Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugijanto
Abstrak :
Profesi guru seperti juga tenaga kerja lainnya, tidak dapat terhindar dari penyakit akibat kerja, khususnya yang bersifat psikologis yaitu stres. Akibat stres dapat menunmkan performent kerja dan meningkablya absen ketidakhadiran. Apabila tingkat stresnya kronis maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti : serangan jantung, tekanan darah tinggi, tukak, ashma, emphysema, rematik, migraine dan sakit pinggang. Penelitian dilakukan pada guru-guru SLTP Negeri di wilayah Jakarta Pusat dengan subyek penelitian tentang stres yang berhubungan dengan faktor demagrafi dan faktor pribadi. Metode penelitian adalah survai bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dimana faktor demografi dan faktor pribadi merupakan variabel independen dan stres merupakan variabel dependent Data diolah menggunakan program SPSS dengan uji univariat, bivariat dan multivariat. Berdasarkan uji statistik bahwa dari 326 responeden yang tergolong stres berjumlah 168 orang (51,5 %) dan yang tergolong tidak stres berjumlah lebih kecil yaitu 158 orang ( 48,5 % ). Dari 10 variabel (faktor demografi : umur, jenis kelamin, lama tahun mengajar, tingkat pendidikan, status perkawinan dan faktor pribadi : idealis, ambisi, tegang, kebutuhan dihargai, penilaian diri rendah ) terdapat 4 variabel yang mempunyai hubungan secara bermakna dengan stres, yaitu lama tahun mengajar dengan nilai P : 0,040 (P < 0,05 ), idealis dengan nilai P : 0,023 (P < 0,05 ) tegang dengan nilai P : 0,000 (P < 0,05) dan penilaian diri rendah dengan nilai P : 0,000 (P < 0,05 ). Ternyata faktor pribadi mempunyai peran lebih besar dalam hubungannya dengan stres karena terdapat 3 variabel yang menimbulkan adanya hubungan secara bermakna dengan stres, artinya pribadi guru merupakan faktor yang kuat dalam hubungannya dengan kejadian stres. Namun lama tahun mengajar merupakan variabel yang dominan diantara. 10 variabel yang paling kuat mempunyai hubungan secara bermakna dengan stres berdasarkan uji multivaliat, artinya bahwa semakin lama berkecimpung dalam pendidikan yaitu sebagai guru maka semakin tinggi tingkat kerentanan terhadap stres. Walaupun hal ini juga dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti telah dijelaskan. Untuk menurunan tingkat kerentanan terhadap stres, pribadi guru merupakan pertahanan yang handal dalam menghadapi segala jenis stressor, dalam hal ini perlu menerapkan menejemen stres dengan benar, meningkatkan pelatihan pengembangan pribadi guru supaya berhasil menghindarkan pribadi yang rapuh, misalnya terlalu tegang, mempunyai penilian diri yang rendah, idealis yang terlalu tinggi dan faktor pribadi lainnya sebagai stressor.
Teacher profession as another workers could not be avoided from occupational diseases, especially psychological diseases like stress. The effect of the stress may decrease the performance of the work and increase the absence. In chronic level of stress brings various of diseases such as: heart attack, high blood pressure, gastritis, asthma, emphysema, rheumatic, migraine and kidney diseases. This study was conducted on Government junior high school teachers in Central Jakarta with subject of the study was stress related to demographic and personal factors. The method was analytic descriptive of survey with cross-sectional approach where the cause of the stress become the independent variable and stress level become the dependent variable. The data was analyzed with SPSS program through univariate, bevariate and multivariate analysis. From 326 respondent who really feel stress were 168 teachers ( 51.5 % ) and unstressed were lower 158 teachers ( 48.5 % ). From 10 variables (demographic factors age, sex, school level, year of teaching, , marital status and personality factors _ idealist, ambitious, tense, self esteem, low self esteem ) there were 4 variables have the significant relationship with stress ; year of teaching where value P : O. 040 (P < 0.05 ); idealist where value P : 0.023 (P < 0.05 ) ; tense where value P : 0.000 (P < 0.05 ) and low self. The personality factors fact showed larger actor relationship with stress, because was found 3 variables was significant relationship with stress. This is means teachers personality is larger factors in the relationship with sires. Not withstanding the year of teaching to shape the dominant variables between 10 variables strongest was significant relationship with stress in the based univariate analyst, this is means so much the involved in education that is a. teacher therefore so much high the level of resistance in the stress. Although about that influence by the personality factors too as the clear. To decrease the level of resistance on stress, there for in any type of stressor depend on the personality it self when a stressor was seriously responded then the response would be serious and vice versa when the stressor was un-seriously responded and make it as common occurrence or think it as the comedy occurrence then our body would be more adaptive facing the stressor, it means we have the high resistance on stress because we was success to manage the stressors.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mey Sugijanto
Abstrak :
Penelitian komunikasi antarbudaya dan antarpribadi ini mengambil responden 7 (tujuh) pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya antara etnis Jawa dengan etnis Minangkabau. Dengan alasan bahwa kedua budaya tersebut, secara tata cara adat maupun sistem kekerabatan atau kekeluargaannya tentulah berbeda, pada budaya Jawa lebih bersifat patrilineal sedangkan di budaya Minangkabau bersifat matrilineal. Meskipun kedua budaya berbeda, tetapi dalam keseharian pada kehidupan bermasyarakat, kedua budaya ini secara relatif tidak mempunyai konflik. Secara mikro, angka perkawinan pasangan suami-isteri yang berbudaya Jawa dengan Minangkabau pastilah banyak, meskipun secara pasti penulis tidak mengetahuinya. Pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini secara teoritis sangatlah dekat dengan aspek-aspek budaya, sehingga terjadi proses asimilasi budaya. Meskipun kedua budaya ini termasuk ke dalam rumpun budaya high contextnya Edward T. Halt (1977), tetapi menurut M. Budyatna (1993) dalam high context itu sendiri terdapat high-high context, high-medium context dan high-low context. Pada budaya Jawa lebih kental dengan high-high context, sedangkan budaya Minangkabau dekat dengan high-medium context. Meskipun terdapat perbedaan dalam tataran budaya keduanya, kebanyakan pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya tidak terjadi kerenggangan. Pendekatan dalam penelitian dipergunakan teori Penetrasi Sosial (Altman and Taylor, 1973) dengan tahapan-tahapannya, yaitu Orientasi, Exploratory Affective Exchange, Dyad Members dan Stable Exchange. Pada tahapan-tahapan tersebut, masing-masing individu pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, melakukan pengungkapan diri (self disclosure). Karena semakin akrab seseorang dengan orang lain, maka semakin terbukalah ia dengan pasangannya (Gudykunst and Kim; 1997 : 323-324). Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif, menurut Miles and Huberman (1993: 15), "penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif". Sedangkan menurut Bogdan and Taylor (1975 : 5), bahwa, "penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri". Adapun hasil-hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pasangan menikah atau suami-isteri melalui tahapan-tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dengan rentang waktu yang bervariatif, meskipun pada pasangan ketiga tidak melalui tahap orientasi. Dalam masing-masing tahapan tersebut, terjadi pengungkapan diri (self disclosure) atau pertukaran informasi/keintiman hubungan maupun yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pertukaran hubungan atau ukuran kedalaman dan keluasan kepribadian, seperti karakteristik personal, hasil pertukaran hubungan dan konteks situasional. Sebagai kesimpulan dari penelitian pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, ketujuh pasangan sebagai responden atau informan penelitian ini masing-masing mengikuti tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dan hasilnya masih relevan jika dibandingkan asal dari teori ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Sugijanto
Abstrak :
Dunia kuliner ada polanya. Fashion ada musimnya. Gojek hanyalah gabungan dari aplikasi GPS dan ojek. Tokopedia hanyalah sebuah pusat perbelanjaan raksasa yang didesain untuk beroperasi secara digital. Penipuan investasi pun hampir semuanya berangkat dari skema Ponzi yang memanfaatkan keserakahan manusia. Sama halnya dengan hal-hal di atas, What Would Your Lawyer Say? merupakan hasil dari pengumpulan jurus-jurus berargumentasi yang sudah lama ada. Bedanya, buku ini ditulis dengan menggunakan perspektif pengacara. Buku ini menunjukkan penemuan bahwa ruang rapat di perusahaan itu tidak ubahnya dengan ruang sidang, hanya saja di sini para peserta rapat dan para pengambil keputusanlah yang bertindak sebagai hakimnya. Maka dari itu, buku ini akan bertindak sebagai Your Pocket Lawyer, di mana ia akan (1) membantu Anda menyadari kesesatan berpikir dalam argumentasi lawan bicara Anda; dan (2) menstimulasi Anda untuk selalu menemukan the right thing to say. Tidak akan menjadi sesuatu yang mengagetkan apabila Anda suatu hari nanti menemukan jurus baru yang merupakan pengembangan dari teori-teori yang ada dalam buku ini. Jangan remehkan kreativitas diri Anda, terutama jika Anda berada di bawah tekanan dari sebuah argumentasi yang menyudutkan. Dalam buku ini, Anda akan menemukan bahwa selalu ada cara lama yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang terlihat baru. But please, dont just take those words for it. Read it, and find yourself saying: There is truly nothing new under the sun.
Jakarta: Gramata Publishing, 2021
160 MIC w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library