Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukandi
Abstrak :
Motivasi belajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Indramayu merupakan hal yang menentukan keberhasilan dalam proses dan hasil belajar, dimana lulusannya nanti diharapkan dapat bersaing dalam dunia kerja. Pentingnya motivasi belajar siswa ini mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya sehingga mencegah terjadinya penurunan motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh guru yang kurangmampu dalam proses pengajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kemampuan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan Teori Motivasi dari McClelland dan Herzberg, bahwa motivasi adalah keinginan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang tertinggi atau keinginan untuk berhasil dan sukses dalam suasana persaingan, pengakuan terhadap kemampuan dan prestasi, kesempatan untuk maju, tanggungjawab, serta berhubungan dengan lingkungan dimana kegiatan itu dilakukan. Motivasi belajar siswa di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengajar guru. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menggunakan mixmethod, yaitu data kuantitatif yang didapatkan dianalisis kemudian dilakukan Focus Group Discussion terhadap hasil analisis tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis linear sederhana. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji koefisien regresi dengan uji F. Hasil uji koefisien regresi dengan uji F menunjukkan bahwa variabel bebas kemampuan mengajar guru secar a signifikan mempengaruhi variabel terikat motivasi belajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Indramayu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan mengajar dari guru-gurunya. ......SMK students' motivation in the District of Indramayu is a decisive success in the process and outcomes of learning, where graduates will be expected to compete in the world of work. The importance of students 'motivation is encouraging teachers to improve teaching so as to prevent the decline in students' motivation caused by poor teachers in the teaching process. This study aims to analyze how much influence the ability of teachers to teach to students' motivation SMK Indramayu district. Based on the theory of McClelland and Herzberg motivation, that motivation is the desire to carry out tasks in accordance with the standards of the highest or the desire to succeed and succeed in an atmosphere of competition, in recognition of ability and achievement, opportunity for advancement, responsibility, and correspond to the environment in which the activity was performed. Students' motivation in the classroom is strongly influenced by the ability of teachers to teach. This research is using a mix-explanative method, the quantitative data obtained were analyzed later conducted Focus Group Discussion on the results of the analysis. The data was collected through questionnaires for deployment then analyzed using simple linear analysis techniques. Testing research hypotheses using regression coefficient test with F test. The results of the regression coefficient test with F test showed that the ability of teachers to teach independent variables significantly influence the dependent variable SMK students' motivation in the District of Indramayu. From these results it can be concluded that in order to enhance students' learning motivation can be done by improving the teaching skills of teachers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandi
Abstrak :
ABSTRAK
Usaha penerbitan surat kabar di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, dewasa ini telah menjadi suatu usaha padat modal yang tidak luput dari aspek bisnis. Sejalan dengan hal tersebut persaingan di antara perusahaan penerbitan surat kabar semakin meningkat. Perusahaan Pelita Persatuan adalah salah satu perusahaan penerbit suratkabar. yang ada di DKI Jakarta dengan produknya suratkabar harian PELITA. Untuk menghadapi persamaan yang ada. perusahaan Pelita Persatuan memerlukan suatu strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan suatu konsep di bidang pemasaran. Dari sekian banyak konsep yang ada, satu di antaranya adalah konsep Fortfolio Produk. Salah satu bidang penerapan dari konsep Portfolio Produk, yang paling sering dibicarakan adalah penerapannya dalam penetapan strategi pemasaran. Penelitian ini diarahkan kepada usaha menetapkan pilihan dari alternatif strategi pemasaran yang tersedia sehubungan dengan penerapan konsep Portfolio Produk. Adapun metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Sebagai hasil dari penerapan konsep Portfolio Produk penelitian ini telah diperoleh informasi mengenai kondisi bersaing harian PELITA dewasa ini., yaitu dalam quest ion mark, Sehubungan dengan hal tersebut telah pula dapat / di tetapkan suatu pilihan strategi pemasaran yang sesuai untuk kondisi bersaing tersebut, yaitu strategi membangun. Sehubungan dengan usaha untuk mengembangkan strategi pemasaran terpilih, perusahaan Pelita Persatuan harus memperbaiki struktur organisasinya, meningkatkan kondisi kemampuan keuangannya, dan membina suatu iklim kerja sama guna menciptakan suatu budaya perusahaan yang dapat mendukung segala kebijakan yang ditempuh perusahaan.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandi
Abstrak :
Pasar jasa angkutan udara dalam negeri saat ini berada pada kondisi oligopoli dengan kualitas produk yang masih memeperlihatkan banyak kesamaan. Berdasarkan kondisi pasar tersebut ditambah dengan adanya peraturan Pemerintah dibidang tarip maka strategi bersaing yang dapat diterapkan adalah strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi dapat diarahkan pada berbagai aspek , salah satunya adalah pada aspek layanan. Pengembangan strategi diferensiasi melalui aspek layanan dilakukan melalui dua arah ke luar dan ke dalam. Ke luar dilakukan dengan cara menyajikan produk yang dilengkapi dengan layanan tambahan yang relevan dengan karakteristik produk sehingga mampu memenuhi harapan dan keinginan pelanggan. Ke dalam dilakukan dengan cara menerapkan budaya layanan agar tercipta suasana kerja yang mendukung kreatifitas karyawan . Dengan cara ini diharapkan tercipta strategi diferenas iasi layanan yang mampu menghasilkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Model pengembangan strategi diferensiasi pada PT Merpati Nusantara didasarkan kepada misi, tujuan jangka panjang perusahaan, kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi PT Merpati Nusantara menghadirkan peluang dan ancaman. Dari sisi internal PT Merpati Nusantara menyimpan kekuatan dan kelemahan. Peluang yang akan dihadapi PT Merpati Nusantara adalah akan adanya pertumbuhan ekonomi nasional dan industri pariwisata. Adapun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT Merpati Nusantara masing-masing pada bidang penguasaan jaringan penerbangan dan kergaman layanan yang berkwalitas. Berdasarkan tujuan jangka panjang perusahaan dan upaya untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki, bagi PT Merpati Nusantara dikembangkan strategi diferensiasi melalui aspek layanan . Pengembangan dan penerapan strategi ini didukung dengan menerapkan budaya layanan dalam perusahaan agar tercipta keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Penerapan budaya layanan ini didukung oleh lima pilar utama yang terdiri atas riset (research), pengakuan (acknowledgement), pendelegasian wewenang (empower), komunikasi (communicate), dan usaha pengembangan karir karyawan (help).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayi Sukandi
Abstrak :
Sejak diberlakukannya UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Daerah secara efektif pada tanggal 1 Januari 2001, telah terjadi perubahan-perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Tangerang. Perubahan yang mendasar itu antara lain teridentifikasi dari tersusunnya Rencana Strategis (Renstra) Kota Tangerang sebagai Daerah Otonom; dan tersusunnya kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kota Tangerang untuk melaksanakan Rencana Strategis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk Kebijakan Alokasi Pengeluaran Pemerintah Kota Tangerang, dengan merumuskan permasalahan penelitian, yakni : bagaimana mekanisme penjabaran Rencana Strategis Kota Tangerang di dalam perumusan kebijakan alokasi anggaran pembangunan; dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perumusan kebijakan alokasi anggaran pembangunan tersebut. Penelitian menggunakan teori Anggaran, teori manajemen keuangan Daerah dan teori Penyusunan Rencana Anggaran. Sumber data : Informan Penelitian serta buku dan dokumen. Jenis data yang dikumpulkan : data primer kualitatif dan data sekunder. Teknik pengumpulan data : teknik wawancara, studi kepustakaan dan observasi. Teknik penentuan Informan : Teknik snow ball. Pembahasan menggunakan metode analisis kualitatif. Dari pembahasan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan : Pencanangan Visi dan Misi Kota Tangerang telah menimbulkan perubahan organisasi dan manajemen kepemerintahan yang tercermin dari perubahan kebijakan pengeluaran Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan untuk mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan sumber daya manusia, Kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi Kota Tangerang adalah bahwa pada satu sisi perubahan struktur perekonomian, dari Daerah agraris menjadi Daerah industri dan perdagangan memerlukan dukungan kualitas sumber daya manusia yang seimbang dengan perubahan struktur perekonomian tersebut. Namun di sisi lain, rendahnya kualitas sumber daya manusia, kondisi kemiskinan dan pengangguran serta belum optimalnya kualitas sumber daya aparatur masih menjadi kendala pembangunan. Visi dan Misi Kota Tangerang terbentuk dari karateristik wilayah yang secara alami terpengaruh oleh situasi dari kondisi dinamis kehidupan sosial ekonomi Propinsi DKI Jakarta. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya korelasi faktor kependudukan, faktor perkembangan industri dan perdagangan serta faktor kehidupan sosial masyarakat, diantara wilayah Kota Tangerang dengan wilayah Propinsi DKI Jakarta. Dan arah kebijakan umum yang bersifat strategis, diketahui bahwa arah kebijakan pembangunan di Kota Tangerang lebih terfokus pada peningkatan sarana dan prasarana fisik yang dapat memperlancar roda perekonomian, peningkatan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat memenuhi kebutuhan industrialisasi dan perdagangan yang semakin berkembang, termasuk pengembangan fungsi lembaga-lembaga perekonomian mikro yang berbasis pada sistem perekonomian rakyat. Mekanisme penyusunan kebijakan alokasi anggaran pembangunan merupakan suatu serangkaian tahapan aktivitas administrasi yang meliputi penyusunan Arah dan Kebijakan Umum APBD, penyusunan Strategi dan Prioritas APBD, penyusunan Rencana Program dan Kegiatan, penerbitan Surat Edaran, penyusunan Pernyataan Anggaran, dan penyusunan Rancangan Anggaran Daerah. Rangkaian aktivitas ini terjadi dalam dinamika hubungan antar lembaga, yang secara teknis dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif dan Panitia Anggaran Legislatif. Dan hasil perubahan kebijakan alokasi anggaran pembangunan tahun 2002 diketahui terdapat kebijakan alokasi anggaran pembangunan yang tidak rasional, yaitu alokasi anggaran untuk Sektor Aparatur dan Pengawasan. Faktor sumber daya aparatur Pemerintahan dan anggota Legislatif Daerah, merupakan faktor determinan dalam proses penyusunan kebijakan alokasi anggaran pembangunan. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi proses penyusunan kebijakan alokasi anggaran pembangunan adalah kebutuhan dan permasalahan Daerah, terutama kebutuhan dan permasalahan di bidang pendidikan, perekonomian dan sumber daya apartur; potensi sosial dan potensi perekonomian masyarakat; strategi dan arah kebijakan pembangunan; program strategis pada masing-masing unit kerja Perangkat Daerah Kota Tangerang; pelaku-pelaku ekonomi Daerah; dan lembaga swadaya masyarakat. Saran-saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut : Perumusan kebijakan alokasi anggaran pembangunan untuk Sektor Aparatur Pemerintah dan Pengawasan perlu didasarkan pada analisis kebutuhan fungsional secara transparan. Perumusan kebijakan alokasi anggaran pembangunan untuk Sektor Pengembangan Usaha Daerah, Keuangan Daerah dan Koperasi perlu didasarkan pada hasil penelitian mengenai kinerja keuangan Badan Usaha Milik Daerah serta analisis potensi, kendala dan perkembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Koperasi di Kota Tangerang. Perumusan kebijakan Alokasi Anggaran Pembangunan perlu diperkuat oleh Tim Analisis Kebijakan Keuangan Daerah yang terdiri atas unsur konsultan keuangan dan konsultan ekonomi pembangunan dari berbagai perguruan tinggi. Perlu dilakukan survey terhadap potensi sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang dengan melibatkan tenaga-tenaga profesional dari berbagai perguruan tinggi, dan hasilnya disosialisasikan ke seluruh pihak yang berkepentingan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sukandi
Abstrak :
Pesawat terbang merupakan wahana udara yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia akan transportasi yang lebih cepat. Dalam merancang pesawat terbang satu di antara beberapa bidang ilmu penting yang perlu diperhatikan adalah memodelkan dan mengontrol gerakan pesawat terbang yang terdiri dari kinematika, dinamika, dan stabilitas, sehingga pesawat mampu bermanouver sesuai dengan yang diinginkan. Sistem gerak pesawat merupakan sistem MIMO (Multi Input Multi Output), di mana masing-masing input saling mempengaruhi (berinteraksi) sehingga relatif kompleks untuk dianalisa. Oleh karena itu penerapan metode decoupling pada sistem gerak pesawat akan mengurangi (bahkan menghilangkan) pengaruh interaksi tersebut. Data pesawat dalam penelitian tesis ini diambil dari pesawat CHARLIE [2]. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, sebelum adanya pengendali, gerak pesawat mempunyai karakteristik tidak stabil, karena ada nilai eigen yang positif yaitu 3,4 0.0006 0.0512i l = ± . Tetapi gerak pesawat masih dapat dikontrol (controllability) dan dapat diamati (observability) secara lengkap, karena matriks controllability dan matriks observability mempunyai full rank yaitu 4. Kemudian, setelah menggunakan pengendali dengan metoda decoupling gerakan pesawat sangat setabil, karena output w dapat mengikuti set-point setelah sekitar 12 detik, dan output q dapat mengikuti set-point setelah sekitar 14 detik. ......Aircraft is mode air transportation faster movement. For designing model an aircraft need sufficient knowledge field of controls such as kinematic, dynamics and stability to fulfill requirement as needed. Parameters data for calculation and simulation longitudinal motion to be used in this thesis are taken from CHARLIE aircraft [2]. Before using controller, aircraft has unstable characteristics, because it has two positive eigen value i.e. 3,4 0.0006 0.0512i l = ± . Aircraft still both controllable and observable, because has full rank controllability and observability matrix i.e. 4. Design controller in this thesis using decoupling method because this method can be able elimination interaction multi input multi output. After using controller, motion of aircraft is very stable, both output, vertical velocity w and angular speed q match set-point.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26789
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heddy Sukandi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Sukandi
1994
S47998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Siti Hazar Sukandi
Abstrak :
[Niasinamida merupakan vitamin yang larut di dalam air dikenal sebagai vitamin B3 dan telah digunakan untuk mengobati beberapa jenis permasalahan pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi emulgel yang menggunakan silikon untuk membandingkan daya penetrasi secara in vitro antara emulgel dengan silikon dan tanpa penambahan silikon serta uji stabilitas fisik sediaan. Semua formulasi di uji daya penetrasinya secara in vitro dengan sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus betina galur Sprague dawley. Jumlah kumulatif niasinamida yang terpenetrasi dari emulgel yang tidak mengandung silikon (F1) adalah 2028,8 ± 64,3 µg/cm2 sedangkan emulgel yang mengandung silikon secara berturut turut (F2-dimetikon dan F3-siklometikon) adalah 4662,4 ± 11,4 µg/cm2 dan 2679,45 ± 9,3 µg/cm2. Nilai fluks berturut-turut F1, F2, dan F3 adalah 253,6 ± 8,0 µg/cm2jam, 582,7 ± 1,4 µg/cm2jam, dan 334,93 ± 1,2 µg/cm2jam. Serta nilai % kumulatif terpenetrasi berturut-turut sebesar 8,89 ± 0,28 %, 17,95 ± 0,04 %, dan 11,83 ± 0,04 %. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya silikon terbukti dapat meningkatkan penetrasi emulgel niasinamida dan ketiga formulasi menunjukan kestabilitan fisik yang baik. ...... Niacinamide is a water-soluble vitamin, also known as vitamin B3 and has been used to treat several types of dermatological pathologies. The purpose of this research are to make emulgel formulations using silicones to compare the penetration ability as in vitro test between emulgel with or without silicon, and the physical stability test. Penetration ability of all formulations were examined by Franz diffusion cell as in vitro test using Sprague Dawley rat abdomen skin for diffusion membrane. Total cumulative penetration of niacinamide from emulgel without silicone formulation (F1) is 2028,8 ± 64,3 µg/cm2 and emulgel with silicone formulation (F2-dimethicone and F3-cyclomethicone) are 4662,4 ± 11,4 µg/cm2 and 2679,45 ± 9,3 µg/cm2. Fluks of niacinamide respectively (F1, F2, and F3) are 253,6 ± 8,0 µg/cm2hour, 582,7 ± 1,4 µg/cm2hour, and 334,93 ± 1,2 µg/cm2hour. The presentage of penetrated niacinamide are 8,89 ± 0,28 %, 17,95 ± 0,04 %, and 11,83 ± 0,04 %, respectively. Based on those result, it can be concluded that silicone compound can increase the penetration ability of niacinamide emulgels and all formulations showed good physical ;Niacinamide is a water-soluble vitamin, also known as vitamin B3 and has been used to treat several types of dermatological pathologies. The purpose of this research are to make emulgel formulations using silicones to compare the penetration ability as in vitro test between emulgel with or without silicon, and the physical stability test. Penetration ability of all formulations were examined by Franz diffusion cell as in vitro test using Sprague Dawley rat abdomen skin for diffusion membrane. Total cumulative penetration of niacinamide from emulgel without silicone formulation (F1) is 2028,8 ± 64,3 µg/cm2 and emulgel with silicone formulation (F2-dimethicone and F3-cyclomethicone) are 4662,4 ± 11,4 µg/cm2 and 2679,45 ± 9,3 µg/cm2. Fluks of niacinamide respectively (F1, F2, and F3) are 253,6 ± 8,0 µg/cm2hour, 582,7 ± 1,4 µg/cm2hour, and 334,93 ± 1,2 µg/cm2hour. The presentage of penetrated niacinamide are 8,89 ± 0,28 %, 17,95 ± 0,04 %, and 11,83 ± 0,04 %, respectively. Based on those result, it can be concluded that silicone compound can increase the penetration ability of niacinamide emulgels and all formulations showed good physical., Niacinamide is a water-soluble vitamin, also known as vitamin B3 and has been used to treat several types of dermatological pathologies. The purpose of this research are to make emulgel formulations using silicones to compare the penetration ability as in vitro test between emulgel with or without silicon, and the physical stability test. Penetration ability of all formulations were examined by Franz diffusion cell as in vitro test using Sprague Dawley rat abdomen skin for diffusion membrane. Total cumulative penetration of niacinamide from emulgel without silicone formulation (F1) is 2028,8 ± 64,3 µg/cm2 and emulgel with silicone formulation (F2-dimethicone and F3-cyclomethicone) are 4662,4 ± 11,4 µg/cm2 and 2679,45 ± 9,3 µg/cm2. Fluks of niacinamide respectively (F1, F2, and F3) are 253,6 ± 8,0 µg/cm2hour, 582,7 ± 1,4 µg/cm2hour, and 334,93 ± 1,2 µg/cm2hour. The presentage of penetrated niacinamide are 8,89 ± 0,28 %, 17,95 ± 0,04 %, and 11,83 ± 0,04 %, respectively. Based on those result, it can be concluded that silicone compound can increase the penetration ability of niacinamide emulgels and all formulations showed good physical ]
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Siti Hazar Sukandi
Abstrak :


ABSTRAK
Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek juga memiliki fungsi sebagai pengelola sediaan farmasi, menjaga kualitasnya tetap sesuai dengan standar persyaratan, mengawasi pengadaan, penyimpanan, dan penyerahan sediaan farmasi kepada konsumen sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Apotek Safa merupakan salah satu apotek yang melakukan kegiatan kefarmasian. Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Safa diawali dengan pemesanan dan pembelian barang terlebih dahulu. Pengelolaan di apotek safa meliputi pengadaan, penerimaan barang, penentuan harga jual, dan pencatatan. Apotek Safa melakukan pelayanan kefarmasian yang terdiri dari swamedikasi, penjualan obat dengan resep, penjualan obat OTC dan PKRT, dan pengukuran kadar gula darah, kolesterol dan asam urat. Apotek Safa sudah menjalankan seluruh kegiatan kefarmasian di apotek sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ABSTRAK
Pharmacy is one of a place which pharmaceutical jobs and distribution of pharmaceutical products, other medicl supplies to patients. Pharmacy also has a function as a pharmaceutical products management, keep the quality of products meet the requirements, control the procurements, storage of products and dispensing pharmaceutical products to patient accordance with regulatory requirements. Safa Pharmacy is one of a pharmacies that perform pharmaceutical activity. Management of pharmaceutical product in Safa Pharmacy begin with ordering and purchasing goods in advance. Management of Safa Pharmacy includes procurement, purchasing, receipt of goods, determining the selling price, and documentation. Safa Pharmacy doing pharmaceutical care such as swamedication, selling of prescription drugs and Over The Counter (OTC) drugs, and PKRT. Another services which occurred in Safa Pharmacy are measurement of blood sugar levels, cholesterols, and uric acid. Safa Pharmacy already run the entire pharmaceuticals activities in store accordance with regulatory requirements.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Siti Hazar Sukandi
Abstrak :
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat meliputi pengadaan bahan awal, produksi, pengemasan, pengawasan dan pemastian mutu hingga diperoleh obat untuk didistribusikan. Setiap industri farmasi perlu mengikuti pedoman dari Cara Pembuatan Obat yang Baik dalam menjalankan seluruh proses produksi obat. Pedoman CPOB dimaksudkan untuk digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan. PT. Glaxo Wellcome Indonesia merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang farmasi baik produk yang di produksi di dalam negeri maupun produk impor dari perusahaan GlaxoSmithKline (GSK) yang berada di luar negeri. Penerapan CPOB di PT. Glaxo Wellcome Indonesia sudah memenuhi persyaratan dari seluruh aspek yang ada di CPOB. ...... Pharmaceutical industry is a business entity which has a license from Ministry of Health to doing some manufacturing of drugs or pharmaceutical ingridients. Manufacturing of drug is in producing a drug includes preparing raw material procurment, production, packaging, quality control, quality assurance to obtain the drug for distribution. Pharmaceutical industry need to follow the guiglines of Good Manufacturing Practice in conducting the entire process of drug manufacturing. GMP guidelines are intended for use by the pharmaceutical industry as the basic for internal rules as needed. PT. Glaxo Wellcome Indonesia is one of pharmaceutical industry which has both pharmaceutical products in domestic manufacturing and imported from GlaxoSmithKline (GSK) supplying site. PT. Glaxo Wellcome Indonesia already meet the requirements of the whole aspects of the Good Manufacturing Practice.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>