Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukartini
"The increase in the efficiency of fuel utilization is an important aspect in transportation. This can be obtained by reduction of vehicle weight. The application of light weight materials is being intensively assessed and studied. Reinforced plastics/ composites is one of the materials that can be used for this aim . The investigation was directed to Spectra-900 fiber/ UP and E-glass fiber/ UP composites. The investigation consists of composites compound analysis and testing of its mechanical properties. The composites was made by hand lay-up molding process and the fiber in the matrix was arranged in an unidirectional. Results showed that Spectra-900 fiber, as is E-glass, has the function as reinforce material/ fiber. Therefore, Spectra-900 fiber has the opportunity to be utilized in the construction of transportation vehicle.

Dalam bidang transportasi, peningkatan efisiensi penggunaan bahan bakar merupakan aspek yang sangat panting. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengurangi berat kendaraan yang bersangkutan. Penggunaan material yang lebih ringan masih terus dikaji ditelaah. Salah satu bahan/ material yang mungkin digunakan untuk tujuan tersebut adalah plastik yang diperkuat komposit. Penelitian diarahkan pada komposit serat Spectra-900/ UP dan serat gelas-E/ UP. Penelitian ini terdiri dari analisa terhadap komponen penyusun komposit dan pengujian sifat mekanik dari komposit. Komposit yang diuji dibuat dengan proses pencetakan secara hand lay-up dan serat disusun satu arah dalam matriks. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa serat Spectra-900 berfungsi sebagai bahan/ serat penguat yang sama dengan serat gelas-E. Dengan demikian serat ini mempunyai peluang untuk digunakan dalam pembuatan konstruksi alat transportasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Sukartini
"Penelitian ini bermula dari terbatasnya penelitian yang dilakukan pada salah satu kegiatan manajerial khususnya kemampuan pengambilan keputusan dikaitkan dengan prestasi kerja para manajer. Ini menimbulkan keingintahuan untuk meneliti hubungan antara proses pengambilan keputusan intuitif dan rasional terhadap prestasi kerja para manajer di bidang pemasaran dan produksi.
Manajer selaku ujung tombak perusahaan, semua kegiatan yang dilaksanakan harus diarahkan demi kemajuan perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan prestasi kerja (performance) para manajernya. Dalam penelitian ini faktor yang menentukan prestasi adalah faktor kuantitatif, kualitatif dan karakteristik perorangan.
Proses pengambilan keputusan intuitif yang cenderung menggunakan fungsi belahan otak sebelah kanan diduga banyak dilakukan oleh para manajer pemasaran. Ini disebabkan tugas manajer pemasaran harus berhubungan dengan lingkungan yang berubah cepat dan tidak menentu. Urgensi keputusan yang harus segera diambil menyebabkan mereka tidak dapat rnemperoleh data yang lengkap dan akurat untuk menentukan keputusan. Sehingga dalam proses pengambilan keputusannya lebih mengandalkan pada persepsi, pengalaman, perasaan, dugaan dan sebagainya. Sedangkan pengambilan keputusan rasional cenderung dilakukan manajer produksi karena tugas yang dilaksanakan lebih stabil sehingga menyebabkan mereka mempunyai waktu untuk memikirkan dengan lebih rinci keputusan yang akan dibuat dibandingkan manajer pemasaran. Sehingga dalam prosesnya dimungkinkan dapat diperoleh data yang akurat, lengkap, dilakukan secara rasional dengan menggunakan tahaptahap tertentu. Dalam proses tersebut akan lebih digunakan fungsi belahan otak sebelah kiri.
Penelitian ini berusaha mengungkapkan, pertama, bagaimanakah kecenderungan umum manajer di bidang pemasaran dan produksi dalain proses pengambilan keputusan. Kedua, adakah perbedaan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan antara manajer pemasaran dan manajer produksi. Ketiga, adakah hubungan antara proses pengambilan keputusan intuitif dan rasional terhadap prestasi kerja manajer tingkat pertama pemasaran dan produksi.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dilakukan studi lapangan, non eksperimental, di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan barang. Sebagai sampel penelitian adalah : 18 manajer tingkat menengah pemasaran, 16 manajer tingkat menengah produksi, 37 manajer tingkat pertama pemasaran dan 35 manajer tingkat pertama produksi. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dengan pengukuran model Likert yang berskala I sampai 6. Teknik analisis pengolah data yaitu Analisis Varian (Anava) AB Dua Arah, Uji T dan Regresi Berganda dengan taraf signifikansi 0.05.
Hasil olahan data dengan Anava AB Dua Arah menunjukkan bahwa manajer tingkat pertama pemasaran cenderung lebih intuitif dan rasional dibandingkan manajer tingkat pertama produksi dalam pengambilan keputusan. Analisis data dengan Uji T membuktikan bahwa ada perbedaan secara signifikan dalam proses pengambilan keputusan intuitif antara manajer tingkat pertama pemasaran dan produksi. Regresi Berganda membuktikan pengambilan keputusan rasional mempunyai korelasi bermakna terhadap prestasi manajer tingkat pertama produksi. Tetapi korelasi pengambilan keputusan intuitif terhadap prestasi manajer tingkat pertama pemasaran kurang bermakna."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Sukartini
Jakarta: Djambatan, 1977
292.21 SIL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tintin Sukartini
"Faktor utama penyebab kegagalan pengobatan TB paru adalah ketidakpatuhan pasien. Perawat berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien melalui proses interaksi. Berdasarkan hal ini maka perlu dikembangkan model intervensi berbasis sistem interakasi untuk meningkatkan kepatuhan. Tujuan penelitian yaitu menghasilkan model yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien TB paru berbasis teori sistem interaksi King.
Penelitian melalui dua tahap penelitian yaitu, tahap I: Penelitian kualitatif dan pengembangan model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King yang dihasilkan melalui penelitian kualitatif, studi literatur dan konsultasi pakar; Tahap II: Validasi model dengan desain quasy eksperimen dengan kelompok kontrol. Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling dengan sample sebanyak 50 pasien. Uji statistik menggunakan uji chi square, independent t-test, Mancova dan GLM-RM.
Hasil didapatkan 1) Tahap I: diperoleh 12 tema kepatuhan dan model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi dengan 1 modul untuk pasien; 2) Tahap II: terdapat perbedaan bermakna dalam pengetahuan, self efficacy, motivasi, pencegahan penularan, kepatuhan nutrisi dan kepatuhan pengobatan.
Kesimpulan, model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King terbukti efektif meningkatkan kepatuhan pasien TB paru. Rekomendasi: Model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King dapat diintegrasikan dalam clinical pathway pada pasien TB paru di poli paru. Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan model kepatuhan pada pasien TB paru yang memiliki keterbatasan sistem interpersonal dengan keluarga yaitu pada pasien yang tidak memiliki keluarga atau tinggal terpisah jauh dari keluarga.

The main factor cause the failure of Tuberculosis (TB) treatment was the patient's non-adherence. Nurses play an important role in improving patient's adherence through interaction nurse-patient. It is necessary to develop interaction model based on interaction system theory to improve patient's adherence. The purpose of the study was to develop adherence improvement model based on King's inetraction system theory.
This study was divided into 2 phase, Phase 1: qualitative study and development adherence improvement model based on King's interaction system theory resulted from qualitative study, literature review and expert consultation. Phase II: validation of the model by quasy experiment design with control group. Sampling used in the study was consecutive sampling to select 50 patients. Data were analyzed using chi square, independent t-test, Mancova and GLM-RM.
Result shows: Phase I: There were found 12 themes and adherence improvement model based on King's interaction system. Phase II: There were significant different on knowledge, self efficacy, motivation, prevention transmission, nutrition adherence and treatment adherence.
Conclusion, Adherence improvement model based on King's interaction system theory is effective on improving TB patient's adherence. Development adherence improvement model based on King's interaction system theory can be integrated into clinical pathway in TB patients. Further study on adherence improvement model with limited interpersonal system, namely patient without family and separated.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
D2049
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library