Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saiful Lathif
Abstrak :
Pokok masalah penelitian ini adalah teks media massa sebagai ajang pertarungan hegemoni budaya. Apakah isi media mengandung ideologi dominan Orde yang berkuasa atau malah menjadi ajang perlawanan bagi subkultur yang didominasi ? Sebagaimana konsepsi yang diperkenalkan oleh Gramsci, bahwa Orde yang berkuasa akan berusaha mengekalkan kekuasaannya demi kelompok kepentingan kelas tertentu, dan kelompok lain dari kelas yang didominasi akan dengan sukarela berpartisipasi dalam usaha mengekalkan kepentingan tersebut. Sedangkan bagi kelas yang terdominasi akan menjadikan media massa sebagai ajang perlawanan dengan menyodorkan ideologi alternatif.

Dengan perspektif Marxis yang kritis, penelitian ini melihat isi teks media berupa sinetron Betawi yang diputar dalam masa periode akhir Orde Baru berkuasa yakni tahun 1993-1997.

Sinetron yang dimaksud adalah sinetron Betawi Immediate Model; yakni sinetron yang bercerita tentang kehidupan orang Betawi dan merupakan hasil karya seniman Betawi itu sendiri. Sinetron tersebut adalah Angkot Haji lmron I (karya Ali Shahab), Mat Angin (sutradara Daddy Mizwar), dan Nurlela (produksi Benny V. Aboebakar). Dengan memakai pendekatan model CDA (Critical Discourse Analysis) Fairclough, penelitian ini dilakukan pada tiga tingkatan diskursus yakni pada level mikro adalah teks, pada level meso diskursus praktis media yakni produksi dan komnsumsi teks, dan pada level makro adalah diskursus sosial budaya. Pada level teks, unit analisisnya adalah spoken dan visual, pada level praktis unit analisisnya adalah wawancara dengan produsen, dan sutradara sinetron tersebut, dan pada level sosial budaya wawancara dengan para pengamat Betawi.

Ditemukan bahwa sinetron Betawi immediate model ini berisi ideologi dominan. Ideologi dominan Orde Baru yang menekankan (artikulasi) pentingnya nilai pendidikan tinggi terutama pendidikan model Barat. Kaum pengusaha itu bermoral dan penolong, membuka lapangan pekerjaan. Hegemoni borjuistis ditandai dengan dimenangkannya kaum borjuis pada setiap terjadi kontlik dengan rakyat biasa. Rakyat yang digusur menjadi meningkat keadaan perekonomiannya dan bahagia hidupnya. Nilai-nilai militeristik sudah dirasakan sejak masa kanak-kanak, cita-cita menajdi militer adalah cita-cita yang mulia membela nusa dan bangsa. Orang yang pernah menekakkan Orde Baru hidupnya tertib dan berhasil, orang Jawa itu birokrat yang baik dan penolong.

Counter hegemony yang muncul adalah bahwa pendidikan Barat hanya melahirkan manusia pekerja, tidak mandiri, tidak berakhlak mulia. Ada sedikit sindiran terhadap gaya militeristik atau pendekatan keamanan yang biasa dilakukan Orde Baru. Sedangkan bagi masyarakat Betawi sendiri sebagai subkultur masyarakat Indonesia dalam konteks kekuasaan Orde Baru menjadikan agama Islam sebagai ideologi alternative, disamping ideologi Pancasila yang monolitik dan homogen. Semangat hidup mandiri atau berwirausaha sebagai alternatif daripada menjadi birokrat atau pegawai pemerintah.

Secara umum suara-suara perlawanan di sinetron ini tidak mampu mengalahkan tatanan ideologi dominan yang demikian hegemonik. Karena, aparat ideologis yakni para seniman Betawi pun telah hanyut dalam partisipasi menyuarakan kepentingan pengusaha yang borjuistis, birokrat yang militeristik, dan Jawani.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Lathif
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari survai adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Pclatihan dan Pengembangan SDM di Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Swasta di Jakarta. Survai ini mcngolah data tentang jumlah, komposisi, dan kualiflkasi SDM di perpustakaan sampel, bckal pendidikan yang telah diperoleh, pengetahuan atau keahlian yang dibutuhkan staf perpustakaan dalam rangka pclatihan dan pengembangan tersebut, dukungan lembaga induk terhadap kegiatan pelatihan dan pengembangan Berta upaya yang dilakukan dalam rangka mensiasati permasalahan yang timbal schubungan dengan masalah jumlah dan kualitas SDM perpustakaan. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah monde penelitian Survai. Survai ini dilakukan di Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Swasta di Jakarta dengan 4 perpustakaan sampel yaitu Perpustakaan Unversitas Islam AsSyafi iyah (UIA), Perpustakaan IJniversitas YARSI, Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi Al Kainal (ISTA), dan IMP Muhatmmadiyah Jakarta (IKIP MJ). Pengurnpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 25 orang staf di perpustakaan sampel clan wawancara terhadap 4 kepada perpustakaan sampel. Hasil penelitian membenikan gambaran bahwa jumlah staf masih sangat kurang, inasih jauh dari jumlah yang ideal. Komposisi dan kualifkasi staf masih jauh dari yang diharapkan. Bekal pendidikan yang diperoleh staf utasih bertumpu pada kurikulum yang berpusat pada kepustakawanan tradisional. Pelatihan dengan metode di tempat kerja belum dilakukan dengan perencanaan dan pclaksanaan yang baik. Pelatihan dilaksanakan tergantung kebutuhan yang mendesak. Pengetahuan/keahlian yang dibutuhkan adalah manajemen perpustakaan dan kompetitor/otomasi perpustakaan, serta jaringan perpustakaan. Aktifitas yang dianggap penting dalam rangka pengeinbangan diri adalah bcrkunjung ke perpustakaan lain, menghadiri seminar tentang kepustakawanan, mengikuti kursus singkat kepustakawanan, diskusi dengan rekan kerja dan konsultasi. I) dukungan lembaga induk cukup besar dalam bentuk Jana untuk mengikuti pelatihan dan seminar-seminar, dukungan dalaul bentuk waktu libur sulit diberikan Inengingat kurangnya tenaga di perpustakaan. Upaya yang dilakukan kepala perpustakaan di antaranya adalah dengan memotivasi karyawan agar mencintai pekerjaan dan mau meningkatkan pengetahuan. Upaya yang dilakukan staf di antaranya mengikuti pcndidikan diploma perpustakaan pada Universitas Terbuka.
1996
S15712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library