Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofia
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan ketiga di kelurahan Utan Kayu Utara. Wilayah tersebut merupakan sentra industri tahu yang seluruhnya menggunakan bahan bakar kayu sehingga berisiko tinggi terhadap pencemaran udara dan pengaruhnya kepada kejadian ISPA. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan karakteristik pekerja terhadap hubungannya dengan kejadian ISPA. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA 39 orang (39%). Hasil penelitian menunjukkan pada atap, ventilasi, kelembaban, pencahayaan p=1,000, suhu p=0,999, umur p=0,307, kebiasaan merokok p=0,372 dan masa kerja p=0,254. Tidak terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja. ......Acute respiratory tract infections (ARTI) is the third health problems in village Utan Kayu Utara. The region is the industrial centers of tahu who are all using fuel wood that high risk of air pollution and its effects to the occurrence of ARTI. The study design used is cross sectional to know the relationship of the physical environment and the characteristics of the workers against the association with ARTI. The number of workers who are having ARTI 39 people (39%). The results showed on the roof, ventilation, humidity, lighting p = 1.000, temperature p=0.999, aged p=0,307, smoking p=0,372 and working period p=0,254. There is no relationship between the physical environment with the occurrence of ARTI on workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Aya Sofia
Abstrak :
Instalasi Farmasi di rumah sakit merupakan salah satu revenue center utama yang berperan panting dalam menentukan baik tidaknya pelayanan rumah sakit. Di Rumah Sakit Islam Asshobirin pengeluaran untuk instalasi farmasi tahun 2002 sebesar 50% dari total pengeluaran rumah sakit, dan dari jumlah tersebut 30% - 40% adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 565. Dengan jumlah investasi yang sangat besar tersebut ditambah jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem pengendalian obat yang akurat. Pengendalian obat akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokan obat menurut. tingkat pemakaian, tingkat investasi dan tingkat kekritisannya, kemudian menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan frekuensi pemesanannya. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Asshobirin dan merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan operation research, dimana melalui pendekatan kuantitatif diharapkan diperoleh informasi tentang pengelolaan obat, sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan jumlah persediaan yang optimal akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan. Dengan analisis ABC diketahui kelompok berdasarkan pemakaian dan besarnya investasi kemudian dilakukan analisis ABC indeks kritis dan didapat obat kelompok A 71 item (12,57%) dengan nilai investasi Rp. 722.592.469,- (57,46%), kelompok B 309 (54,69%) item dengan nilai investasi Rp. 439.400.090,- (34,94%) serta kelompok C 185 item (32,74%) dengan nilai investasi Rp. 95.569.225,- (7,60%). Dilakukan forecasting untuk obat kelompok A Analisis ABC Indeks Kritis dengan indeks 12 untuk jumlah kebutuhan bulan Januari - Maret 2003 dengan metode exponential Smoothing with Linear Trend dan untuk patokan perhitungan adalah Mean Absolute Deviation (MAD) yang terkecil. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanaan yang dilakukan rumah sakit dengan membandingkan nilai MAD. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah pemesanan optimal serta perhitungan frekuensi pemesanan optimal untuk periode tahun 2003. Dari hasil perhitungan dan perbandingan Sub Total Inventory Cost (TIC) EOQ dan RS diperoleh TIC RS tiga kali lebih besar dari TIC EOQ. Disarankan kepada rumah sakit untuk menggunakan analisis ABC indeks kritis dan perhitungan EOQ serta frekuensi pemesanan untuk obat kelompok A analisis ABC indeks kritis. Kepustakaan : 21 ( 1980 - 2002 )
Pharmaceutical installation by center revenue have an important role in determining the quality of service in the hospital. In Islamic Asshobirin Hospital on 2002, the cost of this installation is about 50% of total cost of the hospital from such amount 30% .-40% is paid for 565 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine, the accurate controlling system medicine is required. Controlling of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Then, determining amount of economic order and frequency order. This research was conducted in pharmaceutical installation of Islamic Asshobirin Hospital by quantitative approach with operation research. By quantitative approach, we expect the information about medicine. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the service. According to critical index ABC analyses , there are 3 big pharmacy logistic groups. Group A comprises of 71 items (12,57%) with total cost of Rp. 722.592.469,-(57,46%), Group B comprises of 309 items (54,69%) with total cost of Rp. 439.400.990,- (34,94%), Group C comprises of 359 items (32,74%) with total cost of Rp. 95.569.225,- (7,60%). Regruitment in January - March 2003 have been estimated for A group with index 12 using Exponential Smoothing with Linear Trend anf calculation point is Mean Absolute Deviation (MAD). Further more, the value were compared with the data of planning which done by the hospital, which compared the value MAD. The result is forecasting using Exponential Smoothing with Linear Trend method is better than forecasting which done by the hospital Economic Order Quantity (EOQ) and economic order frequency have been calculated for period 2003. Further more, calculation of Sub Total Inventory Cost EOQ (TIC EOQ) and compared with Sub Total Inventory Cost from hospital, the result showed TIC hospital three times more than TIC EOQ. Therefore, it could be advised to the Asshobirin Islamic Hospital to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses and then calculated Economic Order Quantity and economic order frequency for group A critical index ABC analyses.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti-Hasibuan, Sofia
Abstrak :
The Background
Benjamin Franklin and Thomas Paine have been known in history as American Enlightenment thinkers. They were enlightened in that they believed that man was the source of moral good; that man was sanctified. This roseate view of man was opposed to the pre-Enlightenment ecclesiastical concept that man was depraved and sinful. Franklin as the "person who epitomized the Enlightenment" rejected this latter dogma; instead, he advocated the notion of self-reliant individualism in religion. In his autobiography, he stated that religiosity did not bind any person to a particular church; man should rely on his own judgment of what was good or bad for himself. Furthermore, religion to Franklin simply meant "doing good to others", and "loving mankind".

Like Franklin, Thomas Paine viewed religion not so much as one's adherence to church membership as the belief in one's instinct and conscience to decide his religious faith. Paine maintained the sanctity of the individual in that he considered the individual as the source of moral value, competent to judge the effects of his own actions. Paine wrote in his book "The Age of Reason, ... my own, mind is my own church...".

Self-reliant individualism was central in most of Franklin's and Paine's writings. Franklin's autobiography not only emphasized the idea but it also helped Americans cultivate their own sense of self-reliance. To Franklin, to be self-reliant was to have self-discipline, work hard and above all, not depend on others because the individual had great potential to develop himself materially as well as intellectually. Like Franklin, Paine also advocated the concept of self-reliant individualism and its cultivation in man. According to Paine, as stated in The Age of Reason, the objective of his writings was to give man an elevated sense of his own character and dignity. Through his conscience and moral virtue, Paine contended, man could guide himself to good deeds. Equally important in the writings of these great American thinkers was the fact that through their adherence to the sanctity of the individual, they made many 18th century Americans realize that they were capable of ruling themselves.

At the American Studies Center, University of Indonesia, Franklin's and Paine's writings have been extensively discussed in the " Introduction to American Literature,""History of, American Thought," and "Introduction to American Studies" courses. This was how I became acquainted with these two great American philosopher?
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
Abstrak :
Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sofia
Abstrak :
Tesis ini membahaspelaksanaan program pemberdayaan ekonomi sebagai strategi reintegrasi pasca konflik dengan mempelajari program pemberdayaan ekonomi BRA (Badan Reintegrasi Aceh) di Kab. Aceh Utara. Program tersebut dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga sekarang, dengan kelompok sasaran mantan kombatan, tahanan politik/narapidana politik, dan masyarakat korban konflik. Ditemukan bahwa program pemberdayaan ekonomi berhasil mendukung strategi reintegrasi pasca konflik dalam jangka pendek, namun tidak berhasil mengembangkan tujuan jangka panjang sebagai pemberdayaan masyarakat. Faktor pendukung yang ditemukan adalah: reintegrasi sebagai kesatuan; faktor keamanan; rasa memiliki; penetapan prioritas; dukungan internasional; dan kejujuran. Adapun faktor-faktor penghambat adalah: kurangnya kapasitas; keterbatasan waktu; keterbatasan anggaran; dan kurangnya dukungan pemerintah lokal.
This thesis discusses the implementation of economic empowerment program as a post-conflict reintegration strategy by studying economic empowerment program of BRA (Aceh Reintegration Agency) in North AcehRegency.The program was implemented from 2006 to present, whereas the target group are former combatants, political prisoners, and conflict-affected communities. It was found that the economic empowerment program is successful for supporting postconflict reintegration strategy in the short term, but failed to develop a long-term goal as empowerment. Supporting factors found are: reintegration as a whole concept; security; ownership, the hierarchy of priorities; international support, and accountability. The limiting factors are: capacity building; limitations of time, funding scarcity, and unresponsive local government.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meritha Sofia
Abstrak :
Rumah sakit membutuhkan logistik dalam pelaksanaan kegiatannya. Sama seperti pengelolaan obat di Instalasi Farmasi, pengelolaan bahan medis habis pakai yang tersedia di ruang rawat perlu juga dilakukan monitoring dan evaluasi agar pengelolaan BMHP di ruang rawat dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan BMHP floor stock untuk sepuluh tindakan keperawatan dan menemukan permasalahannya di Unit Rawat Inap Gedung A. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan teknik pengumpulan data triangulasi antara telaah dokumen, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan BMHP Floor Stock untuk sembilan tindakan keperawatan di Lantai 4 dan 7. Satu tindakan keperawatan tidak dapat dibandingkan karena keterbatasan data. Ada perbedaan yang signifikan pada aspek kode CMG, Shift kerja, pendidikan terakhir, jabatan, serta level kompetensi untuk tindakan tertentu. Sedangkan untuk lama kerja, jenis kelamin dan usia tidak ada perbedaan yang signifikan. Terdapat pengaruh Input Man (sumber daya manusia), Money (Pendanaan), Machine, Methode serta fungsi pelaksanaan dan pengawasan terhadap penggunaan dan pendokumentasian BMHP Floor Stock untuk tindakan keperawatan.
Hospitals need logistics in the implementation of their activities. Just like drug management in Pharmacy Installation, management of consumable medical materials (BMHP) available at the ward should also be monitored and evaluated so that BMHP at the inpatient ward can be accounted for its use. The study aimed to evaluate the use of BMHP floor stock for the ten nursing practice and found problems in the Inpatient Unit of Public Wing. The methods used were quantitative and qualitative research methods with triangulation data collecting techniques between document review, Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interview. In general, there is no significant difference between the use of the BMHP Floor Stock for nine nursing practice on 4th and 7th Floor. One of nursing practice can't be compared because of data limitations. There are significant differences in aspects of CMG codes, work shifts, recent education, positions, and competency levels of certain nursing practice. As for the length of work, gender and age, there is no significant difference. There is an influence of Input man (human resources), Money (Funding), Machine, Methode as well as function of implementation and supervision to use and documentation of BMHP Floor Stock for nursing practice.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Sofia
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis tentang mitigasi risiko nilai tukar menggunakan emas dan PUAS untuk dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa jumlah setoran dana awal BPIH oleh calon jemaah Haji, kurs Rupiah terhadap dolar AS Nilai Tengah Rupiah , rate PUAS, dan harga emas dunia per ons dengan teknik simulasi kuantitatif dengan metode simulasi matematik. Periode dibagi menjadi 2 dua , disaat keadaan ekonomi sedang krisis Januari 2004 sampai dengan Agustus 2011 dan keadaan ekonomi sedang stabil September 2011 sampai dengan Desember 2017 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah bulan yang mengalami excess dan deficit antara lindung nilai dengan emas dan PUAS baik untuk semua tenor maupun semua periode. Untuk periode pertama di saat krisis, baik lindung nilai dengan emas maupun PUAS, semakin panjang tenor maka semakin besar jumlah bulan yang mengalami excess. Dari sisi nilai manfaat, terdapat perbedaan pula antara lindung nilai dengan emas dan PUAS untuk semua tenor dan semua periode. Pada periode pertama, emas memiliki rata-rata nilai manfaat monthly rate lebih tinggi dibandingkan dengan PUAS, sedangkan pada periode kedua, rata-rata nilai manfaat PUAS lebih tinggi. Banyaknya jumlah bulan yang mengalami excess dan deficit tidak berpengaruh pada nilai manfaat yang dihasilkan pada masing-masing lindung nilai emas dan PUAS . Berdasarkan hasil simulasi dari penelitian ini, emas merupakan aset lindung nilai terhadap pergerakan USD/IDR pada keadaan sedang krisis. Waktu yang tepat untuk melakukan lindung nilai dengan penempatan pada emas adalah pada keadaan ekonomi sedang krisis dan tenor yang digunakan merupakan tenor panjang yaitu 12 bulan yang memiliki rata-rata nilai manfaat cukup tinggi namun risiko volatilitas nilai manfaat lebih rendah dibandingkan dengan tenor lainnya dan probabilitas bulan yang mengalami excess lebih besar.
ABSTRACT
This thesis analyzes the mitigation of exchange rate risk using gold and PUAS for Hajj fund in Indonesia. This study uses secondary data such as amount of initial fund deposit of BPIH by Hajj pilgrims, Rupiah exchange rate against US dollar Nilai Tengah Rupiah , PUAS rate, and world gold price per ounce by quantitative simulation technique with mathematical simulation method. Period is divided into 2 two , while the economic situation is in crisis January 2004 until August 2011 and the economic condition is stable September 2011 until December 2017 . The results show that there are differences in the number of months experiencing excess and deficit between hedging with gold and PUAS for all tenors and all periods. For the first period in times of crisis, whether hedging with gold or PUAS, the longer the tenor, the greater the number of months experiencing excess. In terms of yield, there are also differences between hedging with gold and PUAS for all tenors and all periods. First period, gold had an average monthly rate higher than PUAS, while in the second period, the average monthly rate of PUAS was higher. The number of months experiencing excess and deficit does not affect the monthly rate yield generated on each hedge gold and PUAS . Based on the simulation result from this research, gold is a hedging asset against the movement of USD IDR in a state of crisis. The right time to hedge with placement in gold is in the state of the crisis economy and the tenor used is long tenor of 12 months, which has the high average yield but the risk volatility of yield is lower than the other tenors and the probability of months experiencing greater excess.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Sofia
Abstrak :
Harta benda dalam perkawinan dibagi menjadi dua bagian yaitu harta bersama dan harta pribadi. Apabila terdapat pihak yang ingin melakukan tindakan hukum atas harta bersama tersebut, baik oleh suami maupun istri, maka ia haruslah mendapatkan persetujuan dari pasangannya sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UU 1/1974”). Tidak terdapat ketentuan lebih rinci yang mengatur sejauh apa persetujuan pasangan harus disyaratkan. Tidak adanya ketentuan tersebut membuat praktik yang dilakukan oleh notaris terkadang berbeda-beda dalam mengklasifikasikan transaksi yang membutuhkan persetujuan pasangan dan mana yang dianggap tidak perlu membutuhkan persetujuan, khususnya mengenai transaksi yang tidak mengakibatkan peralihan kepemilikan atas harta bersama. Berdasarkan latar belakang tersebut, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana akibat akta sewa menyewa terhadap objek yang merupakan harta bersama yang dibuat tanpa persetujuan pasangan, dengan studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1111/K/Pdt/2018. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, dalam melaksanakan ketentuan Pasal 36 UU 1/1974, hakim mensyaratkan adanya persetujuan pasangan bagi suami atau istri yang ingin menyewakan harta bersamanya berupa tanah dan bangunan kepada pihak lain. Persetujuan pasangan ini tetap diperlukan walaupun transaksi tersebut tidak disertai dengan beralihnya kepemilikan harta bersama tersebut. Apabila akta sewa menyewa dibuat tanpa disertai dengan persetujuan pasangan, maka tindakan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan Pasal 36 ayat (1) UU 1/1974 sehingga akta perjanjian sewa menjadi batal demi hukum dan notaris yang membuat akta tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban secara perdata berupa pembayaran ganti rugi. ......Marital property is divided into joint assets and seperate assets. The definition of joint assets is refered to an asset acquired during the course of a marriage. The consequences as the joint assets, both husband and wife who bring the joint assets as the object of any transaction are obliged to obtain the consent of their spouse as regulated under Article 36 paragraph (1) Law Number 1 Year 1974 regarding Marital Law (“Law 1/1974”). However, there is no definitif regulation which specifically explain to what extend the spousal consent is required. The absent of such regulation resulting different practices by notaries. As the result, we can find for a similar transaction, one notary required a spousal consent while another notary does not. In accordance to those background, the writer makes this research with the aim is to find the legality of deed of lease upon marital property which executed without spousal consent and the responsibility of the notary who made the deed (Case Study: Verdict of Supreme Court Number: 1111/K/Pdt/2018). In this study, the author uses the normative juridical research method using secondary data. Based on the results of the study, the judge required a spousal consent for lease transaction of land and bulding under joint assets conducted by husband or wife. This spousal consent is still required even though there are no transfer ownership in such transaction. In the event that the deed was executed without spousal consent, the deed is become null and void due to the breach of Article 36 paragraph (1) Law 1/1974 and the notary who made the deed may be responsible for indemnity payment.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Evi Sofia
Abstrak :
Sebagian besar penelitian tentang evaporative cooling hanya berfokus pada proses termodinamika dan optimalisasi kinerja beberapa konfigurasi dasar, seperti direct evporative cooling (DEC) dan tipe tubular atau plat indirect evaporative cooling (IEC). Penelitian mengenai beberapa teknologi evaporative cooling terbaru seperti heat pipe IEC, dew point IEC dan semi indirect evaporative cooling, masih sedikit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengkondisian udara yang menggunakan indirect evaporative cooling yang dikombinasikan dengan finned heat pipe sebagai pemindah panas dan cooling pad dari bahan serat alami. Tahapan awal dilakukan dengan melakukan studi literatur mengenai indirect evaporative cooling dan heat pipe, melakukan evaluasi terhadap penelitian yang pernah dilakukan, melakukan pengujian terhadap karakteristik finned heat pipe yang akan digunakan, melakukan penelitian terhadap bahan media pendingin berbahan serat alami yang akan digunakan, merancang bangun kombinasi indirect evaporative cooling dan finned heat pipe dengan media pendingin berbahan serat alami. Selain itu pada penelitian ini juga akan dicari beberapa hubungan atau korelasi antara parameter-parameter yang ada pada indirect indirect evaporative cooling dengan tujuan meningkatkan efektifitasnya. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa efektivitas indirect evaporative cooling meningkat ketika digunakan serat alami berbahan nanas dibandingkan dengan serat lain (rami dan luffa), nilai maksimumnya 90% untuk efektivitas wet bulb dan 71% untuk efektivitas dew point, serta nilai EER yang mencapai 62%. Selain itu kinerja finned heat pipe sebagai pemindah panas bekerja dengan baik pada sistem ini terbukti dengan nilai kapasitas pendinginan maksimum yang mencapai 1180W. ......The majority of evaporative cooling research only considers the thermodynamic operations and performance enhancement of a few fundamental configurations, such as direct evaporative cooling (DEC) and indirect evaporative cooling (IEC) tubular or plate kinds. There is still little research on some of the most recent evaporative cooling techniques, including indirect evaporative cooling (IEC) heat pipes, indirect evaporative cooling (IEC) dew points, and semiindirect evaporative cooling. With the use of finned heat pipes for heat transfer, cooling pads made of natural fibers, and indirect evaporative cooling, an air conditioning system is being developed. The first stage involves researching indirect evaporative cooling and heat pipes in the literature, assessing previous research, testing potential finned heat pipe characteristics, researching potential cooling media materials made of natural fibers, and designing buildings with a combination of indirect evaporative cooling and finned heat pipes and a natural fiberbased cooling medium. In addition, this study will look for connections or correlations between the present indirect evaporative cooling factors in an effort to increase its efficiency. The results of this test demonstrate that using natural fibers made from pineapple increases the effectiveness of indirect evaporative cooling when compared to other fibers (ramie and luffa); the maximum value is 90% for the wet bulb effectiveness and 71% for the dew point effectiveness, and the EER value reaches 62%. Additionally, this system effectively transfers heat thanks to the finned heat pipes, as shown by the maximum cooling capacity of 1180 W.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Deka Sofia
Abstrak :
Atribusi kegagalan merupakan salah satu bentuk evaluasi penting yang dilakukan pelanggan pasca kegagalan layanan serta memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan emosi dan perilaku pelanggan. Independensi Mitra dan platform pada layanan SE menjadikan atribusi sumber penyebab kegagalan, menjadi signifikan perannya dalam pembentukan emosi dan perilaku keluhan pelanggan pasca kegagalan layanan berbasis sharing economy, selain atribusi keterkendalian dan severity of failure. Dimana ditemukan toleransi dan emosi positif yang berperan dalam bias positif evaluasi kegagalan layanan. Hingga kini belum banyak ditemukan penelitian yang mengulas kegagalan layanan pada layanan berbasis sharing economy, terutama terkait pembentukan emosi dan intensi perilaku pengajuan keluhan berbentuk negative word of mouth. Maka dengan menggunakan kerangka service dominant logic, teori cognitive appraisal dan teori atribusi, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh interaksi atribusi sumber penyebab dan keterkendalian serta severity of failure terhadap pembentukan empati sebagai emosi positif dan intensi pelanggan untuk memberikan rating buruk serta membentuk negative word of mouth. Penelitian ini juga akan menguji efektifitas empat alternatif upaya pemulihan layanan dalam menekan intensi pembentukan NWOM privat melalui mediasi persepsi keadilan dan kepuasan pasca co-recovery. Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen dengan mahasiswa sebagai partisipan. ......The independence of Partners and Platforms within sharing economy escalates the significance of attribution of failure in shaping emotions and complain behaviors of customers post failure in sharing economy-based services, apart severity of failure. Furthermore, tolerance and positive emotions have been identified as influential in creating a positive bias in evaluations of service failures. To date, there has not been much research discussing service failure in sharing economy-based services, especially concerning the formation of emotions and the intention of engaging in negative word-of-mouth. Therefore, using the service dominant logic framework, cognitive appraisal theory, and attribution theory, this research aims to examine the influence of the interaction between attribution of the source of failure and controllability as well as severity of failure on the formation of empathy as a positive emotion and customers' intention to provide poor ratings and engage in negative word-of-mouth. This research will also elaborate the effectiveness of four alternative service recovery efforts in suppressing the intention to form NWOM privately through the mediation of perceptions of justice and post co-recovery satisfaction. The study will use an experimental method with students as participants.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>