Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sera Devina
Abstrak :
Menurut Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020, Pedagang Besar Farmasi atau distributor farmasi wajib menerapkan prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan memiliki sertifikat CDOB. Salah satu bab dalam CDOB membahas tentang aspek ketentuan khusus produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP) yang merupakan produk farmasi yang sensitif terhadap temperatur sehingga penyimpanan dan pengirimannya memerlukan kontrol temperatur terus menerus untuk menjamin agar karakteristik, stabilitas, khasiat dan keamanan produk tidak berubah. Untuk menjaga kualitas produk rantai dingin yang didistribusikan sesuai dengan CDOB, maka diperlukan salah satu fasilitas berupa Chest Freezer yang digunakan untuk menyimpan ice pack yang digunakan untuk menjaga suhu produk rantai dingin saat pengiriman. Penelitian ini dibuat untuk melakukan pengujian kualifikasi operasional pada salah satu Chest Freezer yang ada di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk untuk memastikan freezer tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan berdasarkan protokol kualifikasi operasional dan dapat digunakan untuk menyimpan ice pack. Penelitian dilakukan dengan pengujian dan pengamatan kualifikasi operasional Chest Freezer AB-1200-T-X ID.P04 sesuai dengan protokol yang berlaku. Pengujian terdiri atas beberapa prosedur yaitu menyalakan dan mematikan daya, pengaturan suhu, distribusi dingin pada keadaan kosong dan operasi defrost. Setelah pengujian, hasil didokumentasikan dan diolah ke tabel dan grafik Microsoft Excel untuk melihat distribusi temperatur freezer dan keberterimaannya. Penelitian menunjukkan hasil memenuhi kriteria penerimaan. ...... According to BPOM Regulation Number 6 of 2020, Pharmaceutical Wholesalers or pharmaceutical distributors are required to implement Good Distribution Practice (GDP) principles and possess a GDP certificate. One chapter within GDP discusses specific provisions for Cold Chain Products (CCPs), which are pharmaceutical products sensitive to temperature, necessitating continuous temperature control during storage and transportation to ensure that product characteristics, stability, efficacy, and safety remain unchanged. To maintain the quality of distributed Cold Chain Products in accordance with GDP, facilities such as a Chest Freezer are required to store ice packs used to maintain the temperature of the products during transportation. This research was conducted to perform operational qualification testing on one of the Chest Freezers at PT. Enseval Putera Megatrading Tbk to ensure that the freezer meets specified requirements based on operational qualification protocols and can be used to store ice packs. The study involved testing and observing the operational qualification of the Chest Freezer AB-1200-T-X ID.P04 according to applicable protocols. Testing procedures included powering on and off, temperature setting, cold distribution in empty condition, and defrost operation. After testing, results were documented and processed into tables and graphs using Microsoft Excel to assess freezer temperature distribution and acceptance criteria. The research findings indicate that the results meet acceptance criteria.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
Abstrak :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017, apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Apotek wajib memiliki seorang Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) yang harus profesional dan kompeten, tidak hanya memiliki pengetahuan dalam bidang farmasi, tetapi juga peraturan perundang-undangan, manajemen apotek, organisasi dan komunikasi. Apoteker juga harus mengetahui cara membuat perencananaan untuk mendirikan sebuah apotek. Dalam merencanakan pendirian apotek, diperlukan studi kelayakan untuk menilai kelayakan pendirian apotek yang ditinjau dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian studi kelayakan pendirian Apotek Kimia Farma Limo-Cinere yang berlokasi di Jalan Limo-Cinere, Kota Depok. Pengambilan data untuk penelitian ini diperoleh dari observasi lokasi dan lingkungan sekitar apotek, serta penelusuran pustaka tentang beberapa aspek terkait seperti aspek pasar dan pemasaran, lingkungan, pelayanan dan yuridis. Hasil penelitian menunjukkan Apotek Kimia Farma Limo- Cinere layak didirikan karena karena memiliki potensi pasar yang bagus yang didukung oleh berbagai faktor seperti memiliki lokasi yang strategis; reputasi PT. Kimia Farma yang kuat sebagai apotek jaringan terbesar di Indonesia yang berada di bawah naungan BUMN; menyediakan pelayanan obat resep, obat nonresep, swalayan farmasi, konsultasi dengan apoteker, layanan antar dan pelayanan melalui aplikasi; dan mengetahui faktor lingkungan sekitar apotek serta perizinan yang benar dalam pendirian apotek. ...... According to Minister of Health Regulation Number 9 of 2017, a pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmaceutical practices are conducted by pharmacists. Every pharmacy must have a Responsible Pharmacist who is professional and competent, possessing not only knowledge in pharmacy but also in regulations, pharmacy management, organization, and communication. Pharmacists must also understand how to plan the establishment of a pharmacy. In planning the establishment of a pharmacy, feasibility studies are necessary to assess the viability of the pharmacy from various aspects. This research aims to conduct a feasibility study for establishing the Apotek Kimia Farma Limo-Cinere located on Limo-Cinere Street, Depok City. Data for this study was obtained through site observation, environmental assessment around the pharmacy, and literature review on aspects such as market and marketing, environment, services, and legal aspects. The research findings indicate that Apotek Kimia Farma Limo-Cinere is feasible to establish due to several factors: it has a good market potential supported by strategic location; strong reputation of PT. Kimia Farma as the largest pharmacy chain in Indonesia under state-owned enterprise (BUMN); providing services including prescription drugs, non-prescription drugs, pharmacy retail, pharmacist consultation, delivery service, and services through mobile applications; and compliance with environmental factors around the pharmacy and proper licensing for the establishment of the pharmacy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
Abstrak :
Pada era revolusi industri 5.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi secara massal dalam berbagai sektor kehidupan, segala hal dapat dilakukan dengan cepat, efektif serta efisien. Dalam sektor farmasi, masyarakat dapat dengan mudah membeli atau memperoleh obat melalui apotek, toko obat atau situs jual beli secara online. Akan tetapi, banyak pihak yang melakukan pelanggaran dengan mengedarkan obat – obatan palsu, tanpa izin edar, kedaluwarsa atau tidak bermutu. Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia memiliki peran penting dalam pengawasan obat yang beredar di masyarakat. Salah satu terobosan yang dikeluarkan oleh BPOM adalah Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar dan Kedaluwarsa) sebagai cara memilih obat yang dibeli agar dapat terjamin khasiat, mutu dan keamanannya. Rumah Sakit Universitas Indonesia juga berperan penting dalam menyediakan pelayanan kefarmasian sesuai mutu dan standar demi menjamin penggunaan obat yang rasional dalam rangka keselamatan pasien melalui pelayanan informasi obat (PIO). Pada tugas khusus ini, penulis membuat media informasi berupa media leaflet mengenai materi Cek KLIK BPOM untuk membantu apoteker menyampaikan informasi terkait agar pasien mengetahui dan sadar akan pemilihan obat yang aman dibeli dan digunakan. Pembuatan leaflet diawali dengan pencarian informasi materi dari referensi publikasi BPOM selama 5 tahun terakhir. Leaflet kemudian didesain semenarik mungkin. Informasi yang diberikan pada leaflet mencakup cara melakukan pengecekan kemasan, label, izin edar dan kedaluwarsa obat serta cara melakukan pengaduan apabila terdapat keluhan atau masalah terkait produk obat. ...... In the era of the 5.0 industrial revolution, marked by massive technological advancements across various sectors of life, everything can be done quickly, effectively, and efficiently. In the pharmaceutical sector, people can easily purchase or obtain medicine through pharmacies, drugstores, or online marketplaces. However, there are many instances of violations involving the distribution of counterfeit, unregistered, expired, or low-quality drugs. Therefore, the Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) plays a crucial role in overseeing the circulation of drugs in society. One of BPOM's innovations is the "Cek KLIK" (Packaging, Labeling, Marketing Authorization, and Expiry Date) initiative as a way to ensure that purchased drugs are guaranteed in terms of efficacy, quality, and safety. Universitas Indonesia Hospital also plays a significant role in providing pharmaceutical services according to standards to ensure rational drug use for patient safety through Drug Information Services (PIO). In this research, the author has created informational media in the form of a leaflet regarding the Cek KLIK BPOM guidelines to help pharmacists convey relevant information so that patients are informed and aware of safe drug selection for purchase and use. The creation of the leaflet began with gathering material from BPOM publications over the last 5 years. The leaflet is designed to be as visually appealing as possible. Information provided in the leaflet includes how to check drug packaging, labeling, marketing authorization, and expiry date, as well as how to file complaints in case of issues or concerns related to drug products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
Abstrak :
Industri farmasi harus memenuhi standar dan persyaratan yang ditetapkan dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Salah satu standar yang harus dipenuhi adalah validasi metode analisis. Seluruh metode analisis yang digunakan dalam kualifikasi, validasi atau pembersihan harus divalidasi dengan batas deteksi dan kuantifikasi yang tepat. Jika pengujian mikroba dilakukan, metode analisis harus divalidasi untuk memastikan bahwa produk tidak mempengaruhi perolehan kembali mikroorganisme. Untuk validasi metode analisis, perlu dilakukan manajemen risiko mutu untuk pemilihan produk marker yang dapat menggambarkan kondisi worst case sehingga dapat mewakilkan hasil yang diperoleh tersebut sama untuk semua produk obat yang diproduksi. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan pengkajian risiko mutu pemilihan produk marker untuk validasi uji cemaran mikroba dan uji mikroba spesifik produk padat dan cair non sefalosporin di PT. Mahakam Beta Farma. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap seperti melakukan penilaian risiko yang terdiri atas identifikasi risiko dari latar belakang produksi, analisis risiko berdasarkan metode atau perangkat FMEA dan evaluasi risiko, melakukan pengendalian risiko yang terdiri atas pengurangan risiko dimana dilakukan review terhadap produk yang akan dipilih sebagai marker berdasarkan aktivitas antimikroba dan nilai pH produk, serta penerimaan risiko, melakukan komunikasi risiko ke bagian/departemen terkait dan melakukan penarikan kesimpulan produk apa yang dipilih sebagai produk marker untuk dilakukan validasi protokol uji cemaran mikroba dan uji mikroba spesifik. Diagro Sirup dan Betafit Sirup terpilih sebagai produk marker karena memiliki nilai risiko paling tinggi sehingga dianggap dapat menggambarkan kondisi worst case dan dapat mewakilkan hasil yang sama untuk semua produk yang diproduksi. ...... The pharmaceutical industry must adhere to standards and requirements established in Good Manufacturing Practice (GMP). One of the standards that must be met is the validation of analytical methods. All analytical methods used in qualification, validation, or cleaning must be validated with appropriate detection and quantification limits. If microbial testing is conducted, the analytical method must be validated to ensure that the product does not affect the recovery of microorganisms. For the validation of analytical methods, quality risk management is necessary for the selection of marker products that can represent worst-case scenarios and ensure consistent results for all drug products manufactured. In this study, the author will conduct a quality risk assessment for the selection of marker products for the validation of microbial contamination testing and specific microbial testing of solid and liquid non-cephalosporin products at PT. Mahakam Beta Farma. The research will proceed through several stages, including risk assessment involving risk identification based on production background, risk analysis using methods such as Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), risk evaluation, risk control involving risk reduction through review of products selected as markers based on antimicrobial activity and pH values, and risk acceptance. Communication of risks to relevant departments will be conducted, and conclusions will be drawn on which products will be selected as marker products for the validation of microbial contamination and specific microbial testing protocols. Diagro Syrup and Betafit Syrup were chosen as marker products due to their highest risk values, which are considered to represent worst-case conditions and can therefore provide representative results for all manufactured products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
Abstrak :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016, salah satu standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi standar pelayanan farmasi klinik dimana salah satu bagian pelayanan yang penting adalah konseling. Konseling dilakukan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat sehingga pasien paham akan cara penggunaan obat yang benar dengan tujuan akhir tercapainya keberhasilan terapi obat. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum terjadi di dunia dan bersifat kronis sehingga membutuhkan terapi jangka panjang untuk mengontrol kenaikan darah tinggi. Pasien hipertensi sangat perlu dilakukan konseling untuk menjamin penggunaan obat yang benar. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah panduan materi konseling hipertensi yang berfungsi untuk membantu apoteker Puskesmas Kecamatan Matraman menyampaikan informasi terkait obat agar pasien mengetahui dan paham akan terapi obat yang digunakannya. Hasil penelitian diperoleh dari penelusuran pustaka menggunakan data dari database elektronik seperti Micromedex dan MIMS serta jurnal penelitian yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir, menggunakan kata kunci nama obat antihipertensi. Data yang telah diringkas dan dikaji kemudian disajikan dalam bentuk panduan materi konseling yang berisi tujuan konseling, penggalian informasi terkait pasien, tujuan dan harapan terapi, informasi obat, gejala hipotensi dan gejala hipertensi, interaksi obat dengan makanan atau obat lain, tindakan apabila dosis terlewat, cara penyimpanan obat, cara meningkatkan kepatuhan pasien secara mandiri, risiko komplikasi dan terapi nonfarmakologi. ...... According to Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 74 Year 2016, one of the standards of pharmaceutical services in Community Health Centers (Puskesmas) includes the standard of clinical pharmacy services, where one crucial aspect is counseling. Counseling is conducted to identify and resolve patient problems related to medication use so that patients understand the correct way to use medication, aiming ultimately to achieve successful drug therapy. Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases worldwide and is chronic, requiring long-term therapy to control high blood pressure. Patients with hypertension require counseling to ensure correct medication use. This study was conducted to develop a hypertension counseling guide to assist pharmacists at Puskesmas Kecamatan Matraman in delivering information about medications so that patients understand and comprehend the drug therapy they are using. The research findings were obtained from literature searches using electronic databases such as Micromedex and MIMS, as well as research journals published in the last 10 years, using keywords related to antihypertensive drugs. The data, summarized and reviewed, were then presented in the form of a counseling guide containing counseling objectives, patient information gathering, therapy goals and expectations, drug information, symptoms of hypotension and hypertension, drug interactions with food or other medications, actions if a dose is missed, medication storage, methods to enhance patient adherence independently, risk of complications, and non-pharmacological therapies.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library