Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarmanto
Abstrak :
Indonesia telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diratifikasi dalam Convention Establishing the WTO dan disahkan melalui UU No. 7 Tahun 1994 tentang "Agreement Establishing the World Trade Organization, sehingga Indonesia merupakan negara yang harus terbuka untuk perdagangan dan lalu lintas Internasional. Dalam ratifikasi / persetujuan tersebut salah satu yang di atur adalah tentang norma standar Internasional untuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dan aspek-aspek dagang yang terkait dengan HaKI atau Trade Related Aspect of Intellectual Property Right Agreement (TRIPs). Menyikapi perkembangan tersebut saat ini Indonesia masih dikatagorikan Negara yang prioritas diawasi (Priority watch list) oleh karena adanya penjiplakan dan pemalsuan HaKI seperti pembajakan terhadap produk Video Compact Disk (VCD) dari program komputer, terjemahan buku-buku asing, hak paten untuk obat-obatan dan beberapa merek produk serta Desain Industri, sehingga negara yang tergabung dalam persetujuan TRIPs tersebut telah mengambil tindakan balasan di bidang perdagangan secara silang (cross-retaliatory measures) yaitu penangguhan terhadap beberapa produk Indonesia yang diekspor ke beberapa Negara maju telah ditangguhkan. Di sisi lain HaKI belum banyak dikenal oleh para industri kecil dan menengah (IKM), untuk itu di era persaingan bebas saat ini perlu diberikan informasi untuk berperilaku yang berorientasi sikap pandang atau wawasan ke depan agar memperbaiki sikap berwawasan global, apalagi teknologi informasi kini sudah menjadi kunci kesuksesan usaha. Namun untuk memberikan pemahaman dan bahkan mungkin menyadarkan HaKI di IKM tentu bukanlah sesuatu hal yang mudah karena harus merubah aktivitas sehari-hari yang selama ini sudah mereka lakukan dan telah melembaga (institutionalized) yang sangat terikat oleh berbagai kepentingan dan telah tertanam (vasted interest), dengan berbagai nilai-nilai yang telah mendarah daging (internalized) serta tradisi yang mengakar dan bahkan kebiasaan pribadi (habit) untuk meniru dan menjiplak dan bahkan mengkomersialkan hasil karya intelektual pihak lain bahkan pihak asing. Penelitian ini menyoroti tentang sikap dan perilaku IKM komoditi bambu di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya agar mau menerima konsep HaKI yang merupakan hak kekayaan intelektual bagi individu dan atau kelompok masyarakat sebagai penemu produk bidang paten maupun desain industri, sebab dari hasil penemuannya tersebut sebenarnya mempunyai nilai ekonomi maupun moral dan bahkan mungkin mempunyai nilai komersial yang harus dimiliki bagi si-penemu dan bukan dimiliki oleh peijiplak maupun peniru. Jenis penelitian ini adalah eksplanatif dan diarahkan kepada preskriptif (memecahkan masalah), sedangkan pendekalan penelitian dilakukan dengan cara kuantitatif yang didasarkan pada studi lapangan, sedangkan populasi obyek penelitian adalah individu yang bekerja sebagai pengrajin di suatu badan usaha (CV, PD dan Koperasi). Teknik penarikan sampel ditetapkan berdasarkan teknik penarikan stratifikasi berdasarkan tempat mereka bekerja. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam, pengamatan langsung dan dokumentasi, sedangkan analisa data diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS PC. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 42 responden dapat diungkapkan bahwa, sikap IKM bambu terhadap HaKI cenderung negatif akan tetapi tidak sama pengertiannya dengan menolak, tetapi lebih disebabkan oleh ketidaktahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan HaKI atau lemah dalam aspek kognitif. Variabel sosial budaya yang mempengaruhi sikap IKM bambu terhadap HaKI secara hipotetik diduga berpengaruh terhadap pembentukan sikap IKM bambu. Hal ini dapat diungkapkan bahwa ternyata, (1) 61,1 % responden IKM bambu masih mempunyai orientasi nilai budaya untuk menghargai karya orang lain, (2) pernyataan angka (1) tersebut di atas, hal ini diakibatkan oleh karena latarbelakang tingkat pendidikan formal maupun non formal responden cukup memadai (3) 42,9 % responden ternyata hasil produksinya laku dijual di pasar berdasarkan pesanan, sedangkan 47,6 % responden kecenderungan untuk memproduksi produk bambu masih meniru dan menjiplak produk orang / penemu lain oleh karena banyak diminati konsumen di pasar, (4) Kecenderungan untuk menjiplak dan bahkan meniru produk bambu milik pihak lain sebagaimana diungkapkan pada angka (3) tersebut diakibatkan responden tersebut cenderung kurang melakukan kontak budaya. Responden yang kurang melakukan kontak budaya dimaksud terungkap sebesar 54,8 %. Hasil penelitian juga terungkap bahwa 100 % responden sangat positif apabila individu dan atau kelompok perajin IKM bambu agar mempunyai kemampuan untuk menghasilkan karya intelektual bidang paten dan desain industri sangat ditentukan oleh adanya pendidikan (formal) yang dimiliki. Arah hubungan yang positif demikian maka, variable pendidikan (formal) dapat dijadikan kunci faktor keberhasilan bagi perubahan sikap negatif menjadi positif terhadap penerimaan konsep HaKI bagi masyarakat IKM bambu. Penelitian juga menyoroti tentang hubungan faktor-faktor sosial budaya, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari IKM bambu, perilaku aparat pemerintah dalam melayanan pendaftaran HaKI, dan kelompok masyarakat yang berpengaruh. Untuk mempercepat bagaimanakah konsep HaKI dapat diterima oleh , masyarakat IKM Bambu, maka ditampilkan pula design rancangan percepatan kegiatan yang dibuat berdasarkan data dan fakta lapangan hasil penelitian. Sedangkan tahapan yang perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan dari design dimaksud dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan teori yang dikemukakan oleh Rogers. Rogers membagi dalam 5 (lima) tahapan yang perlu dilakukan yaitu, pertama adalah pengenalan konsep HaKI, ke dua adalah pengenalan lebih jauh tentang konsep HaKI untuk meyakini manfaat (persuasi). Kee tiga pengambilan keputusan apakah akan menerima atau tidak terhadap konsep HaKI yang ditawarkan. ke empat penggunaan atau implementasi. Dan yang ke lima pemapanan atau konfirmasi. Serdasarkan rujukan dari teori yang diungkapkan oleh Rogers tersebut, kemudian penulis mencoba menuangkan dalam sebuah Matrik Perencanaan Program (MPP) selama 5 tahun yaitu dari tahun 2003 s/d tahun 2007 yang merupakan implementasi dari action plan kegiatan penelitian.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
Abstrak :
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi harus ditangani secara serius. Hal ini dikarenakan pengelolaan SDM yang baik akan berdampak pada kestabilan organisasi dan upaya pencapaian tujuan / sasaran dan atau target organisasi. Salah satu aspek pengembangan SDM yang sangat penting diperhatikan adalah perencanaan dan pengembangan karir yang berpengaruh pada peningkatan motivasi kerja karyawan. Motivasi kerja yang merupakan dorongan dalam diri seorang karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik akan dapat dipertahankan apabila organisasi dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan karyawaannya. Salah satu kebutuhan karyawan yang perlu diperhatikan adalah pengembangan karir yakni proses mengidentifikasi potensi karir pegawai, mencari dan menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Untuk mengetahui kaftan antara pengembangan karir dan motivasi kerja karyawan di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat dilakukan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuisioner sebagai alat (instrumen) pengumpul data primer indikator instrumen penelitian untuk mengungkap pengembangan karir terdiri dari; minat pada pekerjaan, tujuan pegawai dalam bekerja, seleksi dan ujian kemampuan, kesanggupan pegawai, kesempatan, pekerjaan yang sesuai, pekerjaan yang selesai. Sedangkan indikator motivasi kerja mengacu pada teori Herzberg yakni terdiri atas aspek: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kenyamanan tempat kerja, kemajuan dalam karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengembangan karir dengan motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu dilakukan uji korelasi dengan mempergunakan alat bantu SPSS 11.0. for windows. Dari hasil uji korelasi Spearman rho diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara variabel X dengan variabel Y. Artinya semakin baik pengembangan karir (variable X), maka motivasi kerja karyawan (variable Y) di lingkunan penelitian ini akan semakin baik pula. Dengan kata lain persepsi dan pemahaman responden yang diolah dalam analisis korelasi secara kwantitatif memperlihatkan bahwa responden penelitian ini menyetujui bahwa semakin baik pengembangan karir, maka motivasi kerja karyawan akan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran atau rekomendasi yang ingin disampaikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan dalam sistem pengembangan karir di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat. Pengembangan karir hares disesuaikan dengan tuntutan dan tujuan karyawan dalam bekerja sehingga motivasi kerja karyawan dapat lebih dioptimalkan. Selain itu perencanaan dan pengembangan karir yang tidak saja menguntungkan karyawan secara pribadi tetapi juga menguntungakan organisasi perlu disusun dan distandarkan. Artinya setiap karyawan mendapat perlakuan yang lama dalam pengembangan karir dan menempatkan orang yang tepat pads tempat yang tepat. Penempatan seorang karyawan secara tepat akan meningkatkan motivasi kerja dan profesionalisme kerja serta kemampuannya dalam bekerja. Informasi akan perencanaan pengembangan karir perlu ditingkatkan dan dikembangkan sehingga pegawai dapat mempersiapkan diri dan mengembangkan diri serta mempersiapkan pengembangan karirnya kelak. Perlu dilakukan rotasi kerja secara internal bagi seluruh pegawai yang telah memenuhi syarat secara kepangkatan dan golongan, guna meningkatkan motivasi kerja pegawai walaupun mereka tidak memilki kesempatan kenaikan pangkat namun mengetahui dan berwawasan pekerjaan dilingkungan instansi. Hal ini juga akan tetap menjaga motivasi mereka dalam bekerja dan instansi terlindungi dari masalah kecemburuan sosial sekaligus menunjang perbaikan dan pembenahan dalam sistem pengembangan karir di lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat. Dilakukanya pengusulan pada lembaga yang lebih tinggi agar kuota struktural ditambah berkenaan dengan beban tugas khususnya biding pengamanan, juga dapat secara internal menambahkan jabatan struktural terhadap sub kerja guna menangani oprasional internal instansi.
The development of human resources in organization must be handled seriously. It is because good management of human resources will give positive impact for the stability of organization and any efforts to obtain goals and or target organization. Motivation of work which is internal vigor to make a good work can be maintained lithe organization can satisfy the need of the employee. One of the needs of the employee which should be looked after is career arrangement. It can be categorized into three which are identification of potential career of the employee, find and implement suitable instrument to develop its capability. To explore the relation of career arrangement on motivation of' work descriptive research is examined using questionnaire as the instrument to collect data. The indicators in the instrument are interest, goal, selection and capability test, capability, opportunity, and suitability. Meanwhile indicators of motivations of work based on Hertz berg theory are performance acknowledgment, the work itself, responsibility, satisfaction and career advancement. This research aims to identify the correlation of career arrangement on employee's motivation of work. For that reason, correlation test shows that there is positive and significant relation between X variable and Y variable. It means that better career arrangement (X) will improve employee's motivation of work. In other word, respondent's perceptions and understanding which are analyzed in the quantitative correlation analysis shows that the respondents agree that the better career arrangement, motivation of work will improved. Based on the research, suggestion recommendation which is released here is that there is a need of improvement in the career arrangement system in the Detention Center Central Jakarta. Career arrangement should be fitted with the demand and goals of the employees; hence their motivation can be optimized. Beside, planning and development of career should be standardized. It means that every employee obtains equal treatment in the career and placement arrangement. Good placement of an employee will improve motivation and professionalism of work. Information on career arrangement should be improved and developed; hence the employee can prepare themselves in the future. Work replacement and rotation internally are needed for employees that have pass in position and classifications, it means can motivated and get more knowledge's for them even they already know that there is no career adjustment. It will keep their motivation and reduces all kinds of disputes and also makes any better and system and career arrangements in the Detention Center Central Jakarta, Asking for more quota of structural addition to the higher level, especially in security parts, will help to caring of every internals problems.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
Abstrak :
Value Added Tax (PPN) and Sales Tax For Luxury Goods (PPn BM) is taxes that will be charge to valued added which appear because of production factors services in every business in order to organize, produce, distribute and trade goods and services to the consumer. Therefore, this thesis will discuss specific issues about Value Added Tax (PPN) and Sales Tax For Luxury Goods (PPn BM) at Batam Island aid surrounding Islands and how to regulate the PPN and PPn BM, in order to obtain the integrity in taxes. The aim of this thesis are to study and explain the reason and the background of exclusive treatment at Batam Island and surrounding Islands, and to find out and describe the impact of the government's regulation on Value Added Tax (PPN) and Sales Tax For Luxury Goods (PPn BM) at Batam Island and surrounding Islands, also to analyze the regulation in order to engender the tax integrity. According to the theory from the expert, an individual or an organization will get income tax claim in specific time limit as a result of income excluding the total amount of requirements in order to obtain, collect the debt, and to take care the income. Regulation in the Tax Law must be obeyed by the society without exclusion, in order to achieve tax integrity. iv This thesis performed analytic descriptive which used qualitative method as the methodology. The data were collected from literature review and interview in study field. The tax regulation not only regulates the `Value Added Tax and Sales Tax For Luxury Goods' Law, but also introduces the regulation that gives different thought from its basic concept. The problem is this tax regulation is really achieving the integrity of tax or not. The basic theory of tax describe the integrity of tax system if the regulation reflects the horizontal and vertical valued, which explain about the tax payment according to the basic structure of tax rate and cost precisely. In conclusion, government disobeyed the Value Added Tax and Sales Tax For Luxury Goods Law at Batam Island and surrounding Islands, it can be seen from changes of Government Rule in many times which occurs at Batam Island and surrounding Islands. These changes will give impact to the investment and rise of basic needs. The government must adjust the Value Added Tax (PPN) and Sales Tax For Luxury Goods (PPn BM) Regulation; therefore, the exclusive treatment on Value Added Tax (PPN) and Sales Tax For Luxury Goods (PPn BM) will be regulate only at certain area at Batam Islands and Surrounding Islands not for the entire regions.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
Abstrak :
Batang kelapa sawit merupakan limbah industri kelapa sawit yang melimpah. Salah satu pemanfaatan batang kelapa sawit yaitu untuk bahan campuran pembuatan papan semen. Papan semen berpenguat serat batang kelapa sawit dari penelitian ini ditujukan untuk penyerap suara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perlakuan awal terbaik terhadap serat batang kelapa sawit atau Oil Palm Trunk Fiber (OPTF) untuk meningkatkan kompatibilitas terbaik dengan bahan semen sehingga dihasilkan papan semen untuk penyerap suara dengan kinerja yang baik. Metode penelitian berfokus pada perlakuan pendahuluan terhadap OPTF, tambahan akselerator (CaCl2 3% dari berat semen) dan komposisinya dengan semen untuk menghasilkan papan semen. Perlakuan awal ini berupa perendaman air dingin pada suhu kamar selama 24 jam (OPTF-2) dan perlakuan karbonisasi hidrotermal pada suhu 130°C selama 4 jam (OPTF-3), serta tanpa perlakuan (OPTF-1). Komposisi serat dan semen yang digunakan yaitu 1 : 2,75; 1 : 3,00 dan 1 : 3,25 (basis berat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan terbaik untuk mendapatkan papan semen berpenguat OPTF dengan tujuan penyerap suara pada penelitian ini adalah perlakuan OPTF-3 dengan komposisi serat dan semen 1 : 2,75. Papan ini optimum digunakan sebagai papan penyerap suara pada frekuensi 4000 Hz. Nilai koefisien absorpsi (α) yang diperoleh sebesar 0,91 ......Oil palm trunk is waste from oil palm industry that abundantly available. One of the uses of oil palm trunks is as mixtures to produce mixtures of cement boards. Palm fiber reinforced cement board from this research was intended for sound absorbtion. This study aimed to analyze the best pretreatment of oil palm trunk fiber (OPTF) to improve the best compatibility with cement materials for producing cement boards for good performance of sound absorbtion. The research method focused on the pre-treated OPTF with the addition of accelerator (CaCl2, 3% by weight of cement) and its composition with cement to produce cement board. This pre-treatment involved cold water immersion at room temperature for 24 hours (OPTF-2) and hydrothermal carbonization treatment at 130°C for 4 hours (OPTF-3); as well as fibre without pre-treatment (OPTF-1). The compositions of fiber and cement were 1: 2.75; 1: 3.00 and 1: 3.25 (weight base). In general, the results showed the best cement board with OPTF-3 fibre and cement composition of 1 : 2.75. The OPTF-3 reinforced cement board worked optimally for a sound absorbtion board at the frequency of 4000 Hz. The absorption coefficient (α) obtained is 0.91
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
Abstrak :
Perkembangan Sektor UKM sekarang ini sangat pesat, salah satunya adalah UKM Meubel, seiring dengan bangkilnya bisnis properti UKM Meubel juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. UKM Meubel ini memiliki beberapa permasalahan, diantaranya adalah bahan baku utarna yaitu kayu jati. Bahan baku ini susah didapatkan dan cenderung lama dalam pengirimannya Bahan baku ini juga harus mengalami proses praproduksi sebelum siap untuk dibuat produk Meubel. Dalam penelitian ini akan dibuat usulan Lay-Our bahan baku dan produkjadi untuk UKM ini. Proses pembuatan Lay-Out ini harus melalui tahapan peramalan pennintaan, yang didapatkan dari data historis UKM. Selanjumya dapat dihitung jumlah kebutuhan bahan baku UKM ini untuk memenuhi jumlah permintaannya Luas gudang bahan baku juga dapat ditentukan setelah didapat hasil peramalan permintaannya. Dari data kebutuhan luas bahan baku dan produk jadi, akan dibuat usulan Lay-Out gudang bahan baku dan produk jadjnya. Usulan Lay-Out tersebut harus memperhatikan beberapa fungsi dan tujuan dari sebuah gudang. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam membuat Lay-Out sebuah gudang. Setelah Lay-Out didapat, Retrieval dan Srromge pain! pada gudang bahan baku harus jelas. Pada gudang produk jadi Receiving dan Shipping point juga harus ditenlukan. Usulan Lay-Out untuk bahan baku memiliki luas 82,67% lebih kecil dan untulc Lay-Out produk jadinya 137,94% lebih besar dari gudang yang sudah ada, dan lenglcap dengan allowance dan gang yang dibutuhkan untuk memudahkan pergerakan bahan baku dan produk jadinya. ......Now days SME sector growth very fast. One of them is Furniture SME. Along with awakening of property business, furniture SME also growth fast enough This SME have some problems, one of them especially in raw material. This raw material is rare, and takes time to deliver. This raw materials also have preproduction process before ready to be made a furniture product. In this research will be made Lay-Out design for raw materials and finish goods warehouse for this SME. Process design of this Lay-Out have to through forecasting step of its demand, which got Bom historical data of this SME. Next step can be counted number of raw materials requirement of this SME to fulfill the amount of demand. The number of area for raw materials warehouse can be detemtined alter getting the result of forecasting for demand fuliillment. From the result of the number area needed for raw materials and tinish goods, will be made Lay-Out design for raw materials and finish goods of this SME. Lay-Out design have to consider some function and purpose of a warehouse. There are some steps which is have to be consider in Lay-Out design of a warehouse. After Lay-Out design finished, Retiieval and Storage point of raw materials warehouse must he clear. Receiving and Shipping point also have to be determined at Finish goods warehouse. This Lay-Out for raw materials is 82,67 % smaller and tinish good product Lay-Out of is l37,94% bigger than previous warehouse, which is complete with gang and allowance required to facilitate movement of raw materials and finish goods.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
Semarang: Widya Karya, 2016
R 499.222 sUD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Sudarmanto
Abstrak :
ABSTRAK Penetapan Zona Industri Gresik di Kabupaten Gresik selain memberi manfaat juga menimbulkan risiko terhadap lingkungan. Berbagai aktivitas di Zona Industri Gresik (ZIG) telah terbukti menghasilkan lepasan antara lain berupa gas polutan S02, yang berfluktuasi konsentrasinya dari melebihi nilai ambang batas (1989-1990) menjadi di bawah nilai ambang batas (1991--1992). Polutan S02 merupakan faktor risiko karena dapat memungkinkan terjadinya akibat yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah paparan konsentrasi S02 ambien telah menimbulkan akibat terhadap tanaman jambu air yang tersebar di pekarangan dalam wilayah Kabupaten Gresik, dan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara konsentrasi S02 ambien dengan tingkat kerusakan daun jambu air di ZIG. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian lapangan dengan pendekatan epidemiologi dengan Rancangan Kasus ? Kontrol. Dalam penelitian ini ditetapkan dua kawasan pengambilan sampel, yaitu ZIG dan Daerah Tak Terpapar (DTT). ZIG mencakup wilayah Kecamatan Gresift, Kebomas, dan Manyar, sedangkan DTT mencakup wilayah Kecamatan Duduk Sampean dan Cerme. Masing-masing lokasi, ZIG dan DTT, diwakili oleh 47 titik pengambilan sample. Jumlah dan letak titik pengambilan sampel daun di ZIG sama dengan jumlah dan letak titik pengambilan sampel udara yang telah ditetapkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Pos Surabaya dalam pemantauan kualitas udara. Jumlah titik pengambilan sampel di DTT disamakan dengan jumlah titik pengambilan sampel di ZIG dan diletakkan secara sistematik, yaitu pada jarak yang sama sepanjang jalan desa. Pada masing-masing titik dilakukan pengambilan sampel daun pada tanggal 3 Desember 1992. Sampel-sampel daun tersebut diidentifikasi adanya kerusakan secara makroskopis baik kerusakan akut (pemucatan tepi atau antar tulang daun) maupun kerusakan kronis (klorosis). Kerusakan daun merusakan tolok ukur kerusakan tanaman jambu air. Hasil identifikasi menunjukkan adanya 9 kerusakan tanaman jambu air yang mewakili 9 titik pengambilan sampel, terdiri atas 5 kerusakan kronis dan 4 kerusakan akut di ZIG dan satu kerusakan akut di OTT. Hasil analisis data dengan Odds Ratio (OR) menunjukkan bahwa tanaman-tanaman jambu air yang tersebar diZIG mempunyai risiko terkena efek merusak paparan konsentrasi SO2 ambien 10,90 kali lebih besar dibandingkan tanaman-tanaman jambu air yang tersebar di OTT. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tingkat kerusakan kronis daun tanaman jambu air yang tersebar di ZIG mempunyai korelasi positif rendah (36,64%) dengan konsentrasi S02 ambien kumulatif, sedangkan tingkat kerusakan akut daun jambu air berkorelasi cukup tinggi (43,02%) dengan konsentrasi S02 ambien, Konsentrasi SO2 ambien kumulatif hanya menentukan 13,43% variasi tingkat kerusakan kronis daun jambu air, sedangkan konsentrasi SO2 ambien menentukan 18,50% variasi tingkat kerusakan akut daun jambu air. Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa tanaman jambu air (SyzygiumAqeum) mempunyai, potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman bioindikator kualitas udara khususnya SO2 untuk daerah tropis.
ABSTRACT Gresik Industrial Zone (GIZ) development have created the environmental benefits and risks. Environmental risks could be resulted from air pollution especially from SO2. The research objectives are to identify consequence of ambient SO2 concentration on the leaf injury of trees especially watery rose apples, and to identify the correlation between ambient S02 concentration and the index of the leaf injury on watery rose apples. These plants are native and dispersed widely in the area of Kabupaten Gresik. To achieve those objectives, we conduct the field study through epidemiological approach in GIZ and unexposed area. Each area are represented by 47 sampling points. Leaf samples are taken on December 3, 1992. These leaf samples are identified for the acute injury (marginal or interveinal bleaching) and chronic injury (chlorosis). In addition it also is measured the index of leaf injury. The result show that in GIZ is found 9 leaves injury and one leaf injury in unexposed area witch represent each sampling points. Risk analysis with Odds Ratio or Estimated Relative Risk showed that watery rose apples witch dispersed widely in GIZ have the chance 10.90 times more to experience the leaf injury than those unexposed area. The Pearson's Correlation Coefficient (rxy) is 0,3664 and 0,4302 each for the chronic and acute leaf injury. Determination Coefficient (d) is 0,1343 and 0,1850 each for the chronic and acute leaf injury. These does mean that there is a low positive correlation between cumulative ambient S02 concentration and chronic leaf injury of watery rose apples. These does mean also that there is a moderately positive correlation between ambient S02 concentration and acute leaf injury of watery rose apples. Cumulative ambient SO2 concentration determine only 12,43% of the variation of chronic leaf injury of watery rose apples in GIZ. Ambient S02 concentration determine only 18,50% of the variation of acute leaf injury of watery rose apples in GIZ . From these result can be concluded that ambient S02 concentration have result a harmful effect on sensitive trees especially watery rose apples in GlZ. This plant species have a potential chance as S02 pollution bioindicator in tropical region.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sudarmanto
Abstrak :
Kemampuan seseorang dalam mengelola uang sangatlah terbatas. Baik untuk pengelolaan bagi diri sendiri yang sifamya konsumtif apalagi untuk kegiatan produktif supaya uang tersebut dapat berkembang dan bertambah banyak. Sehingga peluang usaha tersebut banyak dilirik oleh banyak pihak yang merasa mampu untuk mengelola uang tersebut, diantaranya adalah Bank. Bank sebagai fasilitator menghimpun uang nasabah yang memiliki kelebihan uang dalam bentuk simpanan, kemudian menyalurkan kembali uang nasabah dalam bentuk kredit. Selain bank, ternyata ada juga pihak perorangan maupun lembaga keuangan yang mirip bank yang melakukan kegiatan perbankan baik berupa menghimpun dana dari masyarakat maupun berupa kredit, walaupun tidak mempunyai izin usaha dari Bank Indonesia biasanya mereka hanya memiliki ijin usaha sebagai perusahaan non bank dan memberikan iming-iming untuk menarik nasabahnya. Modus operandi yang dilakukan pelaku tindak pidana bank gelap tersebul bermacam-macam antara lain: tabungan dengan memberikan bunga yang tinggi, tabungan haji, arisan dan disediakan hadian misalkan sepeda motor. Bank gelap hanya merupakan istilah yang ketentuan diatur dalam Pasal 46 ayat (I) Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang merupakan perangkat hukum yang mengatur tentang tindak pidana bank gelap ini diharapkan dapat sebagai tumpuan bagi aparat penegak hukum baik penyidik, penuntut umum dan hakim untuk menegakkan hukum khususnya dibidang pidana perbankan Namun untuk membuktikan seseorang atau korporasi melakukan praktek bank gelap sangat sulit hal ini disebabkan karena keterbatasan atau ketidaksiapan oleh aparat penegak hukum dan adanya perbedaan persepsi diantara penegak hukum. Terjadi di Purbalingga I perkara atas nama krisbianto. Terjadi di Cibadak sukabumi I perkara atas nama HM. Ramli Araby. Namun keuletan penyidik dan penuntut umum untuk memberantas praktek bank gelap terbukti atas nama HM. Ramli Araby Putusan Pengadilan Negeri Cibadak No:69/Pid.B/2003/PN.Cbd. malanggar Pasal 46 (1), (2) UU No.10. Tahun 1998 tentang Perbankan Jo Pasal 55 (1) pasal 64 (I) KUHP dikualkan dengan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor: 247/Pid/2003/PT.Bdg dan Mahkamah Agung RI Nomor: 154/TU/308 K/Pid/2004. Dalam bentuk simpanan atau yang disamakan dengan itu seluruhnya terhimpun secara akumulasi sebesar kurang Iebih Rp.413.127.457.742,- tanpa izin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia yaitu bertindak seolah-olah sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat Sedangkan tindak pidana bank gelap yang terjadi diwilayah hukum purbalingga. Terdakwa Krisbianto Bin Sutrisno selaku Direktur CV. Berlian Artha Sejahtera, pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat ditentukan lagi antara bulan juli 2003 sampai dengan tahun 2005, bertempat di Kabupaten Purbalinga telah melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari pimpinan Bank Indonesia dengan korban 1.780 orang nasabah dan uang nasabah sebesar Rp. 62 milliar.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudarmanto
Abstrak :
Kesiapan Instalasi Gawat Darurat di RSUP Dr. Kariadi sebagai rujukan Sistem Gawat Darurat Terpadu Sehari-Hari sangat dipengaruhi oleh faktor input : Sumber Daya Manusia dan pengaturan jaganya, tersedianya ambulan 24 jam, melalui call center, sarana fisik bangunan, sarana medik dan non medik, ketersediaan obat alat kesehatan dan bahan habis pakai di ruang tindakan, Standar prosedur pelayanan pasien, serta faktor proses pelayanan pasien meliputi alur pasien, triase, pelayanan gawat darurat di label merah, pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi dan ketersediaan obat di farmasi 24 jam. Hasil penelitian ini dengan membandingkan Kepmenkes No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit didapatkan bahwa mampu memberikan semua jenis pelayanan 100%, tersedianya SDM sesuai dengan kualifikasi dan pendidikan serta dokter jaga spesialis anak, bedah, penyakit dalam, obstetrik dan kandungan serta anesthesi 24 jam 100%, terpenuhinya syarat fisik bangunan di ruang tindakan, operasi dan observasi 100%, tersedianya obat, prasarana medik di ruang tindakan berupa obat, bahan habis pakai dan peralatan medik 100%, tersedianya layanan ambulan 24 100%, tersedianya pemeriksaan penunjang laboratorium, radiologi dan farmasi 24 jam 100% dan belum berfungsinya call center.
Preparedness of Emergency Department Kariadi Hospital Semarang as a referral Emergency Comprehensive Services System Daily influenced by input factors, human resources and distribution services, 24 hour ambulance services, call center ,physical building , medical and non medical equipment, drugs and single used material in service area standard operating procedure for patients services, and process factor as patient flow through an emergency department, triage, true emergency services (red label), supporting services as laboratory, radiology and pharmacies 24 hours. Result of this study compare with the Kepmenkes No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit, is prepared for all services case, qualification and education of human resources and prepared of special doctor on site pediatrician, surgeon, internist, obstetric and gynecologist also anesthesiologist 24 hours, prepared of physical building in services area, operation room, and observation room 100%, prepared of medication, medical equipment and material single used 100%, ambulance services 24 hours, prepared of supporting services as laboratory, radiology and pharmacies 24 hour and call center is not well done.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Sudarmanto
Abstrak :
Tesis ini membahas tahapan formulasi kebijakan kriminal (politik kriminal) pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam upaya memerangi korupsi di Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kwalitatif dengan disain diskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa formulasi kebijakan kriminal pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri berupa perundang-undangan dan perangkat hukum yang dibuat sebagai cukup untuk memerangi korupsi, sekaligus menunjukkan keseriusannya. Hasil penelitian menyarankan bahwa produk perundang-undangan dan perangkat turunannya segera diimplementasikan agar dapat diketahui output dan outcome-nya.
This thesis to be aimed for discussing phase of a policy formulation (criminal politic) in President Megawati Soekarnoputri era for fighting against corruption in Indonesia. The research used a qualitative approachment with to be completed description desaign. The research shows that policy formulation on criminology in President Megawati Soekarnoputri era consisted of legislation and law sets to be made as something enough and appropriate for fighting against corruption besides of showing its seriousness. The research suggests that production of legislation and its sets have to be implemented as soon as possible to be known output and outcome of it.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>