Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhesti Herawati
"Pemanasan global yang disebabkan tingginya kadar CO2 di atmosfir telah menjadi masalah serius sekarang ini. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk menurunkan emisi gas CO2 tersebut dengan memanfaatkannya menjadi bahan yang lebih berguna. Salah satu alternatif pemanfaatan CO2 ialah sintesis metanol dengan proses hidrogenasi CO2.
Pada saat ini, sintesis metanol dengan hidrogenasi CO2 dilakukan pada kondisi operasi tekanan dan temperatur tinggi dan katalis yang banyak digunakan adalah katalis CuO/ZnO/Al2O3. Hal ini menyebabkan tingginya biaya modal dan operasional. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan pada kondisi operasi tekanan dan temperatur rendah. Untuk memperbaiki kinerja katalis pada kondisi reaksi tersebut, Mn dan Zr dipakai sebagai aditii Mn dan Zr telah dilaporkan aktif untuk sintesis metanol dari C02.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan katalis CuO/ZnO/Al2O3 dengan berbagai variasi funding aditif ZrO2 dan Mn0 menggunakan metode kopresipitasi. Katalis yang dihasilkan ini kemudian diuji aktivitasnya terhadap reaksi CO2 dan H2 dalam reaktor unggun tetap pada kondisi operasi: tekanan 10 bar dan temperatur 200, 250 dan 275°C; rasio umpan C0211-I2 = 1:3 dan rasio W/F = 0,01 gr.kat.min/ml.
Untuk mengetahui pengaruh sifat fisik kalalis terhadap keaktifan katalis maka katalis ini dikarakterisasi terhadap luas permukaan dengan metode BET. Sedangkan untuk mengetahui ikatan antar molekul yang terdapat pada katalis ini digunakan metode FTLR. Dispersi dan volume pori katalis dikarakterisasi dengan menggunakan metode adsorpsi isotermal dan metode SEM untuk analisis morfologi permukaan.
Hasil karakterisasi sifat fisik katalis menunjukkan bahwa penambahan aditif ZrO2 dan MnO akan menaikkan luas peimukaan tetapi menurunkan dispersi katalis CuO/ZnO/Al2O3. Hasil uji aktivitas katalis menunjukkan bahwa dalam sintesis metanol dari umpan utama CO2 dan H2 dengan kondisi optimal dari penelitian ini yaitu katalis dengan jumlah aditif ZrO2 dan MnO sebanyak 3% dan suhu operasi 275°C. Konversi CO2 yang didapat ialah 19,78% dengan selektifitas metanol 99,98%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhesti Herawati
"Meningkatkan penetrasi sumber energi terbarukan dalam bauran pembangkit listrik dan menghapus penggunaan batu bara dianggap sebagai langkah penting untuk mengurangi emisi di sektor energi. Mengingat peran Indonesia sebagai produsen bahan bakar fosil yang signifikan, studi ini bertujuan untuk menyelidiki peran gas bumi sebagai bahan bakar transisi dalam sektor energi Indonesia dengan menggunakan Versatile Data Analyst – The Integrated MARKAL-EFOM System (VEDA-TIMES) untuk optimasi sistem energi. Berbagai skenario dievaluasi, termasuk skenario business as usual (BAU) dengan dan tanpa batasan jatah karbon, skenario yang berfokus pada peningkatan penetrasi energi terbarukan (RPS), dan skenario penghentian penggunaan batu bara (CPO) dengan batasan jatah karbon. Dalam skenario BAU, pembangkit listrik batu bara tanpa batasan lingkungan akan mencapai 69% dari sistem, turun hanya sebesar 24% dalam skenario RPS pada tahun 2060. Peningkatan peran gas bumi meningkat pada skenario CPO dengan batasan jatah karbon, terutama antara tahun 2035 dan 2055, sebesar 34.1% dari total produksi listrik pada puncaknya. Meskipun demikian, dengan meningkatnya bauran energi terbarukan seperti solar utility scale dan geothermal, serta teknologi penyimpanan baterai, peran gas bumi secara bertahap mengalami penurunan, menegaskan peran gas sebagai bridge fuel menuju dekarbonisasi yang lebih luas.

Enhancing the portfolio of renewable energy sources and phasing out coal are essential measures for reducing emissions in the power sector. Considering Indonesia's role as a notable fossil fuels producer, this study investigates the role of natural gas as a bridge fuel in Indonesia's power sector, employing a Versatile Data Analyst – The Integrated MARKAL-EFOM System (VEDA-TIMES) for energy system optimization. Various scenarios are assessed, including a business-as-usual scenario (BAU) both with and without carbon budget constraints, a scenario focusing on increasing renewable energy penetration (RPS), and a coal phase-out scenario (CPO) with carbon budget constraints. In the BAU scenario, unabated coal power plants will comprise 69% of the system, decreasing by only 24% in the RPS scenario by 2060. The importance of natural gas becomes more pronounced in the CPO and carbon budget constraint scenarios. As coal is phased out, natural gas reaches its highest share in 2045, accounting for 34.1% of the power generation mix. However, its contribution declines post 2050 as solar utility-scale and battery storage expand. This trend underscores a broader shift toward decarbonization, positioning natural gas as a crucial bridge fuel in meeting energy needs while renewable technologies mature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library