Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soraya
"Penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pemaknaan dan penilaian (opini) khalayak atas konstruksi wacana pemberitaan tentang konflik elit politik di media cetak. Penelitian dibatasi hanya kepada khalayak mahasiswa, sebagai satu kelompok yang berperan besar dalam sejarah politik nasional, dan reformasi di Indonesia.
Pemilihan informan, dari setiap fakultas pada jenjang program sarjana Universitas Indonesia, di Depok dan Salemba. informan dipilih berdasarkan pada karakteristik yang sudah ditetapkan, dengan metode purpossive dan snow ball sampling. Proses pengumpulan data dilakukan sejak awal tahun sampai dengan pertengahan tahun 2003. Analisis data dimulai sejak awal penelitian sampai penelitian selesai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Strategi penelitiannya adalah ethnografi, dan data dikumpulkan melalui wawancara mendaiam kepada informan. Penelti juga mengumpulkan data sekunder, dengan melakukan analisis framing atas isi media dan studi literatur, guna memberikan gambaran wacana media atas issue tersebut.
Selanjutnya hasil temuan lapangan dipaparkan dalam empat bagian : (1) Wacana pemberitaan konflik elit politik di media cetak; (2) Profit informan penelitian; (3) Pengetahuan/penerimaan Informan atas wacana politik tentang konflik elit politik di media; (4) serta pemaknaan dan penilaian (opini) Informan atas wacana politik dan konflik elit di media cetak.
Sebagai nsang publik, di masa reformasi, pers menikmati kebebasannya menjadi ruang diskusi dan perdebatan yang terbuka, serta menjadi saluran komunikasi, pendidikan, dan sosialisasi politik. Media berperan menyediakan informasi yang cukup mengenai realitas politik di Indonesia. Kedudukan media dalam menyampaikan, mengkonstruksikan, dan merekayasa simbol dan realitas politik menjadi sangat sentral. Cara media menyajikan atau mengemas pesan (framing) bisa dilakukan melalui seleksi isu dan penekanan/penonjolan aspek-aspek realitas atau isu tersebut.
Wacana politik yang sering muncul diantaranya terkait dengan issue ketegangan dan konflik antar elit, baik antar pribadi dalam internal partai, antar partai dan antar lembaga negara. ini menjadi pusat perhatian publik, karena terkait dengan para pengambil kebijakan negara. Sementara bagi elit politik pemberitaan media menduduki posisi penting dalam menciptakan kesadaran umum, ide, dan, pembentukan citra mereka di hadapan khalayak. ini penting bagi keberlangsungan dukungan publik atas posisi mereka dalam area politik. Seringkali wacana media dianggap turut memperkeruh hubungan antar elit politik.
Menurut Water Lippman, pemberitaan media, menjadi jendela bagi pengalaman kita tentang realitas dunia iuar, serta turut mengarahkan khalayak pada suatu pola pikir atau opini tertentu. Individu khalayak media tidak pasif. Mereka memiliki kemampuan mengontrol, menyeleksi informasi, serta memberikan pemaknaan atas informasi tersebut.
Penelitian yang berpijak dari paradigma konstruktivis-interpretif ini, diharapkan dapat memahami wacana pemberitaan media dad titik pandang individu khalayak media. Akses individu pengguna media, kemampuan untuk mendapatkan informasi, mengelola dan memanagemen issue berbeda bagi setiap individu. Sehingga pemaknaan dan penilaian, (opini) individu atas media bisa beragam.
Kajian reception analysis memberikan perhatian terhadap ha! ini. Audiens dipandang aktif dan melakukan pemahaman atas text media. Studi ini melihat bagaimana makna, produksi, dan pengalaman dari audiens dalam interpretasinya atas text media. Memfokuskan kepada proses decoding, interpretasi dan reading yang terjadi pada khalayak. Sehingga proses encoding (produksi) tidak selalu diterima dan diambil (decoding) dengan sama oleh khalayak.
Temuan yang ada menunjukkan bahwa peran media sebagai pengawas pemerintah, jendela informasi, mediasi realitas, propaganda politik serta saluran komunikasi, pendidikan dan sosialisasi politik, sehingga publik dapat memantau perilaku den gerak elit. Media dianggap tidak hanya sebagai penyampai informasi namun juga sebagai pembentuk opini dan rekonstruksi realitas. Secara umum realitas politik yang disajikan media paska reformasi disajikan dengan berani, vulgar, lugas, dan terbuka.
Dan diskusi bagi para para pelaku politik, terutama para alit politik, dan kurang memiliki kesempatan bagi publik untuk ikut terlibat dalam perdebatan .tersebut. Sehingga wacana politik menjadi suatu yang terkesan elitis. Baik media maupun publik menilai bahwa sumber masalah dalam politik Indonesia adalah alit politik.
Secara spesifik terlihat frame yang dimunculkan media dapat disimpulkan iebih mengarah kepada penonjolan issue bahwa politik adalah permainan dengan berbagai strategi, sehingga mengarah kepada suatu hal yang 'kotor', dimana politik menjadi arena 'permainan' bagi pelaku yang terlibat di dalamnya. Sehingga setiap pelaku politik dapat mengupayakan agar diri atau kelompoknyalah yang memenangkan permainajn tersebut. Akibatnya dengan segala upaya, para pelaku yang terlibat, teruatama para pengambil keputusan akan berupaya dengan segala cara, balk yang benar maupun yang tidak benar, sekalipun harus menjatuhkan orang lain, memfitnah atau menuding tanpa alasan, agar mereka yang menjadi pemenang, balk pemenang dalam aspek untuk mendapatkan citra maupun posisi dan kedudukan.
Ideologi dominant yang ditonjoikan media dalam pemberitaannya ingin memperlihatkan bahwa hubungan antar alit politik di Indonesia adalah hubungan yang tidak sehat dan mengarah kepada konflik. Bahwa politik adalah sesuatu angka kotor dan bersifat `elitis' karena itu hanya dimiliki, dikelola dan melibatkan segelintir orang. Dalam posisi ini media memainkan peran sebagai wacana tempat permainan politik tersebut. Sehingga posisi media akan terkait dengan berbagai kepentingan.
Pemaknaan informan akan informasi politik, tidak sepenuhnya ditentukan oleh media. Publik menggunakan media sebagai salah sate sumber informasi politik utama seat ini. Publik pun menerima dan menyadari bahwa pemberitaan media sebagai suatu realitas politik yang terlebih dahulu teiah melalui proses rekonstruksi . Bagi sebagian besar informan, kondisi yang ada memang menunjukkan kecenderungan potensi konflik yang tinggi dan wacana media menjadi arena perdebatan dan perang wacana oleh alit politik. Media sangat dominan dalam konteks ini adalah menjadi agen konstruksi realitas dan saluran propaganda politik.
Dari yang peneliti lihat, proses pemaknaan khalayak atas isi dan makna media, lebih cenderung pada tipe decoding alternatif interpretasi atau negotiated meaning atau negotiated reading. Dimana anggota khalayak atau publik memiliki altematif interpretasi ketika mereka menginterpretasikan suatu wacana. Di sini individu khalayak yang mengkonsumsi pesan, tidak setuju sepenuhnya atas penggambaran hubungan antar alit yang ditawarkan oleh media. Di sini terlihat peran khayalak sebagai audiens yang aktif dalam arti aktif mengkonsumsi, menangkap dan memaknai makna pesan yang ada di media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Penelitian ini bersifat kualitatif untuk melihat manifestasi kuasa guru melalui tindak tuturnya saat mengajar di kelas. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana guru memanifestasi kuasanya saat mengajar di kelas. Jawaban dicari dengan teknik pengamatan dan wawancara terhadap guru. Data yang dikumpulkan melalui teknik pengamatan dianalisis dalam tiga dimensi Analisis Wacana Kritis (AWK) dari Fairclough. Yang pertama adalah analisis deskriptif pada dimensi teks untuk melihat penggunaan kosakata, gramatika, dan struktur tekstual. Kemudian, data dianalisis pada tahap interpretasi untuk melihat dimensi praktik wacana. Terakhir, analisis pada tahap eksplanasi dilakukan untuk melihat manifestasi kuasa dalam dimensi praktik sosiokultural.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memanifestasi kuasanya dan menyampaikan ideologinya secara terbuka, balk melalui kosakata, gramatika, maupun struktur tekstual. Namun, terkadang guru menyembunyikan manifestasi kuasanya dalam urutan kalimat yang diatur sedemikian rupa. Manifestasi kuasa dilakukan oleh guru dalam semua kegiatannya sclama proses belajar-mengajar di kelas.

The purpose of this qualitative research is to see the manifestation of teacher's power through the speech act while they are teaching in the classroom. The specific question of this research is how a teacher manifests the power while he or she is teaching. The answer is found through an observation and interview. The data collected is analyzed in three dimensions of Fairclough's CDA (Critical Discourse Analysis). The first one is descriptive analysis in text dimension to see the use of vocabulary, grammar, and textual structure. Next is interpretive analysis in discourse practice dimension. Finally, the data is analyzed in sociocultural practice dimension.
The result of the research shows that a teacher manifests the power and conveys his or her ideology openly through the use of vocabulary, grammar, and textual structure. However, sometimes he or she hides it in the order of sentences which are arranged specifically. The manifestation is conducted in almost all of the activities during teaching-learning process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T38003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi dimana kemajuan teknologi yang pesat telah menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karenanya kemajuan teknologi harus disikapi dengan pendekatan yang rasional dan ilmiah. Hal ini termasuk penerapan teknologi yang terkait dengan keanekaragaman hayati, dimana setiap hal perlu dicermati dengan kehatihatian yang serius. Karena jika tidak dampaknya juga akan serius terhadap lingkungan hidup serta masa depan kehidupan manusia.^ Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah teknologi Rekayasa genetika yang gencar dikembangkan seiring dengan pesatnya perdagangan lintas batas Negara.
Produk Rekayasa genetika dianggap mampu meningkatkan produktivitas hasil yang diperoleh, meningkatkan kualitas pangan dan tentu saja menghemat biaya produksi. Namun ditengah gembar-gembor keunggulan produk Rekayasa genetika, muncul opini yang berkembang bahwa produk Rekayasa genetika ini banyak dampak negatifnya antara lain menimbulkan gangguan ekosistem dalam lingkungan hidup, ancaman terhadap kesehatan manusia,hewan dan tanaman serta yang tak kalah penting adalah merusak keanekaragaman hayati yang ada.
Meski sampai saat ini belum satupun pengkajian yang valid membahas hal tersebut, namun ada hal penting yang harus segera dilakukan yakni memberitahukan pada Konsumen produk apa yang mereka gunakan. Hal ini menjadi suatu tindakan yang minimal untuk melindungi Konsumen agar dapat memilih, karenanya pelabelan adalah suatu yang sangat penting mengingat Konsumen sebagai unsur terpenting dalam perdagangan terutama dalam perdagangan lintas batas."
2005
T36552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu kecamatan sering dilanda kekeringan. Kekeringan yang melanda kecamatan ini cenderung semakin parah apabila terjadi fenomena iklim yang menyebabkan bulan kering semakin panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerentanan wilayah terhadap kekeringan yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode logika fuzzy dan metode analisis spasial serta deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah terpapar kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara dan ke selatan semakin tinggi indeks keterpaparannya sedangkan pada bagian tengah wilayah indeks keterpaparannya rendah dikarenakan penggunaan tanah pada bagian utara adalah dominan sawah sedangkan pada bagian selatan dominan hutan. Wilayah sensitif kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke selatan semakin tinggi indeks sensitivitasnya dikarenakan jenis batuan yang berada di selatan yaitu andesit dan vulkan tidak bisa menyimpan air. Wilayah kapasitas adaptif di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara semakin tinggi indeks kapasitas adpatifnya dikarenakan tingkat pendidikan yang tinggi tetapi tidak adanya pelatihan bencana. Wilayah rentan terhadap kekeringan di Kecamatan Babakan Madang didominasi oleh tingkat kerentanan sangat tinggi, semakin ke selatan indeks kerentanan wilayahnya pun semakin tinggi dan dominasi dari kelas sangat tinggi mencakup luas 6577.8 ha atau 66.63% dari luas wilayah total.

Babakan Madang subdistrict is one of the districts are often hit by drought. The drought that hit this district tend to be more severe in case of climate phenomenon that causes dry months getting longer. The purpose of this study was to determine the vulnerability of meteorological drought in Subdistrict Babakan Madang. This research method approach, Fuzzy Logic and methods of spatial analysis and descriptive. The results showed that the area exposed to drought in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the north and to the south the higher the index whereas exposure to long fetches in the middle area of lower exposure to long fetches index due to the use of land in the northern part is the dominant fields while in the southern part of the dominant forest. Drought sensitive regions in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the south the higher the index the sensitivity is due to the type of rock that is located in the southern volcanic andesite and can not store water. Territory adaptive capacities in Babakan Madang subdistrict patterning Further north the higher the index adpatifnya capacity due to high level of education but no disaster training. Region prone to drought in Babakan Madang subdistrict is dominated by a very high degree of vulnerability, the vulnerability of the region to the south of the index was higher and the dominance of very high class covers a total area 6577.8 ha or 66.63% of the total land area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Pesantren Darul Ulum Jombang adalah pesantren semi salaf - semi modern yang merupakan salah satu pesantren besar dan berpengaruh di Jawa Timur. Kebesaran Pesantren Darul Ulum tidak lepas peran kiai sebagai pemimpin pesantren. Pesantren Darul Ulum mengalami perkembangan yang pesat pada masa kepemimpinan K.H. As’ad
Umar, pada tahun 1985-2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan dan pemikiran K.H. As’ad Umar, bagaimana kiprah dan perannya di dunia
politik serta bagaimana upaya dan kebijakannya dalam mengembangkan Pondok
Pesantren Darul Ulum. Tesis ini disusun melalui pendekatan sejarah biografi dan
menggunakan metode historis yang mencakup heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Sumber dokumen berupa arsip didapat dari kantor sekretariat Darul Ulum,
dan dari sumber lainnya baik tertulis maupun lisan. Dari penelitian ini didapatkan hasil,
pertama, karakter dan pemikiran K.H As’ad Umar tidak bisa dilepaskan dari latar
belakang keluarganya yang santri dan pengalaman hidup yang menempanya. Ia
dibesarkan secara empiris oleh Nahdlatul Ulama baik sebagai organisasi maupun partai.
Pemikirannya sangat mempengaruhi sikap-sikapnya ketika terjun ke dunia politik dan
sekaligus membesarkan pondok pesantren. Kedua, K.H. As’ad Umar adalah seorang kiai
politisi dan jago lobi dari Jombang. Politik menjadi alat perjuangannya dan lobi sebagai
ujung tombak untuk mencapai tujuannya. Secara garis besar dalam perjalanan politiknya,
tergambar jelas bagaimana politik menjadi alat baginya untuk mendekat kepada penguasa
guna mendapatkan manfaat bagi umat Islam dan khususnya bagi dunia pesantren. Ketiga,
K.H. As’ad Umar adalah Bapak Pembangunan Pesantren. Ia adalah seorang kiai yang
menjadi motor penggerak pengembangan Pondok Pesantren Darul Ulum. Ia berhasil
mendobrak citra pesantren yang sebelumnya dikenal sebagai lembaga pendidikan
tradisional dan terbelakang menjadi modern dan maju, dengan berdirinya sekolah-sekolah
unggulan, universitas, islamic center, rumah sakit dan sebagainya, di Pondok Pesantren
Darul Ulum.

Pesantren Darul Ulum Jombang is a semi traditional-modern Islamic boarding
school which is one of the major and influential Islamic boarding schools in East Java.
The greatness of the Pesantren Darul Ulum cannot be separated from the role of the kiai
as the leader of the pesantren. Pesantren Darul Ulum experienced rapid development
during the leadership of K.H. As'ad Umar, in 1985-2010. This study aims to analyses the
background of life and thought of K.H. As'ad Umar, how was his role in politics and how
his efforts and policies to develop Pesantren Darul Ulum. This thesis is based on the
research uses a biographical historical approach and historical methods that include
heuristics, criticism, interpretation and historiography. Data is collected from written and
oral sources, such as documents and archives obtained from the Darul Ulum secretariat
office, and interviews. From this research, the findings are, first, the character and
thoughts of K.H As'ad Umar cannot be separated from his background as the santri family
and his thoroughly life experiences. He grew in the Nahdlatul Ulama environment, both
as an organization and a party. His thoughts greatly influenced his attitudes when he
entered politics and at the same time sought to develop his pesantren. Secondly, K.H.
As'ad Umar was an influential political kiai and lobbyist from Jombang. For him, politics
became the tool of struggle while lobbying was the main vanguard for achieving his goals.
Broadly speaking, in his political journey, clearly illustrated how politics became a tool
for him to approach the authorities in order to get benefits for Muslims and especially for
the pesantren. Third, K.H. As'ad Umar was the father of Pesantren Development. He was
a kiai who became the main initiator behind the development of Pesantren the Darul
Ulum. He managed to break the image of the pesantren which was previously known as
a traditional and backward educational institution to be a modern and advanced one, by
establishing excellent schools, universities, Islamic centers, hospitals and other prestigious facilities at the Pesantren Darul Ulum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Soraya
"Penggunaan tanah sebagai agunan kredit di Indonesia dikenal dengan Hak Tanggungan sebagaimana diatur dengan Undang-Undang Hak Tanggungan No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda lain Yang Berkaitan Dengan Tanah. Dimana tanah merupakan salah satu agunan yang disukai oleh Bank, karena tanah paling aman, tidak mudah musnah dan harganya terus meningkat. Dalam hal pengembalian kredit mengalami kemacetan, salah satu cara yang ditempuh oleh Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalahnya adalah melalui eksekusi Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (1) dan 2 (UUHT). Dimana sebagai pemegang Hak Tanggungan Bank mempunyai kedudukan yang diutamakan dalam pelunasan hutangnya. Akan tetapi, pada prakteknya proses pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan seringkali mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dimana tujuan dari penulisan Tesis ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan eksekusi dari undang-undang Hak Tanggungan dalam penanganan kredit bermasalah, dimana penelitian ini bersifat deskriptif analitis, adapun data-data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder sebagai sumber datanya.
Pokok permasalahan dalam penulisan Tesis ini adalah bagaimanakah penanganan kredit bermasalah pada PT Bank Agro, Bagaimanakah pelaksanaan Undang-undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan dalam melaksanakan fungsi sebagai pengamanan pelunasan kredit pada PT Bank Agroniaga Tbk, dan Bagaimanakah Proses Pengambilalihan agunan sebagai pelunasan hutang Debitor pada PT Bank Agroniaga Tbk.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan sebagai salah satu cara penanganan kredit bermasalah belum dapat dikatakan berjalan secara efektif dalam mengamankan pelunasan kredit debitor, karena pada kenyataannya masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh kreditor dalam memperoleh pengembalian atas piutangnya yang akhirnya menyebabkan kredit tersebut menjadi macet.

The utilization of land as collateral for loan in Indonesia is well known as HT as stipulated by HT Law No. 4 of the year 1996 Regarding HT over Land Together with Other Goods Related to Land. In which land constitutes one of the collaterals preferred by bank, because land is the most secure collateral, its not easily destroyed and its price keeps on increasing. In the case the repayment of loan experience difficulties, one of the methods carried out by Bank to settle non performing loan is by means of execution of HT as stipulated in Article 20 paragraph (1) and (2) of the HT law. In which as the holder of HT, Bank has privilege position in the repayment of its loan. However, in practice, the process for the execution of HT often experiences obstacle in its implementation.
This research is normative law research, in which the purposes of composing this thesis is to identify the implementation of HT Law in the handling of non performing loan, in which this research is descriptive analytics characteristic, whereas data being used are primary data and secondary data as its source of data.
The subject matter in the composing of this thesis are: How is the handling of non performing loan in PT Bank Agro, How is the Implementation of Law No. 4 of the year 1996 Regarding HT in performing the function as the security for the repayment of loan in PT Bank Agro, and How is the process for the taking over of collateral as the repayment of debt of the debtor to PT Bank Agro.
For the result of conducted research in can be stated that the implementation of execution of HT as on of the methods for the handling of non performing loan cannot yet be stated as working effectively in securing the repayment of loan from the debtor, because in reality, there remains obstacle experience by creditor in recovering the repayment of its loan which eventually causes the loan to become non performing.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T24637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Soraya
"Perkantoran, Permukiman, Jasa dan Perdagangan Di Jakarta Selatan Skripsi ini membahas kaitan antara fungsi fasilitas kuliner dengan aktivitas perkantoran, permukiman, jasa, perdagangan pada empat ruas jalan arteri Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah metode survei ke lapangan dengan wawancara langsung. Berdasarkan hasil survey dan pengolahan data didapat bahwa fasilitas kuliner Jalan Warung Jati Barat ? Mampang Prapatan terkait dengan aktivitas perkantoran, jasa, perdagangan. Pada Jalan Prof.Dr. Supomo ? Dr.Sahardjo fasilitas kuliner terkait aktivitas jasa, perkantoran, permukiman, perdagangan. Untuk Jalan Fatmawati fasilitas kuliner terkait dengan aktivitas perdagangan dan permukiman. Pada Jalan Radio Dalam terkait dengan aktivitas jasa dan perdagangan.

The focus of this study is to know the relation between cullinary facilities and office activity, residence activity, service activity, trade activity in four road in South Jakarta. This study is use survey method , the data were collected by means of deep interview. According to survey method , seen that in Warung Jati Barat ? Mampang Prapatan related with office activity. In Prof. Dr. Supomo ? Dr. Sahardjo seen that cullinary facilities related with service, office, residence, trade activity. In Fatmawati seen that cullinary facilities related with trade and residence activity. In Radio dalam seen that cullinary facilities related with service and trade activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34089
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Tigarani Soraya
"Kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan merupakan tugas kunci yang menunjang kenyamanan dalam proses belajar-mengajar. Berbagai teknik dan algoritma pencarian pun dicoba untuk memecahkan permasalahan penjadwalan. Banyaknya kemungkin an solusi dari dari berbagai kombinasi variabel dan domain dalam permasalahan penjadwalan membuat permasalahan ini termasuk ke dalam permasalahan kombinatorial. Salah satu teknik yang digunakan untuk memecahkan permasalahan kombinatorial adalah Constraint Programming, yang memodelkan permasalahan yang ada dengan membatasi kemungkinan kombinasi nilai untuk setiap variabel. Kemudian solusi yang optimum dicari dengan menggunakan algoritma pencarian.
Dalam Tugas Akhir ini, penjadwalan perkuliahan dalam Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan penjadwalan perkuliahan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), khususnya program studi S1 Reguler. Proses penjadwalan dibagi ke dalam dua tahap, yang setiap tahapannya dimodelkan ke dalam Constraint Satisfaction Problem (CSP). Tahap pertama menangani masalah work allocation, yaitu pemetaan mata kuliah ke dosen. Sedangkan tahap yang kedua menangani masalah time tabling, yaitu pemetaan mata kuliah ke slot kuliah. Fungsi objektif dalam mencari solusi optimum (optimization) ditetapkan dalam setiap tahapan tersebut. Tahap pertama mengoptimisasi pemetaan mata kuliah ke dosen berdasarkan workload setiap dosen. Sedangkan tahap kedua mengoptimisasi pemetaan mata kuliah ke slot kuliah berdasarkan jumlah infocus yang tersedia di Fasilkom UI. Solusi yang optimum ini dicari dengan menggunakan algoritma pencarian Branch and Bound (B & B). ix + 67 hlm; 45 gbr; 7 tbl; Lampiran A,B,C;
Daftar Pustaka: 16 (1993 ? 2007)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Soraya
"Masa lanjut usia (lansia) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan manusia yang sering diidentikan dengan masa penurunan dan ketidakberdayaan. Seiring menurunnya kemampuan fisik, lansia membutuhkan bantuan dalam kehidupannya sehari-hari. Living arrangements pengaturan mengenai dimana dan dengan siapa seseorang tinggal ? adalah salah satu perubahan yang dialami lansia berkaitan dengan aspek psikososial (Papalia, Olds, & Feldman, 2004). Penelitian Silverstein, Cong, dan Li (2006) mengindikasikan adanya pengaruh antara living arrangements dan psychological well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being lansia yang tinggal bersama keluarga di rumah sendiri, lansia yang tinggal di rumah anak, dan lansia yang tinggal di panti werdha. Selanjutnya ingin diketahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara ketiganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara psychological well-being ketiga kelompok lansia.

Old age is the last phase of human development which often seen as a period of degradation. Since the physical abilities are getting weak, elderly require aid in their everyday life. Living arrangements ? the arrangements of where and with whom someone liveis one of change experienced by elderly related to psychosocial aspect ( Papalia, Olds & Feldman, 2004). Research by Silverstein, Cong, and Li (2006) indicated existence of influence between living arrangements and psychological well-being. By this research, the researchers are willing to find descriptions of psychological well-being of elderly who live in institution, adult children?s house, and own house. Besides, the researchers want to know whether there are difference which significant among the third groups. Result of the research found that there are significant differences among psychological well-being of the third groups of elderly."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dinda Soraya
"ABSTRAK
Perkembangan perekonomian dan ilmu pengetahuan yang pesat telah menimbulkan perubahan cepat pada produk-produk kosmetik, obat asli Indonesia dan alat kesehatan. Dewasa ini pendirian dan perkembangan industri-industri kosmetik terlihat semakin terasa signifikan. Terdapat beberapa regulasi yang seringkali digunakan dalam pengakan hukum kasus pemalsuan kosmetik di Indonesia, yakni Undang-Undang Merek (UU Nomer 20 Tahun 2016), Undang-Undang Kesehatan (Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009) dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UU Nomer 8 Tahun 1999). Pemalsuan kosmetik melanggar merek kosmetik lainnya yang telah terdaftar, Dalam kasus pemalsuan kosmetik, Undang-Undang Merek merupakan regulasi utama yang seharusnya digunakan dikarenakan pemalsuan sendiri merupkan bentuk pelanggaran merek. Apalagi dengan adanya perubahan terhadap Undang-Undang Merek pada Pasal 100 Ayat (3) yang mengatur mengenai pemberatan sanksi pidana terhadap pelanggaran merek yang menyebabkan gangguan kesehatan dan/atau kematian. Skripsi ini menyimpulkan bahwa tidak semua kasus pemalsuan kosmetik dianggap sebagai bentuk Pelanggaran Merek karena mayoritas kasus yang dianilisis masih dianggap sebagai bentuk pelanggaran Undang-Undang Kesehatan. Permasalahan utama Undang-Undang Merek masih jarang digunakan adalah karena adanya ketentuan mengenai delik aduan pada Undang-Undang k. Untuk itu, seharusnya terdapat pengecualian terhadap Pasal 100 ayat (3) Undang-Undang Merek ini agar lebih dapat digunakan secara efektif.

ABSTRACT
Rapid economic and scientific developments have led to massive changes in cosmetic products, Indonesian traditional medicine and medical devices. Today, the establishment and development of the cosmetic industries seems increasingly significant. There are several regulations that are often used in law enforcement against cosmetic counterfeiting. These regulations come from different laws, such as the Mark Law (Law No. 20 of 2016), the Health Law (the Law No 36 of 2009) and the Consumer Protection Law (the Law No. 8 of 1999). As counterfeit cosmetics is infringing a registered trademark, Mark Law is one of the main regulation. Especially, the new Mark Law (No. 20 of 2016) imposes heavier penalties to trademark infringer that caused health problems and/or the death of human beings This research analyzes 50 court decisions on the case of illegal/counterfeit cosmetics from 2010-2018 in Indonesia. This article concludes that in Indonesia, not every problem of counterfeit cosmetics treated as Trademark Infringement because majority of the cases still treated as Health Law Infringement. The provision of Mark Law that require the trademark owner to initiate the legal process of the infringement of their trademark is the most used reason why counterfeiting cosmetics in Indonesia cannot easily be treated as trademark infringement This article recommends that the infringement of article 100 paragraph (3) on the Mark Law should be treaded as a regular offences not based on complaint."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>