Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safyanti
"Rendahnya kadar Hb atau anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 menunjukkan bahwa 57,1 % remaja putri usia 10 - 14 tahun menderita anemia gizi dan beberapa penelitian di Jawa Barat menunjukan prevalensi anemia gizi pada remaja putri masih tinggi. Penelitian lain menyatakan bahwa asupan protein hewani masyarakat Sumatera Barat (Suku Minang) cukup tinggi sehingga diduga asupan zat besi heme juga akan tinggi namun belum tentu pada remaja putri, selain itu timbulnya anemia disebabkan oleh berbagai faktor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja putri SMUN 3 Padang Provinsi Sumatera Barat dengan disain potong Iintang. Populasi penelitian adalah remaja putri yang duduk di kelas 2 dan 3 dengan jumlah sample 192 orang yang diambil secara random sistematik.
Hasil penelitian menunjukan prevalensi anemia pada rernaja putri SMUN3 Padang sebesar 30 %. Rata-rata asupan zat besi heme 1,6 mg dan zat besi non heme 9,5 mg. Rata-rata asupan zat gizi (zat besi, protein, energi, vitamin A, dan vitamin C) masih dibawah AKG. Sebanyak 59,4 % remaja putri baru mengalami menstruasi < 4 tahun dengan jumlah hari haid >= 6 hari sebauyak 73,8 %.
Hasil analisis bivariat menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara asupan zat besi heme dan zat besi non heme dengan anemia. Hubungan yang bermakna juga ditemukan antara asupan zat gizi (protein, energi, dan vitamin C) dengan anemia dan tidak berhubungan secara bermakna dengan asupan vitamin A, jumlah tahun haid, dan jumlah hari haid.
Berdasarkan analisis multivariat temyata hanya asupan zat besi heme dan asupan protein yang berhubungan dengan anemia dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan anemia adalah asupan zat besi heme.
Penelitian ini menyarankan kepada sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang pola menu seimbang bagi siswa dan pengelola kantin, Serta memasukan materi gizi dan kesehatan dasar dalam muatan iokal. Bagi Dinas Kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada siswi, remaja, serta masyarakat dan perlunya menggalalkkan program pemberian tablet besi khususnya bagi remaja putri. Perlu penelitian lebih lanjut dalam skala yang Iebih Iuas khususnya di Provinsi Sumatera Barat dan penelitian lain tentang anemia gizi yang mencakup pola makan masyarakat yang berbeda-beda."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Rosdiana Safyanti
"Dalam era globalisasi, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang handal agar suatu perusahaan dapat menghadapi persaingan yang meningkat (Damanhuri, 2003). Agar dapat bersaing perusahaan harus memiliki karyawankaryawan yang berkualitas. Salah satu cara memperoleh karyawan yang berkualitas adalah melalui seleksi. Demikian halnya bagi rumah sakit, sebagai penyedia layanan kesehatan, rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien. Salah satu pemberi layanan dalam rumah sakit adalah tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan merupakan tenaga kerja yang paling besar jumlahnya dalam rumah sakit. Selain itu, perawat pelaksana memberikan perawatan bagi pasien setiap hari secara berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 1999). Sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan perawatan sangat berperan dalam menentukan kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Namun, sangat disayangkan, di rumah sakit C banyak pasien yang mengeluh mengenai pelayanan perawatan yang mereka terima.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih perawat yang memiliki kualitas pelayanan yang memuaskan adalah melalui seleksi. Dalam seleksi diperlukan prediktor yang memiliki nilai peramalan yang baik. Menurut Spencer dan Spencer (1993); Boultier, dkk (2003); Shermon (2005) kompetensi merupakan prediktor yang balk dalam meramalkan kinerja seseorang. OLeh karena itu perlu disusun model kompetensi bagi perawat pelaksana, dengan menggunakan teori Loma (1998). Model kompetensi ini akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun pedoman wawancara berbasis kompetensi, dengan menggunakan teori Berman (1999).
Untuk pengaplikasiannya, disarankan agar pewawancara memahami model kompetensi yang disusun, berlatih dalam melaksanakan wawancara berbasis kompetensi, melakukan validasi model kompetensi yang diusulkan, melakukan revisi model kompetensi secara berkala sesuai dengan perubahan eksternal maupun internal di Rumah Sakit C, dan menggunakan tes psikologi dalam seleksi agar dapat memperoleh infonnasi yang lebih lengkap mengenai kandidat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library