Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salahuddin
Abstrak :
Kepuasan mempengaruhi minat beli ulang atau minat berkunjung kembali pelanggan ke tempat pelayanan jasa yang sama (Ziethaml, Parasuraman dan Berry, 1990). 'Menurut Barnes (2003) pembelian· u ang. perekomendasian konsumen kepada orang lain dan peningkatan jumlah pembelian adalah bentuk loyalitas yang dapat d itunjukkan oleh konsumen. Penelitian Abdurrahman (2002) menemukan bahwa minat pasien mengunjungi kembali ke Puskesmas yang sama disebabkan pelayanan yang mereka dapatkan amat memuaskan. Kotler dan Keller (2007) mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam hal minat beli, yaitu faktor budaya, faktor sosial factor pribadi dan factor psikologis. Berdasarkan data laporan tahunan yang diperoleh dari P.uskesmas Calang, jumlah kunjungan pasien rawat jalan umum pada tahun 2006 berjumlah 27468 orang dan 23985 pada tahun 2007 ini menunjukkan terjadi penurunan kunjungan pasien rawat jalan umum ke Puskesmas Calang sebanyak 12,68%, hal ini diduga disebabkan belum maksimalnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas petugas kepada pasien di unit rawat jalan umum puskesmas calang.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sultan Salahuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Laser eksimer komersial telah berhasil dikonversikan menjadi Laser Nitrogen dengan menggunakan campuran gas helium dan gas nitrogen masing-masing pada tekanan parsial 1310 mbar dan 40 mbar. Laser nitrogen tersebut telah berhasil dioperasikan pada frekuensi repetisi 100 Hz dengan energi keluaran 5 mJ tiap pulsa dengan fluktuasi energi lebih kecil dari 0.8 %. Stabilitas energi keluaran yang tinggi pada frekuensi repetisi 100 Hz ini, dicapai melalui pemakaian kipas berkecepatan tinggi untuk menjaga agar campuran gas dan aliran gas pada elektroda utama menjadi lebih homogen. Emisi spektral yang diperoleh dari plasma yang dibangkitkan oleh sistem laser nitrogen dibandingkan dengan yang diperoleh menggunakan laser Nd-YAG pada energi keluaran yang sama. Hasil memperlihatkan ketelitian data dengan standar deviasi 1.4 % untuk kasus laser nitrogen, lebih baik dibandingkan dengan standar deviasi yang dicapai oleh laser Nd-YAG yaitu 14.3 %. Selanjutnya data eksperimen memperlihatkan keunggulan dari laser nitrogen untuk peningkatan rasio signal terhadap latar belakang dan pengurangan pada efek penguapan selektif.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salahuddin
Abstrak :
Kolaborasi model ekonomi dengan ilmu-ilmu dasar seperti matematika dan fisika telah berlangsung lama. Terhadap model analisis input-output, konsep matematika telah memainkan peranan penting dalam perkembangan model-model dekomposisi struktural. Sedangkan konsep fisika mengambil bagian penting sebagai dasar dalam pengembangan metoda estimasi tabel input-output, mengingat berbagai kendala dalam penyusunannya, seperti masalah keterbatasan data-data transaksi industrial dan mahalnya biaya survei untuk memperoleh data-data tersebut. Salah satu konsep fisika yang berguna dalam kepentingan di atas adalah entropy system. Konsep ini dikembangkan dari Hukum Kedua Termodinamika yang dalam bentuk lain selalu dinyatakan sebagai entropi. Tesis ini akan memberikan rasionalisasi penerapan entropy system dart Hukum Kedua Termodinamika untuk pemecahan sel atau elemen dalam tabel input-output. Ide dasarnya adalah penghampiran konsep keseimbangan energi dengan konsep keseimbangan umum (genera! equilibrium) yang dalam konteks model input-output dapat diwakili oleh koefisien teknologi. Tabel input-output yang diperoleh dari perhitungan dengan pendekatan entropy system selanjutnya akan digunakan untuk melakukan anaiisis pengaruh sektor tertentu, yaitu infrastruktur terhadap perekonomian Indonesia. Dalam mendisagregasi sel infrastruktur, digunakan matriks korelasi yang terdiri dari kendala (constrain) data yang diketahui dan tidak diketahui. Dari dua kendala yang diketahui akan diperoleh (m-2) data baru jika yang dipecahkan adalah m sel. Sedangkan informasi yang tidak diketahui dapat dikonstruksi melalui maksimalisasi entropi berdasarkan distribusi normal. Selanjutnya hubungan antara sel sebelum dan sesudah dipecah dinyatakan secara eksponensial dalam probabilitasnya, dimana pangkat eksponensialnya mengandung suku entropi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Salahuddin
Abstrak :
Umumnya UMKM yang merupakan entrepreneurial dimasa awal masih banyak kekurangan dalam sisi manajemen dan kecenderungan belum melihat lini usaha sebagai usaha yang perlu dikembangkan berkelanjutan. PT. Absis Plus Ordinat Desain (APOD), salah satu perusahaan kecil yang berada dalam jasa desain, percetakan, large printing, event organizer, dan production house. Perusahaan ini telah berjalan selama 3 tahun dan memiliki permasalahan seperti perusahaan UMKM lainnya. Dengan kondisi yang berkembang APOD mengambil semua kesempatan bisnis di pasar, ini disebabkan oleh tersebut dimana satu perusahaan UMKM memiliki lebih dari satu lini usaha yang digarap secara oportunistik. Tujuannya adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, tanpa melihat kondisi jangka panjang dan kemampuan untuk berkompetisi di industri. APOD menjalankan bisnisnya selama 3 tahun ini dengan menggarap semua kesempatan dalam pasar tetapi disesuaikan dengan kemampuan personil di dalam perusahaan. Dan akhimya terbentuk lima lini usaha diatas akibat langkah oportunistik tersebut, oleh sebab itu perusahaan harus dapat menentukan rencana untuk going concern. Pada saat ini secara keseluruhan APOD masih dalam kondisi yang cukup menguntungkan akan tetapi tujuan dari perusahaan adalah going concern. Untuk itu kita hares melihat secara parsial bagaimanakah produktivitas dari kelima lini usaha tersebut. Dan jugs APOD hams mendapatkan potensi tumbuh dan kesiapan dari setiap lini untuk kemudian menjadi acuan mengalokasikan sumber daya kunci pada lini usaha yang memiliki kompetensi. Metodologi yang dilakukan dengan riset primer dan sekunder. Pada riset primer kami mengumpulkan data internal perusahaan berupa alur kerja perusahaan tiap lini usaha dan kondisi - finansial APOD. Sedangkan untuk memperoleh pemahaman tentang persaingan yang terjadi di Industri dan Kunci Faktor Sukses (Key Success Factors) Industri yang kami dapatkan dengan melakukan wawa eara dengan manajemen atas yang berpengaruh dalam perusahaan besar, pada setiap industri yang APOD jalani. Untuk riset sekunder kami melakukan studi literatur terhadap berbagai tulisan, artikel dan teori bask dari buku-buku referensi, majalah, surat kabar, jurnal dan intemet yang relevan untuk pembahasan karya akhir ini. Analisa yang dilakukan adalah analisa sumber daya, karena pada literatur tahapan perkembangan perusahaan kecil dinyatakan bahwa hal yang menjadi fokus pada tahap 1 Existance adalah sumber daya. Dan di tahap I inilah APOD berada. Setelah kita analisa temyata semua lini bisnis APOD masih belum produktif, ini berdasarkan estimasi jumlah project yang selama ini dilakukan dan estimasi optimal project yang masih dapat dikerjakan. Selanjutnya kita hares melihat utilisasi resources dengan data actual. Hal ini di kalkulasi dengan mengalikan waktu setiap resource pada satu project dengan jumlah project selama ini kemudian dibandingkan dengan waktu total kerja resources. Dengan artian bahwa rendahnya produktivitas lini berimplikasi pada rendahnya utilisasi sumber daya kunci. Dengan mengetahui produktivitas kita harus menganalisa sumber daya kunci pada setiap lini, dan temyata ada shared resources yaitu sumber daya kunci yang digunakan pada dua atau lebih lini usaha. Apabila tidak ada shared resources kami mengestimasi akan diperoleh penjualan sampai dengan Rp 3.276.808.995,- yang didapatkan dengan mengalikan jumlah sales aktual dengan room to grow, berarti peningkatannya sampai dengan 4 kali lipat dari yang telah didapatkan tahun 2005 ini yaitu Rp. 880.233.000,- kita harus mengetahui alokasi sumber daya ke lini usaha mana yang paling siap. Oleh sebab itu dilakukan analisa setiap lini usaha berdasarkan Kunci Faktor Sukses dan kesempatan untuk tumbuh. Dengan tujuan mengetahui keuntungan yang dapat diraih dan berkelanjutan. Kunci Faktor Sukses diperoleh dengan mewawancarai ekspert yang berasal dan perusahaan besar pada masing-masing industri. Setelah itu kami membandingkan dengan kondisi internal APOD untuk melihat gap. Ternyata lini usaha desain dan lini usaha Large Printing adalah yang paling slap dalam berkompetisi di industri sehingga alokasi sumber daya dilakukan di lini tersebut. Berdasarkan perhitungan potensi tumbuh (room to grow) paling tinggi terletak pada lini usaha desain yaitu sebesar 92,5% dan lini usaha large printing yaitu sebesar 89,6% sehingga bila dimanfaatkan dengan baik akan menghasilkan kontribusi bagi APOD. Dari perbandingan Faktor Kunci Sukses industri dapat dilihat bahwa lini usaha desain dan lini usaha large printing adalah yang paling siap untuk di kembangkan untuk masuk ke persaingan industri. Alokasi sumber daya kunci terjadi XI Mohamad Salahudin didedikasikan pada lini usaha desain, X8 Mohamad Riski pada lini usaha large printing dan Zl mobil dialokasikan ke lini usaha desain. Implikasi dari alokasi ini ada beberapa macam yaitu dari sisi pemilik dan setiap lini usaha. Oleh sebab itu dibuat beberapa rencana jangka pendek yang bisa mengatasinya sebagai contoh Untuk mendapatkan new client APOD harus memetakan profit konsumen di pasar yang potensial dan kebutuhannya mampu di penuhi dengan baik oleh APOD dan beberapa rencana lainnya.
In general, Small Medium Enterprise (SME) has lack of management and in its early years SME still in entrepreneurial phase which not consider; is business as going concern business. PT. Absis Plus Ordinat Desain (APOD) is Small Medium Enterprise which have five kind of business graphic design, printing, large printing, event organizer, and production house and already in business for 3 years. Now APOD is in the growing state, and become opportunistic. They take all kind of opportunities which do not align with APOD business core. The objective is to maximize profit, but in the same time company does not consider long term condition and their strength in competition. Five business lines in APOD formed because of the opportunistic in business, there for management has to create plans for going concern. Until now as a company APOD still make profit but what about each line of business? We have to see them partially. Because by doing it productivity of lines can be calculated and we can see growth and also its competitiveness. The success factor is to allocate key resources in profitable line of business. We have done research by primary and secondary research; in primary research we collected internal data from APOD such as work flow and financial report. And we analyze the competition pattern and fey Success Factors by interviewed top management from big company in each business. For secondary research we studied journals, articles, books, magazines, newspapers and other references. At first, we analyzed business resources because this factor is the most important thing in early stages of Small Medium Enterprise growth. These early stages were Existence stages and was explained in Harvard Business Review "Five Stages in SME growth". After we analyzed using that method we found out all lines of business in APOD are under utilize. Knowing every line is under utilizing, we certain that productivity is also low. Resources are factors which have close relation with productivity, than we have to analyze resources also. We found there are shared resources which is the resource that has been used by two or more line of business. This shared resources made constraint in room to grow. If there were not shared resources APOD, as calculated, would generate Rp 3.276.808.995,- in sales. There for to allocate key resources to line of business is very important. Besides allocating key resources we got to have Key Success Factors (KSF) in every line. And KSF are defined by doing in depth interview with experts. Hoping we can see gap in internal conditions. We calculated room to grow each line and analyze KSF Gap, we found Large Printing and Design are most ready to be allocated. Design line of business has highest room to grow 92,5% and large printing has 89,6%. Than allocation of Key Resources placed in those two line of business, the key resources are Xl Mohamad Salahudin to design, X8 Mohamad Riski to large printing and ZI car to design. The allocation makes changes in company, there for management has to make short term plan in order to stabilize work flow such as, profiling customer.
2006
T18591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Salahuddin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Salahuddin
Abstrak :
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebenamya merupakan salah satu pilihan kebijakan yang cukup dilematis bagi Pemerintah Republik Indonesia kenaikan ini mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat Hal ini menyebabkan kebijakan pemerintah yang tidak populer ini selalu menimbulkan reaksi negatif di hampir setiap kalangan, apakah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebagai representasi kepentingan publik maupun para ahli dalam bidangnya masing-masing dengan segala macam analisis dampak kenaikan harga BBM ini dari berbagai sudut tinjauan. Bagi para pelaku pasar modal, dampak kenaikan harga BBM pada dunia ekonomi, dunia usaha serta iklim investasi di fndonesia, penting untuk disikapi agar perubahan return saham akibat kejadian atau event ini dapat tetap terkendaJi dan optimal. Pada karya akhir ini dilakukan identifikasi reaksi pasar atas kenaikan harga BBM 2005 yang terjadi dua kali yaitu I Maret 2005"dan 1 Oktober 2005, penelitian ini dibatasi pada saham para emiten non-finansial LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Metodologi yang digunakan dalarn karya akhir ini terdiri atas dua tahapan analisis: time series dan event study. Tahapan analisis time series digunakan untuk pembentukan model peramalan expected return sebagai dasar pengukuran abnormal return. Selanjutnya dilakukan tahapan even/ sfudy untuk memperoleh infonnasi mengenai reaksi pasar terhadap event kenaikan harga BBM 2005 dan mengetahui keberadaan abnormal return selama periode penelilian. ......Fuel price increasing was one of difficult choices which has to be taken by Indonesian Government. The increasing of fuel price will effect to lower purchasing power. This unfavorable government policy always return with a negative response from all level of society, from DPR who represents the public voices to experts with various analysis of the effects of fuel price increasing from every point of view. For investors, fuel price increasing effect to the economy and the investment climate in Indonesia, it was a very crucial matter and needs to be put in to a high consideration in a way that investor has to maintain stock price in a balance level and provides an optimum return. In this paper, writer is ,trying to analyze market reaction to the fuel price increasing by the Government, the 1st increasing (Event 1) on march 1, 2005 and the 2nd increasing (Event 2) on October 1, 2005. The analysis was limited to non-financial LQ-45 Stocks in Bursa Efek Indonesia. Analysis method which wa used in this paper can be diyjd into two stages: time series and event study. The time serles analysis was used to do forecasting of the stocks expected return and later to be used to measure abnormal return. The next stage is event study analysis, this is to obtain information of the market reaction to the fuel price increasing in 2005 and to check any abnormality during the event period. Estimation window period which was used is twenty one week, event window period is 4 week before the increasing and 4 week after.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Salahuddin
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peningkatan proses pelaporan penerimaan keuangan dari puskemas ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan menggunakan konsep otomatisasi. Puskesmas adalah pemberi jasa pelayan kesehatan sehingga puskesmas bertlndak sebagai sumber data penerimaan keuangan, data ini kemudian diberikan ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Data yang diterima oleh Dinas Kesehatan Jakarta kemudian diolah sebagai masukan untuk perenoanaan keuangan. Pihak Dinkes DKI Jakarta menyatakan bahwa proses yang ada sekarang mempunyai waktu slklus Iama dan banyak pekeljaan yang berulang sehingga perlu diadakan perbaikan proses. Proses yang diamati adalah proses pelaporan penerimaan dengan studi kasus pada Puskesmas Kecamatan Tebet dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Pada proses bisnis yang baru dilakukan otomatisasi dengan menggunakan aplikasi sistem informasi. Untuk melakukan hal tersebut metodologi yang digunakan adalah pemetaan proses bisnis menggunakan wawancara yang rnendalam dengan panduan wawancara dau pengolahanya dengan Diagram Alir dan Diagram Proses. Kemudian mencari kriteria Kebutuhan Sistem dengan Cause EHéct Diagram. Metode Sembilan Analisis Operasi Utama digunalcan untuk mencari inefisiensi dan perbaikan proses. Kemudian dengan melakukan otomatisasi proses, kemungkinan eleminasi, penyederhanaan dan penggabungan prosesmaka dengan membandingkan hasilnya dengan kriteria yang diberikan didapatkan rancangan prototipe sistem pelaporan penerimaan keuangan yang mempunyai waktu yang Iebih cepat dan tidak ada proses berulang. Berdasarkan skripsi ini dapat dilihat berdasarkan prototipe bahwa metode automatisasi ini dapat mempercepat waktu siklus kerja dan tidak memiliki proses rekapitulasi berulang.
This research is about the process improvement in account receiving process from puskesmas to Dinas Kesehatan DKJ Jakarta using automation concept. Puskesmas serves as source of account infomation which will be received and processed by Dinas Kesehatan DK1 Jakarta, to produce an information that will be used as supporting data in making financial planning. Dinas Kesehatan DKI Jakarta claims that the current business process takes longer cycle time and contains duplicated task, thus the process improvement should be conducted. The observed process is account receiving process which is used in Puslcesmas Kecamatan Tebet and Dinas Kesehatan Jakarta. The proposed process is an automation using Information System Application. Methodology for this process are mapping business process which used In depth interview supported by interview guidance, where the results will be processed using Flow Diagram and Process Diagram, Then the Cause Effect Diagram was used to find user criteria. The Nine Primary Operation Analysis Method was deployed to discover the inefficiency and the possibility of process improvement. By conducting automation, possibility of elimination, simplification and integration to the process, and comparing the results with the user criteria the new account receiving prototype that have improved time cycle process and no duplicating process can be achieved. The students found that by using the prototype of automation, time cycle could be reduced and the duplicated process could be eliminated.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Salahuddin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model matematis yang valid untuk ekstraktor unggun diam untuk proses ekstraksi asam lemak dari mikroalga Nannochloropsis sp. dan mendapatkan parameter kinetika ekstraksi asam lemak dari Nannochloropsis sp. Ekstraksi senyawa asam lemak dilakukan menggunakan metode ekstraksi fluida superkritis (EFS) dengan fluida superkritis CO2. Dalam penelitian ini, proses EFS akan dipelajari dengan menggunakan model inti menyusut, dan perhitungan model terkait neraca massa proses ekstraksi dilakukan secara numeris metode implisit Crank-Nicolson dengan program MATLAB R2020b. Estimasi parameter-parameter proses ekstraksi asam lemak dari mikroalga Nannochloropsis sp. dengan fluida CO2 superkritis telah berhasil dilakukan. Nilai konsentrasi awal solut dalam padatan adalah 420 mol/m3. Parameter-parameter nilai koefisien difusivitas efektif solut dalam pelarut, koefisien perpindahan massa solut dalam fluida-padat, dan nilai konsentrasi jenuh masing-masing diperoleh pada empat kondisi operasi, yaitu pada suhu 313 K dan tekanan 12,5 MPa, 20 MPa, 30 MPa, dan juga pada suhu 333 K dan tekanan 30 MPa. Nilai deviasi relatif mutlak (AARD) yang didapat setelah membandingkan hasil simulasi dengan data eksperimen rata-rata adalah masing-masing sebesar 4,481%, 3,628%, 16,846%, dan 32,328% untuk kondisi operasi 313 K dan 12,5 MPa, 313 K dan 20 MPa, 313 K dan 30 MPa, dan 333 K dan 30 MPa, yang menandakan model ini kurang dapat mereproduksi hasil eksperimen ekstraksi asam lemak dari Nannochloropsis sp. pada tekanan tinggi. ......The purpose of this research experiment is to obtain a valid mathematical model for fixed bed extractor extraction process of fatty acid from microalgae Nannochloropsis sp. and obtaining fatty acid extraction kinetic parameters from microalgae Nannochloropsis sp. Supercritical fluid extraction (SFE) method with CO2 supercritical fluid is used as the extraction method to extract the fatty acid compounds from microalgae Nannochloropsis sp. In this research, study of SFE process will use the shrinking core model and calculations related to mass balances of the extraction process will be carried out numerically by Crank-Nicolson implicit method using MATLAB R2020b program. Process parameters estimation of fatty acid supercritical fluid extraction from spent coffee grounds had been carried out successfully. Initial solid solute concentration value is 420 mol/m3. Extraction parameters, which are effective diffusivity coefficient, solute in solid-fluid mass transfer coefficient, and saturated concentration are each obtained under four operating conditions, namely at a temperature of 313 K and a pressure of 12.5 MPa, 20 MPa, 30 MPa, and at a temperature of 333 K and a pressure of 30 MPa. Comparison of reference experimental data with simulation from this experiment resulted on AARD values (average absolute relative deviation) of 4.65%, 12.87%, 4.19%, and 4.29% for 313K and 12.5MPa, 313K and 20MPa, 313K and 30MPa and 333K and 333K and 30MPa respectively, which shows that this model is less able to reproduce the experimental results of fatty acid extraction from Nannochloropsis sp. at high pressure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Salma Salahuddin
Abstrak :
Sindrom putus obat opioid terjadi setelah penghentian konsumsi opioid secara-tiba-tiba, dengan gejala seperti hidung berair, nyeri otot, ansietas, kondisi kedinginan atau kepanasan, dilatasi pupil, menguap, gangguan gastrointestinal, dan peningkatan detak jantung. Penyalahgunaan opioid masih menjadi masalah utama di dunia, sehingga penanganan terhadap sindrom putus obat pada penyalahguna opioid yang tepat sangat diperlukan, terutama penanganan farmakologi. Penulisan review atau ulasan ini bertujuan untuk menelusuri, mengetahui, dan mengkaji manajemen pengobatan terkini yang dilakukan pada pasien yang menyalahgunakan opioid. Pemilihan dan penelusuran pada penulisan ini dilakukan pada PubMed, Sciencedirect, dan SpringerLink, dengan menggunakan kata kunci “opioid withdrawal syndrome treatment” dengan kombinasi “heroin”, “fentanyl”, “morphine”, kemudian artikel yang diterbitkan tidak kurang dari tahun 2015 dan diseleksi berdasarkan batasan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelusuran literatur, ditemukan sebanyak 21 publikasi, yang umumnya merupakan penyalahguna heroin, dengan penanganan farmakologi yang dilakukan yaitu terapi utama, terapi off label, terapi tambahan, tunggal maupun kombinasi. Penatalaksanaan terapi ini dapat dilakukan secara residensial maupun tidak. Terapi utama yang dilakukan dalam menangani sindrom putus obat opioid pada penyalahguna opioid berdasarkan literatur adalah naltrekson, buprenorfin, metadon, lofeksidin, dronabinol, oksitosin, tramadol, pexacerfont, pioglitazon. Beberapa terapi simtomatik yang bisa diberikan diantaranya antiemetik, antidiare, antiansietas, antiinflamasi nonsteroid, dan sebagainya. Setiap obat yang diteliti memiliki efek yang beragam dan hampir semua obat berpengaruh besar dalam menangani sindrom putus obat opioid. Pemilihan jenis terapi farmakologi dan keinginan setiap individu untuk menerima pengobatan sindrom putus obat opioid menjadi faktor penting dalam keberhasilan terapi, yang terlihat dari penilaian putus obat opioid berdasarkan kriteria objektif, subjektif, maupun klinis ......Opioid withdrawal syndrome, symptoms appeared after abrupt discontinuation of opioid, is characterized by rhinorrhea, muscle pain, yawning, anxiety, gooseflash, mydriasis, gastrointestinal upset, and increased pulse rate. Opioid abuse remain the major problem in most country. To manage withdrawal syndrome, proper management especially pharmacological treatment is needed with the intention of improving the quality of life, reducing craving and preventing another misuse. The purpose of this article review was to identify, evaluate and analyze the recent pharmacological management of withdrawal syndrome in opioid abusers published in article. This review was done with literature search from 2015, performed through PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink using the following terms “Opioid Withdrawal Syndrome Treatment”, and additional “heroin”, “fentanyl”, “morphine”, subsequently chosen based on the specific limitation. Results were found with 21 publications, with opioid misuse mostly from heroin. Variety of pharmacological treatment available for opioid withdrawal syndrome includes main therapy, off-label, adjunct medication, with or without combinations, which can be applied for inpatient or outpatient. Literature search about opioid withdrawal syndrome management resulted in the use of naltrexone, buprenorphine, methadone, lofexidine, dronabinol, oxytocin, tramadol, pexacerfont, and pioglitazone. Some symptomatic therapies are indicated for emetic, diarrhea, anxiety, inflammation, and other purposes. Almost all medications used here improved the opioid withdrawal syndrome. Group of drugs used for treatment and willingness of getting therapy in every individual become factors for the withdrawal completion rate, which is usually seen with opioid withdrawal assessment, either in subjective, objective, or clinical
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmed Salahuddin
Kuala Lumpur: A.S. Noordeen, 2009
332.1 AHM i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>