Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Sartono
Cibulan: Proyek Penelitian dan Penggalian Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
930.1 SAR j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Lubniar Sartono
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian:

Berbagai amcam cara dilakukan orang untuk menghilangkan kelelahan setelah bekerja keras, antara lain dengan berendam diri dalam air hangat dalam waktu tertentu, atau mandi sauna. Jika peerjaan ini dilakukan berulang kali, suhu sekitar testis akan seringkali mengalami peninhkatan. Proses spermatogenesis berlangsung normal bila suhu testis lebih rendah dari suhu badan. Kerusakan akibat peningkatan suhu testis in vivo bersifat selektif terhadap tingkat perkembangan sel-sel germinal, sehingga proses spermatogenesis terganggu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pemanasan testis mencit in vivo, masing-masing pada suhu air 40, 41, dan 42 deraat C selama 10 menit yang diulang tiga kali dengan selang waktu satu siklus epitel seminiferous, akan berpengaruh terhadap fertilitas mencit. Penelitian dilakukan dalam 5 kelompok, masing-masng 10 ekor mencit jantan. Kelompok I, kontrol tanpa perlakuan; kelompok II, kontrol hanya dibius; kelompok III, dibius + 40 derajat; kelompok IV, dibuis + 41 C; kelompok V, dibius + 42 C. perlakuan ini dilakukan selama 10 menit yang diulang tiga kali dengan selang waktu satu siklus epitel seminiferous.

Hasil dan kesimpulan:

Kelompok III tidak menunjukkan pengaruh bermakna terhadap berat testis, jumlah sperma motil, persentase sperma abnormal, maupun jumlah anak yang dilahirkan dibandingkan dengan kontrol. Kelompok IV menunjukkan penyusutan berat testis, umlah sperma motil, peningkatan persentase sperma abnormal, dan penurunan jjumlah anak yang bermakna dibandingkan dengan kontrol. Pada kelompok V, selain penyusutan berat testis ang bermakna, tidak didapatkan spema dalam tubulus seminiferous. Jadi kesimpulannya, pemanasan 40 derajat C tidak berpengaruh terhadap fertilitas mencit, sedahkan pemanasat 41 dan 42 berpengaruh terhadap fertilitas mencit.
ABSTRACT
Scope and Method of study:

Several traditional habits are applied to refresh the body, releasing fatigue or stiffness after working hard all day, e.g. by soaking the body in warm water or by taking sauna. If performed frequently, the temperature around the testis should increase and it might cause a selective demage to germinal cells, disturbing the process of spermatogenesis. The purpose of this study was to evaluate the fertility of mice after application of heat on the testis. Mice were divided randomly into 5 groups of 10 mice each. The first group served as untreated control, with no treatment at all. The second group was a treated control, treated with anesthetic, but not exposed to hear the treated groups were anesthetized, and the testis exposed to temperature of 40 C (3rd group), 41 C (4th Group), and 42 C (5th group), respectively, for 10 minutes each in a special devides water bath. The treatment was repeated 3 times at an interval of 9 days or one cycle of the seminiferous epithelium.

Findings and conclusions:

The result showed that in the 3rd group no significant effect of heat was found on the weight of the testis, the number of motile sperm, percentage of abnormal sperm, and noumber of offspring comparet to the control group. In the 4th gorup, however the weight of testis, number of motile sperm, and mean number of offspring were significantly reduced. The percentage of abnormal sperm was significantly increased as compared to control groups. It is interesting to note that in the 5th group of mice, no sperm was found in the seminiferous tubules. In conclusion, there was no effect on the fertility of mice by heating the testis to a temperature of 40 C. however, the fertility was decreased significantly after exposure to 41 and 42 C.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmasari Sartono
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara penelitian : Salah satu penyebab gangguan pernapasan adalah asap rokok. Asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang terbakar (sidestream) juga mengandung bahan toksik dan karsinogenik yang sama seperti asap rokok utama (mainstream), sehingga efek pada perokok pasif hampir sama dengan efek yang timbul pada perokok aktif. Bahan berbahaya yang terdapat dalam rokok. Seperti CO, NO, Hydrogen Cyanida dapat menyebabkan kerusakan jaringan saluran napas yaitu menebalnya lapisan mukosa, hilang atau rusaknya silia dan kelainan integritas epitel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asap rokok yang dipajankan pada tikus secara pasif dapat mempengaruhi tinggi epitel bronkiolus dan kandungan GSH pada jaringan paru. Sebagai model perokok pasif digunakan 10 ekor tikus yang dipajankan asap rokok 5 batang/20 menit setiap hari selama 12 minggu dan selama pengasapan 10 ekor tikus kontrol dikeluarkan, Kemudian diambil jaringan bronkiolus tikus untuk dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) yang selanjutnya diamati dibawah mikroskop cahaya untuk mengukur tinggi epitel bronkiolus. Penentuan kandungan GSH dilakukan dengan cara memeriksa homogenat paru dengan metode Ellman setelah direaksikan dengan DTNB (Asam DitiobisNitroBenzoat). Perhitungan statistik tinggi epitel bronkiolus dan kandungan GSH dilakukan dengan Uji distribusi dengan Kolmogorov Smirnov (KS) dan kemaknaan dengan uji t. Hasil dan Kesimpulan : Tinggi epitel bronkiolus pada hewan perlakuan lebih rendah bermakna dibandingkan dengan hewan kontrol (p= 0,004 ) , sedangkan kandungan GSH jaringan paru lebih tinggi bermakna dibandingkan kandungan GSH paru tikus kontrol (p--0,OO). Terjadinya penurunan tinggi epitel bronkiolus disebabkan karena adanya peningkatan pembentukan radikal bebas yang dapat merusak makromolekul di dalam sel epitel bronkiolus. Sedangkan peningkatan kandungan GS1-1 pada jaringan paru diduga disebabkan oleh mekanisme kompensasi jaringan paru dalam menanggulangi jumlah Radikal Babas yang terbentuk.
Background and method of investigation: One etiology of the respiratory disease is cigarette smoking. The smoke from the tip of burning cigarette, the side stream smoke , contain the toxic and carscinogenic agents as the main stream smoke. Hence, the effect of the passive smoking is almost the same as the active smoking. The substances such as CO,NO and hydrogen cyanide in cigarette's smoke can induced the respiroatory tissue damage such as thickening of epithelial mucosa, loss cilia and impairment of ephithelial integrity. The aim of this study was to analyze the effect of passive cigarette kretek smoking on the epithelial height of bronchioles an GSH content of lung tissue. This study was carried on 20 swiss Webster rats which divided into 2 groups. The fisns group was control group the second group were exposured to cigarette kretek smoke, 5 cigarette 20 minutes per day. After i 2 weeks treatment the rats were sacrified. Histological slides were made from bronchiole epithelium and stained with Haemotoxiline-Eosine ( HE) and using light microscope the height of the bronchioles, epithelium were measured. The GSH content of lung tissue was measured with Ellman Method, The result of the study the study were analyzed statistically. Result and Conclusion: The height of bronchiols epithelium of the treatmaent group were decreased significantly compared to the control group. The GSH content lung tissue of the treatment group were significantly higher compared to the control group. It was concluded thet passive cigarette smoking will increased the free radicals which caused the macromolecules damage of the bronchioles epithelium and with the consequences increased of endogen antioxidant level such as GSH.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T17680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sartono
Abstrak :
Dalam tesis ini saya ingin membahas diskresi yang dilakukan Kapolres Bogor dalam kasus penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah Bogor. Kebijakan ini dalam konteks kepolisian sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar. Pelaksanaan tugas polisi di lapangan kadangkala memang tidak dapat selalu sama dengan peraturan tertulis yang menjadi panduan polisi (hukum). Kasus ini adalah salah satunya. Klaim Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam mendapat pertentangan yang keras di seluruh dunia. Untuk Indonesia sendiri, kehadiran Ahmadiyah juga mendapat pertentangan di berbagai daerah termasuk dari Dirjen Binmas Islam Depag. Kelompok LPPI yang mengangkat isu tuduhan Ahmadiyah melakukan penodaan Islam telah berhasil mendapatkan simpati publik yang mayoritas Islam pada umumnya dan berpengaruh dalam kekuatan mereka sebagai kelompok penekan. Kondisi ini merupakan suatu hal yang rawan akan keamanan dan ketertiban yang berupa bentrokan terbuka yang berdampak langsung bagi keamanan dan ketertiban Bogor. Dalam peristiwa ini Kapolres Bogor melakukan suatu diskresi dengan membuat satu pilihan melakukan penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah Parsing Bogor. Permasalahan yang menjadi fokus dalam tesis adalah pertimbangan dalam kebijakan Kapolres Bogor dalam kasus penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah di Parung Bogor dan kesesuaian dengan visi, misi dan kode etik kepolisian (Polri). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu untuk memberikan gambaran yang cermat mengenai gejala, keadaan, individu atau kelompok tertentu yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gejala dengan faktor-faktor lain dan diikuti dengan analisis. Sedangkan penggalian datanya menggunakan teknik wawancara langsung tidak terstruktur dan kajian kepustakaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 20512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddi Sartono
Abstrak :
Penyusunan tesis bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia, baik faktor-faktor yang berasal dari internal maupuan eksternal perbankan syariah. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah didasarkan pada peranannya sebagai lembaga intermediasi maupun keberadaan perbankan syariah dalam sistem keuangan. Pengukuran kinerja dilakukan melalui pendekatan profitabilitas yang diwakili return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Hasil penelitian adalah BOPO, imbal hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap ROA, sementara itu hanya BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap ROE. ......This thesis aims to find out determinants that influenced the financial performance of Islamic banking in Indonesia, from both internal and external factors of Islamic banking. The identification of influencing the factors of Islamic banking performance is based on its role as an intermediary institution or the existence of Islamic banking in the financial system. The performance measurement is carried out by the return on assets (ROA) and the return on equity (ROE). The research uses secondary data sourced from Bank Indonesia and Bapepam and employs the ordinary least squares method. The thesis finds that Operation Expenses to Operations Income (BOPO), profit sharing of Islamic Bank Indonesia Certificate, and rate of Bank Indonesia Certificate are significantly affected the ROA, while only BOPO affects ROE.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Augustinus Arif Sartono
Abstrak :
Lapisan Stellite 6 dibuat dengan berbagai laju bubuk yang masuk dalam plasma pada proses pelapisan dengan teknik Plasma of Transferred Arc-Welding (PTAW). Sampel kemudian diperiksa dengan EDX, SEM dan XRD. Dari analisa data XRD serta pengukuran kekerasan, diperoleh bahwa kekerasan maksimum terjadi pada laju bubuk 1,6 Lb/jam atau ( 0,73 kg/jam) dan menurun terhadap laju bubuk. ......Stellite 6 film was made by Plasma of Transferred Arc-Welding ( PTAW ), its powder deposition rate was varied. The specimen was then examined by EDX, SEM and XRD. The XRD analysis and hardness measurement show that the optimum hardness happened at powder flow rate 1,6 Lb/hr ( 0,73 kg/hr ) and it's decrease as function of powder rate deposition.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21375
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti NKM Sartono
Abstrak :
Bakteriosin adalah suatu peptida antimikroba diproduksi oleh bakteri, termasuk bakteri asam laktat (BAL) telah diketahui memiliki aktivitas spermisida dan antibakteri. Bakteriosin memiliki potensi untuk digunakan sebagai senyawa spermisida yang juga berperan dalam pencegahan penyakit menular seksual, seperti Nisin yang diproduksi dari Lactococcus lactis dan Subtilosin yang diproduksi dari Bacillus amyloliquefaciens. Penelitian Weissella confusa MBF8-1 sebelumnya diketahui menghasilkan Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) yang memiliki aktivitas antibakteri, namun belum pernah ada pengujian spermisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas spermisida dari BLIS yang diperoleh dari W.confusa MBF8-1, serta peptida rekombinan dan sintetik Bac1, Bac2, Bac3 yang merupakan bakteriosin dari W.confusa MBF8-1. Skrining spermisida menggunakan metode Sander-Cramer untuk mengetahui pergerakan sperma setelah diberikan perlakuan, dan dihitung berdasarkan kategori progresif, non progresif, dan imotil. Hasil pengujian diolah dan dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui perbedaan bermakna dari kontrol normal dan sperma dengan perlakuan. Hasil menunjukkan peptida sintetik kombinasi Bac1-2-3 dengan konsentrasi 300 ppm memiliki aktivitas spermisida yang paling tinggi dengan peningkatan skor imotilitas 38.25 pada waktu kontak 30 detik dan 39 pada waktu kontak 5 menit dibandingkan dengan BLIS, peptida rekombinan, dan peptida sintetik yang lain. BLIS, peptida rekombinan, dan peptida sintetik tidak menunjukkan aktivitas spermisida sebagaimana pembandingnya nisin tunjukkan. ...... Bacteriocin, is an antimicrobial peptide produced by the bacteria itself, including the lactic acid bacteria (LAB), known for its antibacterial and spermicidal activities. Bacteriocin has a potential to be developed as a spermicidal agent which can also prevent the sexual transmitted disease, such as Nisin produced by Lactococcus lactis and Subtilosin produced by Bacillus subtilis. Previous study of Weissella confusa MBF8-1 stated that it produced a bacteriocin like inhibitory substance (BLIS) and showed an antibacterial activity, but screening for its spermicidal activity has not been conducted yet. This study aimed to know the spermicidal activity of its BLIS, recombinant and synthetic form of Bac1, Bac2, Bac3 peptides which are the bacteriocins from W.confusa MBF8-1. The screening for spermicidal activity was conducted by using the modified Sander-Cramer assay and the statistic analysis had been done by using SPSS software. Result showed that the combination of Bac1-2-3 in synthetic peptide form has the highest spermicidal activity compares to BLIS, recombinant, and other synthetic pepide, with the increase of imotility score by 38.25 points in 30 seconds contact, and 39 points in 5 minutes contact. However, BLIS, recombinant and synthetic peptide Bac1, Bac2, Bac3 did not show a spermicidal activity as nisin did.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Heru Sartono
Abstrak :
Penelitian ini mengenai pemodelan untuk penjadwalan proses produksi pada industri pembuatan silicon polished wafer 5 - dan 6 - . Proses produksi untuk kedua produk ini memiliki tipikal flexible flow shop dengan variasi type barang mencapai 12 jenis. Setiap type barang harus melalui empat tahapan proses yang harus dilakukan secara berurut. Adanya limitasi fleksibilitas proses pada tiga buah tahapan menyebabkan masalah penjadwalan menjadi kompleks Pendekatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah penjadwalan ini adalah dengan menerapkan dua metode dispatching rule, yaitu SPT (shortest processing time) dan EFT (earliest finish time). Metode lain yang digunakan adalah pengelompokan unit pesanan ke dalam sebuah family untuk meminimalkan kendala limitasi fleksibilitas proses pada dua buah tahapan. Kombinasi ketiga metode ini dituangkan ke dalam suatu algoritma multiproduct-multistage dan diaplikasikan pada inisialisasi solusi. Dari inisialisasi solusi ini dihasilkan penjadwalan awal untuk masing-masing tahapan. Optimasi dilakukan terhadap inisisalisasi solusi dengan menggunakan Algoritma Genetika. Algoritma Genetika akan mencari solusi terbaik yang mendekati optimal melalui serangkaian proses seleksi terhadap sekumpulan alternatif solusi yang ada. ......The study concerns in modeling the production schedule of 5' and 6' Silicon Polished Wafer manufacturing. The process of both products is categorized as flexible flow shop with 12 different types of product. Each product is processed through four stages with fixed sequence. There are some limitation of process flexibility among three of four stages that also causes the scheduling become difficult to arrange. Some dispatching rule is applied to solve the schedule problem. SPT (shortest processing time) and EFT (earliest finish time) is the two of dispatching rule which used for this kinds of problem. The other method that also carried out with those two dispatching rule is job families approaching. Job families approaching will minimize the effect of limited process flexibility. Those combined methods will be developed to be an algorithm called multiproduct-multistage algorithm and applied to the initial solution. The initial solution consists of the schedule of each stage. Initial solution is optimized by using Genetic Algorithm. Genetic Algorithm is search process of the best solutions among possible solutions by simulating the natural evolutionary process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51963
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prabu Mahaputra Adhipradana Sartono
Abstrak :
ABSTRAK
School Well-being adalah keadaan yang memungkinkan individu memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya dalam suatu lingkungan akademik, dan oleh Konu dan Rimpela (2002), School Well-being dibagi menjadi dimensi Having, Loving, Being, dan Health. Penelitian mengenai School Well-being pada tingkat pendidikan tinggi masih sangat terbatas padahal informasi tentang hal ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kegiatan akademik secara keseluruhan. Program studi SI yang terdapat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia terdiri dari program SI Reguler, SI Ekstensi dan SI Kelas Khusus Internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keadaan School Well-being pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada masing-masing program tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sebuah alat ukur yang terdiri dari 51 item kuantitatif dengan skala Likert, dikembangkan dari instrumen yang dikembangkan oleh Konu (2002), dan sebuah pertanyaan terbuka untuk saran peningkatan kegiatan akademik. Hasil penelitian dari 490 responden ini menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki School Well-being yang baik. Selain itu, ada perbedaan dimensi Having dan Health antar program. Responden juga masih mengharapkan terdapat peningkatan maupun perbaikan di berbagai aspek penunjang yang ada seperti fasilitas dan pelayanan.
ABSTRACT
School Well-Being is conditions that enables individuals to satisfy basic needs in an academic environment, and according to Konu and Rimpela (2002), school well-being is divided into the dimensions of having, loving, being, and health. Studies on school well-being at higher education levels is still very limited, whereas information on this is very useful to improve the overall quality of academic activities. The undergraduate study programs within the Faculty of Psychology of the University of Indonesia consist of the regular (reguler) undergraduate program, the extension (ekstensi) undergraduate program, and the intemational class (kelas khusus internasional) undergraduate program. The purpose of this research is to identify the school well-being conditions of the undergraduate students in each program of the Faculty of Psychology of the University of Indonesia. Data collection was done by using a measuring instrument composed of 51 quantitative items with the Likert scale, built upon instruments developed by Konu (2002), and with an open-ended question for suggestions on the enhancement of academic activities. Research results from 490 respondents indicated that they already have good school well-being. Moreover, there are differences between the dimensions of having and health amongst programs. Respondents also still expect an increase nor an improvement in various existing support aspects, such as facilities and Services.
2010
S3688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library