Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyanti
Abstrak :
Aktivitas administrasi di dalam ruang kantor seperti menulis, membaca, mengetik dan menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang dilakukan terus menerus dan membutuhkan tingkat pencahayaan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencahayaan dan keluhan subjektif kelelahan mata pada pekerja di ruang kantor PT. XYZ tahun 2017. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan, usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, durasi kerja, kekontrasan, dan tampilan layar monitor. Sedangkan variabel dependen adalah keluhan subjektif kelelahan mata. Penelitian ini dilakukan kepada 45 orang pekerja dengan desain studi cross sectional. Hasil pengukuran tingkat pencahayaan menggunakan lux meter diketahui bahwa 80 area kerja tidak memenuhi standar Permenkes No. 48 Tahun 2016, dimana terdapat 82,2 pekerja mengalami keluhan subjektif kelelahan mata. Hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara karakteristik individu usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, faktor pekerjaan durasi kerja, kekontrasan,tampilan layar monitor, dan tingkat pencahayaan dengan keluhan subjektif kelelahan mata. ...... Administrative activities in office such as writing, reading, typing and using computers are work that are done repetitively and require adequate lighting levels. This study aims to analyze the lighting level and subjective complaints of eye fatigue in workers in the office of PT. XYZ in 2017. The independent variables in this study are the lighting level, age, duration of employment, refractive abnormalities, risky behavior, duration of work, contrast, and monitor screen display. While the dependent variable is subjective complaints of eye fatigue. This research was conducted to 45 workers with cross sectional study design. From the measurement of ligthing level using lux meter, 80 work area is known to not meet the standard of Permenkes. 48 of 2016, where 82.2 of workers are experiencing eyestrain due to insufficient level of lighting. The results of this study did not show any significant relationship between individual characteristics age, duration of work, refractive abnormalities, risky behavior to eye health, occupational factors duration of work, contrast, monitor screen display and lighting level with subjective complaints of eyestrain on workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Lolita Setyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan pertumbuhan ekonomi dan ditunjang tercapainya kepastian hukum, dunia dagang dan bisnis yang berkembang pesat. Badan hukum yang dapat mewakili para pedagang dan pelaku bisnis yang paling banyak digunakan adalah Perseroan Terbatas. Dalam penulisan tesis penulis ini membahas tentang kepemimpinan dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris dalam suatu Perseroan. Berikut dengan prinsip itikad baik yang dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawab kedua Organ Perseroan. Peraturan perundang undangan menyatakan perihal itikad baik. Namun tidak mengatur secara jelas perihal itikad baik tersebut. Tidak adanya itikad baik dalam menjalankan pengurusan dan pengawasan Perseroan, maka Direksi dan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang ditimbulkan.
ABSTRACT
The economic growth that supported by principle of legal security this days confirm the growing trade and business. The most poupular legal entity used by the merchants and businessmen is the Limited Liability Company. In writing this thesis, the writer would to explain regarding the leadership and responsibilities of the Directors and the Board of Commissioners in the Company. Together with the principle of good faith that is associated with the duties and responsibilities of both company Company Organ. The Laws and regulations state the good faith. But do not explain clearly the good faith. No implementation of good faith in the management and liable, will cause the Directors and the Board shall be personally liable against such loss.
Universitas Indonesia, 2013
T32120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Setyanti
Abstrak :
Sejarah mencatat telah terjadi empat kali pandemi Influenza dengan penularan besar dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hingga akhir tahun 2016 didapatkan proporsi kasus positif Influenza sebesar 11 di Indonesia. Keparahan Influenza pada pasien Severe Acute Respiratory Infection SARI belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keparahan Influenza berdasarkan data sekunder surveilans Influenza pada pasien Severe Acute Respiratory Infection SARI di 6 enam rumah sakit sentinel Jakarta Timur pada September 2011 hingga Agustus 2014. Responden berasal dari pasien rawat inap di rumah sakit sentinel tersebut yang positif Influenza RT-PCR Influenza. Keparahan dinilai berdasarkan lama rawat inap >4 hari, dirawat di ruang HCU/ICU dan penggunaan ventilator mekanik. Variabel yang diukur adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, penyakit pernapasan penyerta, penyakit kronis penyerta, kontak anggota serumah demam yang disertai batuk/nyeri tenggorok, waktu mencari pengobatan, status rokok, musim dan tipe Influenza. Analisis yang digunakan adalah Cox Regression yang mengestimasi nilai Prevalence Ratio PR. Terdapat 571 kasus Influenza positif dengan 259 Influenza Berat dan 312 Influenza Sedang. Hasil analisis multivariat yang menggunakan analisis Cox Regression mengungkapkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan Influenza Berat: adalah usia ge;65 tahun memiliki Prevalence Ratio 1,63 kali p value= 0,025, CI 95 = 1,065-2,506 mengalami Influenza Berat dibandingkan usia 5-64 tahun. Selain itu faktor risiko lainnya adalah terinfeksi Influenza saat musim hujan PR=1,59, CI 95 = 1,061-2,398 dan waktu berobat le;3 hari PR=1,43; CI 95 =1,121-1,841. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan antara umur, musim dan waktu berobat dengan keparahan Influenza pada pasien SARI di rumah sakit sentinel Jakarta Timur.
There have been four times of Influenza pandemic with high transmission, high morbidity and mortality in history. Up to the end of 2016 there were 11 positive Influenza cases in Indonesia. Influenza severity in Severe Acute Respiratory Infections SARI is unknown. This study aims to determine the severity of Influenza based on secondary data Influenza surveillance at Sentinel Hospital in East Jakarta 2011 2014 Ministry of Health RI. This study used cross sectional study design using secondary data of Influenza surveillance at 6 six Sentinel hospitals in East Jakarta from September 2011 to August 2014. Respondents coming from inpatients with positive Influenza by RT PCR in sentinel hospital. Severity assessed by length of stay LOS 4 days , admission to HCU ICU and use of mechanical ventilators. Independent variables in this research were age, sex, occupation, respiratory disease, chronic disease, household contact with fever and cough sore throat, time to seek treatment, cigarette status, season and type of Influenza. The analysis used Cox Regression to estimates Prevalence Ratio PR . There were 571 cases of positive Influenza with 259 Severe Influenza and 312 Moderate Influenza. The results of a multivariate analysis using Cox Regression analysis revealed that risk factors associated with severe Influenza ge 65 years had Prevalence Ratio of 1,63 times p value 0,025, 95 CI 1,065 2,506 had Severe Influenza than in 5 64 years. In addition, other risk factors were affected by Influenza during the rainy season PR 1.59, 95 CI 1,061 2,398 and treatment time le 3 days PR 1,43 95 CI 1,121 1,841. This study concluded that factors associated with Influenza severity in SARI patients at Sentinel hospital in East Jakarta were age, season and time to seek treatment.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Dita Setyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tingginya biaya awal pada investasi green building membuat minat para pengembang belum besar dalam mengembangkan green building. Untuk menarik minat pengembang yang masih berorientasi pada keuntungan dalam mengimplementasikan green building, salah satu usaha yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mengimplementasikan sistem insentif pada skema perijinan bangunan. Dengan tetap menjaga komitmen negara kepada dunia mengenai pengurangan emisi, penelitian ini berusaha mengembangkan skema kebijakan insentif yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pengembang dan pemerintah selaku stakeholder pada pengembangan green building berbasis efisiensi energi. Dalam penelitian ini dilakukan studi literatur dan benchmarking analysis yang hasilnya dibahas bersama para pakar yang berpengalaman pada pengembangan green building dan kebijakan-kebijakannya melalui wawancara mendalam. Life Cycle Cost Analysis LCCA pada studi kasus yaitu dua green building di Indonesia ini diterapkan. Sehingga, dihasilkan model kebijakan insentif yang dapat menjawab hipotesa penelitian. Dengan dilakukannya metode tersebut, maka akan dihasilkan kesimpulan apakah pemberian insentif pada green building menghasilkan investasi efisiensi energi yang layak.
ABSTRACT
A significant amount of incremental cost in investing green building is resulting a low interest in the development of green building among developers. Hence the developers nowadays still focusing on profit in implementing green building concept on their building developments, one of the government effort to attract developers for applying green concept on their buildings is by creating incentive policy building permit regulation. By keeping nation rsquo s commitment to the world for reducing emission, this research aims to develop a model for incentive policy which leads to advantages toward developers and government as stakeholder in the development of green buildings based on energy efficiency. In this research, literature and benchmarking analysis are reviewed with experts experienced in green building and policy development through in depth interviews. Life Cycle Cost Analysis LCCA in the case study of 2 green building in Indonesia was done so that the incentive policy model was produced which could answer the research hypothesis. By doing this method, it will generate a conclusion whether the provision of incentives on green building produces a viable energy efficiency investment.
2017
T49171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggriyani Kurnia Setyanti
Abstrak :
Drunk driving is a behavior that gives serious threat to the safety of road users. However, this danger of this behavior doesn`t get enough attention from the society and law system in Jakarta. Hence, it is often conducted in the society, especially by college students. By using integrated theories of Social Bonding Theory, Containment Theory, Differential Association Theory, Differential Identification Theory, and Simbolic Interactionism, this research discuss about things that influence an individual`s decision to commit drunk driving. This research was done by using mixed method that consists of quantitative and qualitative approaches. Quantitative approach was applied with self-reported survey, then followed with qualitative approach by using non-structured interview. The result shows that interaction with the family, friends, law enforcers, and self leads an individual to see drunk driving as an accepted behavior and not as a crime.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Lolita Setyanti
Abstrak :
Dengan adanya sifat konsumtif masyarakat Indonesia memaju perkembangan sistem waralaba. Tidak hanya sistem waralaba dari luar negeri saja tapi juga dari dalam negeri. Dalam penulisan skripsi ini membahas tentang berakhirnya suatu perjanjian waralaba ditinjau dari hukum nasional Indonesia. Berakhirnya perjanjian berdasarkan atas berakhirnya jangka waktu perjanjian tersebut sudah jelas ketentuan-ketentuannya. Sedangkan perjanjian yang diakhiri lebih awal secara sepihak mengakibatkan permasalahan-permasalahan tertentu. Adanya kekuatan sepihak dari pihak pemberi waralaba dalam suatu perjanjian waralaba memberikan kemampuan untuk memutuskan perjanjian tersebut. Hal tersebut merugikan para penerima waralaba khususnya bila izin waralaba adalah sistem waralaba dari luar negeri. Perlindungan kepastian hukum dari Departemen Perdagangan atas hal pemutusan sepihak disebutkan adanya clean break selama enam (6) bulan dari pemutusan perjanjian atau setelah kesepakatan para pihak. kepastian hukum dan terciptanya sistem waralaba yang teratur dan menguntungkan para penerima waralaba di Indonesia dapat terlindungi dari praktek yang merugikan. Selain adanya hal clean break juga sebaiknya diatur penetapan larangan pemutusan perjanjian sepihak.
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia;;, ], 2010
S22207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library