Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sujudi
Abstrak :
BOLLINGER (1877) mengemukakan tentang penyakit yang banyak menyerang rahang dan tenggorokan ternak. Penyakit tersebut adalah osteosarkoma dan "wooden tongue" yang jejasnya mempunyai sifat utama granulomatosa. Jejas tersebut selain terdiri dari sel-sel granuloma, lekosit dan jaringan coati juga mengandung benda-benda granulasi kasar, berwarna kuning pucat yang merupai fungus. HARZ (1877)* menemukan hal yang sama seperti BOLLINGER dan men ,anggap badan-badaa granulasi tersebut sebagai fungus baru, yang karena tersusun radial maka dinamakannya rayfungus atau Actinomyces bovis. ISRAEL (1878) menenukan fungus tersebut iada seorang penderita pyeMia yang menahun dengan abses didadanya. PCNFICIL (1879, 1882)* membuat kesimpulan bahwa penyakit yang ditemukan BOLLINGER dan ISRAEL adalah penyakit yang sama yaitu actinomycosis. Kedudukan Actinomyces didalam dunia jasad renik ada yang nenggolongkan keda].am golongan bakteri, golongan fungus dan ada Pula yang menggolongkannya sebagai golongan tersendiri. Dengan Makin bertambahnya pengetahuan tentang morfologi Actinomyces maka penggolongannya lebih condong sebagai golongan tersendiri, yang sifatnya dalam beberapa hal mendekati bakteria sedangkan dalam sifat pertumbuhannya merupai fungus. Maka Ordo baru diusulkan oleh BUCHANAN (1913), yaitu Ordo Actinomycetales yang meripunyai sebuah Famili Actinomycetaceae yang terdiri dari 4 genus yaitu Actinobacillus, Leptotrichia, Actinomyces dan Nocardia. Tetapi "Committee of the Society of the American Bacteriologist;; serta LESKIE (1921); BERGEY (1923) ; WAKSMAN (1927); LEHMANN dan NEUMANN {1927); FORD (1922) ; TOPLEY dan WILSON (1927) dalam klasifikasinya menanggalkan naraa genus Nocardia dan memasukkan senua jenis Actinomyces dalam genus Actinomyces. Mereka merupakan pengikut BOSTROEM (1891) yang dalam pemeriksa--annya menemukan bahvra Actinomyces hidupnya aerob. Sedangkan ISRAEL dan WOLFF (1891) kemudian WRIGHT (1905) baru berhasil mernbiakkan Actinomyces secara anaerob. Malca PINOY (1913) serta CHALK. RS dan CHRISTOPHERSEN (1916) mengemukakan sebaiknya Actinomyces dibagi dalam 2 golongan berdasarkan kebutuhan akan zat asamnya, yaitu yang hidup secara aerob dan pada umumnya bersifat saprofit sebagai genus Nocardia, sedangkan yang hidup anaerob ialah genus Actinomyces.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1972
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujudi
Abstrak :
Hari ini umur almamater yang kita cintai yang memakai nama bangsa dan negara, Universitas Indonesia telah mencapai 39 tahun. Dalam perjalanan sejarahnya Universitas Indonesia tidak pemah jauh dari masyarakat, selalu memperjuangkan kepentingan rakyat dan menunjang kepentingan pembangunan nasional dengan mempersiapkan calon serta pelaksananya. Universitas Indonesia juga terlibat dalam mempersiapkan perangkat lunaknya untuk pembangunan nasional sesuai dengan kemampuan dan bidang yang ada di kampus Universitas Indonesia. Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas perkenanNya kita dapat hadir untuk memperingati HUT UI. Terima kasih dan penghargaan kami ucapkan kepada hadirin yang memenuhi undangan kami. Tujuan dari peringatan HUT ialah untuk mengenang kembali masa yang lalu, kemudian menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menghadapi tantangan di tahun-tahun yang akan datang. Masa Dulu Walaupun baru lahir sebagai sebuah universitas pada tahun 1950, namun Kampus Salemba dengan Rumah Sakitnya dan gedung di sebelahnya yaitu Salemba Empat yang berfungsi sebagai pabrik opium serta Gedung Prapatan Sepuluh, tempat para mahasiswanya telah secara aktif turut dalam revolusi sejak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Kisah perjuangan Kampus Salemba dan Prapatan Sepuluh masih dalam bentuk "his story" belum tertulis sebagai "history", namun peran dan keterlibatan para mahasiswa sangat mengagumkan, baik dalam pertempuran fisik, politik maupun mengurus para tawanan perang. Kemudian pada tahun 1966 Kampus Salemba menjadi tempat pertemuan para mahasiswa dan pelajar dari Jakarta dan luar Jakarta yang setelah mengadakan apel bersama dilanjutkan dengan serangkaian , aksinya yang juga ditunjang para sarjananya untuk meluruskan Pemerintah pada masa itu yang telah menyimpang dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Aksi yang dimulai dengan yang dikenal sebagai Tritura, kemudian melahirkan Supersemar dan Orde Baru. Mulai saat itu Kampus UI dikenal sebagai Kampus Perjuangan Orde Baru. Sebagai sebuah perguruan tinggi dengan Tridharma-nya, UI melaksanakan misinya yaitu mencerdaskan bangsa, pendidikan kepada para mahasiswa terus berjalan dengan selalu berusaha untuk dapat ditingkatkan, baik mutu maupun jumlahnya. Menyadari bahwa perlu usaha untuk melaksanakan peningkatan dan pengembangan, baik bagi para staf pengajar maupun sarana dan kurikulumnya, maka pimpinan Universitas Indonesia memelopori untuk mengadakan kerjasama atau afiliasi dengan perguruan tinggi di luar negeri. Afiiliasi dengan universitas di Amerika Serikat dimulai tahun 1953 oleh Fakultas Kedokteran.
Jakarta: UI-Press, 1989
PDies-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sujudi
Jakarta: UI-Press, 1986
PGB 0554
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sujudi
Jakarta: UI-Press, 1987
PGB 0553
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sujudi
Abstrak :
Rasanya belum lama di antara kita yang hadir untuk berada kembali di Gedung Balairung ini waktu kita bersama-sama mempetingati HUT UI ke-40 dengan semboyan "Catur Dasawarsa, Universitas Indonesia, Lebih Dewasa". Pada waktu itu saya kemukakan bahwa dengan makin dewasanya UI, maka UI merencanakan dalam program pengembangannya antara lain ialah menuju ke Research University dengan keterpaduan dalam kegiatannya serta pemantapan dalam pelaksanaan otonomi pengelolaan UI. Juga saya kemukakan beberapa rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu antara lain usaha Industri Masuk Kampus atau UI sebagai Incubating Technology untuk meningkatkan peran UI dalam usaha pemerintah atau dunia usaha dalam alih teknologi, yang akan membuat UI sebagai One Stop Shop sebagai toko serba ada untuk tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai macam bidang ilmu dan kegiatan-kegiatan dalam pangkajian ilmu pengetahuan, teknologi serta budaya. Pada hari ini umur UI sudah bertambah satu tahun menjadi 41 tahun. Perkenankan saya melaporkan beberapa hasil atau kegiatan dalam tahun 1990 yang rasanya perlu kami sampaikan pada kesempatan ini. Jumlah mahasiswa sudah mencapai 21.236 orang dengan perincian untuk Program Studi Sarjana 14.539 orang, Program Studi Diploma 4.197 orang dan 2.500 orang ialah Program Studi Pascasarjana, yang berarti terjadi kenaikan pada Program Studi Pascasarjana. Jumlah lulusan Doktor meningkat menjadi 33 orang, sedangkan pada tahun 1989 hanya 10 orang. Lulusan Program Studi Magister dan Spesialis 416 orang juga meningkat, sedangkan untuk Program Studi Sarjana dan Diploma sudah mantap. Kegiatan Penelitian baik yang dilakukan oleh para staf pengajar maupun mahasiswa juga sudah meningkat. Kegiatan penelitian dasar juga sudah mulai berjalan khususnya di bidang Kedokteran, Bidang Kerjasama dengan Dunia Usaha. Dalam usaha Industri Masuk Kampus sebagai usaha kerjasama antara dunia usaha dengan Universitas Indonesia yang akan mempunyai dampak positif bagi kedua belah pihak, UI akan terlibat dengan permasalahan yang ada di industri/masyarakat dengan melibatkan para staf pengajar dan mahasiswanya dengan segala perangkat kemampuan dan sarananya untuk membantu memecahkannya baik melalui penelitian maupun melalui pendidikan atau pelatihan. Satu contoh yang ingin saya kemukakan yaitu kerjasama antara PT INDOSAT dengan PUSILKOM - UI, untuk meningkatkan pelayanan telegram yang manual ke sistem komputer. Dengan penambahan peralatan dan dana dari INDOSAT kepada PUSILKOM, maka pada tahun 1990 telah dapat dioperasikan di INDOSAT salah satu hasil riset terapan terbesar dalam bidang komputer di UI, yang disebut Sistem Telegram Otomat Indonesia (STGOI). STGOI ini terdiri dari seperangkat komputer, sebagian dirancang bangun oleh PUSILKOM dengan Fakultas Teknik dan seperangkat lunaknya berupa programnya, sehingga setiap pengiriman telegram yang semula memerlukan waktu 20 menit dapat dipercepat menjadi 2 menit saja.
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0555
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sujudi
Abstrak :
ABSTRAK
Angka fertilitas di Indonesia pada saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan walaupun pada tingkat yang masih tinggi. Ini berarti bahwa usaha untuk menurunkan angka fertilitas perlu terus dilakukan bahkan harus ditingkatkan, agar tujuan seperti yang telah digariskan dapat dicapai.
Berbagai usaha telah dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun instansi swasta untuk menurunkan fertilitas. Hal ini tentunya bukan merupakan tujuan akhir suatu program. Keberhasilan dalam mencapai angka fertilitas yang rendah,
diharapkan selanjutnya dapat memberikan pengaruh yang lebih luas, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tercapainya masyarakat adil dan makmur.
Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa sebenarnya usaha untuk menurunkan fertilitas telah menunjukkan titik-titik terang. Pandangan diatas dilatarbelakangi oleh gambaran bahwa pengetahuan masyarakat tentang keluarga berencana sudah cukup tinggi, juga jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup sudah tidak terlalu besar.
Menurut Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 1979, di Pulau Jawa terdapat 82,79 persen perempuan dalam status kawin yang berumur 15-49 tahun pernah mendengar tentang keluarga berencana (di Pulau Jawa kota= 85,75 % ;Jawa Pedesaan= 82,20%). Untuk di luar Pulau Jawa sedikit lebih rendah, yaitu kota=80,73°1, dan Pedesaan 62,89%. persen(BPS,1981). Hal ini cukup dapat dimengerti karena di luar Pulau jawa kegiatan program KB dilakukan lebih lambat.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1986
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Sujudi
Abstrak :
Citra tipikal hitam-putih merupakan citra kontinyu karena gray level shade-nya bcrgabting secara kontinyu dalam intensitas dan spatiality. Dalam suatu pemrosesan citra dilakukan proses kuantisasi, dimana citra terkuantisasi tidak kontinyu, namun tersusun dari piksel diskrit. Resolusi citra didefinisikan sebagai kemampuan untuk memproduksi citra dengan kualitas visual dan dapat dibandingkan dcngan citra kontinyu aslinya. Diperlukan jumlah piksel nicmadai untuk penampilan kontinyu spasial dan juga jumlah gray level untuk penampilan depth of field dan kontras. Piksel merupakan elemen utama dalam resolusi citra diskrit. Dalam tesis ini diusulkan peningkatan resolusi citra untuk pencitraan medik memakai Filter Infinite Impulse Response. Tiga teknik peningkatan resolusi citra yang dikenal, masing-masing : (1) Pendekatan frekuensi/Fast Fourier Transform dari teorema sampling, (2) Pendekatan spasial memakai fungsi interpolasi; dan (3) pendekatan alternatif memakai Infinite Impulse Response Filter (mirip dengan pendekatan FFT, namun lebih mudah dalam pelaksanaan). Peningkatan resolusi citra melalui FFT dilakukan dengan, pertama, memakai sifat spektrum yang akan cepat mcnurun akibat meningkatnya frekuensi dan kedua, memakai teorema sampling untuk obyek oversumpled. Peningkatan resolusi citra memakai interpolasi spasial dilakukan dengan mengkonvolusikan citra yang sudah diekspansi 2 N x 2 N dengan operator interpolasi. Hasilnya tampak agak buram, namun hal ini dapat di-deblur memakai high pass filter. Peningkatan resolusi citra memakai Infinite Impulse Response fitter, meningkatkan ukuran citra melalui replikasi piksel dan garis horisontal. Effeknya, terjadi peningkatan perioda sampling pada arah horisontal maupun vertikal. Pendekatan ini sama dengan pendekatan FFT dan langkah-langkah tersebut di atas sama dengan menerapkan fungsi interpolasi square. Kualitas citra yang dihasilkan sama dengan pada pendekatan FFT.
Typical black and white images are called continuous - tone images because the shade of gray level blend continuosly both in intensity (level) and spatiality (area). The quantized images is not continuous, but is composed of discrete pixels with each having a discrete gray level assigned to it. Image resolution may be defined as the ability to reproduce images with a visual quality that is comparable to the continuous-tone original. This requires a suffient number of pixels to give the appearance of spatial continuity and a sufficient number of gray levels to give the appearance of depth and contrast. The pixel is the basic element.of picture resolution in the discrete pixel system. In the next discussion, three means of doubling image resolution are compared respectively ; (1) The Fast Fourier Transform Frequency approach of the sampling theorem, (2) through spatial approach using interpolation functions; and (3) an alternative approach using Infinite Impulse Response filter, which is similiar to the FFT approach, but much simpler to implement. Doubling image resolution through FFT are implemented by using, first, the rapidly decreasing spectrum with increasing frequency and second, the whittakershannon sampling theorem for oversampled objects. Doubling using spatial interpolation are held by convolving the stretched 2 N x 2 N image with an interpolation operator. The result is slightly blurry, it is, however, possible to deblur through high-pass filtering. Doubling image resolution using Infinite Impulse Respons filter, double the image size by replication of pixels and horizontal lines this has the effect of increasing the horizontal and vertical sampling periods to twice their values. The approach is similar to the FFT approach and the step mentioned above is equivalent to applying the square interpolation function. The enlarged image obtained should be similar to the one obtained from the FFT approach.
2001
T8117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Imam Sujudi
Abstrak :
Objective : To examine the effects of continous renal artery occlusion, intermittent occlusion and continuous occlusion with local hypothermia using ice slush on renal proximal tubule damage of wistar rats. Methods : Twenty eight Wistar rats were used. In controls group only laparotomy was performed. In group I, the left renal artery was continuously occluded for 30 minutes then the kidney was surgically removed. In group II, the left renal artery was intermittently occluded for 5 minutes, a release of the occlusion for another 5 minutes for 3 cycles then the kidney was surgically removed. In group IFI the left renal artery was occluded continuously for 30 minutes with local hypothermia using ice slush then the kidney was surgically removed. The degree of the renal proximal tubule damage was examined using x 400 magnification of light microscope. Result : The degree of renal proximal tubular damage was significantly lower in group III compared to group I and II (p = 0,005 and p = 0,005).There was no significant difference of the degree of renal proximal tubule damage between group I and II (p = 0,593). Conclusion : In this study, local hypothermia using ice slush on ischemic kidney was found to be effective in reducing renal tubular damage.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>