Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyana
Abstrak :
Penelitian ini membahasa mengenai majas yang terkandung dalam tiga puisi berjudul Памяти 19 Июля 1914 Года Pamjati 19 iyulya 1914 Goda (Mengenang 19 Juli 1914), Петроград 1919 Petrograd 1919 (Petrograd 1919), dan Лондонцам Londontsam (Untuk orang -orang London) karya Anna Akhmatova. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan sedikit gambaran mengenai majas dalam puisi berbahasa Rusia yang dikaji melalui teori stilistika. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif analitis yang berusaha mendeskripsikan mengenai majas yang terkandung dalam ketiga puisi. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menemukan bahwa ketiga puisi berjudul Памяти 19 Июля 1914 Года Pamjati 19 iyulya 1914 Goda (Mengenang 19 Juli 1914), Петроград 1919 Petrograd 1919 (Petrograd 1919), dan Лондонцам Londontsam (Untuk orang -orang London) karya Anna Akhmatova memiliki beragam majas diantaranya simile, personifikasi, metafora, repetisi dan hiperbola. Melalui majas yang digunakan, Akhamtova ingin menekankan bahwa ketiga peristiwa tersebut tidak layak untuk dikenang karena terlalu menyakitkan. ......This study discusses the figure of speech contained in three poems entitled berjudul Памяти 19 Июля 1914 Года Pamyati 19 iyulya 1914 Goda (Reminiscing 19 July 1914), Петроград 1919 Petrograd 1919 (Petrograd 1919), and Лондонцам Londontsam (For the people of London) by Anna Akhmatova. . This study aims to analyze and provide a brief description of figure of speech in Russian poetry which is studied through stylistic theory. In this study used descriptive analytical research method that seeks to describe the figure of speech contained in the three poems. Based on the results of the analysis, this study found that the three poems entitled Памяти 19 Июля 1914 Года Pamyati 19 iyulya 1914 Goda (Remembering July 19, 1914), Петроград 1919 Petrograd 1919 (Petrograd 1919), and Лондонцам Londontsam (For the people of London) by Anna Akhmatova has a variety of figure of speech including simile, personification, metaphor, repetition and hyperbole. Through the figure of speech used, Akhamtova wants to emphasize that these three events are not worth remembering because they are too painful.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isep Supriyana
Abstrak :
ABSTRAK
Background : The BODE index is generally used for predicting mortality risk of COPD patients. The BODE index included the body mass index, degree of airflow obstruction (FEV1), dyspnea (MMRC questionnaire), and exercise capacity (6-minute walk test). Exacerbation of COPD associated with decreased health related quality of life (HRQoL). HRQoL has become an important outcome in respiratory patients as proved by St.George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ). We hypothesized that the greater BODE score the more frequent occurrence of exacerbation and increase SGRQ total score. Methods : Prospective cohort study of COPD patients in Persahabatan Hospital assessed for BODE index (baseline) and followed at 3, 6, 9 and 12 months. Patient were also examined with SGRQ (baseline) and followed at 6 and 12 months. We monitored the occurrence of exacerbation by telephone, visiting to COPD’s clinic or emergency unit every month for one year. Results : Eighty five patient were examined at baseline with mean of BODE index 4.29 and SGRQ total score 41.42%. After one year monitored 52 patients have completed examination, 29 patient have not complete examination and four patient died. Using t-test analysis the correlation of BODE index between single and frequent exacerbation is significant (p<0.05), the correlation of SGRQ between single and frequent exacerbation is significant (p<0.05) and correlation between BODE and SGRQ is significant (p=0.045).
ABSTRACT
Latar belakang : Indeks BODE dapat memprediksi mortalitas pada PPOK. Indeks BODE terdiri dari indeks masa tubuh, VEP1, skala sesak MMRC dan Uji jalan 6 menit. Kuesioner SGRQ digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien PPOK. Menurunnya kualitas hidup pasien PPOK dapat disebabkan oleh eksaserbasi. Hipotesis penelitian ini adalah semakin tinggi indeks BODE maka semakin sering eksaserbasi dan meningkatkan nilai SGRQ. Metode : Menggunakan disain kohort prospektif, indeks BODE pasien PPOK dinilai pada awal kunjungan (0bulan) bulan ke-3,6,9 dan 12. Pasien mengisi lembar kerja penelitian dan mengisi kuesioner SGRQ pada awal kunjungan, bulan ke-6 dan 12. Peneliti memonitor terjadinya eksaserbasi setiap bulannya melalui telepon, saat kunjungan ke poli asma PPOK atau instalasi gawat darurat selama setahun Hasil : Didapat 85 pasien pada kunjungan awal dengan rerata indeks BODE 4.29 dan rerata SGRQ skor total 41.41%. Setelah 12 bulan pemantauan didapatkan 52 pasien yang melengkapi pemeriksaan, 29 pasien keluar dan 4 pasien meninggal dunia karena PPOK atau komplikasi. Analisis statistik t-test didapatkan perbedaan bermakna antara indeks BODE kelompok sekali eksaserbasi dengan kelompok sering eksaserbasi (p<0.05). Terdapat perbedaan bermakna SGRQ skor total pada kelompok sekali eksaserbasi dengan kelompok sering ekaserbasi (p<0.05) serta hubungan bermakna antara indeks BODE dengan SGRQ skor total (p=0.0457). Kesimpulan : Indeks BODE dapat digunakan untuk memprediksi eksaserbasi dan kualitas hidup pasien PPOK.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Surya Supriyana
Abstrak :
Gagal jantung adalah sindrom progresif yang menyebabkan kualitas hidup yang buruk bagi pasien. Insidensi dan prevalensi gagal jantung terus meningkat. Saat ini, banyak bukti menunjukkan bahwa gagal jantung kronis dikarakteristikkan oleh aktivitas kompensasi neurohormonal yang berlebihan, termasuk overaktivitas simpatis yang kemudian menjadi landasan terapi. Diperlukan penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif meliputi modifikasi gaya hidup, diet, serta intervensi farmakologi. Beberapa penelitian klinis menunjukkan bahwa akupunktur memiliki efek terapeutik dan modulatoris pada kondisi yang menjadi faktor risiko gagal jantung. Salah satu modalitas akupunktur adalah elektroakupunktur yang dapat menurunkan aktivitas simpatis dan menghambat respon reflek simpatoeksistoris kardiovaskuler. Penelitian ini merupakan uji klinis double blind randomized controlled trial (RCT), yang melibatkan 42 orang pasien gagal jantung dengan kriteria NYHA II-III, EF <40% terbagi dalam kelompok medikamentosa dan elektroakupunktur, medikamentosa dan elektroakupunktur sham, dan medikamentosa tanpa elektroakupunktur. Terapi dilakukan sebanyak 16 sesi selama 8 minggu. Pengukuran dilakukan pada awal terapi, pertengahan terapi, dan akhir terapi. Hasil menunjukkan pemberian elektroakupunktur pada terapi utama medikamentosa pada pasien gagal jantung mampu meningkatkan fraksi ejeksi, mean arterial pressure, dan menurunkan LVEDP lebih cepat, mempertahankan stabilitas dari heart rate variability, serta meningkatkan kualitas hidup yang diukur menggunakan uji jalan 6 menit secara signifikan. ......Heart failure is a progressive syndrome that causes poor quality of life for patients. The incidence and prevalence of heart failure continues to increase. At present, much evidence shows that chronic heart failure is characterized by excessive neurohormonal compensatory activity, including sympathetic overactivity which later became the basis of therapy. Holistic and comprehensive management is needed including lifestyle modification, diet, and pharmacological interventions. Some clinical studies show that acupuncture has a therapeutic and modulator effect on conditions that are risk factors for heart failure. This study is a double blind clinical trial randomized controlled trial (RCT), involving 42 people with heart failure patients with NYHA II-III criteria, EF <40% divided into medical and electroacupuncture, medical and electroacupuncture sham, and medical without electroacupuncture groups. Therapy was done 16 sessions for 8 weeks. Measurements of the variables were carried out at the beginning of therapy, mid-therapy, and end of therapy. The results of showed that electroacupuncture in the top of guidlines medical therapy in heart failure patients were able to increase ejection fraction, mean arterial pressure, and to decrease LVEDP faster, maintain stability of heart rate variability, and improve quality of life measured using the 6 minute road test significantly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library