Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Winda Kusuma Ningrum
Abstrak :
PT. X merupakan perusahaan skala nasional yang sudah memiliki standar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai Permenaker No.05 tahun 1996/SMK3, namun K3 perusahaan belum efektif mencegah terjadinya kecelakaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan bermaksud untuk meningkatkan K3 menjadi budaya di perusahaan. Penelitian ini bermaksud untuk mengukur sejauh mana tingkat kematangan budaya K3 di PT. X. Peneliti menggunakan dasar teori Dominic Cooper untuk menggambarkan budaya K3 di perusahaan melalui sudut pandang organisasi, person dan job kemudian mengukur tingkat kematangannya dengan didasarkan pada teori Hudson (2007) yang membagi tingkat kematangan budaya K3 kedalam 5 tingkatan yaitu: patologik, reaktif, kalkulatif, proaktif dan generatif. Penelitian ini menggunakan metodologi analisis univariat untuk menggambarkan budaya K3 secara umum dan menurut pandangan kelompok pekerja yang dibagi menurut jenjang jabatan, status pegawai dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengukur hubungan antara 3 dimensi pembentuk budaya yaitu: organisasi, person dan job. Dari hasil analisis univariat didapatkan gambaran orientasi budaya K3 di PT.X diprioritaskan pada upaya untuk menekan angka kecelakaan. Perusahan masih mengabaikan komunikasi dan upaya untuk mengembangkan program K3, hal ini di perkuat lagi melalui hasil analisis multivariat yaitu bahwa organisasi sangat dominan pada hubungan interelasi antara dimensi organisasi, person dan job sehingga hubungan timbal balik antara ketiganya tidak berjalan, sehingga peneliti merekomendasikan untuk membangun komunikasi dua arah baik vertikal maupun horizontal dan meningkatkan upaya pengembangan program K3. ......PT. X is a national company wich already has standard safety and health management in accordance Permenaker No.05 1996/SMK3 year, but the Occupational Health and Safety (OHS) companies have not effectively prevent accidents. In connection with this, the company intends to increase the K3 into corporate culture. This research aims to measure the extent to which the level of cultural maturity OHS in PT. X. Researchers used a Cooper Dominic theoretical basis for describing OHS corporate culture in through the organizational, person and job perspective then measure of the level of maturity is based on the theory of Hudson (2007) which divides the level of cultural maturity OHS into 5 levels, namely: pathological, reactive, calculative, proactive and generative. This study using univariate analysis methodology to describe the culture in general OHS and the prespective view of a group of workers who were divided according to level of the position, employment status and work period. Then performed multivariate logistic regression analysis to measure the relationship between the 3 dimensional of culture shapers are: organization, person and job. From the results of the univariate analysis found that picture in the OHS program orientation culture PT.X priority on efforts to reduce the number of accidents. Companies still ignore the communication and efforts to developing OHS program, It strengthened again by the results of multivariate analysis is that the organization strongly influence person and job meaning that the interrelationships between the three cultures forming OHS not running, so the researchers recommend to establish two-way communication both vertically and horizontally and increase the OHS program development efforts through.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Winda Kusuma Ningrum
Abstrak :
Telah dilakukan studi perbandingan kurva karakteristik film konvensional dan film laser pada CR pada kVp dan mAs dan tegangan kVp yang dibutuhkan pada penyinaran fantom berbagai ketebalan (0-15 cm) untuk mencapai Eksposure Indeks CR sebesar 1800-2000. Dari hasil percobaan diketahui bahwa imaging plate lebih sensitive dibanding film konvensional namun detail dan kontras gambar lebih rendah. Pada percobaan kVp versus ketebalan fantom diperoleh hubungan tidak linier (cubic spline) dan ini semua diperoleh pada kVp lebih tinggi dari film konvensional untuk ketebalan fantom yang sama dan semua penyinaran menghasilkan Eksposure indeks rata-rata 1838 ± 39.
A study has been performed to compare characteristic curve of conventional film and laser film of a CR unit at the same kVp and mAs. The results showed that laser film is more sensitive than conventional film but should be carefully used since the study lacks contrast and detail measurements. Measurements of kVp needed to expose varying thicknesses of phantoms to obtain CR exposure index of 1800-2000 showed non linear relationship between kVp and thickness with. Overall CR index for last measurements was 1838 ± 39.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library