Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumardi
Abstrak :
Obat tradisional adalah merupakan obat alternatif diluar obat kimia. Penggunaan obat tradisional menunjukkan kecenderungan meningkat sehingga kepercayaan akan khasiat obat tradisional semakin besar. PT. Indofarma didalam menjalankan usaha bisnis obat tradisional disatu sisi mendukung program pemerintah di bidang farmasi dengan memproduksi obat murah berbasis bahan baku lokal. Di sisi lain PT. Indofarma dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari prinsip-prinsip perseroan. Tulisan ini menganalisis tentang "Analisis Strategi Bisnis Obat Tradisional pada PT. Indofarma" yang merupakan BUMN. Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dalam analisis tersebut penulis melakukan penelitian terhadap pendapat beberapa responden yang berasal dari internal perusahaan PT. Indofarma. Beberapa responden tersebut kemudian dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun sampel yang dipilih adalah pegawai perusahaan PT. Indofarma yang berada pada jajaran jabatan struktural. Jajaran jabatan struktural yang dimaksud adalah jabatan setingkat manajer sampai dengan direktur utama. Selanjutnya untuk menjaga keabsahan dari hasil penelitian yang menyangkut strategi bisnis PT. Indofarma, maka sampel yang dipilih adalah seluruh pegawai pejabat perusahaan. Oleh karaena itu, berdasarkan penetapan sampel yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik sensus, karena melibatkan seluruh populasi yang ada. Analisis: tesis ini menitik beratkan pada analisis strtategi bisnis dilihat dari kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Adapun kondisi eksternal perusahaan dapat digambarkan/disimpulkan bahwa ; kondisi ekonomi cukup mengancam, kondisi politik cukup mengancam, perkembangan teknologi cukup berpeluang , kondisi sosial budaya cukup mengancam, kondisi ekologi cukup berpeluang , keberadaan pendatang Baru masih dapat diatasi dan dianggap masih cukup memberikan peluang, kondisi pemasok cenderung cukup berpeluang, kondisi pembelli cukup mengancam, kehadiran produk pengganti cukup mengancam , kondisi tingkat persaingan cukup mengancam. Sedangkan kondisi internal dapat disimpulkan bahwa ; kemampuan produksi yang dimiliki PT. Indofarma cenderung merupakan kekuatan, kemampuan keuangan PT. Indofarma cenderung merupakan kelemahan, kemampuan pemasaran yang dimiliki PT. Indofarma cenderung merupakan kekuatan, kemampuan sumber daya manusia cenderung merupakan kekuatan, kondisi kemampuan manajemen cenderung merupakan kekuatan untuk masuk dalam persaingan industri. Atas dasar analisis terhadap lingkungan strategi diperoleh prioritas upaya pembenahan, yaitu : a. Implementasi strategi keunggulan harga b. Implementasi strategi swastanisasi kepemilikan c. Implementasi diversifikasi produk dan usaha d. Implementasi keunggulan kualitas produk Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pada dasarnya strategi yang ada selama ini cenderung belum mengakomodasi perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan strategi 2. Disarankan dalam penerapan strategi bisnis yang ditawarkan dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan tenaga ahli.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
Tidak lama setelah Sukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meletuslah konfrontasi RI-Belanda yang dipicu oleh keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia Dalam konfrontasi ini Belanda berusaha melemahkan RI dengan cara menduduki daerah-daerah kekuasaan RI dan kemudian memprakarsai pendirian negara negara bagian di daerah-daerah yang berhasil dikuasainya, yang mana hal ini termasuk wilayah Madura. Tujuan Belanda yang sebenarnya mendirikan negara-negara bagian itu adalah untuk mengembalikan lagi kekuasaannya di Indonesia, dengan cara memfungsikan kembali alat kekuasaannya di Indonesia, yaitu Binnenlands Bestuur dan KNIL di negara-negara bagian yang dibentuknya. Adanya kenyataan bahwa di Indonesia telah berdiri suatu negara yang merdeka, yakni RI mendorong pihak Belanda untuk menjalankan siasat federalistis, yaitu berusaha agar di Indonesia didirikan sebuah negara federal yang beranggotakan RI bersama sama dengan negara-negara bagian yang dikendalikannya. Madura adalah salah satu wilayah yang berhasil dijadikan sebuah negara bagian oleh Belanda pada tahun 1948-1950, disamping wilayah-wilayah RI Iainnya seperti Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur. Madura adalah suatu wilayah kepulauan di Propinsi hum Timur, yang terletak di sebelah timur kota Surabaya atau di timur laut pulau Jawa Setelah proklamasi kemerdekaan, Madura merupakan sebuah wilayah Karesidenan dari Propinsi Jawa Timur, dengan dikepalai seorang Residen, yaitu R.A.ATjakraningrat. Dalam rangka mempermudah pembentukan Negara Madura ini, diantaranya Belanda melakukan suatu blokade ekonomi dan agresi militer. Khususnya dalam melakukan agresi militer, Belanda mengerahkan kekuatan yang terdiri dari pasukan KL, KIEL dan Veligheids Brigade (semacam Polisi Tentara Rahasia). Selain itu Belanda menyiapkan suatu Batalyon khusus, yaitu "Pasukan Cakra.. Walaupun agresi ini mendapat perlawanan yang hebat dari TNI dan rakyat setempat, namun karena tidak seimbangnya kekuatan musuh, baik di darat, lautr dan udara, maka setelah pertempuran berlangsung selama tiga setengah bulan, akhirnya Madura dapat dikuasai Belanda. Dengan dikuasainya Madura oleh Belanda tersebut berarti secara politic, telah menguasai Tjakraningrat sebagai pemimpin politik tertinggi di Madura Setelah dapat menguasai Madura, Belanda lewat vas der Plas selaku pemimpin Recamba Jawa Timur membujuk Tjakraningrat dalam upayanya menjalin kerja sama untuk membentuk Negara Madura. Kerja sama ini ternyata disambut oleh Tjakraningrat, sehingga akhirnya Madura dapat dibentuk menjadi sebuah negara, dan Tjakraningrat diangkat menjadi Wali Negaranya Keberhasilan membentuk Negara Madura, tidak terlepas dari kelihaian Belanda dalam mendekati selain para. pemimpin formal seperti Tjakraningrat, juga pendekatan terhadap para pemirnpin non-formal yang dalam masyarakat Madura mempunyai pengaruh yang amat besar, yaitu Alim Ulama atau Kyai. Disamping itu juga terlihat uanya sambutan sebagian masyarakat terhadap pembentukan negara ini yang ditunjukkan lewat hasil dari suatu plebisit Negara Madura yang telah berhasil dibentuk, sebagai layaknya sebuah negara, negara tersebut terdapat pula organ-organ pemerintahan, seperti DPR, Departemen-Departemen, dan organ-organ lainnya Sedangkan sebagai landasan hukumnya, negara ini juga memiliki sebuah "Peraturan Ketatanegaraan" yang berfungsi sebagai Undang-Undang Dasarnya Akan tetapi dalam realitasnya, negara bikinan Belanda ini ternyata hanya bertahan relatif singkat. Golongan-golongan pro-Republik, seperti yang tergabung dalam Batalyon 635 Jokotole dan Pemerintahan Sipil Bayangan di Pengasingan Jawa, Gerakan Perjuangan Madura di Yogyakarta, dan Organisasi-Organisasi Gerakan Bawah Tanah, dengan merangkul masyarakat luas secara terus-menerus melakukan berbagai upaya untuk membubarkan Negara Madura tersebut. Dengan kuatnya gerakan pembubaran terhadap negara ini oleh unsur-unsur pro-Republik tersebut, akhirnya negara yang didirikan Belanda pada tanggal 20 Februari 1948, akhirnya dapat dibubarkan. Masyarakat Maduralah termasuk kelompok masyarakat yang paling awal mempelopori gerakan pembubaran negara ciptaan Belanda tersebut, dan mendesak bergabung dengan Negara Kesatuan RI . Kemudian melalui Surat Keputusan Presiden RIS tanggal 9 Maret 1950, secara resmi Negara Madura dibubarkan dan bergabung kembali dengan RI, serta ditetapkan sebagai sebuah Karesidenan dari RI.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
ABSTRAK Kewang adalah lembaga sosial di desa-desa Pulau Saparua, yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap tindakan semena-mena dari penduduk luar desa maupun penduduk desa itu sendiri, terhadap segala yang tumbuh dan hidup di atas tanah-tanah desa yang merupakan lumbung alami dari masyarakat itu sendiri. Salah satu usaha Kewang dalam melaksanakan fungsinya, ialah menetapkan Sasi. Sasi adalah larangan untuk memetik hasil atau panenan dalam kurun waktu tertentu. Tujuannya agar tanaman dapat memberikan hasil yang optimal. Dalam melaksanakan fungsinya, Kewang berpedoman pada norma-norma pengendali (adat istiadat). Lembaga social ini sudah ada sebelum bangsa-bangsa Eropa (Portugis, 1512; Belanda, 1599) menguasai Saparua. Maka tradisi Kewang ini sebenarnya telah lama berakar dalam masyarakat Saparua. Peranannya dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan juga tidak diragukan lagi. Tetapi seiring dengan perkembangan di dalam masyarakat, maka efektivitas fungsi Kewang ini terus merosot, sehingga banyak desa-desa di pulau Saparua yang meninggalkan tradisi Kewangnya. Salah satu desa di pulau Saparua yang cukup lama mempertahankan fungsi Kewangnya adalah desa Ihamahu. Malahan atas keberhasilannya dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan di desanya, pada peringatan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 1982, Korps Kewang Ihamahu memperoleh penghargaan Lingkungan Hidup Nasional berupa pahatan Kalpataru tiga dimensi berlapiskan emas murni. Tampaknya saat itulah puncak keberhasilan Kewang desa Ihamahu, karena pada masa-masa berikutnya efektivitas fungsinya terus merosot, menyusul kewang-kewang lainnya di banyak desa desa dalam wilayah pulau Saparua. Kenyataan sebagaimana diuraikan di atas telah mengundang pertanyaan, faktor-faktor apa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap makin melemahnya efektivitas fungsi Kewang di Pulau Saparua. Dengan menggunakan desain survai dalam telaah korelasi, dipilih enam variabel yang akan diamati kaitan fungsionalnya. Variabel-variabel itu ialah: Tingkat Pendidikan, Kontak-kontak Dengan Dunia Luar, Fertumbuhan Penduduk, Efektivitas Fungsi Norma Pengendali, Sikap Pimpinan Desa, dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: - Tingkat Pendidikan, Kontak-kontak Dengan Dunia Luar, dan Pertumbuhan Penduduk, tidak berkorelasi secara signifikan dengan Efektivitas Fungsi Norma Pengendali. - Efektivitas Fungsi Norma Pengendali tidak berkorelasi secara langsung dengan Efektivitas Fungsi Kewang, tapi melalui Sikap Pimpinan Desa. Maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan: Bahwa norma pengendali atau adat-istiadat tidak selalu dapat melakukan pengendalian sosial terhadap masyarakat. Sebaliknya keputusan-keputusan pimpinan formallah yang justru memegang peranan penting. Berkenaan dengan itu, usaha pelestarian kemampuan lingkungan di desa oleh masyarakat tidak akan dapat diandalkan tanpa peranan aktif pimpinan desa. Berdasarkan kenyataan tersebut betapapun kedudukan dan peranan pimpinan formal yang didukung oleh sistem pemerintahan nasional masih lebih penting daripada pimpinan adat, walaupun seringkali kehadiran pimpinan formal itu menimbulkan kecemburuan sosial.
ABSTRACT Kewang is a social institution in the villages of Pulau Saparua which functions as a controlling agent toward arbitrary action of inhabitants living outside the village as well as inhabitants of the village itself, toward all what grows and lives on village land which forms a natural rice-barn of the society itself. One of the efforts of Kewang in the performance of its function is to determine Sasi. Sasi is a prohibition to collect harvest in certain periods. The objective thereof is to facilitate the vegetation to provide its optimal yield. In performing its function Kewang is guided by controlling norms based on customs and traditions. This social institution existed already before European nations (Portuguese, 1512; Dutch, 1599), governed Saparua. Therefore this Kewang tradition is in fact rooted in the Saparuan society since a long time ago. Its role the management of natural resources and environment is also not to be doubted any more. In line with the development in the society, however, the effectiveness of the Kewang function is ever declining so that many villages in Saparua leaves their Kewang tradition. One of the villages in Pulau Saparua which has maintained the Kewang function long enough is the village of Ihamahu. For its success in managing natural resources and environment .in its village, at the commemoration of Life Environment Day on 5 June 1982 Ihamahu Kewang Corps has obtained National Life Environment appreciation in the form of a Kalpataru three dimensioned carving with a lining of pure gold. It seems that it was the peak of successful Kewang achievement in the village of Ihamahu because at the therafter following periods the effectiveness of its function is ever declining, following other Kewang in many villages in the Pulau Saparua region. The fact as described above has raised the question; what factors are really responsible for the weakening of the effectiveness of the Kewang function in Pulau Saparua. In the application of a survey design in a correlation research six variables were chosen of which the functional correlation ship will be observed. Mentioned variables are: Level of Education, Contact with the Outside World, Population Growth, Effectiveness of the Controlling Norm Function, attitude of the Village Headman, and the Kewang Effectiveness Function. The investigation result shows that: - Levels of Education, Contacts with the Outside World, and Population Growth have no significant correlation with Controlling Norm Effectiveness Function. - Controlling Norm Effectiveness Function has no direct correlation with Kewang Effectiveness Function, but is the case via (through) the attitude of village headman. Hence from the mentioned investigation result can be concluded that a Controlling Norm or Customs and Tradition is not always in a position to perform a social control on society. Contrariwise the decisions of the formal leading authority just play an important role. In connection thereof the effort to make an everlasting environment in the village by the society cannot be relied on without the active role of the village headman. Based on mentioned fact, however that may be, the position and the role of the formal leading authority backed (supported) by a national government system is more important than a backing adat authority, although the pretence of a formal leading authority often cause a social suspicion.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
Sebelum perubahan Undang-undang Dasar 1945 wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ada empat, yaitu menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD), menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), memilih Presiden, wakil Presiden, dan mengubah UUD. Setelah perubahan, wewenang MPR tinggal dua yaitu menetapkan dan mengubah UUD. Merupakan kekuasaan menetapkan dan mengubah Undang-Undang Dasar yang dijalankan oleh MPR, selain itu MPR bertugas melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3 UUD 1945). Sebelum perubahan, MPR memiliki wewenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden namun saat ini peran MPR hanya melantik. Oleh karena itu MPR bukan lagi sebagai majelis pemilih namun hanya majelis pelantik presiden dan wakil presiden. Menurut M, Solly Lubis, kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR (Die Gesamte Staatsgewalt liegt allein bei der Majelis). Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (Vertretungsorgan des VW/ens des Staatvolkes), Majelis ini menetapkan Undang-Undang Dasar dan menetapkan Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN), Majelis ini mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan Wakil kepala Negara (Wakil presiden), Majelis inilah yang memegang kekuasaan tertinggi sedangkan Presiden harus menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat oleh Majelis, tunduk dan bertanggung jawab kepada Majelis, ia adalah "mandataris" dari Majelis, ia wajib menjalankan putusan-putusan Majelis. Presiden tidak "neben", akan tetapi "untergeordnet? kepada Majelis. Di sinilah terjelmanya pokok pikiran kedaulatan rakyat yang terkandung dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai memegang kekuasaan yang tertinggi, MPR mempunyai tugas dan wewenang yang sangat menentukan jalannya Negara dan bangsa, yaitu berupa ; 1. menetapkan Undang-undang Dasar 2. menetapkan garis-garis besar dari haluan Negara 3. mengangkat Presiden dan Wakil Presiden Dengan kewenangan yang demikian itu, menetapkan Undang-Undang Dasar dan Garis-Garis Besar Haluan Negara maka kekuasaan MPR luas sekali. Ini adalah logis karena MPR adalah pemegang kedaulatan Negara. Sebagai badan yang merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat maka segala keputusan yang diambil haruslah mencerminkan keinginan dan aspirasi seluruh rakyat.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
ABSTRAK
Dunia telah dilanda perang hebat dua kali, yang berawal dari benua Eropa dan menyeret banyak negara. Perang dunia I berlangsung antara tahun 1914 sampai dengan tahun 1918, yang disusul 25 tahun kemudian (1939-1945) dan meletus untuk kedua kalinya. Perang ini lebih dahsyat bila dibandingkan dengan yang pertama karena tiap negara diperlengkapi dengan senjata perang yang makin modern. Di sini yang menjadi pokok pembahasan penulis di dalam skripsi ini adalah sajak-sajak Perang Dunia I (1914-1918).
1989
S14731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Working Capital terhadap profitabilitas perusahaan. 41 sampel perusahaan dari sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2013 digunakan dalam penelitian ini. Cash Conversion Cycle (CCC) digunakan sebagai alat ukur Working Capital, sedangkan Gross Operating Profit (GOP) digunakan sebagai proksi untuk profitabilitas perusahaan. Komponen dari CCC seperti Number of Days Payable (DOAP), Number of Days Receivable (DOAR) dan Number of Days Inventory (DOI) digunakan juga untuk mengetahui pengaruhnya terhadap GOP. Dengan menggunakan analisis regresi data panel, bukti empiris menunjukkan bahwa CCC berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan komponen CCC (DOAP, DOAR dan DOI) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
ABSTRACT This research aims to analyze the effect of working capital on firm?s profitability. A sample of 41 basic industry and chemical sector firms listed in Indonesia Stock Exchange was selected. Cash conversion cycle (CCC) is utilized as a measure of the working capital, whereas gross operating profit (GOP) is used as a proxy for firm?s profitability. Components of CCC such as number of days payable (DOAP), number of days receivable (DOAR) and number of days inventory (DOI) are also utilized to find out its effects on profitability. Applying panel data regression analysis, the results reveal that CCC of a firm has a positive effect on its profitability. At the same time, components of CCC (DOAP, DOAR and DOI) have no significant effect on firm?s profitability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Abstrak :
Additive Manufacturing (AM) adalah kumpulan teknologi untuk fabrikasi komponen 3D dari sebuah model CAD dengan cara layar per layar. AM memiliki kelebihan seperti menghemat biaya material, waktu fabrikasi yang relatif cepat serta kemampuan untuk fabrikasi struktur rumit. Kelebihan – kelebihan tersebut menjadi AM sangat populer diaplikasikan pada area biomedical terutama bone grafting, scaffolding atau area trauma maxillofacial. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk menelusuri lebih lanjut mengenai perancangan mesin 3d printer keramik dengan basis plunger type extrusion additive manufacturing serta pengaruh – pengaruh dari variasi parameter cetak guna menghasilkan cara untuk memproduksi biomedical implant basis keramik yang affordable dan sesuai spesifikasi yang didesain. Variasi terhadap nilai parameter cetak meliputi diameter nozzle dari ukuran 1.5 mm, 2 mm, 2.5 mm dan 3 mm, kecepatan cetak 5 mm/s, 10 mm/s, 15 mm/s, dan 20 mm/s serta extrusion flow rate 10 mm3/s, 15 mm3/s, 20 mm3/s, 25 mm3/s. Dari hasil penelitian lebih lanjut, penulis menemukan bahwa nilai optimal dari variasi parameter cetak yang menghasilkan spesimen terakurat dan presisi terhadap desain CAD semula adalah diameter nozzle 2.5 mm, kecepatan cetak 20 mm/s dan extrusion flow rate 25 mm3/s. Selain dari itu, melalui uji ANOVA, penulis juga menemukan bahwa extrusion flow rate memiliki pengaruh paling signifikan terhadap kualitas hasil cetak...... AM is a collection of technologies for fabricating 3D components from a screen-by-screen CAD model. AM has advantages such as saving material costs, relatively fast fabrication time, and the ability to fabricate complex structures. These advantages make AM very popular to be applied in biomedical areas, especially bone grafting, scaffolding, or areas of maxillofacial trauma. Therefore, this study was conducted to explore further the design of a ceramic 3d printer machine with a plunger-type extrusion additive manufacturing base and the effects of variations in printing parameters to generate a way to produce affordable ceramic-based biomedical implants according to the designed specifications. Variations in printing parameter values ​​include nozzle diameters of 1.5 mm, 2 mm, 2.5 mm, and 3 mm, print speeds of 5 mm/s, 10 mm/s, 15 mm/s, and 20 mm/s as well as an extrusion flow rate of 10 mm3 /s, 15 mm3/s, 20 mm3/s, 25 mm3/s. From the results of further research, the authors found that the optimal value of the variation of printing parameters that produce accurate and precise specimens against the original CAD design is a nozzle diameter of 2.5 mm, a print speed of 20 mm/s, and an extrusion flow rate of 25 mm3/s. Apart from that, the ANOVA test also found that the extrusion flow rate had the most significant effect on the quality of the printouts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2002
634.9 SUM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
S. Sumardi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
796.095 98 SUM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>