Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Sri Wijayanti
"ABSTRAK
Berbagai macam tuntutan yang ada dalam organisasi dapat menjadi
sumber stres bagi karyawan yang bekerja di dalamnya. Tuntutan tersebut dapat
ditimbulkan oleh adanya pembagian kerja dan tugas maupun aspek-aspek Iain
yang terdapat di dalam organisasi. Adanya pembagian kerja berdasarkan
pendekatan fungsional mempengaruhi sumber stres yang dirasakan oleh karyawan
yang bersangkutan. PT. Wijaya Karya (WIKA) sebuah perusahaan multi usaha
memiliki pembagian kerja yang khas berdasarkan pendekatan fungsional.
Berdasarkan adanya pembagian kerja tersebut, terdapat istilah karyawan Pusat,
Divisi- kantor dan Divisi-Iapangan. Penelitian ini tertarik unluk melihat gambaran
sumber stres karyawan WIKA secara umum maupun secara khusus pada ketiga
tempat kerja tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan alat berupa kuesioner SDS (Srress Diagnostic Survey) dari Matteson dan
Ivancevich (1982). Responden penelitian ini adalah karyawan WIKA yang
kebetulan bekerja di Jakarta dan sekitarnya Metode pengambilan subyek
menggunakan teknik non-probability dengan cara incidental sampling. Teknik
pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata (mean)
dari setiap aspek sumber stres. Untuk melihat urutan aspek dari yang paling
menimbulkan stres hingga kurang menimbulkan stres dilakukan pengujian perbedaan mean (t-test) untuk sampel berpasangan. Sedangkan untuk melihat
perbedaan sumber stres berdasarkan pembagian kerja, dilakukan pengujian
perbedaan mean untuk sampel yang tidak berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengembangan karir,
kebimbangan peran, kepemimpinan, beban kerja kurang, konflik peran dan
kebijakan administrasi dirasakan sebagai sumber stres oleh seluruh karyawan
WIKA. Karyawan Pusat merasakan 12 aspek sumber stres, 6 aspek tercakup
dalam aspek sumber stres yang dirasakan oleh seluruh karyawan, dan 6 aspek
Iainnya adalah : tekanan norma, kurangnya kekohesifan kelompok, dukungan
kelompok yang tidak adekuat, struktur organisasi, tekanan waktu dan kondisi
kerja. Sumber stres karyawan divisi kantor ada 6 dan semuanya tercakup dalam
sumber stres umum. Sedangkan sumber stres karyawan divisi lapangan ada 8,
enam diantaranya sudah tercakup dalam sumber stres umum dan sisanya adalah :
aspek kondisi kerja dan tekanan norma.
Berdasarkan analisa hasil diperoleh kesimpulan bahwa aspek
pengembangan karir dirasakan sebagai aspek yang paling menimbulkan stres oleh
seluruh karyawan. Hal ini dapat terjadi karena hingga saat ini di WIKA belum ada
penetapan jenjang karir yang jelas dan pasti. Sedangkan aspek beban kerja kurang
disebabkan oleh adanya pembagian kerja secara fungsional yang memungkinkan
spesialisasi tugas, sehingga tugas yang dikerjakan terasa monoton dan
menimbulkan stres. Konflik peran dan kebimbangan peran boleh jadi disebabkan
karena kebijakan administrasi yang kaku dan ketat serta pemimpin yang kurang
mampu mendukung karyawan. Pembenahan aturan dan kebijakan dalam jenjang
karir merupakan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan sumber stres
yang dirasakan karyawan. Pengayaan dan perluasan tugas perlu dilakukan untuk
mengatasi kejenuhan dan rasa tidak berharga akibat beban kerja kurang.
Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan serta peran aktif
pemimpin dalam mendukung tugas-tugas karyawan diperlukan untuk mengatasi
konflik peran dan kebimbangan peran. Ada baiknya pula memberikan perhatian
pada keluhan-keluhan sehubungan dengan kondisi fisik yang dirasakan kurang
memadai."
1998
S2667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrastiti Sri Wijayanti
"Pengaraatan kelulushidupan dan pertumbuhan post larva-15 sampai post larva-39 udang windu (Penaeus monodon Fabricius) yang diberi makan Brachionus plicatilis Muller dengan kuali- tas yang berbeda, dilakukan di Laboratorium Ilmu-ilmu Kelautan UI-IPB, Ancol, yaitu pada bulan Juli sampai Oktober 1985. Untuk mendapatkan B. plicatilis yang berbeda kualitas- nya, dilakukan pembudidayaan dengan memberikan khamir sebanyak 0,05 gram/liter medium/hari, butir darah merah kelinci sebanyak 247 X 104 butir/liter medium/hari, dan bakteri. Bakteri diperoleh dari pemupukan air laut 14 permil yang diberi telur ayam sebanyak 1 ml/liter medium. Penghitungan kelulushidupan dilakukan setiap 3 hari sekali, yaitu dengan menghitung banyaknya larva udang yang tetap hidup, dan pengukuran pertumbuhan (panjang total larva) dilakukan setiap 3 hari sekali. Basil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian B. plica- yang diberi makan khamir, butir darah merah, dan bakteri tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap kelulus hidupan dan pertumbuhan post larva-15 sampai post larva-39 P. monodon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wijayanti
"Dilatarbelakangi kepedulian arti penting pemahaman yang benar mengenai autisme, yang saat ini masih lazim disalahpahami oleh masyarakat luas, studi ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam pengalaman transportasi isu autisme pada ibu sebagai penonton film My Name Is Khan (MNIK), yang diharapkan berperan besar dalam sosialisasi autisme.
Transportasi dipahami sebagai pengalaman personal yang menyediakan sarana perjalanan imajiner di dunia narasi melalui keterlibatan individu terhadap pesan narasi. Pengalaman transportasi dikhususkan pada pemaknaan penonton terkait persepsi awal mereka tentang autisme, proses awal mula terserap ke dunia narasi, cara pengolahan pesan persuasif dalam film sampai dengan perubahan yang mereka alami setelahnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori Transportation Imagery Model (TIM) Green dan Brock yang kali ini melihat transportasi sebagai pengalaman personal dengan Interpretative Phenomenological Analysis sebagai analisis datanya.
Hasil penelitian ini memberikan pemahaman mendalam dengan pendekatan idiografis mengeksplorasi pemaknaan pengalaman transportasi penonton film sebagai target persuasi dengan menjelaskan identifikasi dan interaksi parasosial sebagai bentuk keterlibatan dan cara pengolahan pesan persuasif.
Secara teoritis, temuan penelitian ini mengembangkan konsep transportasi sebagai mediated relationships dalam kaitannya dengan studi persuasi narasi dan kajian media. Sedang secara metodologi, penelitian ini menunjukkan bahwa studi transportasi dengan pendekatan fenomenologi memungkinkan eksplorasi nuansa kontekstual dan intersubyektif individu yang mengalaminya. Sementara secara praktis, temuan penelitian ini berguna bagi para komunikator kesehatan yang ingin menggunakan narasi, khususnya film sebagai media persuasi, dengan mempertimbangkan peran penting transportasi individu sebagai strategi formulasi pesan sosialisasi isu autisme.

Driven by concerns the importance of a correct understanding of autism, which is still commonly misunderstood by the public, this study aims to gain a deep understanding of transportation experience the issue of autism in mothers as a spectator of the movie My Name Is Khan (MNIK), which is expected to play a major role in the socialization of autism.
Transportation is understood as a personal experience that provides a means imaginary journey in a narrative world through the involvement of individuals against the narrative message. Transportation experience devoted to the meaning of the audience related to their initial perceptions about autism, the beginning of the process absorbed into the world of the narrative, persuasive message processing method in the film until the changes they experienced afterwards. Analyses were performed using the theory Imagery Transportation Model (TIM) Green and Brock who this time saw transportation as a personal experience with Interpretative Phenomenological Analysis as analytical data.
The study provides an in-depth understanding of the idiographic approach explores the meaning of transportation experience filmgoers as a target of persuasion by explaining the identification and interaction parasosial as a form of engagement and how persuasive message processing.
Theoretically, the findings of this research to develop the concept of transport as mediated relationships in relation to the narrative persuasion studies and media studies. Being in the methodology, this study shows that the transportation study with phenomenological approach allows exploration of the nuances of contextual and intersubjective individuals who experience it. While in practice, the findings of this study are useful for health communicators who want to use the narrative, particularly film as a medium of persuasion, considering the important role of individual transportation as strategy formulation message of autism awareness of the issue."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2200
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library