Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Julaeha
"Penelitian mengenai Perkebunan Teh di Hindia-Belanda Studi Kasus: Perkebunan Teh Malabar di Pangalengan-Bandung 1930-1934 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah ekonomi dan sejarah perkebunan khususnya perkebunan teh di Indonesia. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulisan ini hanya menggunakan sumber-sumber tertulis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perkebunan Teh Malabar yang didirikan oleh Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha pada tahun 1896 di Pangalengan-Bandung merupakan salah satu perkebunan teh terbesar pada masanya. Dari tahun ke tahun perkebunan mengalami peningkatan baik dari luas lahan yang digunakan maupun volume produksi. Penurunan terjadi setelah Bosscha wafat pada tahun 1928 hingga tahun 1930-an pasca terjadinya depresi ekonomi. Dalam menghadapi krisis, pengurus perkebunan mengambil beberapa langkah yaitu menghentikan sementara pengirirman teh ke pasaran dunia di London, melakukan penghematan serta pemecatan pegawai, memakai cadangan-cadangan modal dan terakhir meminta bantuan dana kepada pemerintah. Oleh karena langkah-langkah yang diambil tersebut belum mampu menolong kondisi perkebunan, maka pada tahun 1934 Perkebunan Teh Malabar diambil alih oleh Pemerintah Belanda.Perkebunan Teh Malabar telah memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan pada masa pemerintahan Belanda, tetapi hingga saat ini masyarakat sekitar dan bahkan negara masih tetap merasakan manfaat dari keberadaan perkebunan ini.

This research, concerning on tea plantation in Netherlands India Case Study: Malabar Tea Plantation in Pangalengan Bandung 1930-1934, is aimed to complete the literature about economy and plantation history, particularly about tea plantation in Indonesia. The process of writing usined historical method, that consist of four stages: heuristics, criticisms, interpretation, and historiography. The process only included written documents.The obtained results show that the Malabar Tea Plantation, founded by Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha in Pangalengan-Bandung, 1896, was one of the biggest tea plantations in that era. From year to year, the plantation grew in the occupied land and the volume of production. The declining of Malabar tea plantation occurred after Bosscha passed away in 1928 which lasted until 1930th after the economic depression. In order to face economical condition in 1930_1934, the management took some strategies which were the temporary ceased of tea distribution to world market in London, used the money thriftily, conducted the efficiency of labor, used the capital reserves, and asked for liquidity from the government. The strategies had not given enough improvements; therefore in 1934 the Malabar was taken over by the Netherlands India government. Nevertheless, the Malabar plantation has given significant influences to the surrounding people. Not only in Netherlands India era, but also up to now does the Malabar gives the benefits to the people and this country for its existence."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S12572
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Julaeha
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan di
Kabupaten Pesawaran. Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien TB di Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik klien dan pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dengan kualitas hidup klien TB paru. Desain deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitian pada 41
pasien TB berumur 18-59 tahun pada fase intensif pengobatan dari bulan April
sampai Mei 2014. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup klien TB
terganggu. Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan (p = 0,034), tugas
kesehatan keluarga (p = 0,005), pendapatan (p = 0,030) dan dukungan keluarga (p
= 0,012) dengan kualitas hidup klien TB. Pengembangan program yang
terintegrasi antara program TB dan perawatan kesehatan masyarakat dan program
lainya untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan tugas kesehatan
keluarga.

ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is a major public health problem in Indonesia as well as in
Pasawaran. The family health tasks implementation may affect Health Related
Quality Of Life (HRQOL) among TB patients in Pesawaran. This study aims to
determine the corelation of characteristics of patients and family health tasks to
HRQOL TB patients. The descriptive correlative design with cross-sectional
approach was applied to this study to 41 patients. The inclusion criteria for the
respondents are aged range at18-59 years old and under the initial phase of TB
treatment from April to May 2014. The results showed that HRQOL among TB
patients generally were impaired. The characteristics associated to HRQOL
among TB patients were occupation (p = 0.034), family health tasks (p = 0.002),
income (p = 0.034) and family support (p = 0.012) . An integrated program need
to be developed to increase family’s ability to improve family health tasks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Julaeha Siti Julaeha
"[ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Angka deteksi kasus Kota Depok yang masih rendah (57,52%) pada tahun 2013 membuat Pemerintah Kota Depok mendeklarasikan Gertak TB. Perawat memberikan pelayanan TB dengan menggunakan strategi pemberdayaan kader Gertak TB agar masyarakat dapat melakukan pemantauan kasus TB di lingkungannya secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan adalah deteksi kasus dan pengawasan menelan obat pada pasien TB. Gertak TB melibatkan 16 orang kader. Keluarga yang diawasi menelan obat sebanyak 10 keluarga. Hasil dari kegiatan Gertak TB didapatkan suspek 158 orang, diantaranya 17 orang dilakukan pemeriksaan BTA, dan 10 orang dinyatakan positif TB paru. Kepatuhan menelan obat pada pasien TB yang telah selesai pengobatan mencapai 100%. Kegiatan Gertak TB perlu dilakukan oleh kader dengan berkoordinasi dengan pengelola program TB.

ABSTRACT
Pulmonary Tuberculosis (TB) remains a public health problem in Indonesia. In 2013 Case Detection Rate (CDR) in Depok was low (57,52%), urging the Depok Government declared Gertak TB. The nurse provided TB service by empowering community, to build surveillance system in their own community. The activities of Gertak TB were case detection and observation TB patients treatment. Gertak TB involved 16 cadres. The families whom were observed TB treatment were 10. The results were 158 persons TB suspected, seventeen of them undertook the screening, and ten of them were positive to smear sputum. The treatment adherence of TB patients were 100%. Gertak TB is needed to be promoted by cadre by coordinating with TB nurse in primary health care service delivery., Pulmonary Tuberculosis (TB) remains a public health problem in Indonesia. In 2013 Case Detection Rate (CDR) in Depok was low (57,52%), urging the Depok Government declared Gertak TB. The nurse provided TB service by empowering community, to build surveillance system in their own community. The activities of Gertak TB were case detection and observation TB patients treatment. Gertak TB involved 16 cadres. The families whom were observed TB treatment were 10. The results were 158 persons TB suspected, seventeen of them undertook the screening, and ten of them were positive to smear sputum. The treatment adherence of TB patients were 100%. Gertak TB is needed to be promoted by cadre by coordinating with TB nurse in primary health care service delivery.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library