Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Kurnia Agustina
"ABSTRAK
Pola asupan tidak sehat telah menjadi salah satu penyebab meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular. Penelitian sebelumnya menyatakan quercetin berperan sebagai antioksidan dengan membentuk radikal yang lebih stabil, namun penelitian tersebut terbatas pada suplemen dan bahan makanan tertentu, sehingga penelitian ini bertujuan melihat hubungan asupan quercetin dalam masakan terhadap kadar malondialdehida wanita suku Minangkabau dan Sunda. Penelitian dengan rancangan potong lintang dilakukan terhadap wanita berusia 19-50 tahun di Kabupaten Tanah Datar, Pariaman serta Tasikmalaya. Asupan quercetin wanita suku Minangkabau 14,4 11,6-18,5 mg/hari tidak berbeda dengan wanita suku Sunda 11,7 6,5-25,8 mg/hari. Kadar MDA wanita suku Minangkabau lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan suku Sunda dengan p

ABSTRACT
Unhealthy dietary pattern have become one of non communicable disease risk factor. Some previous study show that quercetin acts as antioxidant by forming more stable radical. However, quercetin research was limited in supplement form and specific source of food, therefore in this study we investigated relationship of quercetin on daily intake to malondialdehyde level of Minangkabau and Sundanese women. This is a cross sectional study to reproductive women aged 19 50 years old in Tanah Datar, Pariaman and Tasikmalaya. There is no significance difference of quercetin intake between Minangkabau 14,4 11,6 18,5 mg day and Sundanese women 11,7 6,5 25,8 mg day. This research find that MDA level of Minangkabau women was significantly lower than Sundanese p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Kurnia Agustina
"Pembedahan obstetri dan ginekologi dapat disertai komplikasi berupa perdarahan yang mengakibatkan instabilitas hemodinamik serta menurunnya aliran oksigen dan perfusi jaringan. Penurunan perfusi juga terjadi pada saluran cerna, mengakibatkan perubahan struktur sawar mukosa, sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap endotoksin bakteri. Proses tersebut akan meningkatkan risiko sepsis dan multiple organ dysfunction syndrome. Pemberian nutrisi enteral, termasuk nutrisi enteral dini, dapat memicu proliferasi enterosit, sehingga dapat menjaga integritas mukosa suluran cerna, mengurangi translokasi bakteri dan risiko infeksi, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas pascabedah. Pada serial kasus ini dilakukan pemantauan terhadap empat pasien pascabedah obstetri dan ginekologi y~ng disertai komplikasi perdarahan dan relaparotomi. Semua pasien mcnunjukkun tanda hipoperfusi splanknik. Terapi medik gizi berdasarkan rekomendasi European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN), yaitu pemberian nutrisi enteral dini <48 jam pada pasien sakit kritis target 20- 25 kkal/kg BB pada fase akut dan protein minimal 1,2 glkg BB/hari. Tiga pasien yang mendapatkan nutrisi enteral dini memiliki rentang penggunaan ventilator lebih singkat, lama rawat di Intensive Care Unit lebih pendek, dan skor Sequential Organ Failure Assessment lebih rendah. Terapi medik gizi dengan pelaksanaan nutrisi enteral dini memberikan efek menguntungkan pada pasien pascabedah obstetri dan ginekologi dengan komplikasi perdarahan.

Obstetrics and gynaecology surgery can be accompanied by haemorrhage complications that result in hemodynamic instability, decreased oxygen flow and tissue perfusion. Hypoperfusion also occurs in the gastrointestinal tract and changing mucosal barrier structure, thereby increasing permeability to bacterial endotoxins. These process will increase the risk of sepsis and multiple organ dysfunction syndromes. Providing early enteral nutrition, can induce the enterocyte proliferation by maintaining the integrity of the gastrointestinal mucosa, then reducing bacterial translocation and risk of infection, hence reducing postoperative morbidity and mortality. Four obstetric and gynaecologic post-operative patients who had been relaparotomy because haemorrhage have shown signs of splanchnic hypoperfusion. Medical nutrition therapy based on European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN) recommendations, early enteral nuhition <48 hours, energy target of 20-25 kcal/kg in the acute phase and minimum protein 1.2 glkg BW/day, have given. Three patients who received early enteral nutrition had shorter durations of ventilators use, shorter Intensive Care Unit length of stay, and lower Sequential Organ Failure Assessment scores. Medical nutrition therapy by giving early enteral nutrition has beneficial effects on obstetric and gynaecological post-operative patients with bleeding complications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
T58356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library