecewa atas sikap Pemerintah yang tidak dengan segera mengembalikan nama baik Tjokroaminoto dan tidak pula mengangkatnya kembali sebagai anggota Volksraad untuk periode 1923 -1926. Seandainya Pemerintah mengangkat Tjokroaminoto sebagi anggota Volksraad tahun 1923, mungkin sejarah Sarekat Islam akan berjalan lain. Ketika SI mulai menganut politik Non-Kooperasi, H. Agus Salim pula yang sangat vokal menyuarakan gagasan dan prinsip-prinsip Non-Kooperasi. Namun setelah Pemerintah menentukan garis keras terhadap partai-partai Non-Kooperasi, Salim kembali yang tampil ke muka menyarankan agar Sarekat Islam segera meninggalkan politik Non-Kooperasi, karena tidak sesuai lagi dengan kondisi zaman. Saran ini ditolak, dan Salim kemudian membentuk Penyadar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S12547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Abstrak :
Keberhasilan perekonomian Indonesia dalam nengatasi resesi ekonomi dunia pada tahun 1980-an adalah usaha inenggalakkan ekspor non migas, sehingga Indonesia cukup lnempunyai devisa untuk uiembayar hutang luar negerinya. Tidak seperti halnya pada sebagian besar negara-negara Amerika Latin, resesi dunia benar-benar nemuku1 mereka sehingga banyak diantara negara-negara tersebut tak sanggup membayar hutang luar negerinya dan ineininta untuk melakukan penj adwalan kenibali hutang-hutangnya. Pinjaman luar negeri peinerintah Indonesia sudah mencapai 50 niilyar dollar AS pada tahun 1990 dengan Debt Service Ratio (D.S.R) diperkirakan 34%. Angka D.S.R. mi sudah inulai menurun, sejak mencapai puncaknya pada tahun 1988 yaitu 39,8% dan pada tahun 1990 diperkirakan 34%. Tingginya D.S.R. yang melanipaui batas aman nya yaitu diatas 20%, inenyebabkan permerintah Indonesia harus berhatihati dalam mengelola hutang luar negerinya. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan studi mengenai analisa hutang luar negeri Indonesia dan cara melindungi nilai kurs hutang hutang tersebut karena sifat eksposurenya terhadap .gejolak perubahan nilai tukar inata uang internasional, untuk keinudian ineinberikan saran-saran guna mengantisipasi xnasalah-inasalah yang akan dihadapinya. Hutang luar negeri Indonesia yang umumnya terdiri dan mata uang Yen, Dollar AS, DM dan Pound. Dan dengan kondisi eksposure seperti mi inenyebabkan pengelolaan hutang bukan sekedar nienibayar cicilan dan bunganya saja, tetapi juga harus dikelola dengan memperhatikan pergerakan dari gejolak nilai tukar dari inasing-masing inata uang. Dengan melakukan swap kita dapat niengainankan terhadap pertanibahan hutang luar negeri yang disebabkan karena terjadinya apresiasi pada niata uang yang akan dibayar. Swap dapat dilakukan pada tingkat bunga tetap atau inengainbang, dan dengan inata uang saina atau berbeda, diniana nilainya dalain sisi pandang pihak-pihak yang bersangkutan sania pada ketika persetujuan dilakukan. Tetapi khususnya untuk swap hutang luar negeri kita pakai cross currency fixed to fixed swap atau cross currency fixed to floating swap. Dan untuk tulisan mi lebih ditekankan pada cross currency fixed to fixed swap sebab tingkat kepastian penibayarannya lebih balk dibanding cross currency fixed to floating swap dan lebih ditekankan pada perubahan nilai tukar niata uang. Pemakaian swap yang niurni relatif masih baru, swap pertama dilakukan tahun 1976. Pemakaian swap inulai populer ketika pada tahun 1981, ketika IBM dan Bank Dunia saling nielakukan swap pada hutang niereka inasing-inasing dan transaksi ini diselenggarakan oleh Salomon Brothers. Swap terbukti inerupakan jawaban yang ideal dalain mengatasi masalah hutang pada perusahaan-perusahaan swasta, tetapi beluni banyak cligunakan, oleh negara-negara yang meinpunyai hutang luar negeri. Pada saat ini hanya sedikit saja negara yang inemandang teknik swap sebagai suatu inetode yang effisien untuk pendanaan defisit negara. Negara-negara tersebut antara lain: Denmark, Irlandia clan Austria. Kondisi dan ketentuan umuin dalani pelaksanaan swap juga diuraikan dalani tulisan mi yaitu inengenai pihak-pihak yang terlibat dalain produk swap, mata uang yang umunt dipakai dalam swap, yaitu jatuh tempo, tingkat bunga inaupun amortisasi swap. Dari hasil studi disarankan bahwa untuk niemperlancar usaha dalant inelakukan transaksi swap, negara pelninjam harus ineinpunyai creditworthiness yang baik, cadangan devisa yang cukup dan adanya tenaga ahli keuangan khususnya dalam bidang swap mi. Kelemahan negara-negara berkembang pada ketiga hal mi menyebabkan terhainbatnya dalam melakukan swap hutang luar negerinya. Kemudian pada pemerintah khususnya Departemen Keuangan disarankan untuk membentuk suatu badan yang mengelola hutang luar negeri yang profesional, dengan melakukan antisipasi dan pemantauan yang terus menerus pada pergerakan dari gejolak nilai tukar. Tujuan pemantauan dan antisipasi, bukan untuk spekulasi, diharapkan dapat melakukan transaksi swap dengan tepat dan dapat niengamankan hutang luar negeri dari gejolak nilai tukar yang inerugikan, sehingga pertambahan hutang yang disebabkan apresiasi mata uang yang cukup besar dapat dihindarkan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T6971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
Abstrak :
Berbagai program diciptakan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Salah satunya adalah Program Bantuan Kesejahteraan Sosial, melalui KUBE. KUBE yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial didasarkan konsep Pembangunan Masyarakat yang pada dasarnya merupakan proses perubahan yang disengaja dan terarah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan mengutamakan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber setempat dengan penuh kreativitas, inisiatif dan partisipatif. Perlombaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja KOBE agar lebih kreatif dan partisipasitif dalam pembangunan masyarakat, melalui kompetisi yang pada akhirnya diberikan penghargaan (hadiah). Efektivitas perlombaan akan terlihat setelah menyandang predikat terbaik. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang dampak sistem lomba terhadap kinerja KUBE dengan cara membandingkan -kondisi sebelum dan sesudah meraih predikat terbaik. Sehubungan dengan itu, tujuan penelitian untuk mengetahui (1) penyelenggaraan perlombaan KUBE, (2) kondisi KUBE Gadog sebelum menyandang predikat terbaik dan (3) kondisi KUBE Gadog sesudah menyandang predikat terbaik, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif, dengan alat ukur berupa pedoman wawancara berstruktur, obeservasi dan studi dokumentasi. KUBE Gadog peraih predikat terbaik tingkat Propinsi Jawa Barat, pada dasarnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan anggotanya, namun dalam perkembangan selanjutnya mengalami banyak hambatan. Kegiatan semakin menurun baik frekuensi maupun sasarannya, dan tidak berkembangnya jumlah anggota KUBE setelah meraih predikat terbaik. Oleh sebab itu dampak penyelenggaraan lomba tidak dapat meningkatkan kinerja KUBE. Hal ini diduga disebabkan oleh kelemahan penyelenggaraan lomba dan pendekatan yang dilakukan para agen pelaksana perubahan dalam mengubah sikap warga masyarakat. Penyelenggaraan lomba, membutuhkan tenaga profesional, bukan tenaga yang diangkat karena jabatan, sehingga kurang dapat merumuskan kriteria atau alat ukur yang valid dan reliabel, serta diduga terdapat bias dalam pengumpulan dan pengolahan data, yang pada gilirannya tidak dapat menghasilkan gambaran keberhasilan KUBE yang sesungguhnya Disamping itu adanya tanggapan yang berlebihan dari KUBE Gadog dalam mengikuti perlombaan yang lebih menitikberatkan untuk memperoleh hadiah/ penghargaan, tanpa disertai kesadaran masyarakat akan pentingnya KUBE dalam pembangunan masyarakat, khususnya pengentasan penyandang masalah kemiskinan. Disisi lain, para agen pelaksana perubahan dalam mengadakan pendekatan dengan masyarakat cenderung menggunakan pendekatan direktif, tanpa melihat perubahan kernampuan dan kemauan anggota KUBE dalam melakukan suatu program atau kegiatan, sehingga menjadi pasif dan menimbulkan ketergantungan terhadap pihak luar. Dengan demikian, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan masyarakat, keberhasilan KUBE Gadog sebatas pada program, yang menitikberatkan pencapaian tujuan yakni memberikan bantuan kepada penyandang masalah kemiskinan karena KUBE merupakan bagian dad kebijakan pembangunan nasional. Agar KUBE dapat berkembang lebih lanjut dalam rangka pengentasan kemiskinan disarankan pelaksanaannya didasarkan prinsip-prinsip, pendekatan dan proses pembangunan masyarakat, khususnya dalam manegemen pengguliran bantuan dan peningkatan pembinaan lanjutan. Dan jika menyelenggarakan perlombaan untuk merangsang motivasi KOBE agar lebih baik kinerjanya, perlu menyempurnakan perlombaan dengan melibatkan tenaga-tenaga yang profesional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T7135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Suradi
Abstrak :
ABSTRAK
Sudah sejak lama diketahui bahwa Indoor Environment Quality mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap produktivitas pegawai. Bahkan dengan kondisi Indoor Environment Quality yang tidak cukup baik bukan hanya dapat menurunkan produtiktivitas bahkan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pegawai. Namun pada kenyataannya sampai sekarang faktor Indoor Environment Quality masih belum dijadikan pertimbangan bagi para perancang bangunan kamtor. Bangunan kantor khususnya di Indonesia hanya melihat dari sisi nilai jual, ukuran, lokasi, dan fasilitas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Indoor Environment Quality (faktor suhu, pencahayaan, dan warna dinding ruangan) terhadap human performance dan mencari kombinasi optimal dari ketiga faktor tersebut sehingga faktor-faktor ini selanjutnya dapat dipertimbangkan dalam pembangunan sebuah kantor. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ketiga faktor Indoor Environment Quality (faktor suhu, pencahayaan, dan warna dinding ruangan) berpengaruh signifikan terhadap human performance. Kombinasi optimal adalah pada suhu 23.5°C, pencahayaan 500 lux, dan warna dinding biru. Penelitian ini diharapkan dapat membuat perancang bangunan kantor khususnya di Indonesia untuk lebih memperhatikan faktor Indoor Environment Quality (faktor suhu, pencahayaan, dan warna dinding ruangan)
ABSTRACT
Indoor Environment Quality has been known since decades before, to has strong influence towards productivity. A poor Indoor Environment Quality will bring negative impact on workforce health. However, until present time, Indoor Envirnment Quality factors have not been taken into a serious consideration by office management or building contractor. Especially in Indonesia, they only consider about selling price, size, location, and facilitation. Hence, this research aims to discover the effect of Indoor Environment Quality (thermal, lighting, and colour layout) on human performance and discover the optimal combinations of those 3 factors. This research has found out that these 3 factors has a significant impact on human performance. Furthermore, this research has also discovered the optimal combination of these 3 factors, which is a combination of temperature of 23.5°C, lighting of 500 lux and blue colour as the layout. This research is aimed to increase the awareness of office management or Interior designer to take Indoor Environement Quality factors into their account in designing a productive workplace environment
2016
T45752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulina Suradi
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
612.664 RUL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover