Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Purwaningsih
Abstrak :
Kinerja kemampuan pengesahuan, sikap, ketemmpilan dalam menerapkan Faktor karatif caring merupakan kompetensi kritis yang hams dimiliki oleh perawat profesional. Melalui kompetensi tersebut perawat dapal memperlihatkankan unjuk kezja (kinerja caring) dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Namun demikian masih ada keluhan klien/keluarga tentang layanan keperawatan yang kurang caring diantaranya: kurang memberikan informasi yang diperlukan klien, lama datang jika dipanggil, tidak empati, kurang melakukzm kegiatan observasi/moniroring dan kurang terampil dalam melalukan pekenjaan. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa belum optimalnya penerapan faktor karatif caring dalam asuhan keperawalan, sehingga menyebabkan kuaiitas kerja (kinerja) perawat belum optimal. Berdasarkan situasi tersebut penelilian ini dilakukan untuk meiihat efektifitas penerapan faktor karatif caring untuk meningkatkan kinerja: kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan) perawat seteiah intervensi dibandingkan dengan keionpok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre dan post fest pada perawat RS Persahabatan sebagai kelompok intervensi dan psrawat RS Fatmawati sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling proporsi 2 (dua) populasi, sebanyak 40 sampel di tiap rumah sakit (RS Persahabamn dan RS Fatmawati). Instmmen penelitian terdiri dari 2 (dna) yaitu instrumen karakteristik dan instrumen kemampuan (pengelahuan, sikap, keterampilan) akan carin dalam asuhan keperawatan. Pengumpulan data diiakukan 2 (dua) kali yaitu sebe!um intervensi dan 6 minggu setelah intervensi. Penelitian ini menunjukkan kemarnpuan sikap dan ketetampijan perawat sebelum intervensi di RS Persahabatan lebih tinggi yaitu sikap (p=0,02'7) dan keterampilan (p=0,00I). Kemampuan sebelum dan sesudah intervensi di RS Persahabatan IX Perbandingan selisih perubahan kemampuan antara RS Persahabatandengan RS Fatmawati menunjukkan ada perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan (_p= 0, 006) dan sikap (p=0, 025), sedangkan keterampilan tidak bemnakna (p= 0,277). Penelitian ini membuktikan bahwa intervensi penerapan faktor karatif caring meningkatkan kinerja kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan). Hal ini didukung oleh penelilian Rochmani (2003) yang membuktikan bahwa intervensi penerapan hubungan terapeutik perawat-klien meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan. Saran yang direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kqierawalan di rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan adalah perawat yang telah mempunyai kemampuan terus meningkatkan kemampuan tersebut sehingga akan menjadi unjuk kenja atau kinerja dan menjadi role model bagi perawat yang belum pelatihan, menumbuhkembangkan unjuk kerja caring dan akhirnya menjadi salah salu ciri budaya kerja setiap perawat sebagai individu maupun kelompok. Manajernen rumah sakil sebaiknya menindaklanjuti penerapan caring dalam asuhan keperawatan ini dengan adanya kebijakan pemberlakuan SOP penerapan caring dalam asuhan keperawalan, menggunakan penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan, memasukkan kompetensi penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai poin untuk menentukan peringkat sistem imbal jasa sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Sedangkan untuk organisasi profesi adalah agar penerapun caring dalam asuhan keperawatan dimasukkan sebagai salah sauu standur praktik keperawatan.
Nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice competency of the applied of caring carative factor is a critical competency that must be have for professional nurse. By that competency the nurse can show performance appraisal (performance appraisal of caring) in nursing service. However, it is shown that patients and their family expressed their concem that nurses did not show excellent the applied of caring carative factor in nursing service, it was reported that nurses did not give adequate infomation to patient, too long for coming if the patient called, was not empathy, was not good enough in patients monitoring/observation and was not skilltiil to do nursing intervention. To make the conclusion that the nurses was not optimal in the applied of caring carative factor in nursing service. Based on the situation, this study has trying to improve nurse's competency specially on knowledge, attitude and practice after intervention compare to control group. This study used a quasi experiment study, in which the intervention was given at Persahabatan Hospital and as control group ww Famawati Hospital- By using two-population sampling formula, 40 nurses was selected clustery in each hospital. The instrument consists of two part, i_e, the instrument of nurse's characteristic and nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice of the applied of caring carative factor in nursing service. Data collection was twice, ie, before intervention and 6 weeks after intervention. This study showed that nurse's competency on attitude and practice before intervention at Persahabatan Hospital more higher with p-value of attitude 0,021 and p-value of practice 0,00l. Nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital showed a significant improvement on knowledge, attitude, practice with p-value of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. Nurse's competency pre test and post test at Fatmawati Hospital showed a signiticant improvement on practice with p-value 0,0l7. There is a significant different on nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital with Fatmawati Hospital that without intervention wit.h p-val ue of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. X Comparing nurse's competency deviation between Persahabatan and Fatmawati Hospital showed there is a significant different on knowledge (_p-value=0,006) and attitude (p- valuc=0,025), but on practice is not significant (p-va1ue=0, 277). This study proved that the intervention (the applied of carativc factor in nursing service) increase nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice nurse's competency. This study was supported with Rochmani's study (2003) that the intervention (the applied of nurse's-patient terapeutic relationship) increase nurse's competency on knowledge, attitude and practice. This study recommends several applicative to maintain and improve hospital performance especially in nursing service such as nurses should improve their ability in applying caring carative factor that's become perfomiance appraisal of caring and become role model for nurses that do not training yet, to growth and to develop that nursc's performance appraisal Of caring and linally become nursing culture for each nurse as individual or as group. Hospital management should continue the applied of carative factor in nursing service trough regulation of using standard operating procedure, using the applied of carative faclor as one of indicator of quality in nursing service, using the applied of caring carative factor on grading system in reward system al nursing's human resource management. For the Indonesia musing organization should tl1e applied of caring carative factor become one of standard nursing practice.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 5878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwaningsih S
Abstrak :
Butylated Hidroksianisole (BHA) dan metabolitnya tert- Butyl Hydroquinone (TBHQ) merupakan antioksidan sintetis yang banyak digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk makanan juga minuman. Meskipun dinyatakan aman oleh WHO, akan tetapi penggunaan kedua pengawet ini masih kontroversial karena beberapa penelitian menunjukkan BHA dapat memicu terjadinya proliferasi sel pada beberapa hewan uji, sedangkan TBHQ dianggap karsinogenik karena dapat menyebabkan kerusakan DNA. Pada penelitian ini dianalisis interaksi antara Calf thymus DNA dengan senyawa BHA dan TBHQ yang dimediasi oleh cupri klorida. Hasil studi secara spektrofotometri memperlihatkan terjadinya pergeseran batokromik sebesar 2-3 nm pada perlakuan DNA dengan TBHQ. Analisis kemudian dilanjutkan dengan metode HPLC menggunakan fase diam C18, fase gerak Buffer Natrium Hidrogen Fosfat 10 mM dan Metanol (85 : 15) untuk pembentukan DNA Adduct, 8-Hidroksi-2?- Deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker resiko kanker. Hasil studi ini menunjukkan terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG terhadap DNA dengan TBHQ pada konsentrasi 20 ? 500 ppm. Pembentukan 8?OHDG meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi TBHQ. Jumlah relative 8-OHdG yang terbentuk mencapai 946/105 Deoksiguanosin (DG) dari basa DNA. Uji konfirmasi secara LC-MS/MS memperlihatkan munculnya puncak 8-OHdG pada waktu retensi 3,52 dengan puncak induk (M++1) 284; ion anakan 167,9 dan 139,9. Sedangkan interaksi antara DNA dengan BHA 50 ? 250 ppm tidak memicu terjadinya pembentukan 8-OHdG. ...... Butylated Hydroxyanisole (BHA) and its metabolite tert-Butyl Hydroquinone (TBHQ) are synthetic antioxidant commonly used as food and beverage preservatives. Although WHO declared its safety, the use of the preservatives are still controversial because some studies showed that BHA induced proliferative effects animal testing and TBHQ is considered carcinogenic caused DNA cleavage. This study is to analyze the interaction between Calf thymus DNA with BHA and TBHQ compound which are mediated by copper (II) chloride. The result of the study in spectrophotometric showed there was bathochromic shift as much as 2-3 nm in DNA and TBHQ treatment. The next analysis used HPLC method in stationary phase of ODS, mobile phase of 10mM Natrium Hydrogen Phosphate Buffer and Metanol ( 85 : 15) for DNA adduct, 8- Hydroxy-2-Deoxyguanosine (8-OHdG) as cancer risk biomarker. The result of the study showed DNA adduct 8-OHdG forming at 20-500 ppm concentration of DNA and TBHQ. 8-0HdG formation was greatly increased by TBHQ in a concentration dependent manner. The relative amount of 8-OHdG which is formed reach 946/105 deoxyguanosin in DNA bases. Confirmation test by LCMS/ MS was characterized by a base peak (M++1) 284 at 3.52 min. with the detection of the fragment ion at m/z 167.9 and 139.9. Meanwhile the interaction between DNA and 50-250 ppm BHA did not induced 8-OHdG.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan manajemen modal usaha terhadap pertumbuhan usaha anggota koperasi dan pengaruhnya terhadap kinerja koperasi. Penelitian ini mengambil kasus pada salah satu koperasi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data keuangan dan anggota koperasi serta wawancara dengan anggota koperasi dan koperasi pada data tahun 2011-2015. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pelatihan manajemen modal usaha yang diberikan kepada anggota koperasi dapat meningkatkan pertumbuhan usaha anggota serta kinerja keuangan koperasi itu sendiri.
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of capital management training in the members rsquo wealth and its effect in the performance of cooperation. This study takes a case of cooperation in Indonesia. This study is conducted by analyzing financial and member data as well as interviews with the cooperation rsquo s members and the cooperation in 2011 2015. This study finds that the management training provided to members of the cooperation can increase the wealth of members as well as the financial performance of the cooperation itself.
2017
S67292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library