Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Sembiring, Kezia Arihta
"Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian yang dapat menyebabkan kecemasan bagi mahasiswa kesehatan. Individu berupaya dalam menangani stressor dan salah satu bentuk maladaptifnya adalah perilaku self-harm yang merupakan upaya menyakiti diri sendiri. Penanganan stressor dapat adaptif bila menggunakan mekanisme koping yang cocok dengan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping mahasiswa yang menjalani OSCE. Desain penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian 107 responden (52 responden angkatan 2019 dan 55 responden angkatan 2020), dengan teknik proportional sampling. Instrumen yang digunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), Self-Harm Inventory (SHI), dan Brief COPE Scale. Analisis univariat dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ringan (51%), perilaku self-harm rendah (79%) dengan memukul diri sendiri (38,31%), dan mekanisme koping sedang dengan jenis problem-focused paling banyak digunakan (72%). Saran dari penelitian ini adalah promosi kesehatan mengenai tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping serta bagaimana solusinya.
The Objective Structured Clinical Examination (OSCE) is an exam which can cause anxiety for health students. Students are trying to deal with stressors and self-harm behavior is one of the maladaptive forms, which is defined as an attempt to hurt themselves. The coping mechanism students using to handle stressor can adaptive if it matches for each individual. This study aims to see the characteristics of respondents and the overview of the level of anxiety, self-harm behavior, and student coping mechanisms during OSCE. This research is quantitative descriptive. The research sample consisted of 107 FIK UI students consisting of 52 respondents from class of 2019 and 55 respondents from class of 2020 with a proportional sampling technique. The instruments used are the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), the Self-Harm Inventory (SHI), and the Brief COPE Scale. This study uses univariate analysis with the results showed that students experienced mild levels of anxiety (51%), low self-harm behavior (79%), and moderate use of problem-focused coping mechanisms (72%). The main suggestion of this research is health promotion regarding anxiety levels, self-harm behavior, and coping mechanisms and how to solve them."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sembiring, Kezia Arihta
"Demam merupakan salah satu permasalahan terbesar ketika anak dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat. Keberlangsungan demam bergantung kepada waktu patogen berinvasi di dalam tubuh sehingga memicu proses inflamasi. Demam berkepanjangan merupakan demam yang terjadi lebih dari lima hari dengan salah satu penyebabnya adalah infeksi bakteri. Bakteri tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis kompleks, menjadi etiologi dari kejadian demam berkepanjangan, termasuk pada anak. Penanganan demam dapat dilakukan dengan melakukan kompres menggunakan metode tepid water sponge bersamaan dengan pemberian antipiretik, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian yang ada. Maka dari itu, peneliti hendak membuktikan efektivitas tepid water sponge kepada anak dengan diagnosis medis prolonged fever suspect tuberculosis. Peneliti melakukan penelitian pada Anak AF dengan prolonged fever suspect tuberculosis dengan menimplementasikan asuhan keperawatan untuk mengatasi hipertermia, gangguan nutrisi, dan ketidakefektifan bersihan jalan napas pasien. Rangkaian asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian secara holistik pada anak, penegakan diagnosis keperawatan dan menentukan prioritas diagnosis, perencanaan intervensi keperawatan, implementasi tindakan, serta evaluasi. Asuhan keperawatan yang dilakukan didokumentasikan ke dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. Tindakan utama yang diteliti adalah penerapan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, tepid water sponge mampu menurunkan suhu tubuh anak hingga sebesar 1°C. Peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan tindakan tepid water sponge pada anak dengan prolonged fever efektif dalam menurunkan demam yang dialami oleh anak.
Fever is one of the biggest problems when a child is taken to the Emergency Room. The persistence of fever depends on the time when pathogen invades the body then trigger the inflammatory process. Prolonged fever is a fever that lasts more than five days with one of the causes is bacterial infection. The bacteria of tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis complex, is an etiology of prolonged fever, even in pediatrics. Fever treatment can be done by applying warm compress using the warm water sponge method along with administering antipyretics, and the effectivity has been proven by various existing studies. Therefore, the researcher would like to prove the effectiveness of warm water sponges for a child with prolonged fever, suspected of being tuberculosis. The writer did the research on AF, a toddler with suspected prolonged tuberculosis fever by implementing nursing care to overcome hyperthermia, nutritional disorders, and ineffectiveness in clearing the patient's airway. The preparation started with a holistic assessment, establishing a diagnosis and determine the nursing diagnosis priorities, planning the interventions, implementing the interventions, and evaluate the nursing care. The nursing care is documented with Integrated Patient Progress Note format. The main intervention to be studied was an application of tepid water sponge to reduce the child's body temperature. Based on the evaluation, tepid water sponge can reduce a child's body temperature by up to 1°C. The writer conclude that applying tepid water sponges to pediatrics with prolonged fever was effective in reducing their fever."
Depok: Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library