Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunoto
Yogyakarta: Hanindita Graha Widia , 2001
181.16 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Yogyakarta: Hanindata, 1987
320.5 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi-UII, 1983
320.5 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Yogyakarta: Hanindita Graha Widya, 1987
181.16 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Yogyakarta: Andi Ofset, 1983
181.16 SUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Yogyakarta: Hanindita Graha Widya, 1985
320.5 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunoto
Abstrak :
Sebagai pendahuluan pidato pengukuhan saya ini, ingin saya ingatkan kembali mengenai tujuan pembangunan nasional Indonesia dan pembangunan kesehatan. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan peningkatan derajat kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Fakultas Kedokteran, sebagai bagian dari Universitas, secara struktural berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi secara fungsional tugas utamanya adalah membantu Departemen Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia seutuhnya, sehat dalam arti jasmani, rohani, dan sosial. Fakultas Kedokteran, sebagai produsen dokter, seyogyanya selalu memperhatikan keinginan dan kebutuhan pemakainya atau consumer-nya dan juga penyedia/pemesannya atau provider-nya. Pemesannya yang utama adalah Departemen Kesehatan; di samping itu juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen terkait lainnya. Produk yang berupa dokter umum dan dokter spesialis, dengan sendirinya, harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh instansi tersebut di atas. Pemakai atau consumer-nya adalah masyarakat dari golongan rendah, menengah,dan atas, baik tingkat sosioekonominya maupun tingkat pendidikannya. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terus berkembang sesuai dengan kiprah pembangunan bangsa melalui GBHN dan REPELITA-REPELITA-nya. Sebagai dampak pembangunan yang terencana, terus-menerus, dan berkesinambungan, keadaan masyarakat pun dengan cepat berubah, bait tingkat sosioekonominya maupun tingkat pendidikannya. Sebagian masyarakat tingkat pendidikan dan sosioekonominya memang telah maju, tetapi tidak sedikit pula, bahkan sebagian besar, masih rendah. Ketidakseragaman tingkat pendidikan dan sosioekonomi ini mempunyai dampak pula di dalam permintaan akan pelayanan kesehatan. Di satu pihak orang menginginkan pelayanan medis yang spesialistik, bahkan superspesialistik. Namun, di pihak lain orang mengharapkan pelayanan yang sederhana dan murah harganya, sekaligus yang tepatguna, berdayaguna, dan berhasilguna. Pola penyakit masyarakat pun telah banyak mengalami transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker. Ada sementara orang yang berpendapat bahwa dalam waktu dekat ini akan tetap terdapat 2 puncak penyakit tidak menular seperti tersebut di atas dan 2 puncak penyakit menular seperti hepatistis dan penyakit AIDS, serta beberapa penyakit menular yang sukar ditekan morbiditasnya, seperti demam berdarah. Ada sebagian penyakit yang telah terbasmi, seperti cacar dan ada penyakit yang telah dapat dieliminasi, seperti patek (frambusia). Diharapkan pada akhir PELITA V yang akan datang, penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, difteri, batuk rejan, tuberkulosis dan polio pun sudah dapat dibasmi atau dieliminasi sehingga tidak akan merupakan masalah kesehatan masyarakat lagi. Diare, walaupun sudah tidak terlalu menakutkan, dengan masih adanya kejadian luar biasa (KLB), yang masih sering menghiasi surat kabar dengan berita kematiannya, masih tetap merisaukan para pejabat di lingkungan Departemen Kesehatan dan Bappenas, anggota DPR dan masyarakat sendiri. Melihat situasi dan perkembangan tersebut di atas, Fakultas Kedokteran sebagal produsen dokter harus selalu memantau dan menyesuaikan diri agar produk-produknya tetap mutakhir (up to date) dan tidak ketinggalan zaman. Ini berarti bahwa, secara teratur, Fakultas Kedokteran harus selalu menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya. Meluluskan dokter yang langsung siap pakai jelas tidak mungkin. Hal ini karena, begitu mahasiswa lulus dokter dan mulai bekerja di masyarakat, permasalahan penyakit yang dihadapinya sudah berubah. Oleh karena itu yang perlu dipersiapkan ialah agar para dokter lulusan baru itu dapat siap memecahkan masalah dan dapat cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapinya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan saya mengenai Peranserta perguruan tinggi, terutama Fakultas Kedokteran, melalui tridarma perguruan tingginya, dalam menunjang program pembangunan pemerintah di bidang kesehatan, guna meningkatkan kualitas hidup anak pada khususnya dan manusia pada umumnya, namun yang saya batasi hanya mengenai peransertanya di bidang pemberantasan penyakit diare.
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0109
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Didacus Sunoto
Abstrak :
Perhatian kritikus sastra terhadap cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo masih sedikit. Lebih-lebih perhatian terhadap masalah seks dalam cerpen-cerpennya, boleh dikatakan langka, atau malah mungkin belum ada. Skripsi ini membicarakan perilaku seksual tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo yang terhimpun dalam Kejantanan di Sumbing. Menurut pandangan pengarang ini, semakin takut menghadapi maut, semakin kuat hasrat untuk berkelamin, dan sumber dari munculnya kedua kecenderungan itu adalah kesepian. Ada dua tujuan yang hendak dicapai lewat penelitian ini: pertama, ingin melihat perilaku seksual para tokoh dan sekaligus ingin membuktikan apakah perilaku seksual tersebut dijiwai pandangan pengarang; dan kedua, karena karya sastra yang menyangkut seks kadangkala tidak terhindar dari tuduhan sebagai karya pornografi, skripsi ini akan membahas cerpen-cerpen Subagio tergolong sebagai karya pornografi atau tidak. Akhirnya, penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut. Memang betul cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo mengisahkan tokoh-tokoh yang mempunyai masalah seks. Hadirnya adegan seks dalam perilaku tokoh-tokoh tersebut dijiwai pandangan Subagio Sastrowardoyo bahwa semakin takut menghadapi maut semakin kuat hasrat untuk berkelamin, dan kesepian adalah pangkal dari keduanya. Namun dalam upaya mewujudkan pandangannya tersebut jiwa Subagio terbelah: satu pihak ia ingin menghadirkan adegan seks, di pihak lain masih ada keraguan untuk menghadirkan adegan seks secara penuh. Oleh sebab itu, Subagio melakukan penghindaran adegan Seks secara penuh dengan cara: (1) sebelum tokoh melakukan adegan sanggama, cerpen segera ditutup; dan (2) seandainya harus terjadi adegan sanggama, tokoh wanita yang melakukan adegan senggama tersebut diturunkan derajatnya menjadi pelacur atau perempuan nakal. Selanjutnya dapat disimpulkan pula bahwa cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo tidak dapat digolongkan sebagai karya pornografi, melainkan tergolong sebagai karya yang bernilai sastra dan seni.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library