Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofia
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan ketiga di kelurahan Utan Kayu Utara. Wilayah tersebut merupakan sentra industri tahu yang seluruhnya menggunakan bahan bakar kayu sehingga berisiko tinggi terhadap pencemaran udara dan pengaruhnya kepada kejadian ISPA.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan karakteristik pekerja terhadap hubungannya dengan kejadian ISPA. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA 39 orang (39%).
Hasil penelitian menunjukkan pada atap, ventilasi, kelembaban, pencahayaan p=1,000, suhu p=0,999, umur p=0,307, kebiasaan merokok p=0,372 dan masa kerja p=0,254. Tidak terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan kejadian ISPA pada pekerja.

Acute respiratory tract infections (ARTI) is the third health problems in village Utan Kayu Utara. The region is the industrial centers of tahu who are all using fuel wood that high risk of air pollution and its effects to the occurrence of ARTI.
The study design used is cross sectional to know the relationship of the physical environment and the characteristics of the workers against the association with ARTI. The number of workers who are having ARTI 39 people (39%).
The results showed on the roof, ventilation, humidity, lighting p = 1.000, temperature p=0.999, aged p=0,307, smoking p=0,372 and working period p=0,254. There is no relationship between the physical environment with the occurrence of ARTI on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti-Hasibuan, Sofia
"The Background
Benjamin Franklin and Thomas Paine have been known in history as American Enlightenment thinkers. They were enlightened in that they believed that man was the source of moral good; that man was sanctified. This roseate view of man was opposed to the pre-Enlightenment ecclesiastical concept that man was depraved and sinful. Franklin as the "person who epitomized the Enlightenment" rejected this latter dogma; instead, he advocated the notion of self-reliant individualism in religion. In his autobiography, he stated that religiosity did not bind any person to a particular church; man should rely on his own judgment of what was good or bad for himself. Furthermore, religion to Franklin simply meant "doing good to others", and "loving mankind".
Like Franklin, Thomas Paine viewed religion not so much as one's adherence to church membership as the belief in one's instinct and conscience to decide his religious faith. Paine maintained the sanctity of the individual in that he considered the individual as the source of moral value, competent to judge the effects of his own actions. Paine wrote in his book "The Age of Reason, ... my own, mind is my own church...".
Self-reliant individualism was central in most of Franklin's and Paine's writings. Franklin's autobiography not only emphasized the idea but it also helped Americans cultivate their own sense of self-reliance. To Franklin, to be self-reliant was to have self-discipline, work hard and above all, not depend on others because the individual had great potential to develop himself materially as well as intellectually. Like Franklin, Paine also advocated the concept of self-reliant individualism and its cultivation in man. According to Paine, as stated in The Age of Reason, the objective of his writings was to give man an elevated sense of his own character and dignity. Through his conscience and moral virtue, Paine contended, man could guide himself to good deeds. Equally important in the writings of these great American thinkers was the fact that through their adherence to the sanctity of the individual, they made many 18th century Americans realize that they were capable of ruling themselves.
At the American Studies Center, University of Indonesia, Franklin's and Paine's writings have been extensively discussed in the " Introduction to American Literature,""History of, American Thought," and "Introduction to American Studies" courses. This was how I became acquainted with these two great American philosopher?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah Sofia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang karakteristik risiko pajanan benzen dan toluen
terhadap pekerja bengkel sepatu informal di Kecamatan Ciomas, Bogor dengan
menggunakan metode karakterisasi risiko model IPCS Harmonization Project dengan
sampel sebanyak 29 pekerja di 11 bengkel sepatu yang merupakan Homogenous
Exposure Group dan memiliki tingkat pajanan tertinggi karena menggunakan lem
dengan kandungan benzen sebanyak 32,01%. Alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner, timbangan berat badan, perangkat sampling
personal dan preliminary survey form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sebanyak 96,6% pekerja bengkel sepatu informal berisiko terkena efek
nonkarsinogenik toluen, 75,9% berisiko terkena efek nonkarsinogenik benzen, dan
58,6% pekerja berisiko terkena efek karsinogenik benzen untuk kondisi pajanan
realtime dan semakin lama masa kerja maka risiko akan semakin meningkat. Oleh
karena itu, diperlukan manajemen risiko yaitu dengan menurunkan nilai ambang batas
benzene menjadi 0,31 mg/m3 dan toluen 51,57 mg/m3, membatasi masa kerja menjadi
1,3 tahun untuk mencegah efek karsinogenik dan nonkarsinogenik benzen dan 1 tahun
untuk mencegah efek nonkarsinogenik toluen.

ABSTRACT
This research analyzes risk characteristics of benzene and toluene
exposure of footwear informal sector workers in Ciomas Bogor using the method
of risk characterization model by IPCS Harmonization Project with sample size of
29 workers in 11 informal footwear factories which is a homogenouse exposure
group and maximum risk level for using glue containing benzene (32,01%). Data
collection tool used in this study is a questionnaire, weight scales, personal
sampling device and preliminary survey form. The results showed that 96.6% of
total informal footwear workers at risk of noncarsinogenic effects of toluene,
75.9% informal shoe repair shop workers at risk of noncarsinogenic effects of
benzene, and 58.6% of workers at risk of carcinogenic effects of benzene
exposure for realtime and growing conditions length of work duration, then the
risk will increase. Therefore, the necessary risk management is to lower the
threshold value for benzene to be 0.31 mg/m3 and 51.57 mg/m3 toluene, limit the
period of employment to 1.3 years to prevent the carcinogenic and
noncarcinogenic effects of benzene and and 1 year to prevent noncarsinogenic
effects of toluene."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti-Hasibuan, Sofia
"Dalam desertasi ini, penulis meneliti individualisme dalam pengalaman bangsa Amerika. Dari penelitian terbukti bahwa individualisme, dalam pengalaman bangsa tersebut, mempunyai makna yang terpuji. Individualisme berarti mengedepankan kepentingan pribadi yang sejalan dengan kepentingan umum. Individualisme yang demikian disebut oleh Alexis deToqueville "individualism properly understood" (individualisme yang tepat) Penelitian juga membuktikan bahwa bangsa Amerika amat menghayati individualisme yang terpuji tersebut. Bahkan, individualisme merupakan sebagian dari jatidiri bangsa tersebut di samping nilai-nilai budaya lainnya seperti materialisme dan sekulerisme. Individualisme juga berkembang menjadi "self-reliant individualism" dalam budaya bangsa Amerika atau disebut juga individualisme yang menekankan kemandirian.
Namun, di akhir-akhir abad ke-20an, individualisme telah berubah kembali ke individualisme yang tidak terpuji. Hal ini terjadi karena berbagai unsur. John Locke, dengan pemikixan dasarnya yang amat mengandalkan manusia telah membawa pengaruh besar dalam budaya bangsa tersebut. Kedua, penelitian juga membuktikan bahwa filosof-filosof Amerika seperti Ralph Waldo Emerson, Henry David Thoreau, dan Walt Whitman, antara lain, turut membentuk pribadi bangsa tersebut karena luasnya tulisan mereka memasyarakat. Bahkan, tulisan mereka pun digunakan sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Amerika. Seperti telah dipahami, ketiga filosof tersebut sangat mengandalkan pentingnya individu atau "aku". Oleh sebab dalamnya penghayatan bangsa Amerika terhadap "aku", maka individualisme berkemandirian dan individualisme yang tepat pun bergeser maknanya menjadi individualisme yang sempit. Individualisme yang sempit amat menekankan pentingnya "aku." Maka, di akhir-akhir abad ke-2Oan ini timbul gejala, hedonisme, narsisisme, skeptisisme, kenisbian nilai dan sekulerisme dalam budaya bangsa Amerika. Sebagian besar faham tersebut menekankan bahwa segala sesuatunya itu adalah individu atau "aku" sumbernya.
Penelitian juga menyimpulkan bahwa materialisme adalah jatidiri bangsa Amerika. "The pusuit of happiness" yang mengawali Deklarasi Kemerdekaan bangsa tersebut telah menjadi dasar dari kehidupan mereka sehingga terjadilah "pendewaan kebendaan". Berbagai kejahatan seperti perjudian, pelacuran, perdagangan minuman keras, dan obat bius, dsb. telah menjadi sumber mencari keuntungan tinggi. Orang-orang yang berkecimpung di bidang tersebut telah mengaadalkan berbagai cara untuk tujuan mereka.
Paradoks juga adalah sebagian dari jatidiri bangsa Amerika. Salah satu wujud paradoks yang nyata dalam budaya bangsa tersebut adalah perbudakan. Bangsa tersebut amat meyakini kesucian fitrah manusia, kemandirian, kehandalan dan keutuhannya. Namun hal tersebut tidak diakui untuk para keturunan budak, orang-orang ras kulit hitam dari Afrika. Walaupun perbudakan telah dianggap punah setelah presiden A. Lincoln mengeluarkan peraturannya "the Proclamation Act" tahun 1861, hingga sekarang sisa-sisa perbudakan tersebut masih ada dalam bentuk-bentuk yang lain pula.
Akibat dari penekanan yang amat kuat pada "aku' tersebut yang dibarengi dengan berbagai unsur-unsur buruknya seperti materialisme dan paradoks, timbullah kekosongan rohani dalam bangsa tersebut. Dari hasil penelitian sulit akan disimpulkan yang manakah yang terdahulu, kekosongan rohani atau individualisme berkemandirian dan individualisme yang tepat. Tetapi, memang kehampaan rohani tersebut pun mempunyai akar dalam sejarahnya. Kekakuan kaidah-kaidah Puritanisme telah membuat umatnya lari dari keyakinan tersebut dan mencari keyakinan yang lebih praktis di luar kubu Puritanisme.
Oleh karena akibat sampingan tersebut di atas, maka individualisme yang terpuji perlu diteliti apabila is akan digunakan sebagai landasan pembangunan bangsa Indonesia dalam (PJP It). Seperti telah dimaklumi program pemerintah dalam pengembangan sumberdaya insani ini menekankan pengembangan manusia yang sejahtera rohani dan jasmani dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Untukmemahami individualisme tersebut dalam suasana Indonesia, maka penelitian mengenai Individualisme di Indonesia diadakan juga untuk bahan pembahasan agar penulis mengetahui letak individualisme yang terpuji tersebut dalam budaya bangsa Indonesia. Terbukti bahwa individualisme di Indonesia mempunyai warna yang tidak terpuji karena dua unsur. Pertama, feodalisme turut memberi makna yang jelek pada individualisme. Kaum feodal telah mematikan kemandirian dan kehendak rakyat jelata. Mereka menganggap diri mereka sebagai "titisan dewa di bumi", menurut istilah mantan presiden Indonesia Sukarno. Kehendak mereka adalah kehendak dewa dan harus ditaati oleh rakyat jelata.
Kedua, kolonialisme juga turut menambah makna yang tidak terpuji pada individualisme. Dari semenjak awal berdirinya republik ini, pendiri-pendiri bangsa tidak menyetujui faham-faham dari barat untuk digunakan sebagai dasar INdonesia merdeka. Hal ini disebabkan, penelitian membuktikan, oleh penindasan dan kekerasan yang dipaksakan oleh pemerintah kolonial pada bangsa pribumi demi keuntungan kaum penjajah. Individualisme adalah faham dari barat yang menggambarkan keserakahan kaum kolonial atas kekayaan Nusantara.
Namun, penelitian juga menguraikan dan menyimpulkan bahwa pendiri-pendiri bangsa Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, H.O.S. Cokroaminoto, Sukarno, M. Hatta, M. Yamin, dan lain-lain merupakan pengejawantahan dari individualisme berkemandirian dan individualisme yang tepat. Mereka telah berjuang keras memajukan rakyat dan bangsanya dan membawakan kesejahteraan bagi mereka.
Tulisan ini juga menyimpulkan bahwa individualisme berkemandirian dan individualisme yang tepat dapat digunakan sebagai landasan pembangunan bangsa. Dengan demikian penelitian ini ada manfaatnya bagi negara dan bangsa karena akan sia-sialah suatu studi atau penelitian apabila is tidak bisa dimanfaatkan bagi tanah air yang tercinta ini.
Dari penelitian dapat diraih kesimpulan bahwa individualisme yang terpuji sejalan dengan budaya dan agama sebagian besar masyarakat Indonesia. Faham tersebut dapat dilaksanakan di Indonesia dengan nilai-nilai agama sebagai landasan spiritual, Pancasila sebagai dasar filosofis dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusionalnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
D293
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Sofia
Jakarta: Gramedia, 1986
428 HAS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thrion, Sofia
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
439.31 SOF s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firna Sofia
"Pada struktur bangunan tinggi, beban yang dominan adalah beban lateral akibat beban angin dan gempa. Oleh sebab itu dibutuhkan perkuatan-perkuatan khusus guna menahan gaya tersebut. Ada beragam sistem perkuatan struktur yang dapat digunakan, salah satunya yaitu Sistem outrigger. Dimana sistem ini bekerja sebagai sistem rangka keseimbangan berupa lengan yang terikat pada core wall hingga kolom terluar bangunan. Sistem ini memanfaatkan lebar bangunan untuk memaksimalkan kekakuan karena outrigger mampu memberikan ketahanan tehadap momen guling dari gempa atau angin dan membuat gedung lebih stabil. Outrigger dapat diletakkan di beberapa tempat dan penggunaanya pun dapat lebih dari satu outrigger. Oleh karena itu dilakukan analisa berkaitan dengan hal tersebut.
Analisa yang dilakukan adalah membuat modelisasi struktur empat puluh lantai delapan varian dengan kombinasi outrigger yang berbeda-beda dengan menggunakan software structure ETABS V.9.0.7, untuk mengetahui masingmasing dari perilaku strukturnya. Kemudian melalui pengamatan perilaku struktur yang meliputi waktu getar, momen maksimum dan driftnya dapat diperoleh kesimpulan varian sistem outrigger yang paling optimal dan ekonomis dilihat dari kebutuhan tulangannya.
Dari perbandingan perilaku struktur serta perbandingan kebutuhan tulangan maka yang paling optimum diantara kedelapan varian adalah varian dengan pemasangan outrigger di ¾ tinggi struktur (outrigger diletakkan pada lantai 29-30).

In a high rise building structure, the most dominant load is lateral load, which are caused by wind load and earthquake load. Because of that reason, we utilize some special system to resist the load. There are many systems to strengthen the structure, such as outrigger system. This system works as a balanced frame like an arm, tied in the core wall through the external column of the building. This system utilizes the width of the building to maximize the stiffness, because the outrigger is able to give more resistance and stabilization from the overturning moment caused by wind and earthquake. The outrigger can be placed in some places, and we may use more than one outrigger besides. Since the requirements needed, we have to do some analysis involves to it.
The analysis is performed by doing some structural modifications of forty stories structure in eight variants of the outrigger, using the software structure ETABS V.9.0. By using this software, we analyzed some information about the structural behaviours of each modification. The information includes the Period of vibration, maximum moment, and the drift of the structure, which will be summarized which one is the most optimum and economize modification from the use of the outrigger in the several variant analyzed.
By comparing the structural behaviours and the economical of reinforcing, it concluded that the variant with outrigger at ¾ of structure high (outrigger at story 29-30) is the most optimum than the other variant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35757
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti-Hasibuan, Sofia
Jakarta: Gramedia, 1986
428 HAS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gustina Sofia
"ABSTRAK
Sejarah pembangunan dan kemajuan di segala bidang yang dicapai umat manusia selama berabad-abad, menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang didasari oleh usaha-usaha penelitian. Sering pula terjadi bahwa suatu basil penelitian menimbulkan akibat seperti : terjadinya perubahan-perubahan besar dalam kehidupan manusia, memungkinkan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara yang lebih efektif dan efisien, serta memudahkan manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal-hal tersebut terjadi pula dalam bidang kesehatan dan gizi. Karya tulis basil penelitian dalam bidang kesehatan dan gizi merupakan masalah yang dicakup oleh skripsi ini. Kegiatan penelitian gizi dan makanan di Indonesia berkembang sejak PELITA I tahun 1969. Di bidang kesehatan, pembinaan dan pelaksanaan penelitian serta pengembangan gizi diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Puslitbang Gizi berfungsi : melaksanakan...

"
1984
S15283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>