Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ronni Rombe
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan industri dan perdagangan yang semakin bebas menyebabkan permintaan atas jasa pengiriman barang semakin meningkat. Di Indonesia jasa pengiriman barang dan dokumen ini lewat udara dilaksanakan oleh BUMN (kantor pos), swasta nasional, dan swasta asing yang membuka perwakilannya di Indonesia.

Persaingan yang dihadapi antar pemain asing cukup ketat. Persaingan ini menyebabkan masing-masing perusahaan berusaha untuk memberikan jasa yang lebih baik dan mempunyai nilai lebih (value added service) dibandingkan dengan pesaingnya. Disamping itu ketatnya persaingan menyebabkan reference price menjadi faktor yang cukup dominan dalam penentuan harga untukjenis jasa ini.

Jenis industri yang dilayani oleh jasa pengiriman barang ini beragam dan mencakup semua lini industri termasuk individu. Saat ini industri yang menjadi penyumbang terbesar pendapatan pada Federal Express adalah elektronik dan garment.

Dalam menghadapi situasi persaingan, hal yang sangat penting diperhatikan adalah pendapatan, mengingat biaya operasional perusahaan yang mengoperasikan pesawat cukup tinggi. Beberapa penentu utama dari pendapatan perusahaan adalah penehtuan harga yang optimal pada saat low season dan besarnya kapasitas angkut yang terpakai. Saat ini besarnya kapasitas angkut terpakai di Indonesia baru sekitar 57% dari total kapasitas angkut yang tersedia perharinya. Persentase ini masih jauh jika dibandingkan dengan Philipina yang mempunyai rata-rata kapasitas angkut 77% perharinya.

Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana perusahaan dapat memaksimalisasi pendapatan melalui kombinasi antara harga jual musiman (spot pricing) dengan persepsi nilai yang diterima oleh konsumen sehingga kapasitas angkut perusahaan menjadi lebih baik.

Dengan .dasar pemikiran diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk memakai jasa cargo dan menetapkan rentang harga yang sesuai dengan persepsi nilai yang diterima konsumen.

Data primer yang dibutuhkan diperoleh dari wawancara (semistructured individual interview) terhadap 33 responden pada perusahaan yang memakai jasa cargo udara. Informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi jenis industri dari konsumen pemakai, proses keputusan pemilihan jasa cargo udara, dan sensitivitas responden terhadap tingkat harga yang ditetapkan oleh perusahaan sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari pihak Fedex dan PT Repex, literatur-literatur kepustakaan, antara lain jurnal-jumal ilmiah, buku teks, internet dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan kegiatan ekspor.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada 3 atribut utama yang mempengaruhi pengambil keputusan dalam perusahaan untuk memutuskan pemakaian jasa cargo udara, yaitu Kecepatan, Konfirmasi Ruang (Space), dan Harga.

Hasil analisa terhadap berbagai jenis industri menunjukkan bahwa pada industry agribisnis atribut waktu konfirmasi untuk mendapatkan ruang dalam pesawat menjadi faktor terpenting. Atribut kecepatan dan harga sama-sama menempati urutan kedua.

Pada industri otomotif; atribut kecepatan, atribut waktu konfirmasi dan atribut harga menjadi faktor yang sama penting;

Pada industri kimia, atribut waktu konfirmasi menjadi atribut yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi sedangkan atribut kecepatan dan atribut harga samasama menempati urutan kedua.

Pada industri elektronik, atribut waktu konfirmasi dan atribut harga menempati tingkat kepentingan tertinggi sementara itu atribut kecepatan menempati urutan kedua.

Pada industri garment, atribut harga menempati tingkat kepentingan tertinggi, urutan kedua adalah atribut waktu konfirmasi dan urutan terakhir adalah atribut kecepatan.

Pada industri kerajinan tangan, atribut waktu konfirmasi menempati tingkat kepentingan tertinggi, kemudian urutan kedua adalah atribut kecepatan dan urutan terakhir adalah atribut harga.

Pada industri jasa cargo, atribut harga menempati tingkat kepentingan tertinggi, urutan kedua sama-sama ditempati oleh atribut kecepatan dan atribut waktu konfirmasi.

Jika dilihat pada seluruh industri, maka atribut waktu konfirmasi menempati tingkat kepentingan tertinggi, urutan kedua ditempati oleh atribut kecepatan dan urutan terakhir adalah atribut harga.

Hal ini menjelaskan bahwa penetapan harga dapat dilakukan secara optimal dengan melihat kebutuhan dari masing-masing jenis industri yang ada, sehingga membantu meningkatkan ratio kapasitas angkut pada saat low season.

Temuan-temuan pada penelitian ini mengarahkan pada hal-hal yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa cargo udara untuk mengoptimalkan pendapatan, yaitu: melakukan penetapan harga jual secara spesifik pada masing-masing industri dengan menggunakan pendekatan berdasarkan permintaan pasar. Untuk menunjang keberhasilan penetapan harga jual ini perusahaan perlu untuk melakukan sosialisasi terhadap harga kepada calon konsumen dengan cepat pada saat permintaan rendah sehingga tidak ada waktu yang idle dimana pendapatan perusahaan menjadi tidak optimal
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronni Rombe
Abstrak :
Jakarta adalah kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Selain padat penduduk Jakarta juga berasal dari berbagai daerah dan suku dengan perkembangan yang tinggi. Perkembangan masyarakat ini juga menimbulkan berbagai masalah-masalah sosial yang sebelumnya tidak terpikirkan. Salah satu masalah sosial yang seringkali terjadi adalah masalah perkelahian antar pelajar. Dari statistik terlihat bahwa akibat dari perkelahian pelajar inipada tahun 1996 tercatat 73 orang luka ringan, 19 orang Iuka berat,dan 13 orang meninggal, belum lagi kerusakan-kerusakan fasilitas umum lainnya. Umumnya perkelahian yang dilakukan oleh para peiajar ini terjadi karena hal yang sepele, tetapi adanya nilai solidaritas yang tinggi yang ditampilkan melalui tingkah laku konform dalam kelompok kemudian memperkuat tingkah laku mereka. Yang jadi pertanyaan kemudian adalah apakah mereka ini terlibat perkelahian pelajar hanya untuk diterima oleh kelompoknya atau mereka berkelahi memang karena kemauan sendiri dan kebetulan sesuai dengan keinginan kelompok mereka. Pada masa remaja ini memang ada dorongan yang kuat dari dalam diri remaja untuk dapat diterima oleh kelompok teman sebayanya. Tingkat kesetiakawanan mereka lebih tinggi pada teman sebaya daripada kepada lembaga (SMU/Sekolah). Hal ini mendorong mereka untuk konform dengan harapan dan tuntutan kelompok yang mereka terima. Keinginan untuk konform ini didasari juga oleh adanya norma yang berlaku didalam kelompok dan ketakutan akan sanksi yang akan diberikan kelompok bila individu melanggar norma tersebut. Konformitas merupakan perubahan tingkah laku dari individu sehingga makin menyerupai tingkah laku kelompok. Konformitas mempunyai 2 bentuk yaitu Acceptance dan Compliance. Pada bentuk konformitas compliance individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara pribadi ia tidak menyetujui tingkah laku lersebut, sedangkan pada bentuk konformitas acceptance, tingkah laku dan keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang diterimanya. Dalam kaitannya dengan harga diri, individu yang mudah terpengaruh, mudah terbawa arus, tidak memiliki keberanian menolak ajakan teman serta takut kehilangan kawan dikatakan memiliki harga diri yang rendah. Tingkat kesetiakawanan mereka yang tinggi lebih didasari adanya rasa takut dianggap tidak konform dengan tuntutan dan harapan kelompoknya. Harga diri merupakan penilaian individu terhadap diri, yang kemudian diekspresikan dalam sikap terhadap dirinya tersebut. Harga diri juga dapat diartikan sebagai penilaian antara 2 kemampuan pengenalan diri, yaitu pengenalan seseorang akan kualitas dirinya yang sesungguhnya (actual self ) dan pandangan tentang bagaimana orang tersebut seharusnya (ideal self). Keseimbangan antara actual self dan ideal self ini menentukan bagaimana individu menilai dirinya. Berdasarkan uraian diatas, maka dikatakan bahwa individu yang menampilkan konformitas compliance memiliki harga diri yang lebih rendah daripada individu yang menampilkan konformitas acceptance, karena mereka kurang berani menampilkan diri mereka yang sesungguhnya (actual self-nya rendah), kurang memiliki penghargaan yang baik terhadap diri dan mudah untuk mengikuti tekanan kelompok. Didalam penelitian ini yang ingin dikaji adalah bagaimana hubungan antara bentuk konformitas yang ditampilkan remaja yang terlibat perkelahian pelajar dengan tingkat harga diri yang mereka. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah apakah ada hubungan antara tingkat harga diri dengan bentuk konformitas siswa SMU dalam perkelahian pelajar? Penelitian ini dilakukan di Jakarta terhadap 60 responden. Sampel penelitian ini adalah siswa SMU pelaku perkelahian pelajar, dengan rentang usia antara 15-I9 tahun, dan pernah terlibat dalam perkelahian pelajar dalam 6 bulan terakhir. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur konformitas yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dan Self Esteem Inventory dari Coopersmith. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara bentuk konformitas dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu, Walaupun demikian terlihat bahwa frekuensi tinggi pada subyek dengan bentuk konformitas acceptance juga dimiliki oleh subyek dengan tingkat harga diri tinggi dan frekuensi rendah terlihat pada subyek dengan tingkat harga diri rendah pula, sedangkan pada bentuk konformitas compliance tidak terlihat adanya perbedaan tersebut.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library