Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit
"Industri batik Bengle yang berasal dari Desa Bengle merupakan salah satu ciri khas (landmark) di Kabupaten Tegal. Batik Bengle telah berkembang di Desa Bengle lebih dari 30 tahun yang lalu. Keberadaan batik Bengle mulai berkembang setelah adanya pengakuan dari UNESCO yang menyatakan bahwa Batik sebagai warisan tak benda milik Indonesia.Pemerintah Indonesia juga menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengadakan Program Visit Jateng 2013 yang menjadikan industri Batik Bengle menjadi satu – satu nya sentra batik di Kabupaten Tegal. Penelitian ini mengkaji wilayah jangkauan industri batik Bengle dengan mengkaitkan beberapa variabel seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, jenis produk, moda transportasi, jaringan jalan, dan jarak. Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 30 industri batik dan sampel yang digunakan sebanyak 4 industri batik (Kisik melik indah, Batik Canting asli tegalan, Rahma Mandiri, dan Mitra amalia batik). Penentuan jumlah sampel menggunakan metode Purpose Sampling dengan syarat sampel penelitian adalah berprofesi sebagai pembatik dan penjual, dan telah membatik lebih dari 10 tahun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa menunjukan bahwa lokasi industri batik Bengle yang berada di dekat jalan kolektor tergolong dalam wilayah jangkauan dekat. Sedangkan lokasi industri batik Bengle yang berada di dekat jalan lokal tergolong dalam wilayah jangkauan sedang dan wilayah jangkauan jauh. Wilayah jangkauan tersebut memiliki persamaan dalam karakteristik demografi yaitu konsumen dengan jenis kelamin perempuan yang berusia lebih dari 30 tahun dan bekerja di sektor formal, jenis produk yang dibeli konsumen berupa Kain batik, dan Moda transportasi yang digunakan konsumen yaitu transportasi pribadi berupa motor.

Bengle batik industry which from Bengle village is one of characteristic (landmark) in Tegal regency. Bengle batik has grown in Bengle village more than 30 years ago. The existence of Bengle batik began to develop after recognition from UNESCO that Batik as Indonesia's intangible heritage, the Indonesian government also decision dated October 2 as Batik day.In addition, the Provincial Government of Central Java also held program Visit Central Java 2013, which makes Bengle batik industry become one of batik centers in Tegal regency. This study examines coverage area of Bengle batik industry by linking several variables such as age, gender, occupation, type of product, mode of transportation, road network, and distance.
The results showed that showed that Bengle batik industry location which near collector road belonging to the region close range. While Bengle batik industry location which near local road belonging to the. In this study, the total of population around thirty industry and sample be used around four batik industry (Kisik Melik Indah, Batik Canting asli tegalan, Rahma Mandiri, and Mitra amalia batik). Determination of the number of samples using the method of Purpose Sampling with sample requirements are batik and works as a salesman, and has done the batik more than 10 years. regional medium range and the regional far range range have similarities in the demographic characteristics of the consumers by gender women aged That’s regional more than 30 years and worked in the formal sector, types of products purchased in the form of batik cloth, and the mode of transport used in the form of motorcycle.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiarti Sigit
"Tempat tinggal adalah kebutuhan manusia yang sangat penting terutama bagi orang-orang yang mancari nafkah di kotakota besar, seperti Jakarta. Di kota metropolitan mendapatkan tempat tinggal bagi golongan ekonomi lemah tidaklah mudah. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi golongan tersebut, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui salah satu perusahaan daerahnya membangun rumah susun dan rumah sewa bertingkat.
Setelah tersedia rumah sewa tersebut, maka terjadi persaingan diantara para calon penyewa yang semakin tinggi walaupun dalam beberapa hal peraturan sewa menyewa menjadi penghambat untuk memperoleh rumah tetapi tidak mengurangi usaha mereka untuk mendapatkannya. Disisi lain pengelola Rumah Sewa Bertingkat, yang seharusnya menegakkan aturan, juga mempunyai keinginan untuk memanfaatkan minat masyarakat. Dengan tujuan yang berbeda, mereka baik calon penyewa/penyewa maupun pengelola mengembangkan suatu strategi interpretasi terhadap peraturan sewa menyewa Rumah Sewa Bertingkat.
Proses interpretasi terjadi apabila pengelola dan calon penyewa/penyewa yang terlibat dalam negosiasi tidak mampu atau tidak mau memenuhi persyaratan yang terkandung dalam peraturan. Interpretasi tersebut pada pokoknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1). Adanya diskresi dari birokrasi tingkat bawah (Lipsky, 1980 : 13), (2). Adanya aturan formal dari pengelola yang dipengauhi peraturan informal yang timbul dari masyarakat itu sendiri (Moore dalam Ihromi, 1993), (3). Adanya faktor latar belakang sosial ekonomi dan budaya dari para pelaku negosiasi.
Dari temuan yang ada, interpretasi yang berlanjut negosiasi dapat berbeda jenis penafsirannya dan dikategorikan dalam empat kategori proses negosiasi yaitu : kategori (1) memenuhi persyaratan, tidak ada persaingan, (2) memenuhi persyaratan, ada persaingan (3) tidak memenuhi persyaratan (4) tidak mematuhi/tidak memenuhi aturan tata tertib. Akibat rendahnya kontrol sosial dari masyarakat maupun atasan pengelola, maka interpretasi berlangsung terus hingga sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soetaryo Sigit
Jakarta : Department of Minessota , 1977
622 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yonas Handoko Sigit
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S35498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Rachmatini Sigit
"Penelitian ini diadakan atas dasar pemikiran bahwa untuk dapat mengikuti pendidikan jarak jauh atau belajar mandiri diperlukan adanya sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Brown & Holzman (1964) mengemukakan bahwa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, dapat dilakukan dengan cara menentukan rencana kegiatan yang jelas dan adanya disiplin diri yang kuat untuk menepati apa yang direncanakan itu.Yang termasuk dalam aspek ini adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kesiagaan serta ketepatan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik serta merencanakan kegiatan belajar. Sementara, Universitas Terbuka yang menerapkan belajar mandiri memberikan kebebasan pada mahasiswanya untuk menetapkan sendiri jadwal. belajarnya, lama belajar dan cara belajar dengan sendirinya menuntut suatu sikap dan kebiasaan belajar yang baik tersebut. Di samping itu, untuk lebih mempermudah belajarnya, mahasiswa disarankan untuk belajar secara berkelompok dalam kelompok belajar dan mengikuti tutorial. Sudjarwo S (1988) mengutip pendapat Percival & Ellington mengemukakan bahwa belajar secara kelompok lebih efektif dan bermanfaat untuk memecahkan masalah. Beberapa keterampilan kognitif tingkat tinggi dari Bloom misalnya tingkat analisis, sintesis dan evaluasi akan lebih efektif bila dilakukan melalui diskusi kelompok. Bagi mahasiswa Universitas Terbuka, kelompok belajar selain berperan untuk meningkatkan motivasi belajar, mempermudah pelaksanaan kegiatan bersama, juga mendiskusikan rencana kegiatan akademik, ko dan ekstrakurikuler, serta mempercepat penyebaran informasi.
Penelitian dilakukan terhadap populasi mahasiswa UT program studi non kependidikan dengan pertimbangan bahwa selain motivasi belajar di UT bervariasi, juga latar belakang kehidupan seperti pendidikan, sosial dan ekonomi mereka sangat berbeda atau heterogen. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelompok belajar Pusat Studi Mahasiswa (PSM) di Sukabumi, Bandung, dan Surakarta, Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM) di Jakarta, Persatuan Kelompok Belajar (PKB) di Bogor dan Bandung. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa semester tiga ke atas.
Penelitian ini telah menguji hubungan antara sikap dan kebiasaan belajar, keikutsertaan dalam kelompok belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program studi non kependidikan Universitas Terbuka. Seperti diketahui banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar di perguruan tinggi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dimaksud dengan faktor internal adalah kecerdasan atau kemampuan intelektual, bakat, usia dan lain-lain.
Faktor eksternal adalah latar belakang sosial ekonomi, pergaulan, kebiasaan belajar. Melalui kajian teoritis tentang variahel yang diperkirakan mempengaruhi basil belajar yaitu sikap dan kebiasaan belajar, sistem belajar jarak jauh dan belajar mandiri di Universitas Terbuka, maka diajukan bipotesis penelitian yang diuji kebenarannya pada 100 (seratus) orang mabasiswa UT yang mengikuti tutorial di PSM, KBM, dan PKB. Dari tiga hipotesis yang diajukan ternyata tidak satu pun dinyatakan diterima dan terbukti. Hipotesis yang diajukan adalah:
1. Ada bubungan yang signifikan antara sikap dan kebiasaan belajar, keikutsertaan dalam kelompok belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Terbuka program studi non kependidikan setelah mereka belajar selama 3 (tiga) semester.
2. Ada bubungan yang signifikan antara keikutsertaan mahasiswa dalam kelompok belajar dengan prestasi belajar, bila pengaruh sikap dan kebiasaan belajar dan kecerdasan mahasiswa dikontrol.
3. Ada buhungan yang signifikan antara sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar selama tiga semester, bila keikutsertaan dalam kelompok belajar dan kecerdasan mahasiswa dikontrol. Semakin baik sikap dan kebiasaan belajarnya, semakin baik prestasi belajarnya.
Berdasarkan basil penelitian ini, maka untuk penelitian lebih Ianjut penulis menyarankan:
1. Menentukan sampel yang lebih besar lagi yangdapat mewakili kelompok-kelompok belajar mahasiswa Universitas Terbuka di seluruh Indonesia.
2. Memisahkan atau membandingkan antara mahasiswa yang ikut dalam kelompok belajar intensif dan yang tidak intensif.
3. Membedakan antara kelompok mahasiswa program studi Ilmu Pengetahuan Sosial dan program studi Matematika dan Ilmu Pasti Alam.
4. Perbaikan skala pengukuran.
Akhimya penulis menyarankan agar basil penelitian ini dipergunakan sebagai bahan masukan bagi Universitas Terbuka untuk memperbaiki metode dan teknik penyelenggara-an tutorial dalam kelompok belajar serta membina sikap dan kebiasaan belajar yang lebih baik bagi mahasiswa Universitas Terbuka."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T7974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigma Rizkyardiani Sigit
"Surface Mechanical Attritition Treatment adalah salah satu proses fabrikasi nano material
dengan cara memberikan deformasi mekanis strain-induced pada permukaan material.
Penelitian ini memberi perlakuan SMAT pada stainless steel AISI 304 yang merupakan
austenitic stainless steel. Deformasi yang diperlakukan pada permukaan material akan
menghasilkan gradien regangan di seluruh bagian material. Perbedaan regangan dan strain
rate mempengaruhi struktur yang terjadi. Semakin tinggi regangan yang diberikan (semakin
dekat dengan permukaan) menghasilkan butir yang lebih halus hingga skala nanometer. Dan
sebaliknya, semakin rendah regangan yang dialami maka akan dihasilkan butir yang kasar..
Proses SMAT pada baja juga dapat menghasilkan transformasi fasa dari austenit ke
martensit. Analisis XRD menunjukkan peningkatan kandungan martensit pada lapisan yang
terkena regangan tinggi. Pengamatan TEM menunjukkan transformasi martensit terjadi
dengan dua mekanisme yaitu dari austenit yang berstruktur kristal FCC () menjadi martensit
yang berstruktur kristal HCP (ε) dan dari austenit yang berstruktur kristal FCC () menjadi
martensit yang berstruktur kristal BCC (α’). Transformasi ini mengikuti arah dan hubungan
kristalografi Kurdjumov-Sachs (K-S) orientation yaitu 〈1-10〉γ//〈112-0〉ε//〈11-1〉α. Sementara
pada bagian yang terkena regangan lebih rendah tetap mengandung fasa austenit.
Kombinasi dari butir halus dan kasar serta austenit dan martensit pada material yang sama
memungkinkan untuk mendapatkan material yang kuat sekaligus tangguh. Butir halus dan
fasa martensit pada permukaan akan meningkatkan kekerasan material, sementara butir kasar
dan fasa austenit pada bagian lebih dalam akan mempertahankan keuletan material.

Surface Mechanical Attritition Treatment is one of nano material fabrication method which
done by applying strain-induced mechanical deformation on the surface. This research treated
stainless steel AISI 304 which is austenitic stainless steel type, with SMAT. The deformation
cause strain gradient through out the sample. Strain level differences give effect to material
structure. Higher strain which happen closely to the surface region, result in finer grain up to
nano scale, while lower strain cause more coarse grain.
SMAT on stainless steel also could cause phase transformation from austenite to martensite.
XRD analysis showed increase of martensite content on higher strain-affected layer. TEM
observations showed martensite transformation by two mechanism, austenite with FCC
crystal structure () to martensite with HCP crystal structure (ε) and austenite with FCC
crystal structure () to martensite with BCC crystal structure (α’). This transformation are
following crystalographic orientation relationship of Kurdjumov-Sachs (K-S), 〈1-10〉γ//〈112-
0〉ε//〈11-1〉α. While on the other region that less-affected by strain still contain austenite
phase.
Combination of fine grain-coarse grain and austenite-martensite phase on the same material
could result in higher properties material since it could has high strenght and high toughness.
Fine grain and martensite phase on the surface will increase the hardness of material, while
coarse grain and austenite phase on deeper layer will increase the ductility of material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sigit
"Makalah ini akan membahas retorika balas dendam dalam novel karangan Kawabata Yasunari, Utsukushisa to Kanashimi to. Dengan menganalisis novel ini penulis akan membuktikan bahwa balas dendam tidak hanya dilakukan dengan langsung menyakiti atau merugikan seseorang secara impas, seperti kasus balas dendam pada umumnya. Dalam novel ini, balas dendam dapat dilakukan dengan melukai diri sendiri atau bahkan dengan melakukan hubungan seksual dengan karakter yang terlibat. Tulisan ini akan mencari indikasi-indikasi balas dendam di setiap penarasian dan percakapan yang terkandung dalam novel ini, Utsukushisa to Kanashimi to, baik tersurat maupun tersirat.

This paper will discus a rhetoric of revenge in the novel by Yasunari Kawabata, Utuskushisa to Kanashimi to. By analyzing this novel the author will prove that revenge is not only carried out by directly hurting or harming someone in return like the case of revenge in general. In this novel, revenge can be carried out by committing self-inflicted or even by having a sexual intercourse with the involved character. This paper will seek the indications of revenge in every narrasions and conversations that are contained in this novel, Utsukushisa to Kanashimi to, both express and implied.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pramono Sigit
"Latar Belakang: Kadar Soluble Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (sVCAM-1) dan Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) diketahui meningkat pada pasien dengan stenosis mitral (SM). Namun, apakah kenaikan tersebut disebabkan oleh proses reumatik yang aktif ataukah karena pengaruh hemodinamik SM masih belum diketahui dengan jelas.
Tujuan: Meneliti pengaruh tingkat keparahan SM pada kadar sVCAM-1 dan sICAM-1
Metode: Penelitian ini berdesain potong lintang. Subjek penelitian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok pasien yang akan menjalani Komisurotomi Mitral Transvena Perkutan (kelompok pre KMTP), dan kelompok pasca KMTP ≥ 1 tahun. Dilakukan pemeriksaan kadar sVCAM-1 dan sICAM-1 pada ketiga kelompok tersebut, dan pemeriksaan ekokardiografi untuk menilai tingkat keparahan katup mitral (Mitral Valve Area (MVA) mean Mitral Valve Gradient (mMVG), Tricuspid Valve Gradient (TVG), mean Pulmonary Artery Pressure (mPAP) dan Left Atrial Volume Index (LAVI)) pada kelompok pre KMTP dan kelompok pasca KMTP ≥ 1 tahun.
Hasil: Didapatkan 23 orang kontrol normal, 26 pasien kelompok pre KMTP, dan 27 pasien kelompok pasca KMTP ≥ 1 tahun.. Kadar sVCAM-1 dan sICAM-1 pada kelompok pasien dengan SM (kelompok pre dan pasca KMTP ≥ 1 tahun) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol normal (536,87 ± 251,68 ng/ml vs 536,87 ± 149,22 ng/ml; p<0,001 dan 270,04 ± 111,67 ng/ml vs 216,43 ± 50,60 ng/ml; p=0,006). Namun tidak didapatkan perbedaan kadar sVCAM-1 dan sICAM-1 antara kelompok pre KMTP dengan kelompok pasca KMTP ≥ 1 tahun (854,67 ± 227,26 ng/ml vs 809,22 ± 275,63 ng/ml; p=0,515 dan 279,98 ± 114,39 ng/ml vs 260,49 ± 110,38 ng/ml; p=0,539) . Tidak didapatkan hubungan antara tingkat keparahan katup mitral (MVA, mMVG, TVG, mPAP dan LAVI) dengan kadar sVCAM-1 dan sICAM-1 (p>0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antar tingkat keparahan katup mitral dengan kadar kadar sVCAM-1 dan sICAM-1

Background: Blood Soluble Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (sVCAM-1) and Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) levels are increased in Mitral Stenosis (MS) patients, but whether this phenomenon is due to chronic rheumatic inflammation process or because of hemodynamic effect of mitral stenosis severity is not clear yet.
Objective: This research aims to study the effect of mitral stenosis severity on blood sVCAM-1 and sICAM-1 levels.
Method: This study is a cross sectional study. Research subjects were divided into 3 groups: control patients, pre BMV (Baloon Mitral Valvulotomy) group, and post BMV group (patients who have already undergone BMV for ≥ 1year). Blood sVCAM-1 and sICAM-1 were measured using quantitative sandwich immunoassay method in all groups, and echocardiographic study to evaluate MS severity (MVA (Mitral Valve Area), mMVG (mean Mitral Valve gradient), TVG (Tricuspid Valve Gradient), mPAP (mean Pulmonary Artery Pressure), and LAVI (Left Atrial Volume Index) measurements were performed to pre BMV and post BMV group at the same day with the blood sample collections.
Results: There were 23 normal subjects, 26 patients in pre BMV group, and 27 patients in post BMV group. The sVCAM-1 and sICAM-1 levels in patients with MS (pre BMV and post BMV group) were higher than normal control subjects (536,87 ± 251,68 ng/ml vs 536,87 ± 149,22 ng/ml; p<0,001 and 270,04 ± 111,67 ng/ml vs 216,43 ± 50,60 ng/ml; p=0,006), meanwhile there were no differences of sVCAM-1 and sICAM-1 levels between pre BMV and post BMV group (854,67 ± 227,26 ng/ml vs 809,22 ± 275,63 ng/ml; p=0,515 dan 279,98 ± 114,39 ng/ml vs 260,49 ± 110,38 ng/ml; p=0,539). There were also no significant correlation between mitral stenosis severity (MVA, mMVG, TVG, mPAP dan LAVI) with sVCAM-1 and sICAM-1 levels (p>0,05).
Conclusion: There were no correlation between mitral stenosis severity with blood sVCAM-1 and sICAM-1 levels.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Angga Sigit
"ABSTRAK
Dalam penyusunan Laporan Perencanaan Kas Pemerintah Pusat, penyusunan dan penyampaian Rencana Penarikan Dana RPD Harian oleh Satuan Kerja Kementerian/Lembaga kepada KPPN merupakan bagian yang sangat penting. Perencanaan kas yang dilakukan Pemerintah Pusat berfungsi untuk melakukan pengelolaan dan manajemen kas yang akuntabel di tengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki Pemerintah serta dalam rangka melakukan respon kebijakan atas terjadinya kelebihan atau kekurangan kas. Tingkat akurasi RPD Harian yang disusun Satuan Kerja Kementerian/Lembaga akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi perencanan kas yang disusun oleh Pemerintah Pusat. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia SDM Satuan Kerja Kementerian/Lembaga, Kinerja Aplikasi SAS, Kelengkapan Sarana dan Prasarana yang dimiliki Satuan Kerja Kementerian/Lembaga, Sistem Reward and Punishment dan pengajuan Dispensasi terhadap Tingkat Akurasi RPD Harian yang disusun oleh Satuan Kerja Kementerian/Lembaga. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner terhadap seluruh Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyampaikan RPD Harian pada Tahun Anggaran 2017 dalam lingkup KPPN Jakarta II. Metode penelitian menggunakan Regresi Logistik Binary. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Akurasi RPD Harian. Secara parsial, Kualitas SDM dan Kinerja Aplikasi SAS berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Tingkat Akurasi RPD Harian. Penelitian merekomendasikan penyempurnaan implementasi Sistem Reward and Punishment dan pengaturan kebijakan pemberian Dispensasi agar Tingkat Akurasi RPD Harian Satuan Kerja Kementerian/Lembaga dapat lebih ditingkatkan sehingga perencanan kas yang disusun Pemerintah Pusat semakin efektif.

ABSTRACT
Preparation and submission of agencies rsquo Daily Cash Withdrawal Planning of Line Ministries to KPPN Office of the State Treasury Service play important role in Central Government Cash Planning Report. Cash planning by Central Government is beneficial to administer accountable cash management with limited resources and to establish policy responses of cash excess or shortage. The accuracy level of agencies rsquo Daily Cash Withdrawal Planning of Line Ministries will influence the accuracy level of cash planning organized by Central Government. This research examines the effects of the quality of agencies rsquo human resource, the performance of SAS Unit Application System , the completeness of agencies rsquo facilities and infrastructure, Reward and Punishment System, and request of dispensation on the accuracy level of agencies rsquo Daily Cash Withdrawal Planning RPD of Line Ministries. The research was conducted by passing the questionnaire to all of the Line Ministries Agencies who had submitted the Daily RPD in 2017 fiscal year in the scope of KPPN Jakarta II using The Binary Logistic Regression method. The result shows that all variables simultaneously have significant influence on the accuracy level of Daily RPD. The quality of human resources and SAS application performance partially, positively and significantly influence the accuracy level of Daily RPD. This research recommends for improvement of Reward and Punishment System implementation and dispensation policy arrangement to escalate the accuracy level of agencies rsquo Daily Cash Withdrawal Planning of Line Ministries to eventually increase the effectiveness of the Central Government cash planning. "
2018
T51626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abednego Kurniawan Sigit
"Transformasi struktural utama di industri musik telah didokumentasikan secara luas sejak kehadiranteknologi digital yang telah menciptakan berbagai platform pemasaran untuk industri musik. Transisi ke musikdigital dan online tidak lain hanyalah perubahan menyeluruh dalam lingkungan media dan landasanfundamental bagi restrukturisasi seluruh industri. Dalam jangka waktu singkat, perubahan signifikan telahterjadi ketika mereka memindahkan konsumen untuk mengadopsi model bisnis streaming dan berlangganan.Format-format yang berubah ini juga membawa pada dominasi radio dan televisi. Oleh karena itu, alternatifyang lebih murah untuk katalog musik seperti media online dan seluler lebih baik. Eksposisi ini menempatkanindustri musik independen untuk mempertimbangkan isu-isu kunci dalam konteks transformasi cepat ini.

The transition to digital and online is nothing but a complete change in the media environment and afundamental foundation for the restructure of the whole entertainment industry. In a short timeframe, significantchanges in music industry have happened as they move consumers to adopt streaming and subscription businessmodels. These changing formats have been brought against the dominance of physical music storage. Asopposed to radio and television, music catalogue such as online and mobile media are much preferable,particularly on independent music. This exposition situates any independent music party to consider key issuesin the context of this rapid transformation. Within this shift, many factors play a role to affect music industry,artists, and consumers. This research will further findings by implementing content analysis from severalprevious researches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>