Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Sitompul, Ratna
"Lensa manusia berfungsi memfokuskan cahaya teriihat, menyerap UV A dan UV B, sehingga sangat rentan terhadap efek fototoksik cahaya yang diterimanya. Sel epitel adalah bagian Iensa yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan, diferensiasi dan homeostasis seluruh Iensa. Sel ini selalu terpapar cahaya sehingga sangat mungkin terganggu oleh radiasi UV yang bersifat mutagenik. Mitokondria adalah penghasil energi dan berperan pada kematian sel serta penuaan. MtDNA sangat rentan terhadap paparan radikal bebas karena tidak memiliki histon pelindung dan kemampuan reparasi yang sangat terbatas, oleh karena itu Iaju mutasi mtDNA Iebih tinggi dibandingkan DNA inti. Pada berbagai jaringan yang menua. ditemukan akumulasi mutasi mtDNA terdelesi. Delesi ini mengakibatkan hilangnya gen mtDNA yang menyandi subunit kompleks respirasi mitokondria (kompleks I, III, IV dan V) serta tRNA dan rRNA mitokondria, sehingga teljadi penurunan fungsi OXPHOS. Deiesi mtDNA ini awalnya dilaporkan terdeteksi pada jaringan otot lurik dan otot jantung, tetapi kemudian diiaporkan pula pada berbagai jaringan lain yang menua.
Pertanyaan yang sangat penting dalam ilmu oftalmologi adalah, apakah proses yang sama juga berperan di Iensa mata. MtDNA sel epitel Iensa sangat mungkin mengakumulasi mutasi mtDNA karena sel ini selalu terpapar oleh UV, masa hidupnya cukup panjang dan tidak pemah gugur atau hilang. Sampai sekarang pertanyaan tersebut belum terjawab. Paparan UV pada kuitur Iensa menyebabkan apoptosis sel epitel dan kekeruhan Iensa. Pada Iensa manusia, apoptosis ditemukan pada katarak polaris anterior maupun katarak senilis, sedangkan pada iensa jernih hampir tidak ditemukan adanya apoptosis. Tingkat apoptosis sel epitel lensa dan perubahan fungsi respirasi mitokondria mungkin pula berperan pada penuaan dan proses pembentukan katarak. Hubungan antara penuaan, apoptosis dan pembentukan katarak masih merupakan pertanyaan yang belum teljiawab secara menyeiuruh. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin mengkaji apakah perubahan fungsi respirasi mitokondria dan tingkat apoptosis berperan dalam fenomena penuaan sei epitel lensa dan proses kataraktogenesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D621
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Sitompul, Ratna
"Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang ireversibel dengan prevalensi yang kian meningkat. Sebagian besar penderita glaukoma juga mengalami mata kering. Mata kering merupakan efek samping tersering akibat obat tetes mata topikal berpengawet benzalkonium klorida pada penderita glaukoma. Selain itu, glaukoma dan mata kering memiliki faktor risiko yang sama, yaitu usia lanjut dan jenis kelamin wanita. Mata kering pada penderita glaukoma perlu ditangani segera karena menyebabkan ketidaknyamanan, mengurangi kepatuhan berobat, dan menurunkan tingkat keberhasilan terapi. Penanganan mata kering pada penderita glaukoma dapat dilakukan melalui penggunaan obat tanpa pengawet benzalkonium klorida, kombinasi dengan obat yang tidak mengandung pengawet untuk mengurangi paparan, pemberian air mata buatan, dan pembedahan untuk mengurangi kebutuhan obat anti glaukoma topikal.
Glaucoma is a common cause of irreversible blindness with increasing prevalence. Some of glaucoma patients will also experience dry eye. Dry eye is the most frequent side effects related to benzalkonium chloride (BAC)-containing eye drop used for glaucoma patients. In addition, glaucoma and dry eye have shared risk factors that are old age and female. Dry eye among glaucoma patients needs to be treated promptly as it produces discomfort, reduces patients? compliance and decreases success rate of glaucoma therapy. Dry eye symptoms can be treated by applying preservative-free eye drop, giving combination with preservative-free eye drop to reduce BAC exposure, prescribing artificial tear and conducting surgery to minimize or eliminate the need of topical medication."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sitompul, Ratna
"Diabetes mellitus (DM) is a complex and chronic metabolic disorder leading to many complications. One of the most common complications of DM is diabetic neuropathy. There are many studies exploring corneal sensitivity as a potential marker of diabetic neuropathy. This review aims to explore association between corneal sensitivity and diabetic neuropathy. In diabetic neuropathy, corneal sensitivity is impaired due to low level of corneal nerve trophic factors, impaired sensory nerve fibers, and lost communication of dendtritic cell. In diabetic patients, this condition can be assessed by several techniques, such as Cochet Bonnet aesthesiometry, non-contact corneal aesthesiometry, and confocal microscopy. Few promising therapeutic targets for impaired corneal sensitivity include stem cell and growth factor therapy that can be used to prevent complication in patient with diabetic neurotrophic keratopathy. Impaired corneal sensitivity serve as a potential marker of diabetic neuropathy. Doctors, opthalmologists and internists, should anticipate the possibility of observing the following changes in diabetic patients with neuropathy by using corneal sensitivity assessment test."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2017
610 UI-IJIM 49: 2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library