Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rokhmat Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Longsor telah terjadi pada tanggal 19 Juni 2016 di dusun Caok, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Desa Caok masuk dalam wilayah pegunungan Menoreh. Lereng pada lokasi longsor tersebut mayoritas memiliki kemiringan lebih dari 200. Sebelum longsor, terjadi hujan dengan curah hujan mencapai 325 mm/hari. Hal tersebut mengindikasikan bahwa longsor terutama terjadi karena dipicu proses infiltrasi air tanah akibat intensitas hujan yang tinggi, serta lereng yang curam. Dalam penelitian ini dilakukan analisis stabilitas lereng dengan program Plaxis dan Geo‐Slope berdasar muka air tanah kemiringan lereng, dan sifat parameter tanah. Data tersebut selanjutnya diolah dengan program Plaxis dan Geoslope untuk mengetahui stabilitas lereng dan deformasi yang akan terjadi. Batas nilai aman suatu lereng adalah 1,25 (Bowless 1984), tanpa ada gempa. Dari hasil pemodelan Geo‐Slope didapatkan angka keamanan 1,162. Pemodelan dengan program Plaxis 0,9522 dengan potensi perpindahan maksimal 205m. Kedua hasil angka keamanan mengindikasikan bahwa lokasi penelitian rawan terjadi longsoran.
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmat Hidayat
Abstrak :
Mayoritas tanah longsor terjadi akibat curah hujan yang tinggi dalam kurun waktu tertentu pada daerah yang memiliki sifat geologis berpotensi longsor. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik hujan yang memicu tanah longsor sehingga dapat digunakan untuk membangun hubungan antara curah hujan dan prediksi terjadinya tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan ambang batas curah hujan harian dan 3 harian yang digunakan untuk peringatan dini terjadinya tanah longsor dengan LEWS (landslide early warning sistem). Daerah yang dimodelkan adalah area yang sangat rawan longsor dan area rawan longsor sesuai peta gerakan tanah dari Badan Geologi. Analisis dilakukan berdasarkan data kejadian longsor dari BNPB, serta data curah hujan TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) dan ECMWF (The European Centre for Medium-Range Weather Forecasts),. Setelah dilakukan pendataan kejadian longsor pada berbagai lokasi, selanjutnya dilakukan identifikasi nilai hujan pemicu longsor dari data hujan TRMM. Hasil analisis menunjukan ambang hujan yang menjadi pemicu terjadinya tanah longsor yaitu hujan 61 mm/hari dan 91 mm/3hari.
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
551 JSDA 16:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library