Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Adnan
Abstrak :
Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat sehingga dari total konsumsi bahan bakar minyak, minyak diesel (solar) digunakan sekitar 40 %. Peningkatan jumlah kendaraan bermesin diesel dengan konsumsi solar sebesar 20 juta kiloliter pada tahun 2002 menjadi salah satu penyebab polusi udara. Polusi udara yang merupakan masalah lingkungan terutama disebabkan tercemarinya udara ambien oleh gas buang dari kendaraan bermotor terutama mesin diesel seperti NOX, SO*, dan Partikulat yang berukuran < 10 μm (PM-10). Untuk mengurangi laju polusi udara maka perlu dilakukan perbaikan kualitas bahan bakar solar dengan peningkatan Cetane Number (CN). Semakin tinggi CN berarti waktu tunda penyalaan (ignition delay) lebih singkat dan jumlah minyak solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. CN yang tinggi juga menyebabkan rendahnya laju kenaikan tekanan dan meningkatkan kontrol pembakaran yang berarti meningkatkan eflsiensi mesin, mengurangi getaran, mengurangi jumlah kalor yang hilang serta mengurangi emisi NO* dan partikulat. Untuk mendapatkan solar dengan CN yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan mencampur minyak solar dengan metii ester dari minyak sawit yang mempunyai CN antara 50-60. Cara lainnya ialah dengan penambahan aditif. Aditif yang telah komersial merupakan senyawa organik nitrat, salah satu contohnya yaitu 2 Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN). Penambahan 2-EHN pada solar dengan dosis 0.05 % -0.4 % akan memberikan kenaikan CN sekitar 4-7 angka. Penelitian sebelumnya melaporkan pembuatan aditif berupa senyawa nitrat berbahab baku ester dari minyak sawit dengan proses nitrasi. Aditif tersebut meningkatkan CN 3 -4 angka dengan penambahan 0.5-1.5 % volume pada solar. Mengingat reaksi pra-nitrasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, maka perlu diteliti efektifitas dari salah sat metode yaitu dengan menggunakan reagensia Grignard. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif dengan metode analisis menggunakan Infrared untuk melihat daerah serapan atau gugus senyawa yang terbentuk, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk menghitung yield logam Magnesium yang bereaksi dan Gas Cromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). untuk menganalisa struktur metil ester serta berat molekulnya. Adapun tahapan reaksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester, hasilnya struktur palmitat dari minyak kelapa sawit dominan pada metil ester ini. Langkah selanjutnya dengan melakukan sintesis senyawa Grignard, yield dari reaksi ini adalah 66.67 %. Grignard hasil sintesis direaksikan dengan metil ester untuk menghasilkan senyawa antara yaitu alkohol tersier, yield reaksinya adalah 26.41 %. Lalu dilakukan reaksi nitrasi pada campuran alkohol tersier yang terbentuk dan metil ester sisa, sehingga dihasilkan aditif yang merupakan campuran senyawa Ester Nitrat dan senyawa Ester Nitrit. Penggunaan dosis 0,25-1.5 % meningkatkan CN minyak solar 0-8-4 angka. Penambahan 1 % sudah cukup meningkatkan CN minyak solar indonesia dari 45 menjadi 48 untuk memenuhi standar intemasional kategori I. Penambahan 2 % senyawa ini meningkatkan CN menjadi 11-15 angka dan minyak solar bersifat lebih eksplosif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adnan
Abstrak :
Pembakaran katalitik merupakan proses yang menjanjikan dalam mengurangi emisi hidrokarbon tak terbakar sisa pembakaran dan produk gas CO yang amat membahayakan. Pada penelitian ini digunakan katalis La-Cr-O dengan support alumina yang disintesa dari bijih bauksit Tanjung Pinang, Pulau Bintan, Riau, serta ditambahkan clay asal Purwakarta untuk memberikan kestabilan secara termal. Support dipreparasi dengan mencampurkan alumina dengan penambahan clay sebesar 50%, 60%, 70%, 80%, 90% berat yang dibandingkan dengan penggunaan alumina dan clay murni. Katalis La-Cr-O dipreparasi dengan metode impregnasi dengan loading 6,3% berat. Support alumina, clay dan katalis yang dihasilkan dikarakterisasi untuk mengetahui luas permukaan, ikatan kimia, fasa kristal, komposisi kimianya. Uji aktifasi dilakukan untuk melihat kinerja katalis yang dilakukan pada unggun diam berbentuk U dengan berat katalis 1.4 gram dan W/F 20 g.s/mL dalam reaktor dengan diameter 9 mm dan panjang 25 cm. Gas hasil pembakaran dianalisa dengan GC tipe Okura dengan kolom karbon aktif. Umpan berupa lean metana sebesar 3.64 % dalam Nitrogen dan gas oksigen murni berlebih dengan perbandingau CH4/O2 1:6. Selama reaksi dilakukan variasi temperatur dari 100 °C sampai 750 °C. Hasil penelitian menunjukkan fasa alumina yang terbentuk adalah X-Alumina. Penambahan clay pada support akan menurunkan luas permukaan dari support, untuk support dengan alumina murni luas permukaannya 118.7 m²/g sedangkan dengan penambahan 50 % berat clay luas permukaannya menjadi 73.65 m²/g dan support clay murni sebesar 30.32 m²/g. Penambahan inti aktif katalis akan menurunkan luas permukaan untuk support alumina sampai 39-52 m²/g (66,7%), sedangkan dengan penambahan clay hanya menurunkan luas permukaan 26-31 %. Kinerja katalis terbaik diberikan oleh katalis La-Cr-O dengan support alumina murni, dan menurun secara berturut-turut untuk penambahan clay 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan clay murni sabesar 22 %. Emisi metana dibawah 10000 ppm terjadi pada temperatur 610 °C kecuali untuk katalis dengan penambahan 90% clay dan katalis dengan clay murni, sedangkan emisi gas CO sudah tidak terjadi pada temperatur 650 °C. Energi aktifasi reaksi total oksidasi dengan katalis sebesar 23.1 kkal/mol dan terus menaik uutuk katalis dengan penambahan clay menjadi 31.7 kkal/mol (clay murni).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library