Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
BPJS Kesehatan merupakan salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan yang disebut dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai penyedia Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Pengadaan obat pada fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dilakukan dengan menggunakan fasilitas terbaru yang disebut dengan Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan menjual obat dengan harga yang telah disesuaikan dengan e-catalogue sehingga harga obat lebih terjangkau. Tugas khusus praktik kerja di Rumah Sakit Universitas Indonesia ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan harga obat yang tersedia di Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan sehingga rumah sakit dapat menghindari kerugian ketika akan melakukan pengadaan obat pada periode berikutnya. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data pembelian obat terakhir di RSUI. Data yang dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harga obat yang terdaftar di Apotek Online BPJS Kesehatan dan diketahui terdapat 112 jenis obat yang memiliki selisih harga. Dari 112 jenis obat, 31 jenis obat yang dibeli melalui distributor farmasi memiliki harga lebih mahal sehingga diperlukan peran rumah sakit dalam memilih distributor yang menjual obat dengan harga yang sesuai dengan harga obat di Apotek Online BPJS Kesehatan dan dibutuhkannya kontrak payung antara industri farmasi dengan rumah sakit dalam proses pengadaan obat sehingga industri dapat menjamin ketersediaan obat dan kestabilan harga obat.
......
BPJS Kesehatan is a social institution that was formed to organize a health insurance program called Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), which is a government program that aims to provide protection in the form of health care benefits given to everyone. University of Indonesia Hospital (RSUI) is one of the hospitals that has collaborated with BPJS Kesehatan as a provider of Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FPKTL). Procurement of medicines at health facilities that have collaborated with BPJS Health is carried out by using the newest facility called the Apotek Online BPJS Kesehatan. Apotek Online BPJS Kesehatan sells medicines at prices that have been adjusted to the e-catalogue so that medicine prices are more affordable. This internship assignment at the University of Indonesia Hospital aims to analyze the comparison of drug prices available at the University of Indonesia Hospital with drug prices at the Apotek Online BPJS Kesehatan so that the hospital can avoid losses when procuring drugs in the following period. Data analysis was carried out by collecting data on recent drug purchases at RSUI. The data collected then compared to the prices of drugs registered at the Apotek Online BPJS Kesehatan and it was discovered that there were 112 types of drugs that had price differences. Of the 112 types of medicines, 31 types of medicines that was purchased through pharmaceutical distributors have higher prices so the role of hospitals is needed in choosing distributors who sell medicines at prices that match the price of medicines at the Apotek Online BPJS Kesehatan and the need for a contract between the pharmaceutical industry and hospital in the drug procurement process so that the industry can guarantee drug availability and drug price stability.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) merupakan sebuah pedoman yang digunakan dalam proses produksi alat kesehatan yang harus diterapkan oleh setiap sarana produksi alat kesehatan sebagai jaminan bahwa semua proses dalam sistem yang saling terkait dalam pembuatan alat kesehatan telah dikelola dalam rangka tercapainya keamanan, mutu, dan manfaat alat kesehatan yang diproduksi. CPAKB diterapkan untuk menjamin bahwa alat kesehatan dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPAKB harus diimplementasikan dengan baik dan dipertahankan keefektifannya dengan menggunakan sumber daya yang berkualitas dan berkompeten. PT. Forsta Kalmedic Global yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri alat kesehatan yang beroperasi dengan menggunakan CPAKB sebagai salah satu pedoman. PT. Forsta Kalmedic Global harus memastikan bahwa selama proses produksi, operasional perusahaan dijalankan sesuai dengan CPAKB. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kompetensi personel yaitu operator produksi yang harus menjalankan operasional perusahaan sesuai dengan SOP yang telah dibuat dengan menggunakan CPAKB sebagai pedomannya. Tugas khusus praktik kerja di PT. Forsta Kalmedic Global ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi operator produksi produk surgical suture di PT. Forsta Kalmedic Global. Analisis dilakukan dengan menentukan SOP yang harus dikuasai oleh operator, kemudian membuat formulir evaluasi yang akan digunakan sebagai penilaian, menentukan paket pelatihan SOP dan melaksanakan pelatihan SOP, kemudian melakukan evaluasi berupa post-test menggunakan media Google Formulir. Hasil data kemudian direkap dan dilakukan analisis menggunakan metode skill matrix dan didapatkan hasil terdapat 13 operator yang memiliki nilai rata-rata di atas 70 dan 9 operator yang memiliki nilai rata-rata di bawah 70 sehingga masih diperlukan pelatihan tambahan untuk operator produksi surgical suture untuk memastikan bahwa semua operator telah berkompeten dan dapat melaksanakan proses produksi sesuai SOP yang telah ditentukan.
...... CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) is a guideline used in the medical device production process which must be implemented by every medical device production company as a guarantee that all processes in the system that are interrelated in the manufacture of medical devices have been managed in order to produce safety, and high quality products. CPAKB is implemented to ensure that medical devices are manufactured consistently, meet specified requirements and are suitable for their intended use. CPAKB must be implemented well and maintain its effectiveness by using competent resources. PT. Forsta Kalmedic Global is a company operating in the medical equipment industry which operates using CPAKB as one of the guidelines. PT. Forsta Kalmedic Global must ensure that the production process are carried out in accordance with the CPAKB. One aspect that needs to be considered is the competency of personnel who must be working in accordance with SOPs that have been created using CPAKB as a guideline. Internship assignments at PT. Forsta Kalmedic Global aims to analyze the competency of surgical suture production personnel at PT. Forsta Kalmedic Global. The analysis is carried out by determining the SOPs that must be mastered by personnel, then creating an evaluation form that will be used as an assessment, determining the SOP training package and carrying out SOP training, then conducting an evaluation in the form of a post-test using Google Forms. The data results were then summarized and analyzed using the skill matrix method and the results showed that there were 13 personnel who had an average score above 70 and 9 personnel who had an average score below 70 so that additional training was still needed for surgical suture production personnel to ensure that all personnel are competent and can carry out the production process according to the specified SOP.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
PRB (Program Rujuk Balik) merupakan salah satu program pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang menderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atas rujukan atau rekomendasi dari dokter spesialis. Pasien PRB adalah pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, asma, PPOK dan sebagainya yang umumnya mendapatkan lebih dari satu obat dalam satu resep yang disebut dengan polifarmasi. Pasien dengan resep polifarmasi memiliki risiko untuk mengalami interaksi obat lebih tinggi dibanding pasien yang menggunakan satu jenis obat. Potensi interaksi obat meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah obat yang diresepkan dalam satu resep. Pasien yang menerima resep polifarmasi berpotensi mengalami interaksi antar obat sebanyak 40% sehingga dibutuhkan pemantauan terapi obat dan interaksi obat dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas terapi dan menghindari terjadinya efek samping obat yang tidak diinginkan. Tugas khusus praktik kerja di Apotek Kimia Farma 562 Sunter periode Oktober 2023 ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat yang dapat terjadi pada resep polifarmasi pasien PRB di Apotek Kimia Farma 562 Sunter periode Oktober 2023. Pengidentifikasian potensi interaksi obat dilakukan dengan mengumpulkan resep pasien PRB yang ditebus di apotek sejumlah 446 resep. Resep diseleksi berdasarkan jumlah obat di dalam resep dan didapatkan 82 resep polifarmasi. Potensi interaksi obat pada masing-masing resep diidentifikasi melalui situs www.drugs.com dan didapatkan 82 resep memiliki potensi interaksi dan 2 resep tidak memiliki potensi interaksi, didapatkan total 542 interaksi obat yang dikelompokkan menjadi 58 interaksi mayor, 403 interaksi moderat, dan 81 interaksi minor. Pengumpulan data interaksi obat diperlukan oleh apoteker sebagai bentuk pemantauan terapi obat sehingga tujuan pengobatan tetap dapat tercapai secara maksimal dan meminimalisir kemungkinan terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
......
PRB (Program Rujuk Balik) is one of the health service programs provided to JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) participants who suffer from chronic diseases but currently in a stable condition and still require treatment or long-term nursing care which is carried out at first level health facilities based on referrals or recommendations from medical specialist. PRB patients are patients with chronic diseases such as diabetes mellitus, hypertension, heart disease, asthma, COPD and so on who generally receive more than one drug in one prescription, which is called polypharmacy. Patients with polypharmacy prescriptions have a higher risk of experiencing drug interactions than patients who use one type of drug. The potential for drug interactions increases as the number of drugs prescribed in one prescription increases. Patients who receive polypharmacy prescriptions have the potential to experience interactions between drugs as much as 40%, so monitoring of drug therapy and drug interactions is needed as an effort to increase the effectiveness of therapy and avoid the occurrence of unwanted side effects. This internship assignment at Kimia Farma 562 Sunter Pharmacy for the October 2023 period aims to identify potential drug interactions that could occur in polypharmacy prescriptions for PRB patients at Kimia Farma 562 Sunter Pharmacy for the October 2023 period. Identifying potential drug interactions is carried out by collecting PRB patient prescriptions that are redeemed in pharmacy with a total of 446 prescriptions. Prescriptions were selected based on the number of drugs in the prescription and 82 polypharmacy prescriptions were obtained. Potential drug interactions in each prescription were identified using www.drugs.com and it was found that 82 prescriptions had potential interactions and 2 prescriptions did not have potential interactions. A total of 542 drug interactions were obtained which were grouped into 58 major interactions, 403 moderate interactions, and 81 minor interactions. Pharmacists need to collect drug interaction data as a form of monitoring drug therapy so that treatment goals can still be achieved optimally and minimize the possibility of unwanted drug interactions occurring.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar lipid dalam plasma. Dislipidemia merupakan salah satu penyakit kronis yang memiliki prevalensi yang tinggi hampir di seluruh negara di dunia. Dislipidemia merupakan salah satu faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke yang merupakan penyebab kematian utama di dunia. Pengobatan dislipidemia dapat dilakukan dengan memberikan terapi farmakologis sesuai dengan tatalaksana untuk pasien dan terapi non farmakologis dengan mengubah asupan gizi serta gaya hidup pasien. Pengobatan dislipidemia berlangsung pada jangka waktu tertentu yang cukup lama, sehingga dibutuhkan kepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan demi tercapainya target terapi. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pasien terkait penyakit dislipidemia. Pemberian edukasi terkait penyakit dislipidemia diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pasien. Tugas khusus praktik kerja di Puskesmas Kecamatan Pulogadung ini bertujuan untuk menyusun media edukasi digital untuk pasien dislipidemia. Penyusunan media edukasi digital dilakukan dengan melakukan penelusuran pustaka dengan menggunakan kata kunci dislipidemia di laman Google Cendekia. Informasi yang telah didapatkan kemudian dikumpulkan dan disunting menjadi dalam bentuk booklet yang dibuat menggunakan aplikasi canva dan flipbook. Pemberian edukasi kepada pasien dislipidemia dilakukan dengan menggunakan booklet digital yang dianggap menarik karena didesain dengan baik dan mudah untuk diakses dan dibaca. Pemberian edukasi kepada pasien dislipidemia menggunakan media edukasi digital berupa booklet yang berisi tentang pengertian, gejala, penyebab, pencegahan, terapi farmakologis, dan terapi non farmakologis dislipidemia yang dikemas dengan menarik untuk dibaca sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pasien sehingga kepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan akan meningkat dan keberhasilan terapi akan tercapai. ...... Dyslipidemia is a lipid metabolism disorder characterized by an increase or decrease in plasma lipid levels. Dyslipidemia is a chronic disease that has a high prevalence in almost all countries in the world. Dyslipidemia is one of the main factors in the occurrence of coronary heart disease (CHD) and stroke, which are the main causes of death in the world. Treatment of dyslipidemia can be done by providing pharmacological therapy according to the guidelines and non-pharmacological therapy by adjusting patient's nutritional intake and lifestyle. Dyslipidemia treatment usually going on for long period of time, so patient compliance is required in carrying out treatment in order to achieve therapy targets. Patient non-compliance with therapy can be caused by the patient's lack of knowledge regarding dyslipidemia. Providing education related to dyslipidemia is expected to improve patient’s compliance. This internship assignment at Pulogadung District Health Center aims to develop digital educational media for dyslipidemia patients. Preparation of digital educational media was carried out by conducting a literature search using the keyword dyslipidemia on the Google Scholar page. The information that have been obtained are then collected and edited into booklet form which is created using the Canva and Flipbook. Providing education to dyslipidemia patients is carried out using digital booklets which are considered interesting because they are well designed and easy to read. Providing education to dyslipidemia patients using digital educational media in the form of a booklet containing the meaning, symptoms, causes, prevention, pharmacological therapy and non-pharmacological therapy of dyslipidemia which are packaged in an interesting way to read is hoped to enhance patient’s knowledge so that patient compliance in carrying out treatment will increase and therapeutic success will be achieved.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shanifa Dianmurdedi
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau Distributor Farmasi merupakan suatu perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pedagang Besar Farmasi menggunakan pedoman yang digunakan untuk memastikan proses distribusi obat dan alat kesehatan berjalan sesuai dengan perundang-undangan. Pedoman yang digunakan oleh Pedagang Besar Farmasi dalam kegiatan pendistribusian alat kesehatan adalah CDAKB (Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik). CDAKB digunakan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. CDAKB diberikan oleh pemerintah dalam bentuk sertifikasi sebagai tanda bahwa Pedagang Besar Farmasi telah menjalankan proses distribusi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 merupakan salah satu Pedagang Besar Farmasi yang telah memiliki sertifikasi CDAKB sehingga diharapkan telah menjalankan proses distribusi alat kesehatan sesuai dengan pedoman. Tugas khusus praktik kerja di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) pada kegiatan penanganan keluhan dan pemusnahan alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data yaitu dengan melihat SOP dan melakukan wawancara dengan Apoteker Penanggung Jawab (APJ) Alat Kesehatan terkait penanganan keluhan dan pemusnahan alat kesehatan di Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Penanganan keluhan dilakukan dengan penerimaan keluhan verbal dan non verbal dalam bentuk kuisioner dari konsumen yang kemudian diinvestigasi dan dievaluasi tiap 3 bulan. Pemusnahan alat kesehatan dilakukan dengan memisahkan barang yang rusak dan kadaluarsa untuk mencegah tercampurnya barang yang layak jual dan ketidaksengajaan barang terjual. Hasil analisis menunjukkan Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 telah mengimplementasikan CDAKB dalam operasional sehari-hari pada aspek penanganan keluhan dan pemusnahan alat kesehatan.
......
A Pharmaceutical Wholesaler (PBF) or Pharmaceutical Distributor is a company in the form of a legal entity that has a license to procure, store, distribute medicines and/or medicinal substances in large quantities in accordance with the provisions of statutory regulations. Pharmaceutical Wholesalers use guidelines to ensure that the distribution process for medicines and medical devices runs in accordance with legislation. The guideline used by Pharmaceutical Wholesalers in the distribution of medical devices is CDAKB (Good Method of Distribution of Medical Devices). CDAKB is used to ensure that distributed medical device products meet the specified requirements. CDAKB is given by the government in the form of certification as a sign that Pharmaceutical Wholesalers have carried out the distribution process in accordance with established regulations. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is one of the Pharmaceutical Wholesalers that has CDAKB certification so it is expected to carried out the medical device distribution process in accordance with the guidelines. This internship assignment at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 aims to analyze the application of Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) in the activities of handling complaints and destroying medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. The analysis was carried out using data collection methods by looking at the SOP and conducting interviews with the Pharmacist in Charge (APJ) for Medical Devices regarding handling complaints and destroying medical devices at Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Handling complaints is carried out by receiving verbal and non-verbal complaints in the form of questionnaires from consumers which are then investigated and evaluated every 3 months. Destruction of medical devices is carried out by separating damaged and expired goods to prevent mixing of goods that are fit for sale and accidental sale of goods. The analysis results show that Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 has implemented CDAKB in its daily operations in the aspects of handling complaints and destroying medical devices.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library