Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafa Safira
Abstrak :
Pandemi Covid-19 berdampak pada tingginya permintaan pelayanan kesehatan dan menempatkan pegawai rumah sakit pada kondisi yang penuh tekanan. Kondisi tersebut diduga memiliki dampak jangka panjang hingga masa transisi pandemi Covid-19. Akibatnya, tuntutan kerja pegawai rumah sakit menjadi meningkat, khususnya tuntutan kerja emosional sehingga rentan untuk menurunkan kesejahteraan psikologisnya. Agar kesejahteraan psikologis pegawai tetap terjaga, diperlukan sumber daya pribadi berupa modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tuntutan kerja emosional dan kesejahteraan psikologis, serta hubungan modal psikologis dan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini dilakukan pada 184 partisipan yang merupakan pegawai rumah sakit berusia 18 hingga 55 tahun dengan masa kerja selama minimal satu tahun dan melibatkan interaksi langsung dengan pasien atau pelanggan dalam pekerjaannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain cross sectional study. Alat ukur yang digunakan adalah Psychological Well-Being Scale (PWBS), bagian dari Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ-II), dan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12). Hasil uji Pearson’s Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara tuntutan kerja emosional dan kesejahteraan psikologis (r = -0,27, p < 0,05). Sebaliknya, ditemukan hubungan positif yang signifikan antara modal psikologis dan kesejahteraan psikologis (r = 0,73, p < 0,05). Dengan demikian, pegawai dengan tingkat modal psikologis tinggi dapat tetap sejahtera walau mengalami tuntutan kerja emosional dalam pekerjaannya. ......The Covid-19 pandemic has resulted in a high demand for health services and has put hospital workers under stressful conditions. This situation is expected to have a prolonged effect in the current transition of the Covid-19 pandemic. As a result, the job demands of hospital workers have increased, especially emotional job demands which are prone to reducing their psychological well-being. Therefore, hospital workers need to have psychological capital as a personal resource to maintain their psychological well-being. This research aims to examine the relationship between emotional job demands and psychological well-being, and also the relationship between psychological capital and psychological well-being. This research was conducted on 184 hospital workers aged 18 to 55 years old who had at least one year of working experience and involved direct interaction with patients or customers within their work. This study used a quantitative method with a correlational cross-sectional study design. The Psychological Well-Being Scale (PWBS), part of the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ-II), and the Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) were used as measurement instruments. Pearson's Correlation test showed a significant negative relationship between emotional job demands and psychological well-being (r = -0,27, p<0,05). In contrast, a significant positive relationship was found between psychological capital and psychological well-being (r = 0,73, p<0,05). Thus, hospital workers with high levels of psychological capital can remain prosperous even in emotionally demanding work environments.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Safira
Abstrak :
Pandemi Covid-19 berdampak pada tingginya permintaan pelayanan kesehatan dan menempatkan pegawai rumah sakit pada kondisi yang penuh tekanan. Kondisi tersebut diduga memiliki dampak jangka panjang hingga masa transisi pandemi Covid-19. Akibatnya, tuntutan kerja pegawai rumah sakit menjadi meningkat, khususnya tuntutan kerja emosional sehingga rentan untuk menurunkan kesejahteraan psikologisnya. Agar kesejahteraan psikologis pegawai tetap terjaga, diperlukan sumber daya pribadi berupa modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tuntutan kerja emosional dan kesejahteraan psikologis, serta hubungan modal psikologis dan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini dilakukan pada 184 partisipan yang merupakan pegawai rumah sakit berusia 18 hingga 55 tahun dengan masa kerja selama minimal satu tahun dan melibatkan interaksi langsung dengan pasien atau pelanggan dalam pekerjaannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain cross sectional study. Alat ukur yang digunakan adalah Psychological Well-Being Scale (PWBS), bagian dari Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ-II), dan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12). Hasil uji Pearson’s Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara tuntutan kerja emosional dan kesejahteraan psikologis (r = -0,27, p < 0,05). Sebaliknya, ditemukan hubungan positif yang signifikan antara modal psikologis dan kesejahteraan psikologis (r = 0,73, p < 0,05). Dengan demikian, pegawai dengan tingkat modal psikologis tinggi dapat tetap sejahtera walau mengalami tuntutan kerja emosional dalam pekerjaannya. ......The Covid-19 pandemic has resulted in a high demand for health services and has put hospital workers under stressful conditions. This situation is expected to have a prolonged effect in the current transition of the Covid-19 pandemic. As a result, the job demands of hospital workers have increased, especially emotional job demands which are prone to reducing their psychological well-being. Therefore, hospital workers need to have psychological capital as a personal resource to maintain their psychological well-being. This research aims to examine the relationship between emotional job demands and psychological well-being, and also the relationship between psychological capital and psychological well-being. This research was conducted on 184 hospital workers aged 18 to 55 years old who had at least one year of working experience and involved direct interaction with patients or customers within their work. This study used a quantitative method with a correlational cross-sectional study design. The Psychological Well-Being Scale (PWBS), part of the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ-II), and the Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) were used as measurement instruments. Pearson's Correlation test showed a significant negative relationship between emotional job demands and psychological well-being (r = -0,27, p<0,05). In contrast, a significant positive relationship was found between psychological capital and psychological well-being (r = 0,73, p<0,05). Thus, hospital workers with high levels of psychological capital can remain prosperous even in emotionally demanding work environments.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafa Safira
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan merupakan investasi dalam pembangunan negara. Salah satu hal yang menjadi faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat adalah adanya akses pelayanan persediaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik. Untuk mencapai hal ini, maka industri obat memiliki peranan yang sangat penting dalam penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang memenuhi mutu, efikasi dan keamanan sesuai dengan CPOB. Apoteker sebagai personil kunci pada industri farmasi harus memiliki pengetahuan yang dalam mengenai industri farmasi. PT. Aventis Pharma adalah perusahaan farmasi bertaraf global yang telah menjalankan industrinya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam CPOB sehingga PT. Aventis Pharma menghasilkan obat-obatan yang terjamin efikasi, mutu dan keamanannya.ABSTRACT Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care. To achieve this aspect, pharmaceutical industries have a major role in supplying pharmaceutical, which comply the efficacy, quality and safety requirements in CPOB (GMP). Apothecary as the key personnel in pharmaceutical industries has to have advanced knowledge about how to run a pharmaceutical industry properly. PT. Aventis Pharma is a global pharmaceutical industry, which have been running its industries according to CPOB requirements, so pharmaceutical supplies manufactured in PT. Aventis Pharma have guaranteed efficacy, quality and safety.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafa Safira
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan merupakan investasi dalam pembangunan negara. Salah satu hal yang menjadi faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat adalah adanya akses pelayanan persediaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik. Hal ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, yaitu atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau serta pemberian izin terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan. Direktorat yang bertugas dalam hal merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan adalah Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.ABSTRACT Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care. Government?s responsibility is to ensure that all marketed pharmaceutical have guaranteed quality, safety, efficacy and affordable. Government is also responsible in issuing pharmaceutical industry permit or other healthcare unit. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan is a directorate that issue and implement all the policy and technical standardization in pharmaceutical care.;Health is an investment in developing the country. One of factor to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care. Government?s responsibility is to ensure that all marketed pharmaceutical have guaranteed quality, safety, efficacy and affordable. Government is also responsible in issuing pharmaceutical industry permit or other healthcare unit. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan is a directorate that issue and implement all the policy and technical standardization in pharmaceutical care.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafa Safira
Abstrak :
ABSTRAK
Nama Cut Shafa SafiraProgram Studi ApotekerJudul Praktek Kerja Profesi di Apotek SamMarie Basra Periode Oktober 2015 Kesehatan merupakan investasi dalam pembangunan negara Salah satu hal yang menjadi faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat adalah adanya akses pelayanan persediaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik Apotek sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat dilakukannya pelayanan kesehatan oleh apoteker yang berperan dalam pengadaan obat obatan dan perbekalan kesehatan serta pemberian informasi Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian Apotek SamMarie Basra dipimpin oleh seorang Apoteker dibantu oleh empat orang Asisten Apoteker dan satu orang Juru Resep Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek SamMarie Basra antara lain pengadaan obat dan perbekalan farmasi pelayanan resep penyimpanan penjualan manajemen narkotik dan psikotropik dokumentasi resep Kata Kunci apoteker apotek SamMarie Basraxi 43 7 lampiranJumlah Referensi 6 1978 2014 ABSTRACT Name Cut Shafa SafiraProgram ApothecaryTitle Profession Internship at SamMarie Basra Pharmacy Period October 2015 Health is an investment in developing the country One of various factors to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care Pharmacy is one of health care facility where apothecaries implement healthcare which consist pharmaceutical management and clinical pharmaceutical care In implementing pharmaceutical care the head of SamMarie Basra Pharmacy is Apothecary with the help from four apothecary assistants and one prescription personnel Pharmaceutical care which are implemented in SamMarie Basra Pharmacy are procurement reception storage sales management of narcotic management of psychotropic and prescription documentation Key word apothecary pharmacy SamMarie Basraxi 43 7 appendicesBibliography 6 1978 2014 ;ABSTRACT Name Cut Shafa SafiraProgram ApothecaryTitle Profession Internship at SamMarie Basra Pharmacy Period October 2015 Health is an investment in developing the country One of various factors to gain healthy society is a good access in pharmaceutical care Pharmacy is one of health care facility where apothecaries implement healthcare which consist pharmaceutical management and clinical pharmaceutical care In implementing pharmaceutical care the head of SamMarie Basra Pharmacy is Apothecary with the help from four apothecary assistants and one prescription personnel Pharmaceutical care which are implemented in SamMarie Basra Pharmacy are procurement reception storage sales management of narcotic management of psychotropic and prescription documentation Key word apothecary pharmacy SamMarie Basraxi 43 7 appendicesBibliography 6 1978 2014
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library