Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyarini
Abstrak :
Memasuki abad 21, dunia usaha menghadapi berbagai tantangan bisnis yang harus ditaklukkan supaya suatu perusahaan tetap bertahan dan berkembang pada posisi yang kompetitif di antara pesaingnya. Oleh karena itu, aspek SDM mulai diperhatikan sebagai salah satu variabel penentu dan pendukung. Dampaknya fungsi manajemen SDM mengalami tuntutan baru, dimana secara tradisional, lebih banyak mengelola kegiatan administratif atau operasional kepegawaian, maka tuntutan yang baru adalah untuk berfungsi secara strategik dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap tuntutan tradisional. Berfungsi secara strategik, secara singkat artinya departemen SDM mulai terlibat dalam perumusan strategi bisnis, baik secara organisasi maupun unit bisnis, yaitu melalui penyelarasan dengan strategi SDM. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian tentang analisis efektivitas fnmgsi strategik manajemen SDM dilihat dari pelayanan, peran, dan kontribusi SDM pada PT. Excelcomindo Pratama. Analisis dilakukan terhadap penilaian dua kelompok sampel, yaitu departemen SDM, sebagai perumus dan pelaksana fungsi, dan unit, sebagai konsumen internalnya. Baik variabel pelayanan maupun kontribusi SDM diteliti dengan menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari penelitian Wright, et al. (1998), sedangkan variabel peran SDM diteliti menggunakan kuesioner yang dipakai oleh Ulrich dan Conner (Ulrich, 1997). Hasil penelitian menunjukkan baik departemen SDM maupun unit percaya bahwa semua pelayanan SDM penting untuk dilaksanakan bagi keunggulan kompetitif perusahaan. Hanya saja mayoritas poin penilaian menunjukkan efektivitas pelayanan SDM pada kondisi saat ini adalah tidak efektif. Kualitas pemenuhan peran secara keseluruhan dinilai sedang atau cukup baik (mengacu pada klasifikasi penilaian yang digunakan oleh Ulrich). Sedangkan kontribusi departemen SDM pada pencapaian kinerja optimal organisasi masih belum efektif atau belum terlihat nyata tidak hanya bagi unit tetapi juga diakui oleh departemen SDM. Temuan lain yaitu diketahui adanya perbedaan signifikan dalam kepentingan pelayanan SDM pada pelayanan komunikasi mengenai adanya pelayanan SDM itu sendiri, adanya perbedaan signifikan dalam efektivitas pelayanan SDM pada pelayanan hubungan tenaga kerja, adanya perbedaan signifikan dalam peran SDM pada peran SDM sebagai Strategic Partner dan Administrative Expert, dan dari 10 area kontribusi SDM, terdapat 8 area kontribusi yang ditemukan berbeda secara signifikan antara kedua kelompok Sampel. Ke-delapan area kontribusi tersebut adalah melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diharapkan, memberikan informasi yang berguna, meningkatkan posisi kompetitif perusahaan, memberikan kontribusi yang bernilai tambah, komunikasi mengenai adanya pelayanan SDM, membangun kompetensi inti, menyediakan praktek-praktek SDM yang terkoordinasi, menyediakan praktek SDM yang mendukung rencana bisnis perusahaan. Sebagai pendukung analisis keseluruhan, dalam hasil korelasi antara kedua kelompok sampel pada pelayanan SDM. Korelasi sebesar 0.71 antara kedua kelompok sampel pada penilaian mengenai derajat kepentingan pelayanan SDM. Hal ini menunjukkan, baik unit maupun departemen SDM melihat pelayanan SDM sebagai faktor pendukung yang penting bagi kesuksesan organisasi. Korelasi sebesar 0.79 antara kedua kelompok pada penilaian mengenai efektivitas pelayanan SDM. Hal ini menunjukkan bahwa departemen SDM memberikan penilaian yang tinggi secara keseluruhan, tetapi juga menyetujui adanya tingkat efektivitas yang relatif pada kondisi departemen SDM saat ini dalam menyediakan pelayanan tersebut. Sebagai saran, penulis melihat bahwa departemen SDM harus lebih giat dalam mengkomunikasikan dan mewujudkan pelayanan, peran, dan kontribusinya kepada unit serta antisipatif terhadap kebutuhan dau keterlibatan unit. Sedangkan bagi unit, diharapkan untuk lebih menerima keterlibatan departemen SDM dalam aktivitas dan program unit. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesenjangan harapan dan kenyataan sehingga terbentuk sinergi yang erat dalam pencapaian kinerja organisasi yang optimal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Setyarini
Abstrak :
Tesis ini berjudul Representasi Tokoh Timur Dalam Novel Gai-Jin Karya James Clavell. Tujuan tesis ini adalah melihat bagaimana tokoh-tokoh Timur direpresentasikan dalam sebuah novel yang ditulis oleh pengarang Barat, serta mencari ideologi yang ada dalam representasi tersebut. Caranya adalah dengan memilih tokoh-tokoh Barat dan Timur dari semua tokoh yang ada dalam Gai-Jin. Tokoh-tokoh ini kemudian dikelompokkan dan dibahas satu persatu dalam kaitannya dengan representasi tokoh Timur, dan dicari ideologi apa yang beroperasi di balik representasi itu. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dalam representasi tokoh Timur pada novel Gai-Jin superioritas Barat atas Timur lebih dominan. Dominasi ini ditunjukkan dengan halus dan dengan berbagai cara oleh pengarang.
How Oriental Characters Are Represented in James Clavell's Gai-JinThe title of this thesis is Representasi Tokoh Timur Dalam Novel Gai-Jin Karya James Clavell, or How Oriental Characters Are Represented in James Clavell's Gai-Jin. The purpose of the thesis is to examine the wary Oriental characters are represented in a novel written by an Occidental author, and to pinpoint the ideology working within the representation. In order to do so, a number of both Occidental and Oriental characters have been chosen out of all the characters in Gai-Jin. These characters are then categorized and analyzed in relation to how Oriental characters are represented, in search of the ideology operating behind the representation. The conclusion is that in Gai-Jin Occidental superiority over the Orient can be seen through the representation of the Oriental characters. The author in subtle and various ways shows the superiority.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyarini
Abstrak :
Setiap kegiatan pembangunan pada umumnya menimbulkan masalah lingkungan hidup. Penanggulangannya perlu dilakukan tindakan terpadu, guna menghindarkan kerusakan-kerusakan yang menimpa lingkungan hidup manusia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, salah satunya berupa program penghijauan. Begitu pula kota Kudus, sebagai salah satu kota industri juga tidak mau ketinggalan untuk melakukan penghijauan, yang terutama dilaksanakan di Kecamatan Kota, dan dimaksudkan untuk mencegah bahaya erosi, banjir dan polusi. Dalam melaksanakan suksesnya suatu program maka peran masyarakat sangat diperlukan, untuk itu perlu adanya partisipasi masyarakat karena masyarakat sebagai subyek juga sekaligus menjadi obyek dari pembangunan itu sendiri. Penelitian ini mengacu pada teori difusi inovasi dari Roger, pada taraf konsekuensi dalam suatu inovasi, dengan memperhatikan peran media massa dan komunikasi interpersonal dalam difusi inovasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh intensitas penyuluhan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, untuk mencari hubungan antara 2 variabel tersebut. Sedangkan untuk pengumpulan data digunakan daftar pertanyaan. Penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi melainkan hanya mengambil sampel dengan teknik proportional random sampling. Hipotesis mayornya adalah "Semakin tinggi intensitas penyuluhan, semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota". Adapun sub variabel intensitas penyuluhan meliputi isi pesan, pengenaan media dan frekuensi penyuluhan. Sedangkan sub variabel dari tingkat partisipasi masyarakat adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program. Dengan menyilangkan masing-masing sub variabel ini, maka diperoleh 9 hipotesis minor yang perlu diuji kebenarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara isi pesan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program yang signifikan. Tingkat pengaruh masing-masing sebesar 16 % dan 32 %. Hubungan antara pengenaan media dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ternyata signifikan dan pengaruhnya sebesar 16%. Dan hubungan antara frekuensi penyuluhan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program yang signifikan, serta mempunyai pengaruh sebesar 25 % dan 19 %. Dari 9 pengujian hipotesis, ternyata ada 5 pengujian terbukti signifikan. Jadi secara umum dapat dikatakan ada pengaruh antara intensitas penyuluhan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota, walaupun tidak secara mutlak karena ada variabel lain yang ikut mendukungnya. Dengan demikian hipotesis mayor yang diajukan dapat diterima. Sebagai saran, hendaknya penyuluhan ini harus tetap dilakukan secara teratur dan terarah, agar masyarakat tidak melupakan arti pentingnya program penghijauan kota, baik melalui media massa maupun media tatap muka. Dan perlu diingat bahwa dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan harus diusahakan untuk mengurangi atau menghindari dari timbulnya efek sampingan terhadap lingkungan. Saran untuk para peneliti selanjutnya adalah agar diadakan penelitian-penelitian lebih lanjut terhadap peran variabel-variabel lain yang ikut mendukung keberhasilan program penghijauan kota ini, agar dengan demikian partisipasi masyarakat tetap terjaga.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyarini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role ambiguity terhadap perceived organizational support pada karyawan PT ABC. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan role ambiguity dan hal tersebut dianggap menjadi salah satu faktor yag menghambat munculnya perceived organizational support. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner Role Ambiguity (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). Partisipan penelitian berjumlah 118 orang karyawan yang dipilih secara random dari empat direktorat di PT ABC. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa role ambiguity terbukti secara signifikan memengaruhi perceived organizational support (r = -,456, R2 = ,208, p < ,05). Artinya, penurunan role ambiguity dapat memunculkan terjadinya peningkatan pada perceived organizatinal support. Peneliti kemudian menyimpulkan intervensi yang tepat untuk menurunkan role ambiguity yaitu melalui pelatihan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan. Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan penurunan yang signifikan pada role ambiguity dan peningkatan yang signifikan pada perceived organizatinal support pada karyawan PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan komunikasi efektif disarankan menjadi kegiatan untuk menurunkan role ambiguity pada karyawan di PT ABC. ......This study aims to determine the effect of role ambiguity on perceived organizational support in employees at PT ABC. Based on identification of organizational problems, employees indicate a role ambiguity and it is considered to be the one of factors that inhibit perceived organizational support. Role ambiguity and perceived organizational support was measured by Role Ambiguity Questionnaire (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) and Survey of Perceived Organizational Support Questionnaire (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). The study sample comprised of 118 employees selected randomly from four directorates at PT ABC. Regression analysis result indicated that role ambiguity proven to significantly affect perceived organizational support (r = -,456 R2 = ,208, p < ,05). This result means that a decrease in role ambiguity causes an increase in perceived organizational support. Thus, the researcher concluded that the approriate intervention to decrease role ambiguity was through effective communication training between superior and subordinate. The difference between pre-test and post test result demonstrated a significant decrease in role ambiguity and increase perceived organizational support in employees at PT ABC. Hence, the effective communication training should take place as a way to decrease role ambiguity of employee at PT ABC.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Setyarini
Abstrak :
Tesis ini membahas proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space di lingkungan Badan Kebijakan Fiskal. Penelitian dilatarbelakangi oleh pandemi covid-19 yang berdampak pada perubahan pengaturan kerja pegawai dari sistem work from office menjadi sistem flexible working space. Namun demikian, pengaturan kerja demikian tidak selalu memperoleh respon positif karena keterbatasan mekanisme pemantauan kinerja yang berpotensi menurunkan kinerja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan flexible working space perlu dievaluasi, khususnya dari perspektif proactive work behaviour dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proactive work behaviour. Evaluasi menjadi semakin penting karena mayoritas pegawai menginginkan flexible working space menjadi pengaturan kerja pasca pandemi covid-19. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan mixed methods dengan teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa flexible working space mempengaruhi employee well-being, employee well-being mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space tidak mempengaruhi proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, dan perceived organizational support secara bersama-sama mempengaruhi proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour, variabel mediator employee well-being dan variabel moderator perceived organizational support mempengaruhi hubungan flexible working space terhadap proactive work behaviour. Adapun kebijakan organisasi yang dinilai tepat untuk meningkatkan proactive work behaviour dalam pelaksanaan flexible working space pasca pandemi covid-19 adalah pengelolaan SDM, kepemimpinan, dan pengelolaan organisasi yang berorientasi pada proactive work behaviour. ......This thesis discusses about proactive work behaviour in implementing flexible working space within the Fiscal Policy Agency. The research was motivated by the covid-19 pandemic which had an impact on changing employee work arrangements from a work from office system to a flexible working space system. However, such work arrangements do not always get a positive response due to limitation of performance monitoring mechanisms that have the potential to reduce employee performance. In this regard, the implementation of flexible working space needs to be evaluated, especially from the perspective of proactive work behaviour and the factors that influence proactive work behaviour. Evaluation is becoming important because the majority of employees want flexible working space to be a work arrangement after the COVID-19 pandemic. The research was conducted using a mixed methods approach with quantitative and qualitative data collection techniques. The results showed that flexible working space affects employee wellbeing, employee well-being affects proactive work behaviour, flexible working space does not affect proactive work behaviour, flexible working space, employee well-being, and perceived organizational support jointly affects proactive work behaviour, intervening variable employee well-being affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, moderating variable perceived organizational support affects the relationship of flexible working space to proactive work behaviour, intervening variable employee well-being and moderating variable perceived organizational support affect the relationship between flexible working space and proactive work behaviour. The organizational policies that are considered appropriate to increase proactive work behaviour in the implementation of flexible working space after the COVID-19 pandemic are HR management, leadership, and organizational management that is oriented towards proactive work behaviour.
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ikka Setyarini
Abstrak :
Pengalamn perawat menjalani kehamilan di RS Emanuel Banjarnegara menjadi penting karena tuntutan pekerjaan dan beresiko menimbulkan masalah kehamilan. Tujuan penelitian fenomenologi ini untuk mendapatkan gambaran pengalaman dalam menjalani masa kehamilan. Pengmabilan sampel dengan teknik purposive sampling, didapatkan saturasi data pada sembilan partisipan. Analisis data menggunakan Collazi, diperoleh delapan tema yaitu; perubahan yang terjasi selama kehamilan, perilaku perawat dalam menjaga kehamilannya, pekerjaan sebagai perawat beresiko trhadap kehamilannya, suasana bekerja yang menyenangkan, tantangan pekerjaan saat hamil, tidak memperoleh perlakuan khusus saat hamil, harapan memperoleh perhatian dari keluarganya dan harapan memperoleh kenyamanan bekerja si rumah sakit.
The experience of nurses during pregnancy at Emanuel hospital Banjarnegara is important because of the demands of work and the risk of pregnancy problems. The aim of this study with phenomenology method was to describe nurses experience during her pregnancy. Sampling was taken with purposive sampling. Data saturation was found in nine participants. Data analysis using Collaizi resulted in eight themes: the changes that occur during pregnancy, the behavior of nurses in maintaining pregnancy, work as nurses put them at risk of pregnancy, work environment that is pleasant, challenging work while pregnant, do not get special treatment when getting pregnant, hoping of receiving attention from family member, hoping for a comfortable environment while working in a hospital.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Setyarini
Abstrak :
Tata Kelola Perusahaan merupakan suatu mekanisme yang digunakan oleh Investor untuk melindungi diri mereka dari kepentingan Manajemen Perusahaan. Arti penting dari mekanisme Tata Kelola Perusahaan adalah untuk memastikan tercapainya kualitas Pelaporan Keuangan yang tinggi. Tata Kelola Perusahaan yang diatur dan diterapkan dengan benar, mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan praktik manajemen laba.Penelitian ini membahas tentang pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba pada periode sebelum dan sesudah Adopsi IFRS. Dalam penelitian ini, pengaruh tata kelola perusahaan terhadap manajemen laba diukur dengan menggunakan komponen tata kelola perusahaan yang meliputi dewan komisaris independen, proporsi anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko dan kualitas akuntan eksternal terhadap discretionary accruals manajemen laba. Disamping itu dalam penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ROA dan Leverage sebagai variabel control serta Adopsi IFRS sebagai variabel moderasi.Hasil dari penelitian ini adalah dewan komisaris independen, proporsi anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan kualitas akuntan eksternal berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara keseluruhan Adopsi IFRS tidak memperkuat pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba. ......Corporate Governance is the mechanism the investor used to protect themselves from company management purposes. Corporate Governance has very important roles to maintain higher accounting quality. The implementation of good corporate governance can impact significantly to reduce earnings management practice by management.This study focus is the impact of corporate governance to reduce earnings management practice in the pre post IFRS Adoption periods. In this study, the impact of corporate governance measured by the boards of independence commissioners, audit committee financial or accounting expertise, the existence of risk management committee, and the external auditor quality through earnings management discretionary accruals. This study also used the size of firms, the growth of firms, ROA and leverage as control variable also IFRS adoption as moderating variable.The result of this study provides empirical evidence that boards of independence commissioners, audit committee financial or accounting expertise, and the existence of risk management committee have no effect significantly to earnings management in Indonesia. Meanwhile the external auditor quality effect negative significant to earnings management. Moreover, the study also finds that the adoption of IFRS does not strengthen the effect of corporate governance mechanisms to earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Setyarini
Abstrak :
Remaja dengan kesiapan belajar yang baik akan terwujud pada munculnya kenyamanan belajar, motivasi yang tinggi, rasa senang belajar, serta munculnya dampak psikologi positif bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran pengasuhan orang tua terhadap kesiapan belajar antara alumni yang sukses tembus perguruan tinggi negeri (PTN) dengan peserta kelas XII bimbingan Belajar Bintang Pelajar Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dengan 5 informan alumni dan 5 informan siswa kelas XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis yang paling dominan muncul pada alumni dan siswa lalu sedikit diikuti melalaikan. Motivasi yang muncul pada keduanya adalah internal dan eksternal. Remaja dengan pola asuh melalaikan merasa tidak nyaman belajar dan memiliki motivasi yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pola asuh sangatlah memberikan dampak besar pada segala aspek kehidupan remaja. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dari orang tua dalam memilih dan menerapkan pola asuh kepada anak agar bisa memberikan dampak positif pada kesehatan jiwanya sehingga tercermin pada baiknya kesiapan belajar.
Teenagers with good learning readiness will be realized when learning is fun, highly motivated, learning with a sense of comfort, as well as the challenges of positive psychology for adolescents. This study aims to study parenting in adolescents' learning readiness between alumni who successfully enrolled state universities (PTN) and participants of class XII Depok City Student Learning in 2020. This study uses qualitative research with a case study method with 5 alumni informants and 5 informants grade XII students. The results showed that democratic parenting was the most dominant form in alumni and students, followed by neglectful parenting. Motivations that emerge are internal and external. Adolescents with neglectful parenting learning uncomfortable and have different motivations. This shows that the adoption of parenting has a big impact on all aspects of adolescent life. Therefore, parents need wisdom in choosing and applying parenting to children in order to have a positive impact on the health of their souls so that it is reflected in the good readiness of learning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Setyarini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan dalam melakukan pemenuhan nutrisi. Penelitian ini melibatkan 96 mahasiswa reguler keperawatan angkatan 2010 dan 2011 UPN ?Veteran? Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan 59% responden berada pada tingkat pengetahuan sedang dan lebih banyak responden yang memiliki sikap positif daripada responden yang memiliki sikap negatif dalam pemenuhan nutrisi. Hasil penelitian juga menunjukkan seluruh responden telah mendapatkan informasi mengenai nutrisi. Peneliti merekomendasikan agar peneliti lain dapat melakukan penelitian yang serupa dengan cakupan populasi yang lebih luas sehingga lebih menggambarkan pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan dalam melakukan pemenuhan nutrisi.
ABSTRACT
The aim of this study was to know the knowledge and attitudes of nursing students in . The study included 96 regular nursing students in class of 2010 and 2011 UPN "Veteran" Jakarta. The results of this study indicated that the level of 59% respondents? knowledge was moderate and more respondents had positive attitude than respondents who had negative attitude in nutrition compliance. The results also indicated that all respondents ever got information about nutrition. Researcher recommended that other researchers did the similar study with the wider population so that more described the knowledge and attitudes of nursing students in nutrition compliance.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43717
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Bachti Setyarini
Abstrak :
Kadar vitamin D darah diketahui berhubungan dengan perbaikan disregulasi imunitas dengan menekan badai sitokin, sehingga mencegah perburukan klinis pasien COVID-19. Namun, uji klinis terkait efek suplementasi vitamin D terhadap pasien COVID-19 masih belum konsisten. Tujuan penelitian ini adalah menggabungkan secara sistematis temuan terkait suplementasi vitamin D terhadap derajat keparahan dan mortalitas pasien COVID- 19. Penelusuran literatur dilakukan di pangkalan data Pubmed, Cochrane, Science Direct, ProQuest, MedXriv, WileyOnline Library, dan Scopus pada 27 September 2020. Studi yang menilai efek suplementasi vitamin D terhadap derajat keparahan dan mortalitas pasien COVID-19, tanpa adanya restriksi desain studi, diinklusi dalam penelitian ini. Penilaian kualitas studi dilakukan oleh tiga panelis. Empat studi dengan kualitas rendah hingga sedang diikutsertakan dalam penelitian. Seluruh studi melaporkan risiko mortalitas, dan tiga di antaranya yang melaporkan derajat keparahan. Dua dari tiga studi ini sepakat bahwa pasien dengan suplementasi vitamin D mengalami risiko keparahan penyakit yang signifikan lebih rendah dibandingkan dengan tanpa suplementasi. Satu studi lainnya menemukan tidak adanya perbedaan bermakna, meskipun proporsi terjadinya COVID-19 derajat berat lebih tinggi ditemukan pada kelompok tanpa suplementasi. Berkaitan dengan mortalitas, tiga dari empat studi melaporkan suplementasi vitamin D merupakan faktor protektif dari risiko mortalitas pasien COVID-19. Satu studi lainnya, dengan validitas yang rendah dan risiko bias yang tinggi, melaporkan bahwa pasien dengan suplementasi vitamin D lebih banyak mengalami kematian dibandingkan dengan pasien tanpa suplementasi. Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan derajat keparahan dan risiko mortalitas antara pasien COVID-19 yang mendapatkan suplementasi vitamin D dengan tanpa suplementasi vitamin D. Suplementasi vitamin D menjadi faktor protektif terjadinya keparahan kondisi dan mortalitas pasien COVID-19. ......Vitamin D levels are known to be associated with improved immunity dysregulation by suppressing cytokine storms to prevent clinical worsening of COVID-19 patients. However, clinical trials regarding the effects of vitamin D supplementation on COVID-19 patients are still inconsistent. This study aimed to systematically analyze the vitamin D supplementation’s effect on the severity and mortality risk of COVID-19 patients. A literature search was conducted in Pubmed, Cochrane, Science Direct, ProQuest, MedXriv, WileyOnline Library, and Scopus on 27 September 2020. Studies assessing the effect of vitamin D supplementation on the severity and mortality of COVID-19 patients were included without any study design restrictions. Three authors carried out the study quality assessment. Four studies of low to moderate quality were included in the study. All studies reported a risk of mortality, and three of them reported the degree of severity. Two of the three studies agreed that patients with vitamin D supplementation had a significantly lower risk of disease severity than those without supplementation. One other study found no significant difference, although a higher proportion of severe COVID-19 was recorded in the group without supplementation. Three of the four studies reported vitamin D supplementation as a protective factor for mortality in COVID-19 patients. With low validity and a high risk of bias, one of the studies reported that a group of vitamin D supplements had a higher death rate than the group without supplementation. Researchers concluded that there were differences in the degree of severity and risk of mortality between COVID-19 patients given vitamin D supplementation and COVID-19 patients without vitamin D supplementation. Vitamin D supplementation was a protective factor in the severity and mortality risk of COVID-19 patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library