Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sapta Dwi Putri
"Studi ini menggambarkan makna perkawinan oleh informan remaja perempuan yang sudah menikah dan yang belum menikah. Menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik, untuk melihat konstruksi nilai dan norma melalui proses sosialisasi dari significant others kepada remaja perempuan. Makna perkawinan bagi informan sudah menikah yakni membuat hidup menjadi bahagia, telah dapat memiliki anak, dan membuat hidup lebih mandiri. Sedangkan makna perkawinan bagi informan belum menikah yakni dapat memiliki keturunan, perkawinan dianggap sakral dan merupakan ibadah, pelegalan hubungan seks, tempat penyaluran kasih sayang, dan dapat membangun keluarga harmonis. Makna perkawinan yang dikonstruksikan pada informan belum menikah dan sudah menikah berbeda. Makna perkawinan pada informan sudah menikah merupakan penggabungan makna normatif dan hasil pengalaman subjektif. Sedangkan Informan belum menikah, dihasilkan melalui proses internalisasi dari significant others melalui interaksi dan sosialisasi.

This study describes the meaning of marriage by informants adolescent women are married and unmarried. Using symbolic interactionism approach, to see the construction of values and norms through the socialization process of women's significant others to adolescents. The meaning of marriage from married informant that make life happier, have been able to have children, and make life more independently. While, the meaning of marriage for unmarried informants that can have children, marriage is considered sacred and was worship, legalized sex, the distribution affection, and can build a harmonious family. The meaning of marriage which is constructed on the married and married informant is different. Meaning of marriage on married informant which is combination of normative meaning and subjective experience. While, for unmarried informants, the meaning is produced through a process of internalization of significant others through interaction and socialization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapta Dwi Putri
"Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dimulai dari tata kelola dan manajemen yang baik. Aplikasi E-RKAM merupakan salah satu terobosan yang dapat membantu Kementerian Agama untuk merencanakan kebutuhan madrasah secara lebih efisien. Melalui aplikasi ini madrasah dapat terbantu dalam hal mengelola administrasi mulai dari proses perencanaan, penganggaran, dan pelaporan. E-RKAM dapat mewujudkan good governance dengan mengintegrasikan berbagai hal yakni dari sisi pengawasan, kontrol serta akuntabilitas lembaga. Sistem E-RKAM juga sebagai cerminan dari salah satu transformasi digital di madrasah. Dengan pendekatan implementasi kebijakan dari George Edward III memungkinkan rekomendasi kebijakan dapat diambil oleh para pemangku kepentingan terutama Kementerian Agama Pusat dalam hal pembenahan tata kelola kelembagaan yang transparan, efektif dan efisien dan dapat berdampak langsung pada kualitas pembelajaran. Sehingga kedepan alokasi anggaran dana BOS tidak lagi didasarkan pada jumlah siswa, namun pada kinerja masing-masing madrasah dan seberapa baik program kegiatan tersebut dirancang. Pendekatan UTAUT untuk melihat penerapan teknologi dalam hal ini aplikasi E-RKAM terkait dengan kemudahan penggunaan dan kebermanfaatannya bagi madrasah.

Realizing quality education starts from good governance management. The E-RKAM application is one of the breakthroughs that can help the Central Ministry of Religious Affairs to plan the needs of madrasas more efficiently. Through this application, madrasas can be assisted in terms of managing administration starting from the planning, budgeting, and reporting processes. E-RKAM can realize good governance by integrating various things, namely from the supervision, control and accountability of institutions. The E-RKAM system is also a reflection of one of the digital transformations in madrasas. With the policy implementation approach from Edward III, policy recommendations can be taken by stakeholders, especially the Central Ministry of Religious Affairs, in terms of improving institutional governance that is transparent, effective and efficient and can have a direct impact on the quality of learning. So that in the future the BOS budget allocation is no longer based on the number of students, but on the performance of each madrasah and how well the activity program is designed. UTAUT's approach to see the application of technology, in this case the E-RKAM application, is related to its ease of use and usefulness for madrasas."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library