Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sapta
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini hendak menggambarkan dan melihat bagaimana Potensi Pajak Bumi dan Bangunan (selanjutnya disingkat PBB) dalam rangka peningkatan penerimaan negara, serta upaya-upaya yang dilaksanakan oleh Direktorat. Jenderal Pajak untuk menggalakkan penerimaan pajak khususnya dari PBB. Potensi di sini adalah kekayaan negara yang ada pada masyarakat, yang masih dapat ditarik atau dipungut oleh pemerintah. Yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana pokok ketetapan pajak ditentukan agar jangan sampai mengurangi penghitungan jumlah pajak yang terhutang oleh wajib pajak. Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan, yaitu berdasarkan studi kepustakaan dan dari data yang penulis peroleh dari Dit.Jen Pajak, serta hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pihak-pihak yang kompeten, menunjukkan bahwa potensi PBB, yang menggantikan tujuh jenis pajak yang lama, dapat diharapkan untuk meningkatkan penerimaan negara. Namun demikian bukan berarti bahwa PBB ini sudah seratus persen dapat menunjang penerimaan negara, karena penulis masih melihat adanya hambatan atau kelemahan dalam prosedur pelaksanaannya, antara lain hambatan di bidang komunikasi, keterbatasan dana, dan lain sebagainya. Untuk itu pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderai Pajak, telah melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan tersebut, serta untuk meningkatkan penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan, yakni mengusahakan peningkatan potensi pajaknya, penyempurnaan prosedur pemungutan, penata usahaan; serta peningkatan koordinasi pelaksanaannya baik dengan unit-unit organisasi di bawahnya, maupun dengan instansi-instansi terkait lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Ady Sapta
Abstrak :
Diare di Indonesia masih merupakan masalah dengan angka kesakitan yaitu 20-49%, terutama pada golongan umur balita dengan angka kematian 134 per 100.000, Penelitian dilakukan bertujuan mempelajari hubungan faktor risiko kesehatan lingkungan terhadap kejadian diare pada balita. Penelitian dilakukan di Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mulai bulan Februari sampai Mei 2002, dengan menggunakan rancangan kasus-kontrol (Case-control) terhadap 125 responden ibu balita penderita diare (kasus) dalam dua minggu terakhir dan responden ibu balita tidak diare dengan jumlah yang lama (kontrol). Survei dilakukan terhadap responden meliputi jenis sarana, cara pengambilan, cara dan alat penyimpanan air, tingkat risiko pencemaran, kuantitas dan kualitas mikrobiologis air bersih, jenis jamban, tempat penampungan tinja, kondisi jamban, jenis SPAL, kondisi SPAL, tempat sampah, kondisi tempat sampah, jenis konstruksi rumah, lantai rumah dan kebersihan rumah. Pemeriksaan kualitas mikrobiologis dilakukan terhadap 50 sampel (25 sampel kasus dan 25 sampel kontrol). Chi-square digunakan untuk menguji hubungan faktor risiko kesehatan lingkungan dengan kejadian diare pada balita. Untuk menentukan faktor risiko kesehatan lingkungan yang dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita digunakan regresi logistik ganda. Kualitas mikrobiologi air bersih hanya digunakan untuk mendukung faktor risiko kesehatan lingkungan. Dari 16 variabel yang diuji, hanya 12 variabel faktor risiko kesehatan lingkungan (jenis sarana air bersih, cara pengambilan air, tingkat risiko pencemaran sumber air, kuantitas air, kualitas mikrobiologis air bersih; jenis jamban, kondisi jamban; jenis SPAL, kondisi SPAL; jenis tempat sampah, kondisi tempat sarnpah dan jenis konstruksi rumah) yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Lebih lanjut, hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor risiko kesehatan lingkungan yang dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah tingkat risiko pencemaran sumber air bersih (X1)(OR = 5,007 ), kondisi jamban (X2)(OR = 2,648), jenis jamban (X3)(OR = 2,027) dan jenis SPAL (X4)(OR = 2,115) dengan model persamaan : Logit P (y) = - 6,451 + 1,611X1 + 0,706X2 + 0,974X3 + 0,749)(4, sehingga untuk mengurangi risiko tersebut perlu upaya yang dilakukan melalui perbaikan sarana sumber air bersih seperti perlindungan terhadap pencemaran sekitar sumber, perbaikan dan pemeliharaan jamban, perbaikan SPAL serta penyuluhan kesehatan lingkungan berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan. ...... Environmental Health Risk Factors Associated Diarrhea in Children Under Five Years Old at Citamiang Sub District, City of Sukabumi, Year 2002In Indonesia diarrhea is still a major health problem, with morbidity rate 20-40%o, especially in children under 5 years old with mortality rate 134 per 100,000. This study to investigate the environmental health risk factors associated with diarrhea ease in children under 5 years old. A case-control study has been carried in Citamiang sub district, city of Sukabumi in February to May 2002. One hundred and twenty five mothers of children under 5 years old who have diarrhea in the last two weeks and the same number of control were selected as respondent. Resource facility type, procedures (techniques) of water collection, water storage, pollution risk level, quantity and microbiological quality of clean water were surveyed in corresponding respondent. Latrine type, feces storage collection, latrine condition, sewerage facility type, sewerage condition, waste container type, waste container condition, house construction type, house floor, house cleanliness where also surveyed. In addition, microbiological quality of 50 clean water samples (25 of cases and 25 of control) analyzed. Chi-squares was applied to test the association of the environmental risk factors with diarrhea, where as the dominant environmental risk factors were determined by logistic multiple regression. The microbiological quality of clean water was not analyzed statistically, rather it who used to support statistical a degrees of environmental risk factors. Of the 16 variable tested, 12 variable (Resource facility type, procedures (techniques) of water collection, pollution risk level, quantity, microbiological quality of clean water, latrine type, latrine condition, sewerage facility type, sewerage condition, waste container type, waste container condition, house construction type) are statistically associate with diarrhea Further, logistic multiple regression indicate that the dominant variables of environmental risk factors are pollution risk level (X1)(OR = 5.007), latrine condition (X2)(OR : 2.648), latrine type (X3)(OR : 2.027) and sewerage type (X4) (OR : 2.115) with equalization model is Logic P (y) _ - 6,45I + 1,611X1 + 0,706X2 + 0,974X3 + 0,749X4, so to decrease the we to rehabilitate from the pollutant around the resource, rehabilitation and maintenance of the latrine, sewage system rehabilitation and environmental health education associate with disease based on environmental.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adjie Sapta
Abstrak :
PT. Toyota Astra Motor sebagai perusahaan "joint venture" antara PT. Astra International Tbk. (Indonesia) dan Toyota Motor Company (Jepang) menyadari bahwa keunggulan dalam pengelolaan sumber daya manusia yang merupakan "intelectual capital" dari perusahaan merupakan sumberdaya utama dalam menghadapi kompetisi global di abad 21 mendatang. Kemampuan secara dini memetakan kelebihan dan kekurangan dan seorang karyawan khususnya untuk calon level manajerial merupakan hal yang mutlak guna mendapatkan suatu pengembangan pribadi (individual development plan) yang lebih fokus dan sejalan dengan strategi perusahaan. Oleh sebab itu diperlukan suatu model pengukuran potensi karyawan yang teruji kehandalannya secara intemasional dan dapat dilakukan secara in-house di PT. Toyota Astra Motor. Penulis beruntung mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan menjadi Assessor dan Administrator untuk Toyota Group Executive Assessment Center dari Development Dimension International (DDI) Pittsburgh, sebuah organisasi konsultan sumber daya manusia yang ternama di Amerika yang telah membantu lebih dari 200 perusahaan yang terdaftar namanya dalam FORTUNE 500, dan pendirinya yaitu DR. William C Byham termasuk angkatan pertama yang mempelopori penggunaan Assessment Center untuk dunia bisnis , sehingga penulis dapat menghayati secara mendalam pengukuran potensi karyawan ini melalui pengamatan langsung. Tujuan penelitian adalah pertama untuk menemukan dimensi apa yang dibutuhkan oleh level manajerial PT. Toyota Astra Motor di masa mendatang dan kedua adalah menemukan bagaimana cara pengukuran potensi itu sendiri melalui metode yang dikenal dengan nama Assesment Center. Untuk tujuan pertama, populasi yang dijadikan lokus penelitian adalah para manajer PT. Toyota Astra Motor , dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil kuesioner, wawancara dan focus group yang dilakukan kepada manajer dan Board of Director. Hasil penelitian adalah 13 dimensi dan 1 kecocokan motivasi yang apabila dimiliki seorang manajer diyakini mampu membuat manajer tersebut efektif dan efisien dalam pekerjaannya. Untuk tujuan kedua, lokus penelitian adalah sistem penyelenggaraan Assessment Center di PT. Toyota Astra Motor, yang berlangsung pada bulan Juni dan awal Juli 1999. Dalam penelitian yang dilakukan secara kualitatif ini, penulis melakukan pengamatan langsung dengan menjadi Assesor dan Administrator Assessment Center. Hasil penelitian adalah suatu model yang memberikan gambaran tahap demi tahap pelaksanaan Assessment Center yang menjadi dasar pengukuran potensi kandidat manajer di PT. Toyota Astra Motor. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan perlunya dibuat suatu Return On Investment (ROl) terhadap proses ini dan disamping itu perlu dilatih lebih banyak Interviewer dan Assessor agar proses Assessment Center ini tetap langgeng walaupun ada Interviewer dan Assessor yang "turn over" karena lanjut usia ataupun pindah ke perusahaan lain.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frank Sapta
Abstrak :
Latar belakang : Hipotensi merupakan salah satu komplikasi akibat anestesia subarakhnoid pada seksio sesarea yang berpotensi membahayakan ibu dan janin. Kejadian hipotensi pada seksio sesarea dengan dosis bupivakain 8 - 12,5 mg berkisar antara 25 - 60%. Mengkombinasikan anestetika lokal dosis rendah dengan opioid lipofilik dan modifikasi posisi saat injeksi subarakhnoid mungkin dapat lebih menurunkan kejadian hipotensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas posisi Oxford dalam menurunkan kejadian hipotensi dibanding posisi lateral dengan regimen bupivakain 7,5 mg ditambah fentanil 25 mcg. Metode : Setelah lolos kaji etik dan mendapatkan persetujuan klinik 180 pasien yang akan menjalani seksio sesarea elektif dirandomisasi blok ke dalam kelompok posisi Oxford atau posisi lateral. Semua pasien mendapatkan dosis intratekal bupivakain 0,5% hiperbarik 7,5 mg ditambah fentanil 25 mcg. Coloading kristaloid diberikan 10 ml/ kgBB. Efedrin intravena diberikan sesuai standar. Kondisi hemodinamik dan profil blok sensorimotor dicatat. Penggunaan efedrin, efek samping dan nilai APGAR juga didokumentasikan. Hasil : Terdapat perbedaan yang secara statistik tidak bermakna pada kejadian hipotensi diantara kedua kelompok (p=0,121). Total jumlah penggunaan efedrin intravena diantara kedua kelompok berbeda dan dapat diperbandingkan. Profil blok sensorimotor diantara kedua kelompok dapat diperbandingkan. Kesimpulan : Modifikasi posisi Oxford pada anestesia subarakhnoid dengan dosis bupivakain 7,5 mg ditambah fentanil 25 mcg tidak memberikan hasil yang bermakna dalam menurunkan kejadian hipotensi. ...... Background : Hypotension was one of the complications of subarachnoid anesthesia in caesarean section that potentially detrimental to the mother and baby. The insidens of hypotension in caesarean section with bupivacaine 8 - 12,5 mg were between 25 and 60%. Combining low dose of local anesthetics with lipofilic opioid and modification of position during subarachnoid injection might be more in lowering the hypotension insidens. The study was conducted to prove the effectiveness of Oxford position in lowering the hypotension insidens with regimen 7,5 mg bupivacaine added with 25 mcg fentanyl. Methods : After ethical clearance and receive informed consent 180 elective caesarean section patient were randomized into Oxford group or lateral group. All the patient were receive the same dose of intrathecal 7,5 mg 0,5% hyperbaric bupivacaine added with 25 mcg fentanyl. Coloading of 10 ml/ kgBW with cristaloid was given. Intravenous ephedrine was given according to a standard. Hemodynamic changes and sensorimotor block profile were documented. Epedhrine consumption, side effect and APGAR score were also documented. Result : There is a difference that statistically not significant in hypotension insidens between two groups (p=0,121). The total intravenous ephedrine consumption between two groups was different and comparable. The profile of sensorimotor block between two groups could be compared. Conclusion : Modification of Oxford position in subarachnoid anesthesia with 7,5 mg bupivacaine added with 25 mcg fentanyl was not more effective in lowering insidens of hypotension.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rifai Sapta
Abstrak :
Sebagai daerah rawan bencana, pengembangan pariwisata di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dengan adanya bencana yang terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia. Dengan menggunakan data panel, penelitian ini mencoba menelusuri bagaimana berbagai bencana seperti epidemi, bencana alam, dan terorisme berkorelasi dengan kunjungan wisman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data tahunan kunjungan wisman dari 19 (sembilan belas) negara dan 9 (sembilan) pintu masuk selama periode tahun 2008 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis bencana berkorelasi negatif dengan kunjungan wisman secara berbeda dalam hal tingkatan maupun signifikansi. Selain itu, terdapat dampak yang lebih panjang pada beberapa bencana, yang terlihat dari korelasi negatif yang signifikan pada tahun setelah terjadinya bencana. Penelitian ini juga menemukan adanya keragaman korelasi bencana dengan kunjungan wisman berdasarkan negara asal wisman yang menggambarkan wisman dari negara mana yang sensitif atau tidak sensitif terhadap bencana. ......Indonesia's tourism development faces various disaster challenges as a disaster-prone area due to natural factors or human factors. Using a panel data approach, this research built a model on understanding the correlation between disasters such as epidemic, natural disasters, and terrorism with foreign tourist arrivals. The research used data set of annual foreign tourist arrivals from 19 (nineteen) countries and 10 (ten) ports of entry from 2008 to 2020. The results showed that different types of disasters have negatively correlated with inbound tourists differently in terms of magnitude and significancies. In addition, there was a more prolonged impact on some disasters, which can be seen from the significant negative correlation in the year following the disaster. Our estimates also found a heterogeneous correlation based on tourist origin countries describing which one was sensitive or insensitive to disaster.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Sahang Sapta A.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library