Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiati S.
"In this paper, fasting refers to the Muslim fast, defined as refraining from eating and drinking and all other activities that annul the fast from sunrise to sunset (approximately 14 hours). Fasting can be performed at any time in the year, but is usually performed during certain the compulsory month or recommended days.
The fasting of the month of Ramadan is an activity that is health-wise quite difficult, since the person has to refrain from eating and drinking from sunset to sunrise (approximately 13 to 14 days per day) for 29-30 consecutive days.
"
2003
AMIN-XXXV-4-OktDes2003-201
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Setiati
"Hipotensi ortostatik adalah turunnya tekanan darah sistolik (TDS) 20 mmHg atau turunnya tekanan darah diastolik (TDS) 10 mmHg pada saat perubahan posisi, dari posisi tidur ke posisi tegak. Berbagai faktor yang berhubungan dengan hipotensi ortostatik, seperti usia, obat anti hipertensi, hipertensi, strok dan diabetes melitus masih diperdebatkan. Sampai saat ini belum ada data mengenai prevalensi hipotensi ortostatik di Indonesia. Belum diketahui pula faktor prediktor hipotensi ortostatik. Sebagian besar penelitian hipotensi ortostatik yang ada di luar negeri dilakukan pada subjek berusia lanjut, Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan prevalensi hipotensi ortostatik di Indonesia dan faktor prediktor terjadinya hipotensi ortostatik pada orang berusia 40 tahun ke atas di Indonesia.
Penelitian ini merupakan bagian penelitian survei epidemiology hipertensi di Indonesia. Empat ribu empat ratus tiga puluh enam subjek berusia 40-94 tahun didapatkan secara random dari berbagai praktek dokter di berbagai kabupaten di Indonesia. Data dikumpulkan dengan melakukan serangkaian anamnesis (riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan strok serta penggunaan obat anti hipertensi) dan pemeriksaan tekanan darah pada posisi tidur dan duduk setelah 1-3 menit. Regresi logistik ganda dilakukan untuk mendapatkan faktor prediktor hipotensi ortostatik yang paling bermakna.
Subjek yang mengalami hipotensi ortostatik sebesar 561 subjek (12,65%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa riwayat diabetes melitus, riwayat strok, tekanan darah sistolik tinggi dan tekanan darah diastolik tinggi mempengaruhi terjadinya hipotensi ortostatik. Usia dan penggunaan obat anti hipertensi tidak mempengaruhi terjadinya hipotensi ortostatik. Obat agonis alfa-2 sentral dan kerja sentral lain merupakan satu-satunya obat anti hipertensi yang mempengaruhi terjadinya hipotensi ortostatik.
Hasil analisis multivariat mendapatkan tekanan darah sistolik tinggi dan tekanan darah diastolik tinggi sebagai prediktor hipotensi ortostatik. Sedangkan riwayat diabetes melitus dan riwayat strok tidak mempengaruhi terjadinya hipotensi ortostatik. Penggunaan obat anti hipertensi merupakan faktor protektif terjadinya hipotensi ortostatik.
Penelitian ini memastikan bahwa usia bukan merupakan prediktor terjadinya hipotensi ortostatik. Adanya komorbiditas seperti hipertensi (tekanan darah sistolik atau diastolik tinggi) merupakan prediktor terjadinya hipotensi ortostatik. Sedangkan obat anti hipertensi merupakan faktor protektif terjadinya hipotensi ortostatik. Penatalaksanaan hipertensi yang baik dan pemilihan obat anti hipertensi yang tepat amat diperlukan untuk mencegah terjadinya hipotensi ortostatik. Daftar bacaan : 32 (1978 - 2001)

The Prevalence And Predictor Of Orthostatic Hypotension Among 40 Years And Above Adult Population In Indonesia.Various factors associated with orthostatic hypotension such as age, drug induced hypotension, hypertension and diabetes mellitus have still been questioned and debatable with one another. No big scale population study done in this matter. Furthermore, most of previous studies were conducted in subjects 65 years or older, only a few were done in subjects from younger to older adults. The purpose of this study is to find the prevalence and predictor of orthostatic hypotension among 40 years and above adult population in Indonesia.
This study is a part of Indonesian hypertension epidemiologic survey. A random sample of 4436 subjects aged 40-94 years was obtain from various municipilities in every big island in Indonesia. Orthostatic testing, as well as assesment of history of medical conditions (diabetes mellitus, stroke, and hypertension), blood pressure measurement and use of anti-hypertensive medications were performed. Blood pressure measurements were obtained by trained doctors with the subjects in supine position and after they had been seated for 1-3 minute. A stepwise logistic regression was used to determine significant predictor of orthostatic hypotension.
A total of 561 persons (12.6%) experienced orthostatic hypotension. Bivariate analysis showed that orthostatic hypotension was influenced by history of diabetes mellitus, history of stroke, high systolic and diastolic blood pressure. Orthostatic hypotension was not influenced by age and the use of anti hypertension medicine. Central ccz-agonist and other centrally acting drug is the only anti hypertension medicine which influences orthostatic hypotension. Multivariate analysis showed that high systolic and diastolic blood pressure were predictor factors of ortostatic hypotension, while history of diabetes mellitus and stroke were not. The use of anti-hypertensive medicine was protective factor for orthostatic hypotension .
This study confirms the conclusion that age by itself is not a predictor for orthostatic hypotension. In fact, the existence of comorbidities in the subjects such as hypertension (high systolic and diastolic blood pressure) is a predictor factor, while the use of anti-hypertensive medication is a protective factor. Proper management of hypertension and preference of anti hypertension medicine is a must to prevent orthostatic hypotension.
References : 32 (1978 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Setiati
Yogyakarta : Andi, 2005
070.9 ENI r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hasti Dwi Setiati
"ABSTRAK
Latar Belakang: Carboxymethyl chitosan (CMC) merupakan bahan analog protein nonkolagen yang fungsinya menyerupai Dentin Matriks Protein 1 (DMP1). CMC menjaga agar amorphous calcium phosphate (ACP) tetap dalam ukuran nano agar dapat terjadi remineralisasi matriks dentin kolagen. Tujuan: Menganalisis pengaruh konsentrasi CMC pada sediaan CMC-ACP terhadap kemampuan remineralisasi dentin. Metode: Dari 25 sampel kavitas yang telah didemineralisasi dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 diaplikasikan CMC-ACP dengan konsentrasi CMC 1%, kelompok 3 diaplikasikan CMC-ACP dengan konsentrasi CMC 2,5%, kelompok 4 diaplikasikan CMC-ACP dengan konsentrasi CMC 5%, dan kelompok 5 diaplikasikan CMC-ACP dengan konsentrasi CMC 10%. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan SEM untuk melihat morfologi permukaan dentin dan EDX untuk mengukur kandungan kalsium dan fosfat pada permukaan dentin.  Hasil: Hasil remineralisasi dentin tertinggi pada CMC konsentrasi 10%, diikuti dengan 5%, 2,5%, dan 1% yang paling kecil. Bila dibandingkan, kadar fosfat CMC konsentrasi 1%, 2,5%, 5%, dan 10% berbeda bermakna. Namun kadar kalsium CMC konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% tidak berbeda bermakna. Kesimpulan: Konsentrasi CMC 2,5% merupakan konsentrasi optimum yang dapat menghasilkan remineralisasi dentin.

ABSTRACT
Background: Carboxymethyl chitosan (CMC) is a noncollagenous protein analog material that has similar function as Dentin Matrix Protein 1 (DMP1). CMC stabilizes amorphous calcium phosphate (ACP) therefore it can stay in nanoparticle form and remineralize matrix collagen dentin. Aim: To analyze the effect of CMC concentration in CMC-ACP towards dentin remineralization. Method: 25 cavity samples divided into 5 experimental groups. The first group is control group, the second group is applied with CMC-ACP that contains 1% CMC, the third group is applied with CMC-ACP that contains 2,5% CMC, the fourth group is applied with 5% CMC, and the fifth group is applied with CMC-ACP that contains 10% CMC. Remineralization was evaluated using SEM and EDX. Result: The highest dentin remineralization result is from  group 10% CMC, 5%, 2,5%, and the least dentin remineralization is from group 1% CMC. Statistically, the calcium level of group 2,5%, 5%, and 10% CMC in CMC-ACP is constant. Whereas the phosphate level of group 1%, 2,5%, 5% and 10% CMC in CMC-ACP is statistically significant. Conclusion: The optimum CMC concentration in CMC-ACP is 2,5% that resulted in dentin remineralization.

"
2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rukmini Tri Setiati
"Strategi front persatuan merupakan strategi yang diguna_kan pemimpin RRC untuk menggalang kerjasama dengan kelom_pok non komunis demi tercapainya tujuan kebijakan dalam negeri dan luar negerinya. Di dalam negeri keefektifan front persatuan telah dibuktikan dengan keberhasilan PKC merebut kekuasaan dari Guomindang dan mendirikan Republik Rakyat Cina. Strategi front persatuan yang dijalankan RRC terhadap RI pada tahun 1960-an merupakan bagian dari strategi luar negeri global RRC untuk membentuk kerjasama dengan pemerintah non komunis yang anti imperialis terutama di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Tujuannya adalah agar RRC mendapat dukungan politik untuk bisa keluar dari politik pembendungan Amerika Serikat dan untuk menghadapi pertikaian dengan Uni Soviet. Pada awalnya, strategi front persatuan RRC terhadap RI berja_lan baik sampai terbentuknya poros Jakarta-Hanoi-Phnom Penh-Beijing-Pyongyang pada tahun 1965. Pecahnya pembe rontakan Partai Komunis di Indonesia tahun 1965 merupakan titik balik keberhasilan kebijakan politik luar negeri RRC terhadap RI. Sejak saat itu hubungan kedua Negara mulai memburuk. Kegagalan tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam negeri suatu Negara, terutama negara yang berbeda ideologi juga menentukan efektif tidaknya pelaksanaan front persatuan RRC di luar negeri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiati
"Penyalian Roman. Roman, sebagai salah satu bentuk karya sastra, memiliki dua aspek penting, yakni aspek cerita dari aspek penceritaan. Namun, pendapat orang mengenai nilai kedua aspek tersebut tidak selalu sama. Forster, seorang ahli sastra dari Inggris, misalnya, mengatakan bahwa baginya aspek cerita merupakan segi yang paling penting dalam sebuah roman. Tanpa cerita tidak mungkin roman terwujud (Forster, 1974:41). Pendapat itu bertentangan dengan pendapat beberapa tokoh sastra yang muncul kemudian, misalnya, pendapat Jean Ricardou, ahli sastra dari Prancis. Guyon mengutip pendapat Ricardou yang menyatakan bahwa pada masa sekarang ini sebuah roman lebih merupakan petualangan penulisan daripada penulisan sebuah pe-tualangan (Guyon, 1972:403). Pendapat tersebut sesuai dengan kenyataan yang dijumpai dalam dunia kesusastraan Modern. Petualangan di bidang penulisan roman memang semakin mening-kat dan menghasilkan karya-karya yang mempunyai tehnik penya-jian yang khas, yaitu karya-karya yang penyajiannya menyim_pang dari konvensi. Karena itu, tidak mengherankan bila akhir-_akhir ini, khazanah kesusastraan, khususnya di Prancis, menja_di lebih kaya dengan karya-karya semacam itu, yang sebagian besar merupakan hasil kegiatan kelompok penulis nouveau roman, seperti Michel Butor, Robbe Grillet, dan Nathalie Sarraute..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Setiati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihatiwi Setiati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh sari air buncis (Phaseolus vulgaris Linn) terhadap kadar glukosa darah tikus putih Wistar, dengan metoda tes toleransi glukosa oral. Sari air buncis diberikan secara oral dengan dosis 0,4 gr/100 gr BB, 4 gr/100 gr BB dan 40 gr/100 gr BB. Toleransi glukosa tikus normal yang diberi sari air buncis dengan ketiga dosis tersebut dibandingkan dengan toleransi glukosa tikus normal yang hanya diberi glukosa dan air sebagai kontrol; Hasilnya menunjukkan bahwa sari air buncis dengan dosis 0,4 gr/100 gr BB, dan 4 gr/100 gr BB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus pada 1 jam setelah perlakuan, walaupun secara statistik tidak bermakna. Sedangkan sari air buncis dengan dosis 40 gr./100.gr BB menurunkan kadar glukosa darah tikus yang bermakna secara statistik (p < 0,01 dan p < 0,0).
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of Juice of green bean (Phaseolus vulgaris Linn) to the blood glucose level of the Wistar rat. Using oral glucose tolerance test method, the Juice of green bean were given orally at doses of 0,4 g,/100. g body weight, 4 g/100 g body weight, and 40 g/100 g body weight respectively were compared with the oral glucose tolerance test of normal rat were given glucose and water as control. The result is the Juice of green bean with doses 0,4 g/100 g body weight and 4 g/100 g body weight show the effect of declining of the blood glucose level, one hour after treatment although there were no significant difference, but dose of 40 g/100g body weight show a significant difference (p < 0.01 and p < 0.05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu Ira Setiati S.
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengisolasi beberapa faktor yang dianggap bertanggung jawab mempengaruhi pettumbuhan ekonomi di 25 propinsi di Indonesia. Masuknya variabel demografi dalam model pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam skripsi adalah karena variabel-variabel demografi, selain berpengaruh cukup penting menentukan laju pertumbuhan ekonomi juga memberikan kontribusi berupa economics of scale dalam penyediaan dan konsumsi barang dan jasa pemerintah. Data yang dipergunakan merupakan data panel dari 25 propinsi di Indonesia selama 1983-1992. Keduapuluhlima propinsi dibagi menjadi 4 daerah berdasarkan hipotesa konvergensi dan dominasi sektor migas di propinsi tersebut. Dengan mengikuti asumsi model variabel boneka untuk data panel, penulisan skripsi menggunakan metode estimasi SUR. Hasil penelitian mempertlihatkan bahwa akumulasi stok modal mempunyai peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi untuk semua daerah. Adanya perbedaan pengaruh investasi diakibatkan oleh ketersediaan infrastruktur di daerah itu. Jumlah penduduk yang belum melewati jumlah optimal penduduk memberikan pengaruh positif namun dalam penelitian ini, 3 daerah sudah melewati batas itu. Mutu modal manusia hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di satu daerah saja yang menandakan adanya masalah nonkuantitatif (kualitas pendidikan dan keterkaitan pendidikan-lapangan kerja). Peran pemerintah memberikan pengaruh positif dalam pertumbuhan ekonomi tetapi sangat kecil dari segi besaran dan mengindikasikan perlu ditingkatkannya efisiensi pengeluaran konsumsi pemerintah. Dengan memperhatikan hasil penelitian, implikasi kebijakan yang disarankan adalah perbaikan kualitas infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan serta efisiensi kegiatan pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>