Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Siahaan, Nelson
"Pasar Modal Indonesia, khususnya Bursa Efek Jakarta, semakin berkembang, dan semakin banyak perusahaan yang memanfaatkannya. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka mekanisme pembentukan harga juga diharapkan menjadi lebih efisien. Studi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar signifikansi tingkat pengembalian abnormal saham perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran perdana tahun 1994 dan sekaligus melihat efisiensi Bursa Efek Jakarta berdasarkan pengujian terhadap tingkat pengembalian abnormal tersebut. Metode penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah metode event study dan model yang dipakai adalah market model residual. Model ini mengukur kinerja saham dengan menghitung selisih antara tingkat pengembalian aktual dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (market residual) untuk melihat apakah ada tingkat pengembalian yang abnormal. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat seberapa signifikan tingkat pengembalian abnormal tersebut. Pada penelitian ini ada dua bentuk pengujian atas rata-rata tingkat pengembalian abnormal yang digunakan, yakni pengujian secara harian dan pengujian secara kumulatif. Pengujian secara kumulatif dibagi lagi menjadi pengujian per industri. Pengujian secara harian menunjukkan bahwa pada hari pertama saham memasuki pasar sekunder diperoleh rata-rata tingkat pengembalian abnormal positif dan pada hari kesepuluh dan kelima belas diperoleh tingkat pengembalian abnormal negatif (signifikan pada tingkat 10%). Pengujian secara kumulatif menunjukkan bahwa selama lima betas hari penelitian, rata-rata tingkat pengembalian abnormal adalah tidak sama dengan nol (signifikan pada tingkat 20%). Tingkat pengembalian abnormal yang signifikan ini dengan demikian memberikan suatu kesimpulan yaitu: Bursa Efek Jakarta belum efisien dalam bentuk setengah kuat. Kesimpulan lain yang diperoleh adalah saham-saham perdana masih dinilai dibawah harga yang sesungguhnya. Beberapa saran yang perlu mendapat perhatian untuk penelitian selanjutnya adalah pertama perbaikan perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) agar lebih mencerminkan keadaan pasar. Kedua, penerapan metode Mean Absolute Deviance (MAD) pada pengujian secara kumulatif untuk menghindari efek yang sating meniadakan dari tingkat pengembalian abnormal yang dapat berupa angka positif dan angka negatif Ketiga, memperpanjang jumlah sampel hari untuk memperhalus market model. Dan yang terakhir, mengurangi jumlah hari pengujian untuk melihat apakah efisiensi tercapai dalam waktu yang lebih singkat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18965
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library