Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosana
Abstrak :
ABSTRAK
Mishima Yukio adalah seorang penulis terkenal dalam kesusasteraan Jepang. Sepanjang hidupnya Mishima telah menghasilkan banyak karya, baik dalam bidang novel maupun naskah drama Noh dan Kabuki. Karya-karya yang dihasilkan banyak dilatar belakangi oleh kehidupan pribadinya yang mempunyai keinginan untuk mati muda.

Sotoba Komachi adalah salah satu naskah drama Noh karya Mishima. Dalam Sotoba Komachi diceritakan per_tentangan antara dua tokoh utamanya yaitu Komachi, seorang nenek tua berusia 99 tahun, dengan seorang penyair muda. Mereka saling beradu pendapat mengenai kehidupan dan kematian. Sang penyair muda yang berke_inginan untuk mati muda, menyukai pemandangan pasangan_pasangan yang sedang bercintaan di sebuah taman di kota Tokyo. Baginya hal itu merupakan keindahan. Sedangkan tokoh Komachi menentang pendapat tersebut dan menganggap hal itu sebagai tanda kematian.
1995
S13780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeva Rosana
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T6477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rosana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai komunitas epifit telah dilakukan pada cuplikan seluas satu ha di Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMS), Kota Jambi. Data diambil pada bulan Januari sampai Februari 2012. Jumlah seluruh pohon 489 individu, 25 individu yang terdiri atas 10 spesies menjadi inang epifit. Pohon inang yang paling banyak dijumpai adalah Hevea brasilliensis, ada 6 individu. Permukaan kulit Hevea brasiliensis memiliki karakteristik yang kasar dan banyak lekukan atau celah, banyak ditumbuhi epifit dengan jumlah 5 spesies. Epifit yang ditemukan terdiri atas Orchidaceae dan 4 suku tumbuhan paku-pakuan (Polypodiaceae, Aspleniaceae, Nephrolepidaceae dan Davalliaceae). Pyrrosia angustata, Microsorum superficiale, Lecanopteris sinuosa dan Drynaria sparsisora.merupakan spesies yang tercatat dari Polypodiaceae. Sementara itu suku lainnya hanya terdiri atas 1 spesies yaitu Aspleniaceae (Asplenium nidus), Nephrolepidaceae (Nephrolepis biserrata), Davalliaceae (Davallia divaricata) dan Orchidaceae (Dendrobium crumenatum). Spesies yang paling banyak tersebar pada petak pengamatan adalah Asplenium nidus, Pyrrosia angustata, Nephrolepis biserrata, Leconopteris sinuosa, Drynaria sparsisora, Dendrobium crumenatum dan Davallia divaricata. Selain terdapat di 7 petak pengamatan, Asplenium nidus juga menempati 7 spesies spesies pohon inang. Epifit yang memiliki Nilai Unggulan tertinggi adalah Lecanopteris sinuosa. Lima spesies epifit masing-masing terdapat di pangkal batang dan batang, dan empat spesies tercatat pada tajuk pohon.
Abstract
Research on the epiphytic community was performed on a one-hectare sample in Hutan Kota Muhammad Sabki (HKMS), Kota Jambi. The data were collected on January to February 2012. A total of 489 individual trees was recorded, of which 25 individuals of 10 species were hosts of the epiphytes. The most common host tree was rubber tree, Hevea brasilliensis, totalling 6 individuals. The barks of Hevea brasiliensis trees have rough surfaces with many loopholes, overgrown by epiphytes totalling 5 species. The epiphytes recorded consist of Orchidaceae and four fern families (Polypodiaceae, Aspleniaceae, Nephrolepidaceae and Davalliaceae). Pyrrosia angustata, Microsorum superficiale, Lecanopteris sinuosa and Drynaria sparsisora are the species of Polypodiaceae recorded. Meanwhile, the other families each consists of only one species, i.e., Aspleniaceae (Asplenium nidus), Nephrolepidaceae (Nephrolepis biserrata), Davalliaceae (Davallia divaricata) and Orchidaceae (Dendrobium crumenatum). The species that are distributed in most quadrats are Asplenium nidus, Pyrrosia angustata, Nephrolepis biserrata, Leconopteris sinuosa, Drynaria sparsisora, Dendrobium crumenatum and Davallia divaricata. In addition to its occurrence in seven quadrats, Asplenium nidus inhabited also seven of the ten host-tree species. The epiphyte having the highest Prevalence Value was Lecopteris sinuosa. Five species of epiphytes, respectively, occurred on the bases of trees and tree, and only four species was recorded in the tree crowns.
2012
T31010
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeva Rosana
Abstrak :
Latar belakang. Kandidiasis orofaring adalah infeksi oportunistik ketiga terbanyak pada pasien HIV/AIDS di Indonesia. Penggunaan flukonazol yang luas sebagai pengobatan standar untuk kandidiasis orofarings, mengakibatkan terjadinya masalah resistensi. Untuk memahami mekanisme terjadinya resistensi C. albicans terhadap flukonazol diperlukan pemahaman mutasi genetik ERG11 dan overekspresi gen ERG11, CDR1, CDR2, dan MDR1, sebagai dasar pengembangan strategi kebijakan pengobatan. Tujuan. Untuk mendapatkan peran mutasi gen ERG11 dan overekspresi gen ERG11, CDR1, CDR2, MDR1 dalam mekanisme resistensi C. albicans isolat pasien terinfeksi HIV di Jakarta terhadap flukonazol. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan cara deskriptif analitik untuk mendapatkan mekanisme pola genetik resistensi C. albicans isolat pasien terinfeksi HIV di Jakarta terhadap flukonazol. Penelitian dilakukan bulan Mei 2009 sampai dengan Maret 2013 di FKUI dan RSCM. Analisis mutasi gen ERG11 dilakukan dengan metode sekuensing. Analisis overekspresi gen CDR1, CDR2, MDR1, ERG11 dengan metode real time RT-PCR. Hasil Penelitian. Didapatkan 17 isolat C. albicans yang resisten terhadap antijamur azol, dari 92 spesies C. albicans yang berhasil diisolasi dari 108 subjek sumber isolat pasien terinfeksi HIV di RSCM. Resistensi C. albicans (n = 92) terhadap flukonazol ditemukan sebanyak 13 %. Ditemukan 30 mutasi nukleotida gen ERG11 yang menyebabkan perubahan asam amino pada enam posisi yaitu D116E, S153E, I261V, E266D, V437I, V488I yang berada pada area hot spot yang dilaporkan oleh Marichal dkk., yaitu asam amino pada posisi 105-165, 266–287, dan 405–488. Pola substitusi asam amino kombinasi 1). D116E, D153E, E266D; 2). D116E, I261V, E266D, V437I; 3). E266D, V437I; 4). E266D, V488I berhubungan dengan resistensi C. albicans terhadap flukonazol. Substitusi asam amino I261V gen ERG11 yang ditemukan pada penelitian ini, masih mungkin berhubungan dengan resistensi flukonazol karena berada pada rantai b heliks yang diduga sebagai tempat terikatnya flukonazol. Selain itu, perubahan asam amino isoleusin (I) yang berukuran besar menjadi valin (V) yang berukuran kecil, diduga akan menghalangi masuknya flukonazol. Mekanisme overeskpresi lebih diperankan oleh overekspresi CDR2 pada isolat C. albicans multiresisten terhadap flukonazol dan overekspresi gen ERG11 pada isolat C. albicans resisten terhadap flukonazol tunggal. Kombinasi mutasi dan overekspresi ditemukan saling memengaruhi pada resistensi C. albicans terhadap flukonazol Simpulan. Kombinasi substitusi asam amino yang ditemukan, berhubungan dengan resistensi C. albicans terhadap flukonazol. Struktur tiga dimensi substitusi asam amino I261V gen ERG11 yang ditemukan pada penelitian ini dan belum pernah dilaporkan, masih mungkin berhubungan dengan resistensi flukonazol. Overeskpresi gen CDR2 dan ERG11 berperan pada isolat C. albicans yang resisten terhadap flukonazol. Kombinasi mutasi gen ERG11 dan overekspresi CDR2 dan ERG11 berperan pada isolat C. albicans resisten terhadap flukonazol. ......Background: Oropharyngeal candidiasis is the third opportunistic infection in HIV / AIDS patients in Indonesia. Extensive use of fluconazole as a standard treatment for candidiasis orofarings results in the emerging of resistance problem. Understanding the genetic mutations ERG11 and ERG11, CDR1, CDR2, and MDR1 gene overexpression are required to identify the mechanism of the resistance of C. albicans to fluconazole, as it can contribute to determining treatment policy. Objective. To analyze the role of mutations in ERG11 gene and ERG11, CDR1, CDR2, MDR1 gene overexpression as a genetic mechanisms of C. albicans resistance to fluconazole isolated from HIV patients in Jakarta. Method. This study is a cross-sectional study with descriptive analytical method to determine the genetic mechanisms of C. albicans resistance to fluconazole isolated from HIV patients in Jakarta. The study was conducted from May 2009 until March 2013. ERG11 gene mutation analysis was performed by sequencing methods, while over expression of ERG11, CDR1, CDR2, and MDR1 genes were analyzed by real-time RT-PCR method. Results. In this study, 17 isolates out of 92 species of C. albicans isolated from 180 HIV patients in RSCM were found to be resistant to azole antifungal. Candida albicans (n ??= 92) resistant to fluconazole was found in 13 % isolates. Thirty (30) nucleotide mutations of ERG11 genes were observed that caused amino acid changes in six positions at D116E, S153E, I261V, E266D, V437I, V488I, which is located in the hot spot area reported by Marichal et al. at positions 105-165 , 266-287, and 405-488. Combinations of amino acid substitution pattern 1). D116E, D153E, E266D; 2). D116E, I261V, E266D, V437I; 3). E266D, V437I; 4). E266D, V488I are associated with resistance of C. albicans to fluconazole. Amino acid substitution at I261V due to ERG11 gene mutation identified in this study is probably associated with fluconazole resistance, since it is located at the ? helical chain as a binding site of fluconazole. Moreover, the subtitution of the large size isoleucine (I) amino acid to small size valine (V) hinders the entry of fluconazole. Resistant C. albicans isolates of HIV-infected patients in Jakarta was alleged mainly to be caused by CDR2 gene over expression, detected in all isolates of C. albicans multiresistant to fluconazole, and to ERG11 gene over expression that played a role in isolates of C. albicans resistant to single fluconazole. The combination of amino acid substitutions due to mutations in ERG11 gene and over expression of CDR2 and ERG11 can occur in C. albicans isolates resistant to fluconazole. Conclusion. Combinations of amino acid substitution pattern in this study are associated with C. albicans resistance to fluconazole. Three-dimensional structure of the amino acid substitution I261V ERG11 genes was identified in this study, and is probably associated with fluconazole resistance. CDR2 and ERG11 genes over expression play a role in C. albicans resistant to fluconazole. The combination of mutations in ERG11 gene and over expression of CDR2 and ERG11 play a role in C. albicans isolates resistant to fluconazole.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Nur Rosana
Abstrak :
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan obat-obatan, antibiotik, dan bahan kimia. Hal tersebut menyebabkan air limbah yang dihasilkan cenderung bersifat infeksius sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Pergub DKI Jakarta No. 69 Tahun 2013. Namun, IPAL juga dapat menjadi sumber pencemaran lain, berupa pencemaran udara mikrobiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bakteri dan fungi akibat keberadaan IPAL serta menganalisis jeni bakteri yang ada melalui pewarnaan Gram. Pengambilan sampel udara menggunakan alat EMS E6 sesuai pedoman AIHA. Hasil pengukuran menunjukan konsentrasi rata-rata bioaerosol pada IPAL rumah sakit sekitar 1.100-3.200 CFU/m3 untuk bakteri dan 1.500-2.700 CFU/m3 untuk fungi dengan konsentrasi bakteri dan fungi tertinggi pada bak ekualisasi, sekitar 3.200 CFU/m3, dan pada bak aerasi, sekitar 2.680 CFU/m3. Hasil tersebut telah melebihi nilai background, yaitu 80 CFU/m3 untuk bakteri dan 440 CFU/m3 untuk fungi. Tingginya konsentrasi bioaerosol dapat dipengaruhi oleh faktor teknis IPAL maupun lingkungan disekitarnya. Selain itu, hasil pewarnaan Gram menunjukan 94% merupakan bakteri Gram negatif yang cenderung bersifat patogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya pencegahan paparan bioaerosol bagi kesehatan maupun lingkungan, seperti mengisolasi IPAL dengan membangun dinding beton dan ventilasi, pemilihan teknologi unit pengolahan yang digunakan, dan penggunaan APD untuk pekerja di IPAL.
Hospital is one of health facilities associated to drugs, antibiotics, and chemicals. Those cause wastewater tends to be infectious so that must be processed to comply with the quality standard based on DKI Jakarta Governor Regulation No. 65 of 2013. However, WWTP can also be other sources of pollution, such as microbiology air pollution. The objective of this research are to determine bacteria and fungi concentration due to the presence of the WWTP and to analyze the types of bacteria that exist through Gram staining. Microbial air samples were taken by using EMS E6 according to AIHA guideline. The measurements showed that the average of bioaerosol concentration at hospital WWTP about 1.100-3.200 CFU/m3 for bacteria and 1.500-2.700 CFU/m3 for fungi, with the highest concentration of bacteria and fungi is found in equalization tank, about 3.200 CFU/m3, and aeration tank, about 2.680 CFU/m3. These results exceed the background value, about 80 CFU/m3 for bacteria and 440 CFU/m3 for fungi. The high concentration of bioaerosol can be affected by technical factors of WWTP and the surrounding area. Identification of Gram staining showed that 94% of bacteria found are Gram-negative that tend to be pathogenic. Therefore, it is necessary to prevent bioaerosol exposure to health and the surrounding environment, such as to build concrete walls and ventilation which surround WWTP, to specify technology of treatment plant used, and the use of PPE for workers at WWTP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover